Anda di halaman 1dari 3

Nama : Taaj Aulia Nabiilah

Nim : 043375482
UPBJJ SERANG
Assalamualaikum…
Ijin menanggapi
Manajemen SDM Strategik

Untuk menghadapi berbagai tantangan global dan untuk mencapai keunggulan kompetitif,
organisasi perlu menggunakan perencanaan SDM strategik. Strategi dapat didefinisikan sebagai
penyelenggaraan dan koordinasi taktik dengan penuh kelihaian serta perencanaan dan
manajemen penuh seni. Menurut Noe, et al. manajemen strategik merupakan sebuah proses dan
pendekatan untuk mengatasi tantangan kompetitif yang dihadapi organisasi. Kita dapat
membayangkan manajemen strategik itu sebagai mengelola “pola atau rencana yang
mengintegrasikan sasaran utama organisasi, kebijakan, dan sikuensi tindakan-tindakan menjadi
terpadu secara keseluruhan”. Strategi dapat juga berupa pendekatan umum untuk bersaing atau
penyesuaian-penyesuaian khusus serta tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi situasi
tertentu. Manajemen strategik adalah lebih pada proses untuk menganalisis situasi kompetitif
perusahaan, mengembangkan sasaran strategik perusahaan, dan memikirkan rencana tindakan
serta alokasi sumber daya (orang, organisasional, dan fisik) yang memungkinkan tercapainya
sasaran organisasi. Jenis pendekatan strategik ini harus ditekankan ke dalam manajemen SDM.
Dengan demikian, manajer SDM harus dilatih mengidentifikasi isu-isu kompetitif yang dihadapi
perusahaan dengan memperhitungkan SDM serta berpikir secara strategis tentang cara-cara
untuk meresponnya.
Dengan demikian, manajemen SDM strategik dapat digambarkan sebagai “pola penyebaran
SDM dan aktivitas-aktivitasnya secara terencana yang ditujukan untuk memungkinkan
organisasi mencapai sasarannya”. Contoh, perusahaan dapat mengembangkan sistem manufaktur
secara terintegrasi, seperti penerapan teknologi pabrikan tingkat lanjut, pengendalian persediaan
dengan just in time, dan manajemen kualitas total dalam usahanya untuk meningkatkan posisi
kompetitifnya. Dalam konteks ini manajemen SDM strategik menjalankan penilaian terhadap
persyaratan keterampilan karyawan untuk menjalankan sistem dan menggunakan praktek-
praktek SDM, seperti seleksi dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan karyawan
tersebut.

Peran SDM Dalam Formulasi Strategi


Dengan apakah organisasi akan berkompetisi adalah menggambarkan cara ideal dari SDM untuk
memengaruhi proses manajemen strategik perusahaan. Cara tersebut mungkin melalui pilihan
strategik terbatas atau memaksakan perhatian para anggota eksekutif berkaitan dengan
bagaimana dan pada level biaya berapa perusahaan kemungkinan mencapai keuntungan atau
kemungkinan lain harus mengembangkan SDM yang diperlukan agar strategi yang dipilih dapat
berhasil. Contoh, eksekutif SDM di PepsiCo telah mengetahui bahwa perusahaan tidak
mempunyai keahlian dalam mengelola sebuah gugus tugas (work force) pada restoran cepat saji.
Oleh karena itu, mereka memiliki peranan terbatas ketika melawan rencana akuisisi karena
kurangnya sumber daya tersebut.
Proses pengambilan keputusan manajemen strategik perusahaan pada umumnya berada di level
puncaknya. Di situ terdapat kelompok perencana strategik yang meliputi CEO, CFO, presiden,
dan wakil presiden, dan masing-masing komponen proses melibatkan isu-isu bisnis berkaitan
dengan orang. Oleh karena itu, fungsi-fungsi SDM perlu dilibatkan pada setiap komponen
tersebut. Menurut Noe, et al. (2000), ada empat level keterkaitan/integrasi antara fungsi sumber
daya manusia dengan fungsi manajemen strategik. Keempat level keterkaitan tersebut
digambarkan sebagai berikut.

a. Keterkaitan Administratif
Keterkaitan administratif merupakan level integrasi paling rendah. Pada level ini perhatian fungsi
sumber daya manusia difokuskan pada aktivitas sehari-hari. Eksekutif SDM tidak memiliki
waktu atau kesempatan mengambil strategi isu-isu SDM keluar organisasi. Meskipun di sini ada
fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan, namun tanpa ada masukan apapun dari
departemen SDM. Dengan demikian, pada level integrasi ini, departemen SDM terpisah secara
sempurna dari komponen proses manajemen strategik apa pun, baik pada formulasi strategik
maupun pada implementasi strategik. Departemen SDM hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan
adminsitratif yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan bisnis inti perusahaan.

b. Keterkaitan Satu Arah (One-Way)


Pada pertalian level ini, fungsi perencanaan bisnis strategik perusahaan mengembangkan rencana
strategik dan kemudian mereka informasikan mengenai rencana tersebut kepada fungsi SDM.
Pada level ini organisasi melaksanakan manajemen SDM strategik, yaitu peran fungsi SDM
mendesain sistem dan/atau program yang mengimplementasikan rencana strategik. Walaupun
pada keterkaitan satu arah ini mengakui pentingnya SDM dalam mengimplementasikan rencana
strategik, namun integrasi ini menghindarkan perusahaan untuk mempertimbangkan isu-isu
SDM ketika menyusun formulasi rencana strategik. Pada level integrasi ini sering menghasilkan
rencana strategik tetapi tidak bisa diimplementasikan oleh perusahaan secara berhasil.

c. Keterkaitan Dua Arah (Two-Way)


Pada keterkaitan dua arah ini memungkinkan adanya pertimbangan isu-isu SDM selama proses
formulasi strategi. Integrasi ini terjadi dalam tiga langkah berurutan. Pertama, tim perencana
strategik menginformasikan kepada fungsi SDM mengenai berbagai macam strategi yang sedang
dipertimbangkan oleh perusahaan. Kemudian eksekutif SDM menganalisis implikasi SDM dari
berbagai macam strategi tersebut dan mengemukakan hasil analisis tersebut kepada tim
perencana strategik. Akhirnya, setelah keputusan strategik diambil perencana strategik
mengirimkannya kepada eksekutif SDM yang akan mengembangkan programnya untuk
mengimplementasikan putusan strategik tersebut. Fungsi perencana strategik dan fungsi SDM
saling ketergantungan dalam keterkaitan dua arah ini.

d. Keterkaitan Integratif
Keterkaitan integratif adalah pertalian yang dinamis dan banyak segi dan berbasis pada
kontinyuitas daripada interaksi sekuensial. Dalam banyak kasus, eksekutif SDM merupakan
anggota integral dari tim manajemen senior. Perusahaan dengan keterkaitan integratif memiliki
fungsi SDM yang telah menyatu dengan proses formulasi dan implementasi strategi. Dengan
demikian dalam manajemen SDM strategik, fungsi SDM terlibat baik dalam proses formulasi
maupun implemetasi strategi. Eksekutif SDM memberi informasi mengenai kapabilitas SDM
perusahaan kepada perencana strategik dan kapabilitas tersebut biasanya merupakan fungsi
langsung dari praktik-praktik SDM. Informasi tentang kapabilitas SDM tersebut membantu
manajer puncak dalam memilih strategi terbaik, karena mereka dapat mempertimbangkan
mengenai seberapa baik masing-masing alternatif strategik akan dapat diimplementasikan.
Sekali pilihan strategik ditentukan, maka peran SDM berubah ke pengembangan dan
penyelarasan praktek-praktek SDM yang akan memberi perusahaan karyawan-karyawan yang
memiliki keahlian yang diperlukan untuk mengimplementasikan strategi.

Sumber Referensi : BMP EKMA4214 Manajemen SDM Modul 1


Inisiasi 1 keunggulan kompetitif

Anda mungkin juga menyukai