KABUPATEN SOPPENG
Oleh
JULI 2020
LEMBAR PENGESAHAN
Dianjurkan Sebagai Satu Pendukung Dalam Pengumpulan Angka Kredit Jabatan Fungsional
Perawat Madya unsur pengembangan Profesi.
Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Soppeng
Kita banyak bersyukur kepada Allah, dengan anugrahnya kita masih diberinya
kesehatan dan kekuatan dengan itu penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiahnya
Oleh karenanya shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad
SAW yang telah mengeluarkan umatnya dari kegelapan menuju terang benderang
KABUPATEN SOPPENG. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun material, untuk itu pada
tulusnya kepada:
1. Terimakasih yang begitu mendalam kepada kedua orang tua yang telah
material.
2. Trimakasih kepada keluarga besar saya ang selalu mendukung saya dan
4. Terimakasih untuk teman sejawat saya terkhusus buat adik Rustang yang
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
A Latar Belakang............................................................................................................ 1
B Tujuan........................................................................................................................... 4
C Manfaat......................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menjadikan abad 21 bagi bangsa Indonesia sebagai abad lansia. Menurut WHO,
pada tahun 2025, Indonesia akam mengalami peningkatan lansia sebesar 41,4%,
bangsa memperkirakan bahwa jumlah warga Indonesia akan mecapai kurang lebih
60 juta jiwa pada tahun 2025, seterusnya meletakan Indonesia pada tempat ke-4
setelah China, India, dan Amerika Serikat untuk jumlah penduduk lansia
terbanyak (Notoadmojo,2007).
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2018 sekitar 26 juta jiwa atau hampir
adalah perawatan kaki, tangan dan kuku (Perry & Petter, 2005).
Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan.Dengan
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk.Hal-hal yang muncul bila lansia kurang kurang menjaga kebersihan dirinya
diantaranya adalah badan gatal-gatal dan tubuh lebih mudah terkena penyakit,
terutama penyakit kulit. Pada rambut terdapat ketombe atau kutu, penampilan
tidak rapi dan bau badan tak sedap, serta kuku panjang dan kotor dapat menjadi
sarang kuman dan penyebab penyakit saluran pencernaan, dan bila telinga tidak
gigi dan mulut akan menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau
Penurunan fungsi tubuh pada lansia atau ketidak mampuan lansia dalam
kecil yang terjadi dalam kemampuan lansia yaitu: perubahan fisik, perubahan
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah: Dampak
fisik: Gangguan fisik yang sering terjadi adalah integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.
Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia secara individu, pengaruh
proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik, biologi,
mental maupun social ekonomi. Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan
struktur social dan budaya masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak usia muda.
Hal ini kita ketahui sebagai akibat dari perbedaan yamg sifatnya kodrati maupun
sebagai akibat dari gander. Perbedaan tersebut juga tercermin dari status
perkawinan lanjut usia perempuan yang sebagian besar berstatus cerai mati atau
cerai hidup. Karna usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang di banding
laiki-laki, maka lebih banyak usia lanjut perempuan yang di tinggal meninggal
satu hal diantaranya adalah prsepsi sesorang terhadap kesehatan itu sendiri.Jika
sesorang sakit biasanya masalah kesehatan kurang di perhatikan, hal itu terjadi
hal tersebut di biarkan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Wartonah &
Trwoto, 2006).
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kecamatan Marioriwawo.
2. Tujuan Khusus
Marioriwawo.
Kecamatan Marioriwawo.
Kecamatan Marioriwawo.
C. Manfaat Penelitian
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya
2. Bagi klien
Untuk menambah wawasan dan informasi dalam merawat diri sendiri sesuai
Pengelolaan Kasus
Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti Personal yang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
perhatikan. Hal ini terjadi karna kita menganggap masalah kebersihan adalah
masalah spele, padahal jika masalah tersebut di biarkan terus akan mempengaruhi
orang sakit saja melaikan orang sehat juga.Praktik personal hygiene bertujuan
untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari
membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah
dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan fisikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gig dan mulut, rambut, mata,
hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genetalia serta kebersihan dan kerapian
pakaiian.
1. Perawatan Kulit
pengatur temperature, dan sensai. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis,
dermis dan subkutan.Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari
sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang
berbed di bawahnya terhadap hilangnya cairan dan cedera mekanis maupun kimia
merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan
kelenjar keringat, kelenjar sebasea,dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan
folokel rambut.Sebum meminyaki kulit dan rambut untuk menjaga agar tetap
lemas dan kuat.Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, saraf dan limfe dan
oksigen, nutrisi dan cairan dengan pembuluh darah yang berbeda di bawahnya,
mensintesa sel baru, dan mengeliminasi sel mati, sel yang tidak
sering kali mereflkeskan perubahan pada kondisi fisik dengan perubahan pada
warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperature.Selama kulit masih utuh dan sehat,
2. Mandi
pembersihan atau traupetik. Mandi di tempat tidur yang lengkap di perlukan bagi
Keluasan mandi individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan
individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang tidak mampu
Pada lansia, mandi biasanya di lakukan dua kali sehati atau lebih sesuai
selera dengan air dingin atau air hangat. Diusahakan agar mandi satu kali sehari
tidak di bawah pancuran atau konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi
yang akan member kenikmatan, relaksasi dan menambah tenaga serta kebugaran
tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit antara dubur dan
selesai mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga lipatan-lipatan kulit dan
celah-celah jari kaki untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada
plak, dan bakteri memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang di
hasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang muncul
akibat perawatan gigi dan mulut yang kurang yang buruk adalah karies, radang
gusi, dan sriawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan
Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab
adalah karena proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah kurang
baiknya perawatan gigi dan mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada lansia
menyebabkan akar gigi agak longgar dan di celah-celah ini tersangkut disisa
permentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang lambat laun
mengakibatjan lobang pada enamel gigi dan bila tidak di tambal akan
menyebabkan radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi
makan dan minuman yang bersifat asam, gigi perlu di bersihkan yaitu kumur-
kumur dengan air. Maka penting untuk menggosok gigi sekurang-kurangnya dua
kali sehari atau menggosok gigi setiap kali selesai makan (setiabudhi,2010).
membersihkan mata, hidung , dan telinga selama individu mandi. Secara normal
tidak ada perawatan khusus yang di perlukan untuk mata karena secara tereus-
menerus di bersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah
perlu di bersihkan baik mandiri ataupun di bantu oleh anggota keluarga. Hygiene
terkumpul pada kanal telinga luar, maka akan menggangu konduksi suara. Hidung
pernafasan.
5. Perawatan Rambut
distribusi pola rambut dapat menjadi indicator status kesehatan umum, peribahan
hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu,
bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu,
adalah lebih 100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada
dalam stadium tidak aktif. Rambut membutuhkan perawatan baik dan teratur,
terutama pada wanita. Agar tidak terlalu banyak mengalami kerontokan, antara
lain kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur yang lazim disebut ketombe.
Rata-rata 50-100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.Oleh karena itu
ketombe yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi orang sering kali tidak sadar akan
masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga
berbagai kuman dapat dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu,
bergaris dan mudah pecah karna agak keropos. Warnanya bisa berubah menjadi
kuning atau opaque.Kuku bisa menjadi lembek terutama kuku kaki akan menjadi
lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan kanan menusuk masuk ke
kuku di rendam di air hangat selama 5-10 menit karna pemanasan membuat kuk
7. Perawatan Genetalia
yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah seseorang yang beresiko
terbesar memproleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan perawtan
d. Mencegah pentnyakit
f. Menciptakan keindahan
1. Citra tubuh
kebersihan diri misalnya karna adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
2. Praktik sosial
perawatan personal hygiene. Praktek personal hygiene pada lansia dapat berubah
di krenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dip anti jompo
mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi
tersebut akan mereka dapatkan di rumahnya sendiri karena mereka tidak
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
5. Pengetahuan
6. Budaya
diri yang berbeda.Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak
boleh di mandikan.
7. Kebiasaan seseorang
tertentu dalam perawatan diri seperti menggunakan shampo dan alat mandi yang
lain.
8. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu untuk merawat diri berkurang dan perlu
1. Perawatan kulit
Memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, dapat mempertahankan rentan
gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dalam memahami
2. Mandi
membuat individu merasa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra dari
individu.
3. Perawatan mulut
penyakit yang di tularkan melalui mulut misalnya tifus dan hepatitis, mencegah
penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
Organ sensori yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga akan
bebas dari infeksi, serta dapat berpartisipasi dan mampu melalukakan perawtan
Memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, untuk mencapai
rasa nyaman dan harga diri, dan dapat berpartisipasi dalam melakukan perawtan
rambut.
Memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, merasa nyaman dan
bersih, serta dapat memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku
dengan benar.
7. Perawatan genetalia
personal hygieneadalah :
1. Dampak fisik
terjadi adalah munculnya kutu pada rambut, gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mayta dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
2. Dampak fisikososial
1. Pengkajian
mengumpulkan data secara sistematis, kedua, mensortir dan mengatur data yang
dua hal :
kemukakan oleh klien. Data objektif merupakan data yang di dapat dari hasil
1. Rambut
d. Keadaan tekstur
2. Kepala
b. Ketombe
c. Berkutu
d. Adakah eritema
e. Kebersihan
3. Mata
c. Kebersihan mata
4. Hidung
a. Adakah pilek
b. Adakah alergi
c. Adakah perdarahan
5. Mulut
b. Kelembapannya
c. Adakah lesi
d. Kebersihan
6. Gigi
b. Kelengkapan gigi
c. Pertumbuhan
d. Kebersihan
7. Telinga
a. Adakah kotoran
b. Ada lesi
d. Adakah infeksi
8. Kulit
a. Kebersihan
b. Adakah lesi
d. Temperatur
e. Teksture
f. Pertumbuhan bulu
a. Bentuknya bagaimana
b. Warnanya
c. Adakah lesi
d. Pertumbuhannya
10. Genetalia
a. Kebersihannya
c. Keadaan kulit
h. Kebersihan normal
3. Analisa Data
dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya sendiri,
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindak
yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk menentukan
sejak klien masuk rumah sakit (intial assesment), selama klien dirawat secara
4. Tipe Data
1. Data Subjektif
Data subjrktif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
tentukan oleh perawat, mencakup presepsi, perasaan, ide klien terhadap status
2. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat
5. Rumusan Masalah
akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan teori
kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus teori kebutuhan
Dasar
yang mungkin muncul menurut Potter & Perry, (2006) adalah sebagai berikut:
6. Nyeri
7. Resiko infeksi
7. Perencanaan
secara tepat mengenai rancana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai dengan
Untuk membuat criteria hasil yang dibuat dalam perencanaan asuhan keperawatan
Classification (NOC).
keperawatan klien yang sensitive yang meliputi individu, keluarga, atau prilaku
keperawtan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Standar criteria hasil pasien
sebagai partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu
kesehatan lain.
hal yang akan kita tuju atau capai selama perawatan pasien. Dalam penentuan
tujuan outcomes inilah perawat di tuntut untuk berfikir secara sistematis dan
a. Tidak dilakukan
b. Jarang dilakukan
c. Kadang dilakukan
d. Sering dilakukan
e. Selalu dilakukan
c. Mendefenisikan kriteria hasil yang berfokus pada klien dan dapat digunakan
harus dapat berfikir secara sitematis dan kritis. Penentuan NOC dengan kriteria
hasil yang akan kita capai harus sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sesuai
yang akan dicapai berdasarkan kriteria hasil dengan skala yang ditentukan dan
membuat waktu pencapaiian dari pelaksaan tujuan yang dicapai, perawat dapat
dilaksanakan.
9. Intervensi
klinik dan pengethuan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai
5. Keefektifan penelitian
6. Pengukuran produktivitas
9. Pengajaran/edukasi
tempat (dari pelayanan akut sampai unit pelayanan intensif, pelanana home care,
pelayanan komunitas dan pelayanan dasar) dan semua kekhususan (dari asuhan
anak, dan asuhan keperawatan gerontik). Secara umum intervensi dalam Nursing
penurunan kecemasan).
International (NANDA-I).
E. Penulisan Nursing Interventionss Classifications (NIC)
kesehatan.Dalam penentuan intervensi ini juga tetap tidak lepas dari diagnos yang
sudah di tentukan.
B.Asuhan Keperawatan Kasus
I. BIODATA
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.P
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70thn
Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam
Pendidikan : SR
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 06 Juli 2020
Alamat : Desa Barae
I. KELUHAN UTAMA
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak mengeluhkan sakit
apa- apa, tetapi ketika di lihat kulit tampak kering dan bersisik.
C. Pernah dirawat/dioprasi
Klien mengatakan tidak pernah masuk di rumah sakit apalagi
operasi.
D. Alergi
Klien mengatakan tidak pernah ada alergi yang di miliki.
A. Orang Tua
Kedua orang tua klien sudah meninggal.
B. Saudara Kandung
Klien mempunyai enam saudara kandung tiga perempuan
dan tiga laki-laki, klien anak ke tiga dari enam bersaudara.Saudara-
saudara klien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.
C. Keadaan emosi
Klien tampak tenang ketika berbicara dengan orang lain atau
lingkungan sekitarnya.
D. Hubungan sosial
-Orang yang berarti
Anak-anak dan cucu-cucunya
-Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan anak dan cucunya sangat baik mereka sering
berkumpul bersama.
-Hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang disekitarnya sangatlah baik.
E. Spiritual
-Nilai dan keyakinan
Klien menganut agama Islam dan klien sering melakukan ibadah di
rumah.
-Kegiatan ibadah
Klien mengatakan ia lebih sering melakukan ibadah di rumah
ketimbang di mesjid, karna jarak yang terlalu jauh ia memilih untuk
melakukan ibadah di rumah saja.
V. STATUS MENTAL
-Pembicaraan
Ketika klien berbicara sangat lembut dan santun.
-Afek
Tidak ada afek negative ketika klien di ajak berbicara.Pembawaan
klien sangat ramah terhadap lawan bicaranya.
-Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, mau diajak bicara, kontak mata pasien saat
dilakukan penkajian bagus, pasien mau menatap lawan bicara.
-Proses pikir
Ketika di ajak berbicara ada kemunduran dalam berpikir dan itu
adalah proses penuan.
B. Tanda-tanda Vital
-Suhu tubuh : 36,30C
-Nadi : 72x/i
-Pernafasan : 18x/i
Mata
-Kesimetrisan : Normal
-Palpebra : Normal
-Konjungtiva dan Sklera : Normal
-Pupil : Tidak diperiksa
-Kornea dan Iris : Tidak diperiksa
-Visus : Tidak diperiksa
-Tekanan bola mata : Tidak diperiksa
Telinga
Pemeriksaan integument
-Kebersihan : Bersisik, bercak hitam
-Kehangatan : Kulit hangat.
-Warna : Kuning langsat
-Turgor : Kembali < 2 detik.
-Kelembaban : Lembab
III.Pola eliminasi
A. BAB
-Pola BAB : 1-2x/hari
-Karakter feses : Tidak ada perdarahan
-Riwayat pendarahan : Tidak ada pendarahan
-BAB terakhir : Sehari yang lalu
-Diare : Tidak pernah
-Penggunaan laksatif : Tidak ada
B. BAK
-Pola BAK : Tidak tentu.
-Karakter urine : Warna urine kuning
-Nyeri/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri.
II. ANALISA DATA
NO DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS:
2. DS:
1. Klien mengatakan
jarang keramasan.
2. Klien mengatakan Ketidakmampuan Defisit perawatan diri:
klien untuk menjaga (mandi)
kulit rambut sering kebersihan rambut dan
gatal. kepala.
3. Klien mengatakan
rambut sering
mengalami
kerontokan.
DO:
3. DS:
1. Klien mengatakan
jarang menyikat
giginya.
Ketidakmampuan
2. Klien mengatakan klien untuk merawat Defisiensi hygien oral
malas membersihkan gigi dan mulut setelah
selesai makan.
mulutnya ketika
selesai makan.
3. Klien mengatakan
sering membiarkan
sisa makanan yang
tersisa di mulutnya.
DO:
4. DS:
Ketidakmampuan Defisiensi
1. Klien mengatakan
klien dalam merawat pengetahuan
kuku dan tangan. perawatan kuku
jarang mengguntimg
tangan dan kaki.
kuku.
2. Klien mengatakan
membiarkan
kukunya ada hitam-
hitamnya.
DO:
1. Klien mengatakan
jarang menggunting kuku.
2. Didalam kuku klien terdapat
hitam-hitam.
klien mengatakan risih dengan kulitnya yang bersisik dan kering, klien
mandi 1x sehari.
klien untuk menjaga kebersihan rambut dan kepala d/d klien mengatakan
jarang keramasan, kulit rambut sering gatal, dan rambut sering mengalami
kerontokan.
untuk merawat mulut dan gigi setelah makan d/d klien mengatakan jarang
kaki b/d ketidakmampuan klien dalam merawat kuku dan tangan d/d klien
hitamnya.
KEPERAWATAN
kesehatan tentang
menggunakan lotion
untuk kulit.
terpenuhi. menjadi
rambut menggunakan
rambut.
Rencana Tindakan:
gigi
perlu.
DX KEPERAWATAN
O :Kulit menjadi
kelihatan semakin
segar.
A : Masalah sebagian
teratasi
P : Dalam 1x6jam
klien mampu
melakukan perawatan
seluruh tubuh
A :Masalah sebagian
teratasi.
perawatan rambut.
menyikat gigi
A: Masalah sebagian
teratasi
klien mampu
melakukan perawatan
teratasi
klien mampu
melakukan perawatan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
data yang menjadi fokus dalam personal hygiene yaitu klien mengatakan
risih dengan kulit yang bersisik dan kering, mandi hanya1x sehari, jarang
keramasan, kulit ranbut gatal, rambut sering rontok, dan klien mengatakan
klien.
B. SARAN
1. Bagi Klien
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Buku Kedokteran, Edisi 4, Jakarta:EGC