Yunus: 57
(Telaah Tafsir Ibnu Katsir, Al-Azhar, dan Al-Misbah)
Zaimatuz Zakiyah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: zaimatuzzakiyah881137@gmail.com
Abstrak
Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui konsep dasar pendidikan keimanan dan
mendeskripsikan pendidikan keimanan terhadap al-Qur’an dalam perspektif QS. Yunus Ayat 57
melalui kandungan ayat dan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terdapat di dalamnya. Metode
yang digunakan adalah analisis deskriptif. Sumber utama dari studi ini adalah buku tafsir Ibnu
Katsir, tafsir al-Azhar, dan tafsir al-Misbah, sedangkan sumber sekundernya adalah literatur
yang relevan dengan kajian. Hasil studi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai keimanan yang
terkandung dalam QS. Yunus ayat 57 adalah keimanan bahwa al-Qur’an mengandung
pengajaran, obat, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu,
hendaknya al-Qur’an dijadikan pedoman dalam menempuh kehidupan.
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Namun di dalamnya terdapat berbagai permasalahan yang perlu segera
ditangani. Dengan adanya kesenjangan ini, maka tak heran bila pendidikan Islam mendapatkan
banyak perhatian dari para ilmuwan. 1 Salah satu aspek pendidikan Islam yang yang tak luput
dari sorotan adalah pendidikan keimanan karena merupakan bagian integral dari pendidikan
Islam dan diyakini mampu membina dan mengarahkan potensi manusia.2 Hal ini sejalan dengan
yang disebutkan oleh Azizah bahwa pendidikan keimanan merupakan salah satu unsur dari
pendidikan Islam.3
1
Abuddin Natta, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 333.
2
Amir Hamzah Lubis, “Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim,” Darul
Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman 4, no. 1 (January 1, 2016), accessed November 12, 2020,
http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/view/426.
3
Nurul Azizah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Hadis-Hadis Akikah,” Jurnal PROGRESS:
Wahana Kreativitas dan Intelektualitas 7, no. 1 (June 29, 2019), accessed November 12, 2020,
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/PROGRESS/article/view/2725.
4
“Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,” n.d.
pendidikan keimanan harus diutamakan agar mampu menghadapi zaman yang penuh dengan
tantangan. 5
Secara etimologi, lafal al-Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu - يقرأ – قرأة- قرأ
قرآناyang berarti bacaan atau yang dibaca.9 Hal serupa juga diajukan oleh Quraish Shihab
bahwa secara harfiah al-Qur’an adalah bacaan yang sempurna, karena tidak ada satu bacaan pun
yang mampu menandingi kesempurnaan dan kemuliaan al-Qur’an.10 Adapun secara
terminologi, al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan melalui malaikat Jibril ke
dalam hati Rasulullah dengan lafal berbahasa Arab dengan makna- makna yang benar sebagai
hujjah atas kerasulannya, menjadi undang-undang bagi umatnya, dan menjadi sarana
pendekatan diri yang membacanya bernilai ibadah. 11
Pendidikan keimanan dalam al-Qur’an dapat dilihat dari segi kandungannya, salah
satunya adalah pendidikan keimanan yang terdapat dalam QS. Yunus Ayat 57. Tulisan ini
bertujuan untuk mengetahui konsep dasar pendidikan keimanan dan mendeskripsikan
pendidikan keimanan terhadap al-Qur’an dalam perspektif QS. Yunus Ayat 57 melalui
kandungan ayat dan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terdapat di dalamnya berdasarkan
tafsir Ibnu Katsir, tafsir Al-Azhar, dan tafsir Misbah. Tulisan ini diharapkan mampu menambah
khazanah pengetahuan dalam kajian tafsir al-Qur’an, mempertebal keimanan, dan manusia tidak
kebingungan dalam memikirkan masa yang akan datang karena Allah SWT telah memberikan
pedoman.
Iman berasal dari kata إيمانا- يؤمنى- أمن, artinya percaya. Secara etimologi, iman
berarti تصديقyang berarti pembenaran. Orang yang beriman adalah orang yang memegang
amanat, sehingga hatinya merasa aman. Pengertian ini membuktikan bahwa kata iman seakar
5
Moh Solikodin Djaelani, “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat,”
Jurnal Ilmiah Widya 1, no. 2 (October 7, 2013): 100–105.
6
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat (Mizan
Pustaka, 1996), 3.
7
Abuddin Natta, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2010), 74.
8
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, II. (Semarang: Dina Utama, 2014), 23.
9
Mannau Khalil Al-Qathan, Mabāhitsu Fī ‘Ulūmi Al-Qur’An (Riyadh: Al-Haramain, 1973), 20.
10
Shihab, Wawasan Al-Quran, 23.
11
Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, 23.
dengan kata amanah (terpercaya) dan aman (keadaan aman). 12 Sedangkan keimanan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti keyakinan, ketetapan hati, dan atau keteguhan hati. 13
Menurut Yusuf Qardhawi, keimanan adalah kepercayaan yang tertancap di kedalaman hati
dengan penuh keyakinan.14
Pendidikan keimanan adalah kesatuan dari berbagai unsur aktifitas yang mendidik,
diantaranya: membentengi anak dengan dasar-dasar keimanan; pengakraban dengan rukun
Islam, dan pembelajaran tentang prinsip-prinsip syariat Islam.15 Nizar menyebutkan bahwa
pendidikan keimanan adalah mendidik anak untuk melaksanakan berbagai ibadah dan
menyelami spiritnya, bukan hanya sekadar formalitas. ‘Ulwan menambahkan bahwa pendidikan
keimanan adalah mengikuti, membiasakan, dan mengajari anak-anak tentang dasar-dasar iman
sejak mulai mumayyiz.16 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan keimanan
adalah pendidikan dengan menanamkan dasar-dasar keimanan, rukun Islam, dan dasar-dasar
syari’ah.
Sebagai bagian integral dari pendidikan Islam, pendidikan keimanan bertujuan untuk
membentuk kepribadian yang sesuai dengan cita-cita Islam, yaitu menanamkan seluruh ajaran
agama kepada anak, baik akidah, ibadah, mu’amalah, maupun akhlak. Menurut ‘Ulwan, tujuan
dari pendidikan keimanan adalah menumbuhkan dasar Islam pada anak sejak masa
pertumbuhannya, sehingga terkait dengan akidah, ibadah, dan syariah secara menyeluruh.
Pendidikan keimanan bertumpu pada akidah yang terdapat dalam rukun iman sebagai inti ajaran
tauhid.17 Salah satunya adalah yang akan dibahas di bawah ini.
َ َونُن َِز ُل ِمنَ ۡالـقُ ۡرا ِن َما ه َُو ِشفَا َٰٓ ٌء َّو َر ۡح َمةٌ ِل ۡـل ُم ۡؤ ِم ِن ۡينَ ۙ َو ََل َي ِز ۡيدُ الظّٰ ِل ِم ۡينَ ا ََِّل َخ
سارا
“Dan kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an) itu hanya kana
menambah kerugian.” (QS. al-Isra’/17 :82)
Sedangkan Hamka menyebutkan dalam tafsir al-Azhar bahwa ayat ini dimulai
dengan seruan kepada seluruh manusia, agar tidak bingung dalam menghadapi masa
depan. Sesulit apapun jalan yang ditempuh, pasti bisa diatasi karena Allah SWT telah
memberikan pedoman berupa al-Qur’an yang mengandung empat unsur penting dalam
kehidupan, antara lain: pengajaran atau tuntunan, baik dalam pembangunan karakter,
sikap, maupun mengamalkan pekerjaan; obat bagi apa yang ada di dalam dada;
petunjuk; dan rahmat, yaitu karunia kasih sayang kepada orang-orang yang beriman. 19
Hal senada ditemukan dalam tafsir Misbah bahwa ayat ini membicarakan
tentang fungsi dari wahyu yang diingkari dan dilecehkan oleh anggota masyarakat yang
keheranaan terhadap turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW karena mendapati
wahyu tersebut diturunkan melalui manusia. Tidak hanya itu mereka pun tercengang
meendengar al-Qur’an yang sama sekali berbeda dengan ucapan mereka, sehingga
mereka menduga bahwa itu adalah sihir. Fungsi-fungsi tersebut, antara lain: pengajaran;
obat; petunjuk; dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.20
Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan terhadap Al-Qur’an dalam Perspektif QS. Yunus Ayat
57
18
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Pustaka Asy-Syafi’i, 2003), 285.
19
Hamka, Tafsir AL-Azhar (Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, 1999), 3315–
3320.
20
Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2012).
peringatan, pesan positif yang dapat dipedomani agar selamat di dunia dan akhirat.21 Ibnu Katsir
mengartikan موعظةdengan pelajaran,22 Hamka dan Quraish Shihab mengusulkan makna yang
tidak jauh berbeda dan sepakat mengartikannya dengan pengajaran.23 al-Qur’an berisi
pengajaran agar manusia memiliki hubungan yang baik dengan Allah SWT, maupun dengan
sesama. Nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya langsung datang dari Allah SWT untuk
kebahagiaan hamba-Nya sebagaiman yang dikatakan oleh Hamka.24 Oleh karena itu, sudah
sepatutnya kita mengimaninya.
Pengobatan (Syifa’) merupakan salah satu permasalahan dunia yang dibahas dalam al-
Qur’an. Interpretasi Ibnu Katsir terhadap potongan ayat ُور
25
ِ صد ُّ َو ِشفَا َٰٓ ٌء ِل َما فِى ٱلyang berarti
“Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada” adalah menghilangkan
kesamaran-kesamaran dan keraguan-keraguan, yaitu menghilangkan kekejian dan kotoran yang
ada di dalamnya.26 Sedangkan, Hamka menafsirkan bahwa al-Qur’an mengandung obat bagi
apa yang ada dalam dada atau jiwa.27 Adapun menurut Quraish Shihab penyebutan kata dada
yang berarti hati menunjukkan bahwa al-Qur’an mampu menyembuhkan penyakit-penyakit
rohani, seperti ragu, dengki, takabur, dan lain sebagainya. 28 Maka, tidaklah berfaedah jika
menggunakannya sebagai azimat.
Secara etimologi, ٌ َرحْ َمةterdiri dari dari يرحم – رحمة- رحم.30 Hamka menyebutkan
bahwa rahmat adalah kurnia kasih dan sayang kepada orang-orang yang beriman, yang
merupakan akibat dari berpegang teguh dengan pengajarannya, menjadikannya obat bagi
penyakit-penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk dalam menjalani hidup. 31 Rahmat Allah
SWT pasti akan tercurahkan pada diri, rumah tangga dan masyarakat. Dalam tafsir Ibnu Katsir
21
Syihabuddin Najih, “Mau’idzah Hasanah dalam Al-Qur’an dan Bimbingan Konseling Islam,”
Jurnal Ilmu Dakwah 36, no. 1 (August 24, 2017): 144–169.
22
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, 285.
23
Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran.
24
Tafsir AL-Azhar, 3315.
25
Musri Sukmal, Syamsuwir Syamsuwir, and Inong Satriadi, “Syifa` dalam Perspektif Alquran,”
Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya 1, no. 2 (March 5, 2020): 87.
26
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, 285.
27
Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran.
28
Ibid.
29
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, 285.
30
Alif Hendra Hidayatullah, “TERMINOLOGI RAHMAH DALAM AL QUR’AN (Studi
Interpretasi Quraish Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah),” QOF 3, no. 2 (December 15, 2019): 135–146.
31
Tafsir AL-Azhar, 3320.
dan Misbah disebutkan bahwa dalam ayat ini rahmat dibatasi untuk orang-orang mukmin saja
karena merekalah yang berhak menerimanya,32 namun bukan berarti yang selain mereka tidak
berhak menerimanya, walaupun ganjarannya tidak sama.33
SIMPULAN
Studi ini bertujuan untuk mengetahui konsep dasar pendidikan keimanan dan
mendeskripsikan pendidikan keimanan terhadap al-Qur’an dalam perspektif QS. Yunus ayat 57
melalui kandungan dan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terdapat di dalamnya. Berdasarkan
data dan penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan keimanan
terhadap al-Qur’an dalam perspektif QS. Yunus ayat 57 adalah al-Qur’an mengandung
pengajaran, obat, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Oleh karena itu,
hendaknya al-Qur’an dijadikan pedoman hidup.
Tulisan ini merupakan analisis deskriptif terhadap tafir Ibnu Katsir, tafsir al-Azhar, dan
tafsir al-Misbah. Untuk itu, penulis menyampaikan saran kepada: (1) Generasi muda, agar dapat
membentengi diri dengan keimanan, sehingga tidak terjebak dalam pengaruh-pengaruh negatif
(2) Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai
keimanan pada anak, dan (3) Masyarakat agar dapat ikut serta dalam mengontrol sosial demi
terciptanya masyarakat yang berkepribadian sebab keimanannya terhadap pedoman hidupnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dailatus Syamsiyah, M.Ag, Dosen
Pengampu mata kuliah Studi al-Qur’an Perspektif Pendidikan Islam, yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya dalam memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tulisan ini.
REFERENSI
Annova, Fauzana. “Pendidikan Keimanan Dalam Al-Qur`an.” AL-USWAH: Jurnal Riset dan
Kajian Pendidikan Agama Islam 2, no. 2 (October 24, 2020): 155–171.
Azizah, Nurul. “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Hadis-Hadis Akikah.” Jurnal PROGRESS:
Wahana Kreativitas dan Intelektualitas 7, no. 1 (June 29, 2019). Accessed November
12, 2020.
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/PROGRESS/article/view/2725.
Djaelani, Moh Solikodin. “Peran Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga dan Masyarakat.”
Jurnal Ilmiah Widya 1, no. 2 (October 7, 2013): 100–105.
32
Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, 285.
33
Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran.
34
Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam, II. (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), 630.
Hamka. Tafsir AL-Azhar. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, 1999.
Hidayatullah, Alif Hendra. “Terminologi Rahmah dalam Al Qur’an (Studi Interpretasi Quraish
Shihab Dalam Tafsir Al-Misbah).” QOF 3, no. 2 (December 15, 2019): 135–146.
Lubis, Amir Hamzah. “Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim.” Darul
Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman 4, no. 1 (January 1, 2016). Accessed
November 12, 2020. http://jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/view/426.
———. “Pendidikan Keimanan dan Pembentukan Kepribadian Muslim.” Darul Ilmi: Jurnal
Ilmu Kependidikan dan Keislaman 4, no. 1 (January 1, 2016). Accessed November 12,
2020. http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/view/426.
Najih, Syihabuddin. “Mau’idzah Hasanah Dalam Al-Qur’an dan Bimbingan Konseling Islam.”
Jurnal Ilmu Dakwah 36, no. 1 (August 24, 2017): 144–169.
Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Pelbagai Persoalan Umat. Mizan
Pustaka, 1996.
Sukmal, Musri, Syamsuwir Syamsuwir, and Inong Satriadi. “Syifa` dalam Perspektif Alquran.”
Istinarah: Riset Keagamaan, Sosial dan Budaya 1, no. 2 (March 5, 2020): 87.
Wahhab Khallaf, Abdul. Ilmu Ushul Fiqh. II. Semarang: Dina Utama, 2014.
Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Quran. Jakarta: Lentera Hati, 2012.