Anda di halaman 1dari 96

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH

UTAMA BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF


PADA PASIEN NEONATUS

DI RUANG PERISTI RSUD PREMBUN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Anak

DISUSUN OLEH

NAMA : KADARWATI

NIM   : 2022030123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKUTAS LMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022

i
ii
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH
UTAMA BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN NEONATUS

DI RUANG PERISTI RSUD PREMBUN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase

Keperawatan Anak

DISUSUN OLEH

NAMA : KADARWATI

NIM   : 2022030123
 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KSEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022

iii
FORMAT PENGKAJIAN TINJAUAN KASUS

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


UTAMA BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF
PADA PASIEN NEONATUS

DI RUANG PERISTI RSUD PREMBUN

Telah disahkan

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 Oktober 2022

Pembimbing Lahan
Mahasiswa

(Zahrotul Fuadiyah, S. Kep.Ns) (Kadarwati)

Pembimbing Akademik

( Wuri Utami, M. Kep )

iv
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi
baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan hipoksia dan
hipekapnu serta berakhir dengan asidosis(Marwiyah, 2016).

Asfiksia merupakan kegagalan bernafas secara spontan


dan teratur pada saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia,
hiperkarbia dan asidosis.Asfiksia yang terjadi pada bayi
merupakan kelanjutan dari anoksida atau hipoksia janin.
Diagnosis anoksida atau hipoksia janin dapat dibuat dalam
persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin
(Maryunani, 2013).
2. Etiologi
Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit
pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernapasan
teratur, bila terjadi gangguan pertukaran oksigen dari ibu ke
janin akan terjadi asfiksia neonatus. Gangguan ini dapat
timbul pada masa kehamilan, persalinan atau setelah kelahiran.
Penyebab kegagalan pernapasan pada bayi terdiri dari : factor
ibu, factor plasenta, factor janin dan factor persalinan.

Factor ibu meliputi hipoksia yang terjadi karena


hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesia
dalam usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun,
gravid empat atau lebih, social ekonomi rendah, setiap penyakit
pembuluh darah ibu yang menganggu pertukaran gas janin
seperti : kolesterol tinggi, hipertensi, hipotensi, jantung, paru-
paru/ TBC, ginjal, gangguan kontraksi uterus dan lain-lain.
Factor plasenta meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta,
plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta tidk menempel pada
tempatnya. Factor neonatus meliputi tali pusat menumbung, tali
pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan
lahir, gemeli, IUGR, premature,

kelainan congenital pada neonatus dan lain-lain. Factor


persalinan meliputi partus lama, partus dengan tindakan, dan
lain-lain ( Jumiarni et al., 2016 ).

3. Patofisiologi
Menurut Safrina, (2013) dalam Lia Yulianti (2015),
setelah lahir bayi akan menarik nafas yang pertama kali
(menangis), pada saat ini paru janin mulai berfungsi untuk
resoirasi. Alveoli akan mengembang udara akan masuk dan
cairan yang ada didalam alveoli akan meninggalkan alveoli
secara bertahap. Bersamaan dengan ini arteriol paru akan
mengembang dan aliran darah ke dalam paru meningkat secara
memadai (Yulinti, 2015). Bila janin kekurangan O2 dan kadar
CO2 bertambah timbulah rangsangan terhadap nervus vagus
sehingga DJJ ( denyut jantung janin) menjadi lambat. Jika
kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus vagus tidak
dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kini rangsangan dari nervus
simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat dan akhirnya
ireguler dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan
intrauterine dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air
ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan
terjadi atelaktasis. Bila janin lahir, alveoli tidak berkembang.

Jika berlanjut, bayi akan menunjukan pernafasan yang


dalam, denyut jantung terus menurun, tekanan darah bayi juga
mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas. Pernafasan makin
lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnea
sekunder. Selama apnea sekunder, denyut jantung, tekanan
darah dan kadar O2 dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi
sekarang tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan dan tidak
akan menunjukan upaya pernafasan secara spontan (Yulianti,
2015).

4. Manifestasi Klinis
2
Asfiksia biasanya merupakan akibat hipoksia janin yang
menimbulkan tanda- tanda klinis pada janin atau bayi berikut
ini :

a. DJJ lebih dari 100x/menit atau kurang dari 100x/menit tidak


teratur.
b. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala tonus
otot buruk karena kekurangan oksigen pada otak dan organ
lain.

c. Depresi pernafasan karena otak kekurangan oksiegen.


d. Bradikardi ( penurunan frekuensi jantung ) karena kekurangan
oksigen pada otot-otot jantung atau sel-sel otak.

e. Tekanan darah rendah karena kekurangan oksigen pada


otot jantung, kehilangan darah atau kekurangan aliran darah
yang kembali ke plasenta sebelum dan selama proses
persalinan.

f. Takipnea (pernafasan cepat) karena kegagalan absorbs cairan


paru-paru atau nafas tidak teratur atau megap-megap.

g. Sianosis (warna kebiruan) karena kekurangan oksigen didalam


darah.
h. Penurunan terhadap spinkters.
i. Pucat (Lockhart, 2014).

5. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pemeriksaan
diagnostic yang dilakukan pada pasien asfiksia berupa
pemeriksaaan

a. Analisa Gas Darah (AGD)


b. Elektrolit darah
c. Gula darah
d. Baby gram (RO dada)
e. USG (kepala)

6. Komplikasi
Menurut (Sari, 2013) asfiksia neonatorum dapat
menyebabkan komplikasi pasca hipoksia, yang dijelaskan
menurut beberapa pakar antara lain :
3
a. Pada hipoksia akut akan terjadi redistribusi aliran darah
sehingga otak, jantung dan kelenjar adrenal mendapatkan
aliran yang lebih dibandingkan organ lain.perubahan dan
redistribusi aliran terjadi karena adanya penurunan resistensi
vascular pembuluh darah otak dan jantung disertai
meningkatnya asistensi vascular di perifer.

b. Factor lain yang dianggap ikut mengatur redistribusi vascular


antara lain timbul rangsangan vasodilatasi serebral akibat
hipoksia disertai saraf simpatis dan adanya aktivitas
kemoreseptor diikuti pelepasan vasopressin.

c. Pada hipoksia yang berkelanjutan, kekurangan oksigen untuk


menghasilkan energy bagi metabolisme tubuh bisa
menyebabkan terjadinya proses glikolisis anaerobik. Produk
sampingan proses tersebut ( asam laktat dan piruverat) dapat
menimbulkan peningkatan asam organik tubuh yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan pH darah sehingga
terjadilah asidosis metabolic. Perubahan sirkulasi dan
metabolisme ini secara bersamaan dapat menyebabkan
kerusakan sel baik sementara atupun menetap.

Menurut (Atika, 2016), komplikasi dapat meliputi berbagai


organ tubuh :
(1.) Otak : Hipoksik iskemik ensefalopati,
endema serebri, palsiserebralis.

(2.) Jantung dan paru : Hipertensi pulmonal persisten pada


neonates, perdarahan paru, edema paru.

(3.) Grastrointestinal : Enterokolitis nekrotikan


(4.) Ginjal : Tubular nekrosis akut, siadh.
(5.) Hematologi : Dic

7. Penatalaksanaan Medis
a. D10 %
b. Cetotaxime
c. Dexamethasone
d. Aminophyllin
e. Meropenem

4
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan
Menurut (Mufdillah, 2012), pengkajian keperawatan adalah
suatu data yang mempunyai pengaruh yang berhubunga dengan
situasi yang sedang ditinjau. Pengkajian dimulai saat klien
masuk dan dilanjutkan secara terus-menerus selama proses
asuhan keperawatan berlangsung.teknik pengkajian data ada 3
yaitu :1) observasi, 2) wawancara 3) pemeriksaan. Observasi
adalah pengumpulan data melalui indra : penglihatan ( perilaku,
tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran ( bunyi,
batuk, bunyi napas), penciuman (bau nafas, bau luka), perabaan
(suhu badan, nadi). Wawancara adalah pembicaraan terarah
yang dilakukan pada saat tatap muka.Dalam wawancara yang
penting diperhatikan adalah data yang ditanyakan ke data yang
relefan.Pemeriksaan dilakukan dengan alat
pengukur.Tujuannya untuk memastikan batas dimensi angka,
irama, kuantitas.

2. Diagnosa Keperawatan dan Fokus Intervensi


a. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis
mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan yang
dialaminya baik berlangsung actual maupun potensial (PPNI,
2017). Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2017).

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan dalam masalah


ini adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas
(D.0003), merupakan suatu kondisi dimana terjadinya
kelebihan atau kekurangan oksigenasi atau eleminasi
karbondioksida pada membrane alveolus-kapiler (PPNI, 2017).
Dalam standar diagnosis keperawatan indonesia gangguan
pertukaran gas masuk kedalam kategori fisiologis dengan
subkategori respirasi.
5
Dalam standar diagnosis keperawatan indonesia
gangguan pertukaran gas masuk kedalam kategori fisiologis
dengan subkategori respirasi. Penyebab dari

gangguan pertukaran gas adalah ketidakseimbangan ventilasi


perfusi dan perubahan membran alveolar kapiler. Adapun
gejala dan tanda mayor dari gangguan pertukaran gas adalah
subjektif yaitu dispnea, objektif yaitu PCO2 meningkat atau
menurun , PO2 menurun, takikardia, ph arteri meningkat atau
menurun dan bunyi tambahan. Gejala dan tanda minor dari
gangguan pertukaran gas secara subjektif adalah pusing dan
penglihatan kabur.Secara objektif adalah sianosis, diaforesis,
gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal
(cepat/lambat), reguler/irreguler, dalam/dangkal, warna kulit
abnormal misalnya pucat/kebiruan), kesadaran menurun (PPNI,
2017).

b. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah segala tindakan yang
dikerjakan oleh perawat berdasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (PPNI, Standar Intervensi Keperawatan Indoesia
(SIKI), 2018). Berikut ini adalah intervensi untuk pasien
dengan gangguan pertukaran gas :

1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan


membran alveolus- kapiler. (D.0003)

Tujuan : oksigenasi atau eliminasi karbondioksida pada


membrane alveolus- kapiler dalam batas normal (L.01003).

Kriteria hasil :
a) Tidak terjadi dispnea
b) Tidak ada bunyi napas tambahan
c) Tidak ada napas cuping hidung
d) PCO2 dalam batas normal
e) PO2 dalam batas normal
f) Tidak terjadi sianosis Intervensi :

a) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas.


b) Monitor pola napas.
c) Monitor adanya sumbatan jalan napas

6
d) Auskultasi bunyi napas.
e) Monitor saturasi oksigen
f) Dokumentasi hasil pemantauan.(I.01014)

7
DAFTAR PUSTAKA
Arti, M., Kautzar, A. M. Al, & Zelna. (2020). Manajemen Asuhan
Keperawatan BBLR Pada Bayi Dengan Hipotermia. Jurnal
Mdwifery, 2(1), 44–51.
Damanik, A. (2019). Faktor Resiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Ruang Perinatologi RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. (2018). Resume Profil Kesehatan
Kabupaten Lamongan Tahun 2018.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2018). Jumlah Bayi Lahir, Bayi
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan Bergizi Kurang di Provinsi
Jawa Timur Menurut Kabupaten Kota, 2018.
Fridely, P. V. (2017). Pentingnya Melakukan Pengukuran Suhu Pada Bayi
Baru Lahir Untuk Mengurangi Angka Kejadian Hipotermi. Jurnal
Ilmiah Bidan, 2(2), 9–12.
Hariati, I. N. &S. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Media
Sahabat Cendekia.
Hartiningrum, I., & Fitriyah, N. (2019). Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 7(2), 97. https://doi.org/10.20473/jbk.v7i2.2018.97-
104
Herdiansya. (2014). Partisipan dan Subjek.
Hikmah, R. (2016). Hubungan BBLR Dengan Kejadian Hipotermia
Pada Bayi. III(2), 101–106.
Kemenkes RI. (2015). Kemenkes 2015 profil kesehatan Indonesia

2015.pdf. Kementrian Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan. 100.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia Tahun 2017.
Muryanani, A. (2013). Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat
Badan Lahir Rendah
(Taufik Ismail, Ed.). jakarta.
Nur Fadhylah Muhamad. (2019). Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Kejaian BBLR. 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (3rd
ed.; A. Suslia, Ed.).
Jagakarsa,jakarta selatan: salemba medika.
Nursalam. (2016). Rancangan Penelitian Keperawatan.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan. jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Proverawati, & Ismawati. (2017). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Yogyakarta: Nuha Medika.

8
ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS DENGAN
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI
RUANG PERISTI C2 RSUD PREMBUN

A. IDENTITAS NEONATUS

Nama Bayi : By.Ny. S

Tanggal Lahir : 19-09-2022 Jam 16.10

Jenis : Laki – Laki / Perempuan

Umur : 0 bulan

Berat Badan : 3110 gr

Ruang : Peristi C2

Kelahiran : tunggal/kembarhidup/mati Tanggal


MRS : 19-09-2022 Jam:16.10

Tanggal Pengkajian : 19-09-2022 Jam:16.10

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ibu : Ny.S

Umur Ibu : 39 th

Pekerjaan Ibu : Irt

Pendidikan Ibu : SMA

Nama Ayah : Tn K

Umur Ayah : 32 Th

Pekerjaan Ayah : Wiraswata

Pendidikan Ayah : SMK

Agama : Islam

Alamat : Patukrejo Mulyo Rt 2 Rw 2

Dikirim Oleh : Bidan Dwi Suparmiati

9
B. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN :

1. Riwayat Kehamilan

Ibu (G) 2 P1 A0

BB 68 kg , Umur Kehamilan39 minggu/bulan

TB 158cm

Pemeriksaan antenatal 8 kali di bidan Dwi

Teratur/tidak teratur, sejak kehamilan 4 minggu

Penyakit/komplikasi kehamilan tidak ada

Kebiasaan makanan: masak sendiri

Merokok ya/tidak

Jamu ya/tidak

Kebiasaan minum obat ya/tidak

Periksa terakhir :TD : 160/90 mmhg

Hb 10 gr%

Golongan Darah O

Gula Darah 120 mg%

Lain – Lain :

protein urin :negatif,

HbSag :negatif,

Vct :Negatif

Pernah mendapat terapi : Tablet tambah darah, Asam


folat,parasetamol

Alergi obat : tidak ada

Riwayat Persalinan : Sejak tanggal 18 September ibu pasien


merasa mules seperti mau melahirkan dan di bawa ke bidan,
pada tanggal 19-09-2022 jam 10 pagi ketuban pecah dan
pembukaan sudah lengkap, namun ibu tidak kuat untuk
mengejan. Jam 15.00 pasien sampai di UGD RSUD Prembun
dan diakukan SC cito, jam 16.10 lahir bayi laki-laki dan
mengalami asfixia sedang

10
C. RIWAYAT KEPERAWATAN

1. Riwayat Keperawatan Sekarang :

a. Keluhan utama : sesak nafas +, retraksi dada +,terpasang single


nasal canul oksigen 1 lpm akral teraba dingin,

b. Riwayat penyakit Sekarang : BBL Post SC lahir menangis lirih


+, tonus otot +,air ketuban jernih kekuningan, apgar score : 3,
5,7, lahir dari ibu G2P1A0 usia kehamilan 39+1 minggu,
sianosis +, SPO2 =85%, terpasang CPAP flow 8 lpm angin-
angin

Apgar score :

1 5 2
me me jam
nit nit

A 0 1 1
c
t
i
v
i
t
y

P 1 1 2
u
l
s
e

G 1 1 2
r
i
m
a
c
e

11
A 1 1 1
p
p
e
a
r
a
n
c
e

R 0 1 1
e
s
p
i
r
a
t
i
o
n

2. Riwayat Keperawatan Sebelumnya :

a. Riwayat Kesehatan yang lalu:

b. c d
I . .
munisasi

a. P D

B o P
l T
i
12
o :

: -

- x

b d
. .

C H
a e
m p
p a
a t
k i
: t
- i
s

3. Riwayat Keluarga

Genogram :

13
: Perempuan

: Laki - laki

: Pasien

: Tinggal satu rumah

4. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan Tahap Pertumbuhan

a. Berat badan lahir : 3110 gr


Berat badan sekarang : 3110 gr
b. Lingkar Kepala : 36 cm
Lingkar Dada : 35 cm
Lingkar Abdomen : 34 cm
Lingkar Lengan Atas : 11 cm
c. Panjang Badan : 49 cm

Tahap Perkembangan
a. Psikososial :
b. Psikoseksual :
c. Kognitif :

5. Pengkajian fisik
a. Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 146 x/menit
Suhu : 36 °C
14
Pernafasan : 50 x/menit, tipe : CRT :
lebih dari 3 detik
Tekanan Darah::- mmHg

b. Pemeriksaan Fisik

 Refleks ; (Beri tanda √ pada hasil pemeriksaan)


S √ )
u
c
k
i
n
g

(
m
e
n
g
h
i
s
a
p
)

:
P √))
a
l
m
a
r

G
r
a
s
p
i
n
g

(
m
e
n
g
g
e
n
g
g
15
a
m
)

:
T ) )
o
n
i
c

N
e
c
k

(
l
e
h
e
r
)

:
R √))
o
o
t
i
n
g

(
m
e
n
c
a
r
i
)

:
M √))
o
r
o

(
k
e
j
u
t
)
:
16
B √))
a
b
i
n
s
k
y

:
G √))
a
l
l
a
n
t

(
p
u
n
g
g
u
n
g
)

:
S √))
w
a
l
l
o
w
i
n
g

(
m
e
n
e
l
a
n
)

:
P √))
l
a
n
t
17
a
r

G
r
a
s
p
i
n
g

(
t
e
l
a
p
a
k

k
a
k
i
)

:
T
o )
n (
u
s

a
k
t
i
v
i
t
a
s
a
.

A
k
t
i
f

T
18
e
n
a
n
g

(
b. Menangis Keras ( ) Lemah ( √) Melengking (
)
Kepala / leher
a. Fontanel anterior: Lunak (√ ) Tegas ( )
Datar ( ) Menonjol ( ) Cekung ( )
b. Sutura sagitalis: Tepat ( √) Terpisah ( ) Menjauh ( )
Tumpang tindih ( )
c. Gambaran wajah: Simetris ( √) Asimetris ( )
d. Molding ( √)
Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
Mata
Bersih (√ ) Sekresi ( )
Jarak interkanus Sklera :
THT
a. Telinga : Normal (√ ) Abnormal ( )
b. Hidung: Simetris ( √) Asimetris ( )
Terpasang nasal kanul CPAP 8 lpm

Wajah
a. Bibir sumbing ( -)
b. Sumbing langit-langit / palatum (- )
Abdomen
a. Lunak ( √) Tegas ( ) Datar ( )
Kembung ( )
b. Lingkar perut 34 cm
c. Liver : teraba ( ) kurang 2 cm ( ) lebih 2 cm (
)
Toraks
a. Simetris ( √) Asimetris ( )
b. Retraksi derajat 0 ( ) derajat 1 ( √) derajat 2 (
)
c. Klavikula normal ( √) Abnormal ( )
Paru-paru
a. Suara nafas kanan kiri sama ( √) Tidak sama ( )
b. Suara nafas bersih ( ): ronchi ( √) sekresi ( √): wheezing
( ) vesikuler ( )
c. Respirasi : spontan ( ) Tidak spontan ( √)
Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) CPAP 8 lpm lanjut Nasal
kanul: 1 lpm( √) O2 / incubator Konsentrasi O2 : 1 liter /
menit

19
Jantung
a. Bunyi Normal Sinus Rhytm (NSR) ( √)
Frekuensi : 146 x/menit
b. Murmur (-) Lokasi
c. Waktu pengisian kapiler : lebih dari 3 detik
d. Denyut nadi : 146x/menit

Nadi Perifer Keras Lemah Tidak ada Brakial kanan


Brakial kiri Femoral kanan Femoral kiri

Ekstremitas
Gerakan bebas ( √) ROM terbatas (- ) Tidak terkaji ( -) Ekstremita
atas Normal (√) Abnormal (- )
Sebutkan :
Ekstremitas bawah Normal ( √) Abnormal ( )
Sebutkan :
Panggul Normal ( √) Abnormal ( ) Tidak terkaji ( )

Umbilikus
Normal (√) Abnormal (-) Inflamasi (-) Drainase ( √ ) terpasang
infus D10% 9 tpm

Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal (√) Abnormal (
)
Sebutkan :

Anus Paten I
(√ m
p
e
r
f
o
r
a
t
a

Kulit
Warna Pink ( ) P
u
c
a
20
t

(

s
i
a
n
o
s
i
s

(

)
Sianosis pada Kuku (- ) Sirkumoral (
) Periorbital ( -) Seluruh tubuh (
) Kemerahan (rash) (-)

Tanda lahir : (-); sebutkan -

Turgor kulit : elastis (√) tidak elastis ( )


edema (-) Lanugo ( -)

Suhu

a. Lingkungan

Penghangat radian ( -) Penmgaturan suhu (-) Inkubator (32)


Suhu ruang ( ) Boks terbuka ( )

b. Suhu kulit : 36 C

Nilai Apgar
1 5
Men M
it en
it

Fr … …
ek … ….
ue 0 …
ns … … 1
i … .....
Ja . .....
nt .
un
g
Us … …

21
ah … …
a 1
be … …
rn … …
af . …
as . ….
.
To …
nu 1 1
s … …
Ot … .. ….
ot .
.
.
.
Iri … …
ta 1 …
bil …
ita . …
s . …
Re . …
fle . ….
ks .
.
.
W … …
ar … …
na 0
K … …
uli … …
t … …
… ….

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tgl 19-09-2022

Pemeri H K
ksaan a e
s t
i e
l r
a
n
g
a
n
Hemogl
obin 1 N
Gula 5 o
darah , r
sewaktu 5 m
a
Angka g l
trombos /
22
it d N
Angka l o
lekosit r
6 m
7 a
l
m
g N
/ o
d r
l m
3 a
1 l
5
N
r o
i r
b m
u a
l
1
3
,
8

r
i
b
u

E. TERAPI
Terpasang CPAP 8 lpm di ruang IBS
Oksigen 1 lpm
Inj Vit K 1mg
Salep mata oxy tetra

Inj Ampicilin 3x 160 mg

Imunisasi Hb O

ANALISA DATA

No Tgl/ D Prob Etiol


jam a lem ogi
t
a

F
o
k

23
u
s
1 19 D Bers Sekr
Sept S ihan esi
2022 jala yang
16:10 : n terta
wib nafa han
- s
D tida
O k
: efek
tif
W (D.0
a 149)
j
a
h

t
a
m
p
a
k

p
u
c
a
t

s
i
a
n
o
s
i
s
+
,
T
a
m
p
a
k

l
e
m
24
a
h
,

A
k
r
a
l

d
i
n
g
i
n
,

R
e
t
r
a
k
s
i

d
i
n
d
i
n
g

d
a
d
a

+
,

r
o
n
c
h
i

+
M
o
25
n
i
t
o
r

T
T
V
T
D

m
m
H
g
S

3
6

C
R
R

5
0
x
/
m
e
n
i
t
N
a
d
i

1
4
6
26
x
/
m
e
n
i
t
,
G
D
S

6
7

m
g
/
d
l
,

A
k
r
a
l

d
i
n
g
i
n
,

H
B

1
5
,
5

g
/
d
l
2 19 D .Pol Ham
Sept s a bata
2022 : napa n
s upay
27
- tida a
D k nafa
O efek s
tif (kel
: berh ema
ubu han
- nga otot
R n pern
den asfa
- gan san)
R ham
bata
- n
N upa
ya
napa
s.
Mas
alah
terse
but
didu
kun
g
dari
data
obje
ktif
yait
u
-
RR :
50
x/m
enit,
-
terp
asan
g
Con
tinu
os
Posi
tive
Air
way
Pres
sure
(CP
AP),
Flo
w 8
L/m
28
enit,
Flo2
80%
,
-
SPO
2 85
%,.
-
Bayi
Post
SC
( D.
000
5)
3 19 D Resi Bayi
Sept S ko baru
2022 : hipo lahir
16:15 term
wib - i
D D.0
O 140
:
-
s
u
h
u

3
6
-
a
k
r
a
l

d
i
n
g
i
n
-
k
u
l
i
t

29
p
u
c
a
t

A. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Sekresi
yang tertahan (D.0149)
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya
nafas D.0005
3. Resiko hipotermi berhubungan dengan bayi baru lahir D.0140

INTERVENSI

K Intervensi
r
i
t
e
r
i
a

h
a
s
i
l
Senin S Intervensi
S e utama
202 t -
Kadar
16 e Manajemen
WIB l jalan nafas
a
30
h Intervensi
pendukung
d -
i pemantaua
l n respirasi
a -terapi
k oksigen
u -stabilisasi
k jalan nafas
a -
n penghisapa
n jalan
i nafas
n -
t pencegahan
e aspirasi

r -pengaturan
v posisi

e
n
s
i

s
e
l
a
m
a

3
x
2
4

j
a
m
31
m
a
s
a
l
a
h

b
e
r
s
i
h
a
n

j
a
l
a
n

n
a
f
a
s

t
i
d
a
k

e
f
32
e
k
t
i
f

p
a
s
i
e
n

d
a
p
a
t

b
e
r
k
u
r
a
n
g

d
e
n
g
a
n

k
r
33
i
t
e
r
i
a

h
a
s
i
l

s
e
b
a
g
a
i

b
e
r
i
k
u
t

:
B
e
r
s
i
h
a

34
n

j
a
l
a
n

n
a
f
a
s

t
i
d
a
k

e
f
e
k
t
i
f

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
35
n

d
e
n
g
a
n

S
e
k
r
e
s
i

y
a
n
g

t
e
r
t
a
h
a
n

(
L
.
0
1
0
0
36
1
)

Indicator

Frekuensi
nafas

Produksi
sputum

sianosis

K
e
t
e
r
a
n
g
a
n

:
1
:

2
:

3
:

4
:

5
:

2 S Intervensi
e utama
t
Pemantaua
e
l n respirasi
a I.01014 Kadar
h
-monitor
d frekuensi,ir
i ama,
l kedalaman
37
a dan upaya
k nafas
u
-monitor
k
a pola nafas
n -monitor
adanya
a
s sumbatan
u jalan napas
h -palpasi
a
n kesimetrisa
n ekspansi
k paru
e
p -auskultasi
e bunyi
r napas
a
-monitor
w
a saturasi
t oksigen
a
n

s
e
l
a
m
a

3
x
2
4

j
a
m

P
o
l
a

n
a
p
a
s

38
t
i
d
a
k

e
f
e
k
t
i
f

b
e
r
h
u
b
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

h
a
m
b
a
t
a
n

u
p
a
y
a

n
a
p
a
s

39
L

.
0
1
0
0
4

d
e
n
g
a
n

k
r
i
t
e
r
i
a

h
a
s
i
l
Indicator

Frekuensi
nafas

Kedalama
n nafas

dispnea

K
e
t
e
r
a
n
g
a
n

;
40
1
.
M
e
m
b
u
r
u
k
2

C
u
k
u
p

m
e
m
b
u
r
u
k
3

S
e
d
a
n
g
4

C
u
k
u
p

m
e
n
n
i
n
g
k
a
t

41
5

M
e
m
b
a
i
k

3 S Manajemen
e hipotermi Kadar
t I.14507
Observasi:
e
1. Monitor
l
suhu tubuh
a
2.identifika
h
si penyebab
hipotermi
d 3.monitor
i tanda dan
l gejala
a akibat
k hipotermi

u Terapeutik
1.Sediakan
k
lingkungan
a
yang
n
hangat
2. lakukan
p penghangat
e an yang
r pasif
a
w
a
t
a
n

s
e
42
l
a
m
a

2
4

j
a
m

d
i
h
a
r
a
p
k
a
n

m
a
s
a
l
a
h

r
e
s
43
i
k
o

h
i
p
o
t
e
r
m
i

d
a
p
a
t

d
i
a
t
a
s
i

d
e
n
g
a
n

k
r
i
44
t
e
r
i
a

h
a
s
i
l

t
e
r
m
o
r
e
g
u
l
a
s
i

(
L
.
1
4
1
3
4
)

45
Indicator

Kulit
merah

pucat

Suhu tubuh

K
e
t
e
r
a
n
g
a
n

:
1.
:

2.
:

3.
:

4.
:

M
e
m
b
a
i
k

IMPLEMENTASI

46
Tanggal 19 September 2022

I R
kep m e
p s
l p
e o
m n
e
n
t
a
s
i
1 Bersi 16:12 wib - S
han M :
jalan e - Kadar
nafas l .
tidak a O
efekti k :
f u
berhu k -
bung a m
an n e
denga n
n p c
Sekre e e
si n g
yang c a
tertah e h
an g
(D.01 a i
49)) h n
a f
n e
k
i s
n i
f
e p
k a
s d
i a

d p
e a
n s
g i
a e
n n
-
m b

47
e a
l n
a y
k a
u k
k
a l
n e
n
5 d
i
m r
o
m s
e i
n s
t a

c a
u i
c r
i
k
t e
a t
n u
g b
a a
n n
-
m y
e a
l n
a g
k
u b
k e
a r
n h
a
p s
e i
n l
g
h d
i i
s
a h
p i
a s
n a
p
l
48
e
n
d
e
r

p
a
d
a

p
a
s
i
e
n
16:13 wib M S
e :
l -
a O
k Kadar
:
u
k k
a e
n a
d
k a
e a
a n
d
a u
a m
n u
m
u
m c
u u
m k
u
d p
a ,
n
k
v e
i s
t a
a d
l a
r
s a
i n
g
49
n c
o
m
p
o
s
m
e
n
t
i
s
,

C
R
T

>

d
e
t
i
k
,

a
k
r
a
l

d
i
n
g
i
n
T
t
v
T
D
:

-
m
m
50
h
g
,
N
:

1
4
6
x
/
m
n
t
,

S
:
3
6
c
,

R
R
:

5
0
x
/
m
n
t
,

S
P
O
2
:

9
8
%
R
e
t
r
a
k
s
i
51
d
a
d
a
+
16:30 wib M S
e : Kadar
m -
b .
e O
r :
i p
k a
a s
n i
e
s n
a
l m
e e
p n
a
m n
a g
t i
a s
p k
a u
d a
a t
.
p
a
s
i
e
n
M
e
m
b
e
r
i
k
a
n

i
n
j
52
e
k
s
i

v
i
t

g
r

i
m

p
a
d
a

p
a
h
a

k
i
r
i

p
a
s
i
e
n
2 Pola 16.00 m S
nafas e :
tidak m - Kadar
efekti o O
f n :
berhu i
bung t R
an o R
denga r =
n
hamb f 5
atan r 0
upaya e x
53
nafas k /
D.00 u m
05 e e
n n
s i
i t
, R
i o
r n
a c
m h
a i
,
=
k
e -
d
a W
l h
a e
m e
a z
n i
n
d g
a
n =

u -
p R
a e
y t
a r
a
n k
a s
f i
a
s d
a
d
a

-
16.30 - S
m = Kadar
o
n -
i R
t =
o
54
r p
a
a r
d u
a
n k
y a
a n
a
s n
u
m d
b a
a n
t
a k
n i
r
j i
a
l s
a i
n m
e
n t
a r
p i
a s
s A
- u
p s
a k
l u
p l
a t
s a
i s
i
k
e p
s a
i r
m u
e
t =
r
i v
s e
a s
n i
k
e u
k l
55
s e
p r
a S
n p
s O
i 2
p =
a
r 9
u 8
-
a %
u
s
k
u
l
t
a
s
i

b
u
n
y
i

n
a
p
a
s
-
m
o
n
i
t
o
r

s
a
t
u
r
a
s
i

o
56
k
s
i
g
e
n
3 Resik 16,35 wib M S
o e :
hipot m Kadar
ermi p -
berhu e O
bung r
an s :
denga i
n a s
bayi p u
baru k h
lahir a u
D.01 n
40 t
p u
a b
s u
i h
e
n p
a
d s
i i
e
r n
a
w 3
a 6
t
T
d a
a m
l p
a a
m k

i p
n u
k c
u a
b t
a K
t u
o l
r i
t

57
s
i
a
n
o
s
i
16,36 - S
M :
e - Kadar
m O
b :
e
r p
i a
k s
a i
n e
n
o
k t
s e
i n
g a
e n
n g
n
a S
s i
a a
l n
o
k s
a i
n s
u
l b
e
1 r
k
l u
p r
m a
n
g
-
m
e
m
a
k
a

58
i
k
a
n

b
a
j
u

h
a
n
g
a
t
17.00 wib M S
o
n :
i
t - Kadar
o
r O
:
v
i s
t u
a h
l u
s
i ;
g
n 3
6
,
7

R
R

4
5
x
/
m
e
n
i
t

S
p
0
59
2

9
7

N
a
d
i

1
4
0

m
e
n
i
t

EVALUASI
Tanggal 19 Sept 2022
Evaluasi
1 19 wib S: -
O: ku cukup
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
60
50x/mnt,
SPO2: 98%, kadar
A: Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
Sekresi yang
tertahan
(D.0149)
belum teratasi

Indicator

Frekuensi
nafas

Produksi
sputum

sianosis

Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup
Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup
membaik
5 : Membaik
P: lanjutkan
intervensi
 Pencegahan
aspirasi
 Penghisapan
lendir bila
perlu
 Berikan
oksigen
 Posisikan semi
fowler
2 19.00 wib S=-
O = ku cukup Kadar
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,

61
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
50x/mnt,
SPO2: 98%,
A= Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
hambatan
upaya nafas
D.0005 belum
teratasi
Indicator

Frekuensi
nafas

Kedalama
n napas

dyspnea

Keterangan ;
1.Memburuk
2 Cukup
memburuk
3 Sedang
4 Cukup
menningkat
5 Membaik
P = Lanjutkan
intervensi
Pemantauan
respirasi
I.01014
-monitor
frekuensi,irama,
kedalaman dan
upaya nafas
-monitor pola
nafas
-monitor
adanya
sumbatan jalan
napas
-palpasi
62
kesimetrisan
ekspansi paru
-auskultasi
bunyi napas
-monitor
saturasi oksigen

3. 19:00 wib S: -
O: ku cukup kadar
kesadaran
composmenis,
pasien tampak
pucat,N:
146x/mnt,
S:36,7c, RR:
45 x/mnt,
SPO2: 97%,
CRT > 3 detik
A: Resiko
hipotermi
berhubungan
dengan bayi
baru lahir
D.0140 belum
teratasi

Indicator

Kulit
merah

pucat

Suhu
tubuh

Keterangan :
1 : Memburuk
2 : Cukup
Memburuk
3 : Sedang
4 : Cukup
membaik
5 : Membaik
P: lanjutkan
intervensi
63
 Pertahankan
kepatenan jalan
nafas

IMPLEMENTASI
Tanggal 20 September 2022

No Dx Jam I R Ttd
kep m e
p s
l p
e o
m n
e
n
t
a
s
i
1 Bersi 16:12 wib - S
han m :
jalan e - Kadar
nafas l .
tidak a O
efekti k :
f s
berhu a -
bung n m
an a e
denga k m
n a b
Sekre n e
si r
yang p i
tertah e
an m o
(D.01 a k
s
64
49)) n i
t g
a e
u n
a
n n
a
r s
e a
s l
p
i c
r a
a n
s u
i l
-
m 1
e
m l
b p
e m
r -
i
k
t e
e a
r d
a a
p a
i n

o u
k m
s u
i m
g
e c
n u
k
u
p
,

k
e
s
a
d
a
r
a
n
65
c
o
m
p
o
s
m
e
n
t
i
s
,

C
R
T

>

d
e
t
i
k
,

a
k
r
a
l

d
i
n
g
i
n
T
t
v

:
T
D
:

66
-
m
m
h
g
,
N
:

1
4
6
x
/
m
n
t
,

S
:
3
6
c
,

R
R
:

5
0
x
/
m
n
t
,

S
P
O
2
:

9
8
%
R
e
t
r
a
67
k
s
i

d
a
d
a

16:13 wib M S
e :
n -
g O
a Kadar
:
t
u M
r e
n
p i
o n
s g
i g
s i
i k
a
n

k
e
p
a
l
a

b
a
y
i

2 Pola 16.00 m S
nafas e :
tidak m - Kadar
efekti o O
f n :
berhu i
bung t R
an o R
denga r =
n
hamb f 5
68
atan r 0
upaya e x
nafas k /
D.00 u m
05 e e
n n
s i
i t
, R
i o
r n
a c
m h
a i
,
=
k
e -
d
a W
l h
a e
m e
a z
n i
n
d g
a
n =

u -
p R
a e
y t
a r
a
n k
a s
f i
a
s d
a
d
a

-
16.30 - S
m = Kadar
o
n -
i R
69
t =
o
r p
a
a r
d u
a
n k
y a
a n
a
s n
u
m d
b a
a n
t
a k
n i
r
j i
a
l s
a i
n m
e
n t
a r
p i
a s
s A
- u
p s
a k
l u
p l
a t
s a
i s
i
k
e p
s a
i r
m u
e
t =
r
i v
s e
a s
n i
k
70
e u
k l
s e
p r
a S
n p
s O
i 2
p =
a
r 9
u 8
-
a %
u
s
k
u
l
t
a
s
i

b
u
n
y
i

n
a
p
a
s
-
m
o
n
i
t
o
r

s
a
t
u
r
a
s
i
71
o
k
s
i
g
e
n
3 Resik 16,35 wib M S
o e :
hipot m Kadar
ermi p -
berhu e O
bung r
an s :
denga i
n a s
bayi p u
baru k h
lahir a u
D.01 n
40 t
p u
a b
s u
i h
e
n p
a
d s
i i
e
r n
a
w 3
a 6
t
K
d u
a l
l i
a t
m
k
i e
n m
k e
u r
b a
a h
t a
o n
r
72
16,36 - S
M :
e - Kadar
m O
b :
e
r p
i a
k s
a i
n e
n
o
k t
s e
i n
g a
e n
n g
n
a S
s i
a a
l n
o
k s
a i
n s
u
l b
e
1 r
k
l u
p r
m a
n
g
-
m
e
m
a
k
a
i
k
a
n

b
a
j
73
u

h
a
n
g
a
t
17.00 wib M S
o
n :
i
t - Kadar
o O
r :
v s
i u
t h
a u
l
;
s
i 3
g 6
n ,
7

R
R

4
5
x
/
m
e
n
i
t

S
p
0
2

9
7

%
74
N
a
d
i

1
4
0

m
e
n
i
t

EVALUASI
Tanggal 20 Sept 2022

Evaluasi
1 19 wib S: -
O: ku cukup
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
50x/mnt,
SPO2: 98%, kadar
A: Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
Sekresi yang

75
tertahan
(D.0149)
teratasi
sebagian

Indicator

Frekuensi
nafas

Produksi
sputum

sianosis

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup
Memburuk
4: Cukup
membaik
5: Membaik
P: lanjutkan
intervensi
 Pencegahan
aspirasi
 Berikan
oksigen
 Posisikan semi
fowler
2 19.00 wib S=-
O = ku cukup Kadar
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
50x/mnt,
SPO2: 98%,
A= Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
hambatan
upaya nafas
D.0005
teratasi
sebagian
76
Indicator

Frekuensi
nafas

Kedalama
n napas

dyspnea

Keterangan ;
1.Memburuk
2 Cukup
memburuk
3 Sedang
4 Cukup
menningkat
5 Membaik
P = Lanjutkan
intervensi
Pemantauan
respirasi
I.01014
-monitor
frekuensi,irama,
kedalaman dan
upaya nafas
-monitor pola
nafas
-monitor
adanya
sumbatan jalan
napas
-palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
-auskultasi
bunyi napas
-monitor
saturasi oksigen

3. 19:00 wib S: -
O: ku cukup kadar
kesadaran
77
composmenis,
pasien tampak
pucat,N:
146x/mnt,
S:36,7c, RR:
45 x/mnt,
SPO2: 97%,
CRT > 3 detik
A: Resiko
hipotermi
berhubungan
dengan bayi
baru lahir
D.0140
teratasi

Indicator

Kulit
merah

pucat

Suhu
tubuh

Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup
Memburuk
3: Sedang
4: Cukup
membaik
5: Membaik
P: hentikan
intervensi,pert
ahankan suhu
tubuh tetap
normal

78
IMPLEMENTASI
Tanggal 21 September 2022

No Dx Jam I R Ttd
kep m e
p s
l p
e o
m n
e
n
t
a
s
i
1 Bersi 16:12 wib - S
han m :
jalan e - Kadar
nafas l .
tidak a O
efekti k :
f s
berhu a -
bung n m
an a e
denga k m
n a b
Sekre n e
si r
yang p i
tertah e
an m o
(D.01 a k
49)) n s
t i
a g
u e
a n
n
n
79
a
r s
e a
s l
p
i c
r a
a n
s u
i l
-
m 1
e
m l
b p
e m
r -
i
k
t e
e a
r d
a a
p a
i n

o u
k m
s u
i m
g
e c
n u
k
u
p
,

k
e
s
a
d
a
r
a
n

c
o
m
p
o
80
s
m
e
n
t
i
s
,

C
R
T

<

d
e
t
i
k
,

a
k
r
a
l

h
a
n
g
a
t
T
t
v

:
T
D
:

-
m
m
h
g
,
81
N
:

1
4
6
x
/
m
n
t
,

S
:
3
6
c
,

R
R
:

5
0
x
/
m
n
t
,

S
P
O
2
:

9
8
%
R
e
t
r
a
k
s
i

d
a
82
d
a

16:13 wib M S
e :
n -
g O
a Kadar
:
t
u M
r e
n
p i
o n
s g
i g
s i
i k
a
n

k
e
p
a
l
a

b
a
y
i

2 Pola 16.00 m S
nafas e :
tidak m - Kadar
efekti o O
f n :
berhu i
bung t R
an o R
denga r =
n
hamb f 5
atan r 0
upaya e x
nafas k /
D.00 u m
05 e e
n n
83
s i
i t
, R
i o
r n
a c
m h
a i
,
=
k
e -
d
a W
l h
a e
m e
a z
n i
n
d g
a
n =

u -
p R
a e
y t
a r
a
n k
a s
f i
a
s d
a
d
a

-
16.30 - S
m = Kadar
o
n -
i R
t =
o
r p
a
a r
d u
84
a
n k
y a
a n
a
s n
u
m d
b a
a n
t
a k
n i
r
j i
a
l s
a i
n m
e
n t
a r
p i
a s
s A
- u
p s
a k
l u
p l
a t
s a
i s
i
k
e p
s a
i r
m u
e
t =
r
i v
s e
a s
n i
k
e u
k l
s e
p r
a S
n p
85
s O
i 2

p =
a
r 9
u 8
-
a %
u
s
k
u
l
t
a
s
i

b
u
n
y
i

n
a
p
a
s
-
m
o
n
i
t
o
r

s
a
t
u
r
a
s
i

o
k
s
i
g
86
e
n

EVALUASI
Tanggal 21 Sept 2022

No Jam Evaluasi Paraf


1 19 wib S: -
O: ku cukup
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
50x/mnt,
SPO2: 98%, kadar
A: Bersihan
jalan nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
Sekresi yang
tertahan
(D.0149)
teratasi

87
Indicator A T
Frekuens 3 4
i nafas
Produksi 2 4
sputum
sianosis 3 4
Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup
Memburuk
4: Cukup
membaik
5: Membaik
P: hentikan
intervensi

2 19.00 wib S=-


O = ku cukup Kadar
kesadaran
composmenis,
CRT < 3 detik,
akral dingin,
N= 146 x/mnt,
S:36,c, RR:
50x/mnt,
SPO2: 98%,
A= Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
hambatan
upaya nafas
D.0005
teratasi
Indicator A T
Frekuens 3 4
i nafas
Kedalam 2 4
an napas
dyspnea 3 4
Keterangan ;
1.Memburuk
2 Cukup
memburuk

88
3 Sedang
4 Cukup
menningkat
5 Membaik
P = hentikan
intervensi
3. 19:00 wib S: -
O: ku cukup kadar
kesadaran
composmenis,
pasien tampak
pucat,N:
146x/mnt,
S:36,7c, RR:
45 x/mnt,
SPO2: 97%,
CRT > 3 detik
A: Resiko
hipotermi
berhubungan
dengan bayi
baru lahir
D.0140
teratasi
Indicator A T
Kulit 2 4
merah
pucat 3 4
Suhu 3 4
tubuh
Keterangan :
1: Memburuk
2: Cukup
Memburuk
3: Sedang
4: Cukup
membaik
5: Membaik
P: hentikan
intervensi

89
90
LEMBAR DISCHARGE PLANNING

No. Alamat
Reg :
Patukre
: jo
063 mulyo
552 2/2
Na Mirit
ma Ruang
Rawat
: : Peristi
By. C2
Ny
S
Jeni
s
Kel
ami
n
:L
Tan Tangga
gga l KRS
l : 22
MR Septemb
S er 2022
Diagno
: 19 sa KRS
Sep : BBL
tem post SC
ber pasca
202 asfixia
2 sedang
Dia
gno
sa
MR
S :
Neo
natu
s
laki
-
laki
post
SC ,
BB
LC,
Asfi
xia

91
sed
ang
Diagnosa Keperawatan :
Bersihan jalan napas tidak efektif
Aturan Diet :
ASI
Obat-obat yang masih diminum :
-
Aktifitas dan istirahat :
Jemur bayi di pagi hari antara jam 08.00- 08.30, jauhkan bayi
dari asap rokok, jaga kebersihan lingkungan, cuci tangan
sebelum memegang bayi
Tanggal / tempat kontrol :
Kamis,29 September 2022
Yang dibawah pulang (hasil Lab,

Dipulangkan dari RSUD Prmbun dengan keadaan Memb


aik

Meneruskan dengan obat jalan


Poli Anak
Lain – lain : surat keterangan lahir masih diproses di
Rumah sakit untuk membuat Akte lahir
Prembun,21 September 2022
Pasien / Keluarga Perawat

…………………………. ) ( ..…………….
……….. ) Mengetahui,
Kepala Ruang

( ………………………….. )

92

Anda mungkin juga menyukai