Anda di halaman 1dari 13

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by BAHASA DAN SASTRA

Jurnal Bahasa dan Sastra


Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
PENERAPAN METODE DISKUSI DALAM
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA
SISWA KELAS VIII MTSN 4 PALU
Ika Supriyati
Email : ikasupriyati01@gmail.com
Prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, jurusan pendidikan bahasa dan seni, fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan, Universitas Tadulako

ABSTRAK - Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Permasalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
keterampilan berbicara pada siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Palu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mendeskripsikan penerapan metode diskusi dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa
kelasVIII MTs Negeri 4 Palu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Observasi, 2) wawancara
dan 3) dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode diskusi sangat efektif
diterapkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada siswa kelas VIII A MTs Negeri 4 Palu. Hal
ini didukung oleh data yang telah diperoleh yakni dilihat dari penerapan metode diskusi mendapatkan
presentase sebesar 88% dan nilai rata-rata hasil belajar siswa yakni berdasarkan empat aspek yang
dinilai mencakup 1) aktif dalam 2) menyatakan pendapat, 3) sikap dalam menyatakan pendapat,
cakupan materi pertanyaan, dan 4) jawaban atas pertanyaan diperoleh nilai 80 dari jumlah 31 siswa.
Nilai 80 tersebut termasuk kategori baik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Kata Kunci : Metode Diskusi, Keterampilan Berbicara,

PENDAHULUAN dapat digunakan yaitu dengan menggunakan


metode diskusi.
Dalam dunia pendidikan metode yang Metode diskusi merupakan suatu metode
umumnya digunakan oleh guru bahasa pengajaran yang mana guru memberi suatu
Indonesia selama ini adalah metode persoalan atau masalah kepada murid, dan para
konvensional yakni metode yang mengandalkan murid diberi kesempatan secara bersama-sama
ceramah dan alat bantunya adalah papan tulis. untuk memecahkan masalah itu dengan teman-
Sehingga metode konvensional yang digunakan temannya. Metode diskusi juga adalah metode
saat mengajar menitik beratkan pada keaktifan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada
guru, sedangkan siswa cenderung pasif. Hal suatu permasalahan. Metode diskusi ini dapat
inilah yang perlu dipertimbangkan oleh guru mendorong siswa berfikir sistematis dengan
bahasa Indonesia, yakni merancang dan memilih menghadapkannya kepada masalah-masalah
metode pembelajaran yang tepat untuk yang akan dipecahkan. Selain itu siswa terlibat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan
dalam proses pembelajaran siswa ikut berperan diskusi murid dapat saling tukar menukar
aktif dan mampu mengeluarkan pendapat informasi, menerima informasi dan dapat pula
sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik mempertahankan pendapatnya dalam rangka
dan hasil belajar yang dicapai sangat pemecahan masalah.
memuaskan. Guru juga hendaknya dapat Dari uraian di atas, peneliti memeilih
menyusun strategi memberikan pengalaman judul tentang penerapan metode diskusi dalam
yang luas dan kaya kepada anak didiknya. pembelajaran keterampilan berbicara karena
Semakin banyak 0pengalaman dan belum ada peneliti lainnya yang meneliti tentang
pengetahuan, seseorang semakin terdorong penerapan metode diskusi dalam pembelajaran
untuk berbicara. Salah satu prinsip keterampilan berbicara pada mata pelajaran
pembelajaran adalah membuat siswa nyaman bahasa Indonesia. Selain itu, berdasarkan
belajar serta melibatkan siswa secara aktif pengamatan peneliti saat melakukan observasi
dalam proses pembelajaran. Ada beberapa awal ke sekolah, bahwa penerapan metode
metode pembelajaran salah satu metode yang diskusi dalam pembelajaran keterampilan

104
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
berbicara siswa di kelas VIII masih kurang baik. KAJIAN PUSTAKA
Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa kelas
VIII masih kurang aktif dalam berdiskusi atau Penelitian yang Relevan
mungkin masih mengalami kesulitan dan 1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini
kurangnya wawasan untuk mengungkapkan adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdul
pendapat dalam diskusi. Maka dari itu peneliti Rahman (2015) dengann judul penelitiann
berinisiatif memilih judul tentang “Penerapan “Peningkatan Keterampilan Siswa Berbicara
Metode Diskusi dalam Pembelajaran Melalui Metode Diskusi di Kelas V SDN 14
Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas VIII Ampana”. Hasil penelitian menunjukan bahwa
MTs Negeri 4 Palu”, agar siswa lebih melalui metode diskusi dapat meningkatkan
memperhatikan bagaimana berbicara dalam hasil belajar siswa pada mata pelajaran
berdiskusi yang baik. Selain itu, kemampuan Bahasa Indonesia di kelas V SDN 14 Ampana
berbicara dalam diskusi dapat melatih pada tema berbicara. Pada tes awal siswa
kemampuan berbicara siswa dan bertambahnya yang tuntas 6 orang (persentase tunas
wawasan pada saat diskusi. klaksikal 33,33%) dan (daya serap klaksikal
Hal ini menjadi dasar permasalahan dalam 59,11%). Pada siklus I siswa yang untas 10
penelitian ini yaitu bagaimanakah penerapan orang (persentase tuntas klaksikal 55,55%
metode diskusidalam pembelajaran dan daya serap klaksikal 64,22%). Pada
keterampilan berbicara pada siswa kelas VIII siklus II terjadi peningkatan, siswa yang
MTs Negeri 4 Palu. tuntas 16 orang atau persentase ketuntasan
Sehubungan dengan permasalahan klasikal 88,88% da daya serap klaksikal
tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk 84,22%. Dengan kata lain dengan siklus II
mendeskripsikan penerapan metode diskusi sudah memenuhi standar ketuntasan belajar,
dalam pembelajaran keterampilan berbicara demikian pula dengan hasil observasi
pada siswa kelasVIII MTs Negeri 4 Palu. terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru.
Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan Aktivitas siswa pada siklus I dikategorikan
dapat memberikan sumbangan pikiran atau cukup dan siklus II dikategorikan baik.
masukan dan memperkaya ilmu pengetahuan Sedangkan aktivitas guru pada siklus I
dalam studi bahasa Indonesia, khususnya dikategorikan baik dan pada siklus II
mengenai Penerapan Metode Diskusi dalam dikategorikan sangat baik. Dari hasil belajar
Pembelajaran Keterampilan Berbicara pada yang diperoleh baik pada siklus I maupun
Siswa Kelas VIII MTs Negeri 4 Palu. Selain itu, pada siklus II dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini juga kiranya dapat menjadi dengan memanfaatkan metode diskusi dapat
inspirasi dan acuan bagi penelitianselanjutnya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN
sehingga penelitian yang serupa dapat terus 14 Ampana pada pelajaran bahasa Indonesia.
dilakukan. 2. Penelitian lainnya yang relevan dengan
Disamping itu, penelitian ini juga penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas
diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa untuk V SDN 14 Ampana penerapan Metode Diskusi
meningkatkan motivasi siswa dalam Terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada
mengembangkan kemampuan berbicara saat Siswa Kelas VI SD Inpres 2 Bantaya
diskusi di kelas, dapat dijadikan sebagai bahan Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong
pertimbangan bagi guru dan acuan dalam oleh Almira. Peningkatan hasil analisis nilai
menerapkan metode diskusi terhadap siswa siklus I dan siklus II. Pada siklus I
kemampuan berbicara siswa saat diskusi di siswa yang tuntas ada 25 orang dan yang
kelas, dapat dijadikan bahan pertimbangan tidak tuntas 11 orang dengan ketentuan
dalam rangka memajukan dan meningkatkan klaksikal 69,4% dan memperoleh daya serap
prestasi sekolah dan pembelajaran keterampilan klaksikal 65,2%. Sedangkan pada siklus II
berbicara dalam diskusi di kelas, dan mendapat jumlah siswa yang tuntas 34 orang dan yang
pengetahuan bagaimana cara memodifikasi tidak tuntas 2 orang dengan ketuntasan
pembelajaran yang sesuai dengan karakter klaksikal 94,4% serta memperoleh daya
siswa khususnya dalam menerapkan metode serap klaksikal 82%. Berdasarkan hasil
diskusi terhadap kemampuan berbicara siswa. penelitian tindakan kelas selama dua siklus
mendapatkan kesimpulan bahwa penggunaan
metode diskusi dapat meningkatkan hasil

105
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
belajar IPA pada siswa kelas VI SD Inpres penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas
Bantaya. sesuatu masalah (Suryosubroto, 2009: 167).
Penelitian ini memiliki persamaan dan Menurut Prianto (dalam Supriadie dan
perbedaan dengan penelitian yang akan Deni 2012: 139-140) metode diskusi adalah
dilakukan yaitu: Persamaan penelitian metode untuk merangsang pemikiran serta
sebelumnya dengan penelitian yang akan berbagai jenis pandangan. Ada 3 langkah dalam
dilakukan adalah sama-sama memfokuskan metode diskusi :
penelitian pada metode diskusi terhadap 1. Penyajian, yaitu pengenalan terhadap
keterampilan berbicara, sedangkan letak masalah atau topik yang meminta pendapat,
perbedaan kedua penelitian tersebut adalah evaluasi dan pemecahan dari murid.
pada penelitian sebelumnya merupakan 2. Bimbingan, yaitu pengarahan yang terus
penelitian tindakan kelas yang menggunakan menerus dan secara bertujuan yang diberikan
tahapan-tahapan dalam memecahkan rumusan guru selama proses diskusi. Pengarahan ini
masalah yang disertai solusi, sedangkan diharapkan dapat menyatukan pikiran-pikiran
penelitian yang akan dilakukan bukan yang telah dikemukakan.
merupakan jenis penelitian tindakan kelas, 3. Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokok-
peneliti hanya ingin mengamati bagaimana pokok pikiran penting dalam diskusi.
penerapan metode diskusi terhadap kemampuan Sedangkan menurut Semiawan (dalam
berbicara siswa. Selain itu, letak perbedaannya Nurjamal, dkk 2014: 24) metode diskusi adalah
juga dapat dilihat dari segi tujuan penelitiannya. suatu cara penyampaian suatu materi pelajaran
Tujuan penelitian sebelumnya adalah untuk melalui sarana pertukaran pikiran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui memecahkan persoalan yang dihadapi.
metode diskusi, sedangkan tujuan penelitian Berdasarkan pendapat di atas
yang aka dilakukan adalah untuk disimpulkan bahwa metode diskusi merupakan
mendeskripsikan penerapan metode diskusi suatu metode dengan guru memberi suatu
terhadap pembelajaran keterampilan berbicara. persoalan atau masalah kepada murid, dan para
murid diberi kesempatan secara bersama-sama
untuk memecahkan masalah itu dengan teman-
LANDASAN TEORI temannya. Dalam diskusi murid dapat
Pengertian Metode mengemukakan pendapat, menyangkal
pendapat orang lain, mengajukan usul-usul, dan
Metode merupakan komponen dari mengajukan saran-saran dalam rangka
proses pendidikan serta merupakan bagian yang pemecahan masalah yang ditinjau dari berbagai
integral dengan sistem pengajaran, maka dalam segi.
perwujudannya tidak dapat dilepas dengan
komponen sistem pengajaran yang lain. Hal ini
sesuai dengan KBBI (dalam Sugiyono 2014: 56) Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
bahwa metode adalah cara kerja yang bersistem Dalam kehidupan sehari-hari manusia
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan seringkali dihadapkan dalam persoalan-
guna mencapai tujuan yang ditentukan. persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya
Sedangkan menurut Tafsir (dalam Boered 2010: dengan satu jawaban atau dengan satu cara
52) metode adalah semua cara yang digunakan saja, tetapi perlu menggunakan banyak
dalam upaya mengajar. pengetahuan dan macam-macam cara
Dari beberapa pengertian metode pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Tambahan pula banyak masalah di era
adalah suatu cara, jalan, atau alat yang harus dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh
dilalui untuk mencapai tujuan pembelajaran. lebih dari satu orang saja, yakni masalah-
masalah yang memerlukan kerjasama dan
Pengertian Metode Diskusi musyawarah. Dengan demikian, musyawarah
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian atau diskusilah yang memberikan kemungkinan
bahan pelajaran dimana guru memberi pemecahan yang terbaik. Misalnya dalam proses
kesempatan kepada para siswa (kelompok- belajar mengajar sangat memerlukan metode
kelompok siswa) untuk mengadakan diskusi untuk mengajarkan siswa lebih berfikir
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan kritis, melatih berbicara dan bertanggungjawab
pendapat, membuat kesimpulan atau dalam mengambil keputusan.

106
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
Adapun tujuan penggunaan metode mengambil keputusan secara
diskusi dalam proses belajar mengajar adalah: musyawarah/demokrasi bersama teman diskusi
1. Melatih siswa untuk mengutarakan pendapat dengan menghargai semua pendapat/masukan-
di depan umum masukan dari teman diskusi dan mempunyai
2. Mengajak siswa untuk berfikir kritis dalam manfaat yang besar untuk meningkatkan
menyelesaikan suatu masalah bersama atau kemampuan berbicaranya.
pemecahan masalah secara demokratis
3. Melibatkan siswa untuk menentukan alternatif Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
jawaban yang tepat atau adanya partisipasi 1. Kelebihan Metode Diskusi
peserta didik Metode diskusi memiliki kelebihan dan
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk kelemahan dalam pelaksanaannya. Adapun
menyumbangkan ide dalam memecahkan kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
masalah (Rahmani, dalam Saddhono dan 1. Metode diskusi melibatkan semua siswa
Slamet 2014: 58). secara langsung dalam proses belajar.
Manfaat Penggunaan Metode Diskusi 2. Setiap siswa dapat menguji tingkat
pengetahuan dan penguasaan bahan
Diskusi kelompok/kelas dapat pelajarannya masing-masing.
memberikan sumbangan yang berharga 3. Metode diskusi dapat menumbuhkan dan
terhadap belajar siswa, antara lain: mengembangkan cara berfikir dan sikap
1. Membantu siswa untuk kepada pengambilan ilmiah.
keputusan yang lebih baik daripada 4. Dengan mengajukan dan
memutuskan sendiri. mempertahakankan pendapatnya dalam
2. Siswa tidak terjebak kepada jalan pemikiran diskusi diharapkan para siswa akan dapat
sendiri yang kadang-kadang salah, penuh memperoleh kepercayaan akan
prasangka dan sempit. (kemampuan) diri sendiri.
3. Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi 5. Metode diskusi dapat menunjang usaha-
terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian usaha pengembangan sikap sosial dan
kelas terhadap apa yang sedang dipelajari sikap demokratis para siswa (
oleh siswa. Suryosubroto, 2009: 172-173).
4. Diskusi juga membantu mengarahkan atau Menurut Anitah (dalam Nurjamal, dkk
mendekatkan hubungan antara kegiatan 2014: 21) metode diskusi membuat siswa dapat
kelas dengan tingkat perhatian dan derajat saling bertukar pikiran, siswa dapat menghayati
pengertian dari pada anggota kelas. suatu permasalahan, merangsang siswa untuk
5. Untuk mencari suatu keputusan suatu berpendapat, mengembangkan rasa tanggung
masalah. jawab siswa, membina kemampuan berbicara,
6. Untuk menimbulkan kesanggupan pada siswa memahami pendapat dan pikiran orang lain
dalam merumuskan pikirannya secara teratur serta memberikan kesempatan belajar siswa
sehingga dapat diterima orang lain. 2. Kelemahan Metode Diskusi
7. Untuk membiasakan siswa mendengarkan Adapun kelebihan metode diskusi sebagai
pendapat orang lain sekalipun berbeda berikut:
dengan pendapatnya sendiri, dan 1. Suatu diskusi tak dapat diramalkan
membiasakan sikap toleran. (Wilfred dalam sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
Saddhono dan Slamet, 2014: 59-60). sebab tergantung kepada kepemimpinan
Apabila dilaksanakan dengan cermat maka siswa dan partisipasi anggota-anggotanya.
diskusi merupakan cara belajar yang 2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-
menyenangkan dan merangsang pengalaman, keterampilan tertentu yang belum pernah
karena merupakan pelepasan ide-ide, uneg- dipelajari sebelumnya.
uneg dan pendalaman wawasan mengenai 3. Jalannya dapat dikuasai (didominasi) oleh
sesuatu. Sehingga dapat pula mengurangi beberapa siswa yang “menonjol”.
ketegangan-ketegangan batin dan 4. Tidak semua topik dapat dijadikan topik
mendatangkan keputusan dalam diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat
mengembangkan kebersamaan kelompok sosial. problematis saja yang dapat didiskusikan.
Jadi, manfaat penggunaan metode diskusi ini 5. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa
sangat baik karena mengajarkan anak dalam sudah berani mengemukakan buah pikiran
memecahkan suatu permasalahan dan

107
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
mereka, maka biasanya sulit untuk didiskusikan dan garis besar dalam
membatasi pokok masalahnya. pemecahan masalah.
6. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang 2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru
berani mengemukakan pendapatnya. membentuk kelompok-kelompok diskusi.
7. Jumlah siswa dalam kelas yang terlalu 3. Pelajar-pelajar diskusi dalam kelompoknya.
besar akan mempengaruhi kesempatan Pada pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk
setiap siswa untuk mengemukakan menjaga ketertiban atau mendorong pelajar
pendapatnya. misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab
8. Dalam metode diskusi memerlukan waktu pertanyaan.
yang cukup panjang dalam proses 4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil
pembelajaran ( Suryosubroto, 2009: yang telah dicapainya, hasil-hasil yang telah
173). dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan
Suryosubroto (2009: 180) juga oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan
menegaskan bahwa kelemahan diskusi sering atau pertanyaan ini pada akhirnya harus
terjadi karena pembicara dalam diskusi dikuasai ditanggapi atau dijawab oleh guru agar
oleh 2 atau 3 orang peserta didik yang memiliki pelajar mengetahui mana yang benar/salah.
keterampilan berbicara saja, kadang-kadang 5. Pelajar-pelajar mencatat hasil diskusi.
pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur, dan diskusi sering Upaya Guru Agar Diskusi Berhasil
terjadi dengan waktu yang cukup panjang Ada beberapa yang harus dilakukan dan
sehingga tidak sesuai dengan yang diupayakan guru, menurut Sagala (dalam
direncanakan. Syaefuddin Saud, 2013: 67-68):
1. Masalahnya harus kontroversial, artinya
Tahap-tahap Pelaksanaan Metode Diskusi mengandung pertanyaan dari peserta didik.
Tahap-tahap pelaksanaan diskusi yaitu, Masalahnya harus menarik perhatian mereka
sebagai berikut: karena bertalian dengan pengalaman mereka.
1. Guru mengemukakan masalah yang akan 2. Guru harus menempatkan dirinya sebagai
didiskusikan dan memberikan pengarahan pemimpin diskusi. Ia harus membagi-bagi
seperlunya mengenai cara-cara pertanyaan dan memberi petunjuk tentang
pemecahannya. Dapat pula pokok masalah jalannya diskusi. Guru juga berperan sebagai
yang akan didiskusikan itu ditentukan penangkis terhadap pertanyaan yang
bersama-sama oleh guru dan siswa. diajukan peserta didik.
2. Dengan pimpinan guru para siswa 3. Guru hendaknya memperhatikan
membentuk kelmpok-kelompok diskusi. pembicaraan agar fungsi guru sebagai
3. Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagai
masing-masing, sedangkan guru berkeliling mana mestinya.
dari kelompok satu ke kelompok lain.
4. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil Pengertian Keterampilan Berbicara
diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu Keterampilan berbicara adalah
ditanggapi oleh semua siswa (terutama dari kemampuan mengungkapkan pendapat atau
kelompok lain). Guru memberi ulasan atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
penjelasan terhadap laporan-laporan kelompok secara lisan, baik secara berhadapan
tersebut. ataupun dengan jarak jauh. Nurjamal, dkk
5. Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi (2014: 4) mengatakan bahwa orang yang
dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi terampil berbicara adalah orang yang mampu
dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan
mencatatnya untuk “file” kelas secara lisan kepada orang lain, mitra bicara atau
(Suryosubroto, 2009: 170). pendengar dengan benar, akurat, dan lengkap,
Sejalan dengan pendapat Karo (dalam sehingga orang lain paham betul apa yang
Saddhono dan Slamet, 2014: 84) disampaikan.
mengemukakan tahap-tahap pelaksanaan Menurut Iskandarwassid dan Sunendar
metode diskusi di antaranya diuraikan sebagai (2011: 241) keterampilan berbicara pada
berikut: hakikatnya merupakan keterampilan
1. Guru mengemukakan masalah yang akan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk
didiskusikan, apa tujuan masalah itu

108
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, pendengarnya. Dasar dari tindakan tersebut
dan keinginan kepada orang lain. adalah adanya suatu keyakinan yang sudah
Bertolak dari beberapa pendapat di atas, mendalam atau terbakarnya suatu emosi.
dapat disimpulkan bahwa keterampilan 4) Untuk memberitahukan
berbicara adalah kemampuan seseorang dalam Penyajian lisan yang bertujuan untuk
mengungkapkan ide, atau gagasan secara lisan biasanya pembicara bila ingin
yang bersifat produktif yang dipengaruhi faktor memberitahukan atau menyampaikan
internal dan eksternal. sesuatu kepada pendengarnya agar mereka
Menurut Tarigan (2008: 15) keterampilan mengerti tentang suatu hal. Reaksi yang
berbicara adalah kemampuan mengucapkan diinginkan dari uraian jenis ini adalah agar
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mereka mengerti tentang suatu hal. Reaksi
mengekspresikan, mengatakan serta yang diinginkan dari uraian jenis ini adalah
menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. agar para pendengarnya mendapat
pengertian yang tepat, menambah
Tujuan Berbicara pengetahuan yang belum diketahuinya atau
Tujuan utama berbicara adalah untuk dirasa kurang.
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan 5) Untuk menyenangkan
pikiran secara efektif, pembicara harus Apabila seorang pembicara mempunyai
memahami makna segala sesuatu yang ingin maksud menggembirakan para
dikomunikasikan. Tarigan (2008: 16) pendengarnya dalam suatu pertemuan,
menyatakan bahwa pada dasarnya berbicara maka tujuannya adalah menyenangkan.
mempunyai tiga tujuan umum, yaitu Humor merupakan alat yang sangat penting
memberitahukan dan melaporkan, menjamu dan dalam penyajian semacam ini. Untuk hal
menghibur, membujuk, mengajak, mendesak tersebut suatu kesegaran dan keaslian bahan
dan meyakinkan. pembicaraan merupakan hal yang sangat
Menurut menurut Saddono dan Slamet, penting.
(2014: 58) tujuan utama berbicara adalah untuk Sependapat dengan Keraf (dalam
berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan Saddhono dan Slamet, 2014: 58-59)
pikiran, gagasan, perasaan, dan kemauan menyatakan bahwa tujuan berbicara sebagai
secara efektif, seyogyanya pembicara berikut:
memahami makna segala sesuatu yang binin 1) Mendorong: pembicara untuk member
dikomunikasikan. semangat, membangkitkan kegairahan, serta
Menurut Mujianto, dkk (dalam Vitta, menunjukkan rasa hormat, dan pengabdian.
2016: 11) pada umumnya tujuan berbicara 2) Meyakinkan: pembicara berusaha
adalah sebagai berikut: mempengaruhi keyakinan atau sikap
1) Untuk memberikan dorongan mental/intelektual kepada para
Pembicara dikatakan mendorong apabila ia pendengarnya.
berusaha memberikan semangat, 3) Berbuat atau bertindak: pembicara
membangkitkan gairah dan penekanan menghendaki tindakan atau reaksi fisik dari
perasaan yang kurang baik, serta para pendengar dengan terbangkitnya
menunjukkan rasa hormat pada pengabdian. emosi.
2) Untuk menumbuhkan keyakinan 4) Memberitahukan: pembicara berusaha
Pembicara yang mempunyai tujuan seperti menguraikan atau menyampaikan sesuatu
ini biasanya ingin mempengaruhi keyakinan kepada pendengar, dengan harapan agar
atau sikap mental atau intelektual pada pendengar mengetahui tentang sesuatu hal,
pendengarnya. Alat yang dipakai adalah pengetahuan dan lain sebagainya.
yang mendasarkan pada kuatnya 5) Menyenangkan: pembicara bermaksud
argumentasi yang dibuat pembicara. Oleh menggembirakan, menghibur para
sebab itu, biasanya pembicara dalam pendengar agar terlepas dari kerutinan yang
berbicaranya dilengkapi dengan bukti-bukti, dialami oleh pendengar.
fakta-fakta dan contoh konkret. Dengan melihat berbagai macam tujuan
3) Untuk berbuat atau bertindak berbicara di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
Seorang pembicara yang mempunyai tujuan dasarnya berbicara merupakan kegiatan
seperti ini biasanya menghendaki adanya menyampaikan ide atau gagasan secara lisan
tindakan atau reaksi fisik dari para dengan baik dan benar.

109
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
penerapan metode diskusi tersebut dianalisis
METODE PENELITIAN menggunakan metode statistik deskriptif untuk
melihat bagaimana kemampuan keterampilan
Jenis penelitian ini adalah penelitian
berbicara siswa kelas VIII A MTs Negeri 4 Palu.
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat alamiah Jenis data penelitian ini adalah data
dan didasarkan pada pengamatan manusia kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh melalui
dalam proses mendapatkan data yang tes hasil belajar siswa dan hasil observasi
berhubungan dengan penelitian. Penelitian peneliti. Sumber data yang digunakan oleh
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang peneliti yaitu data primer dan data sekunder.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata Adapun data primer diperoleh secara langsung
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dari objek penelitian. Data tersebut dikumpulkan
yang diamati. dari hasil observasi. Observasi dilakukan dengan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang diisi
adalah metode deskriptif. Menurut Zuriah berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan
(dalam Sugiyono 2014: 47) deskriptif adalah belajar siswa dan saat guru mengajar di kelas.
penelitian yang diarahkan untuk memberikan Data sekunder diperoleh dari arsip dan dokumen
gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian- sekolah berupa kurikulum, RPP, dan daftar nilai.
kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai Teknik penelitian lapangan yaitu melakukan
sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Jadi, suatu penelitian dengan cara turun langsung ke
pada penelitian ini peneliti akan lapangan guna meneliti kejadian dari data yang
mendeskripsikan fakta-fakta sesuai dengan sesungguhnya. Agar data yang diperoleh
realitas yang ada dan menguraikan fakta subjektif, maka pengambilan data dilakukan
tersebut secara sistematis dan akurat. dengan menggunakan teknik non tes. Data dari
Penelitian ini juga menggunakan non tes ini peneliti lakukan untuk mengetahui
perhitungan berupa angka-angka untuk keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses
memperoleh data sehingga penelitian ini juga pembelajaran. Dalam melakukan teknik ini,
termasuk penelitian kuantitatif. Hal ini didasari peneliti menggunakan teknik observasi,
oleh pendapat Kasiram (2008: 149) yang wawancara, dandokumentasi.
mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan
adalah suatu proses menemukan pengetahuan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis statistik
yang menggunakan data berupa angka sebagai deskriptif. Teknik analisis statistik deskriptif
alat menganalisis keterangan mengenai apa yaitu teknik statistik yang memberikan informasi
yang ingin diketahui. hanya mengenai data yang dimiliki. Statistik
Penelitian ini dilakukan di di MTs Negeri 4 deskriptif hanya digunakan untuk menyajikan
Palu yang terletak di Jl. Moh.Yamin, Desa Taipa dan menganalisis data agar lebih bermakna dan
Ginggiri, Kecamatan Palu Utara. Adapun waktu komunikatif disertai perhitungan-perhitungan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada sederhana. Hal ini sejalan dengan pendapat
bulan Januari 2019 sampai selesai. Sugiono (2014: 169) bahwa analisis statistik
Populasi pada penelitian ini adalah deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Palu yang menganalisa data dengan cata mendeskripsikan
terdiri dari 4 kelas dan berjumlah 130 orang. atau menggambarkan data yang telah terkumpul
Sedangkan sampel pada penelitian adalah sebagaimana adanya. Adapun statistik deskriptif
sebagian subjek yang terdapat dalam populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu siswa kelas VIII A MTs Negeri 4 Palu yang statistik deskriptif tunggal. Statistik deskriptif
terdiri dari 28 siswa. tunggal adalah teknik statistik yang memberikan
informasi mengenai urutan tiap-tiap skor,
Penelitian ini akan dilakukan dengan satuan-satuan unit dalam suatu data tertentu
mengamati langsung diskusi siswa kelas VIII A yang dimiliki. Urutan tiap-tiap skor yang
MTs Negeri 4 Palu dalam mata pelajaran bahasa dimaksud adalah nilai yang diperoleh dari tiap-
Indonesia yang sedang berlangsung. Peneliti tiap siswa berdasarkan hasil belajar siswa.
menggunakan metode simak yaitu berupa teknik Adapun dalam analisis data hasil
sadap untuk mengumpulkan data, kemudian kemampuan belajar siswa dilakukan dengan
hasil simakan peneliti dalam mengamati menggunakan rumus hasil rata-rata yang
diperoleh dari penjumlahan hasil tes

110
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
kemampuan siswa dibagi jumlah siswa, adapun c. Memotivasi
rumus tersebut adalah: siswa
d. Mengaitkan
materi
Mean (M) = ƩFx sebelumny
a dengan
N materi
Keterangan : M = Nilai rata-rata siswa yang akan
ƩFx = Jumlah hasil sampel diajarkan
N = Jumlah siswa 2. Ketera √ a. Memusatka
Untuk mengukur kemampuan berbicara mpilan n perhatian
siswa, terlebih dahulu diuraikan kreteria membi peserta
penentuan penilaian hasil diskusi siswa. Apabila na didik pada
seorang siswa memperoleh nilai 75 digolongkan diskusi tujuan
mampu serta penerapan metode diskusi itu topik
dinyatakan berhasil dan efektif, dan apabila diskusi
kurang dari nilai 75 digolongkan siswa belum tentang
mampu untuk mengekspresikan dirinya dalam berita
diskusi. b. Menganalis
is
HASIL DAN PEMBAHASAN pendangan
peserta
Adapun hasil dan pembahasan dari didik
penelitian ini telah dideskripsikan berdasarkan c. Meningkatk
data yang diperoleh dari penelitian di MTs Negeri an
4 Palu. Berikut hasil dan pembahasan penelitian partisipasi
tentang penerapan metode diskusi dalam peserta
pembelajaran keterampilan berbicara siswa didik
kelas VIII A MTs Negeri 4 Palu. d. Mengevalu
Data Observasi Kegiatan Guru asi peserta
Data hasil observasi tentang kegiatan guru didik
saat proses pembelajaran berlangsung adalah 3. Kettera √ a. Meninjau
untuk mengetahui aktivitas dan kemampuan mpilan kembali
guru dalam pelaksaan metode pembelajaran di menutu hasil
kelas VIIIA MTs Negeri 4 Palu telah menerapkan p evaluasi
metode diskusi. Sehingga, melalui metode pembel b. Menyimpul
tersebut akan berpengaruh terhadap situasi dan ajaran kan hasil
kondisi pembelajaran tentang kemampuan pembelajar
berbicara siswa. an
Adapun hasil observasi dari kegiatan guru bersama-
dapat dilihat pada tabel dibawah ini. sama
Kompo Keterlaksanaan c. Memberika
N nen Sang Aspek n
Bai Cuk Kur penguatan
o Ketera at penilaian
k up ang kepada
mpilan Baik
1. Ketera √ a. Menarik siswa
mpilan perhatian diakhir
membu siswa pembelajar
ka b. Menyampai an
pembel kan tujuan d. Memberika
ajaran dan n
manfaat pengharga
pembelajar an untuk
an materi
pelajaran

111
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
Sedangkan penilaian komponen keterampilan
guru dalam menutup pembelajaran
a. Keterampilan membuka pembelajaran dikategorikan sangat baik apabila mencakup
Komponen keterampilan guru dalam empat aspek dari aspek yang telah
membuka pembelajaran termasuk dalam disebutkan di atas, begitu pula pada penilaian
kualifikasi sangat baik, karena guru membuka komponen keterampilan guru yang
pembelajaran sudah mencakup empat aspek
yang telah ditentukan yaitu: Komponen Skor
1. Menarik perhatian siswa No
Keterampilan 1 2 3 4 5
2. Menyampaikan tujuan dan manfaat 1 Siswa :
pembelajaran Kesiapan proses
3. Memotivasi siswa pembelajaran √
4. Mengaitkan materi sebelumnya dengan a. Menyiapkan
materi yang akan diajarkan buku catatan
Sedangkan penilaian komponen keterampilan dan buku
guru dalam membuka pembelajaran pelajaran
dikategorikan baik apabila hanya mencakup b. Menduduki dan √
tiga aspek dari aspek yang telah disebutkan menempati
di atas, begitu pula pada penilaian komponen tempat yang
keterampilan guru yang dikategorikn cukup ditetapkan
apabila hanya mencakup dua aspek, dan
c. Mengikuti √
kategori kurang apabila hanya mencakup satu
dengan
aspek saja.
seksama proses
b. Keterampilan membina diskusi
pembelajaran
Komponen keterampilan guru dalam
2 Keaktifan siswa
membina diskusi termasuk dalam kualifikasi
dalam proses
sangat baik, karena guru dalam membina
pembelajaran
diskusi sudah mencakup empat aspek yang
a. Siswa √
telah ditentukan yaitu:
menyimak
1. Memusatkan perhatian peserta didik pada
pertanyaan/isu
tujuan topik diskusi tentang ulasan
yang terkait
2. Menganalisis pandangan peserta didik
dengan
3. Meningkatkan partisipasi peserta didik
pelajaran
4. Mengevaluasi peserta didik
b. Memperhatikan √
Sedangkan penilaian komponen keterampilan
materi dngan
guru dalam membina diskusi dikategorikan
sungguh-
baik apabila hanya mencakup tiga aspek dari
sungguh dan
aspek yang telah disebutkan di atas, begitu
mencatatnya
pula pada penilaian komponen keterampilan
3 Keaktivan siswa
guru yang dikategorikn cukup apabila hanya
dalam diskusi √
mencakup dua aspek, dan kategori kurang
a. Siswa
apabila hanya mencakup satu aspek saja.
melakukan
c. Keterampilan menutup pembelajaran
diskusi aktiv
Komponen keterampilan guru dalam menutup
dengan
pembelajaran termasuk dalam kualifikasi
pasangannya
baik, karena guru dalam menutup
b. Siswa √
pembelajaran hanya mencakup tiga aspek
mengemukakan
yaitu:
pendapat
1. Meninjau kembali hasil evaluasi
sendiri
2. Menyimpulkan hasil pembelajaran
mengenai apa
bersama-sama
yang sedang
3. Memberikan penguatan kepada siswa
didiskusikan
diakhir pembelajaran
c. Siswa saling √
membagi tugas
dan tanggung
jawab yang
112 sama di antara
anggota
kelompok
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
dikategorikn cukup apabila hanya mencakup dan mendalami materi yang diberikan kepada
dua aspek, dan kategori kurang apabila guru, sampai terjadi perdebatan jawaban
hanya mencakup satu aspek saja. yang membuat diskusi semakin memanas.
2. Aspek yang dinilai efektif yaitu :
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa di a. Menyiapkan buku catatan dan buku pelajaran
Kelas : saat proses pembelajaran masih ada siswa
Adapun data yang diperoleh dari hasil yang kurang mempersiapkan alat dan buku
kegiatan siswa di kelas yaitu sebagai berikut. tulis dimeja.
b. Menduduki dan menempati tempat yang
ditetapkan : saat guru sudah berada didalam
kelas masih ada beberapa siswa yang
menduduki tempat diduduk yang bukan
Persentase = Jumlah skor yang diperoleh x tempat duduknya . Namun siswa tetap tertib
100% saat berada didalam kelas.
Jumlah skor maksimal c. Siswa saling membagi tugas dan tanggung
5 : Sangat Efektif jawab yang sama di antara anggota kelompok
4 : Efektif : dalam berdiskusi siswa mampu
3 : Cukup Efektif mengkoordinir teman kelompoknya masing-
2 : Kurang Efektif masing untuk bergiliran saat bertanya,
1 : Tidak Efektif menjawab, menyangga maupun memberi
masukan jawaban untuk kelompok lain.
Kriteria ketuntasan : Kerjsama antar siswa dalam kelompok diskusi
Persentase Keterangan cukup baik, sehingga diskusi berjalan dengan
Aspek semestinya.
80 – 100 Sangat Efektif 3. Aspek yang dinilai cukup efektif yaitu :
66 – 79 Efektif a. Memperhatikan materi dengan sungguh-
56 – 65 Cukup Efektif sungguh dan mencatatnya dalam berdiskusi
40 – 55 Kurang Efektif siswa cukup memperhatikan materi dengan
30 – 39 Tidak Efektif sungguh-sungguh, adapun yang tidak
mencatat poin-poin penting dalam berdiskusi
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran namun mereka tetap berperan aktif dalam
sebagai berikut. menjawab dan bertanya saat diskusi.

Persentase = 35 X Dari hasil persentase yang diperoleh siswa


100% pada tabel diatas tentang kegiatan siswa di
40 kelas maka :
= 88%yaitu :
1. Aspek yang dinilai sangat efektif
a. Mengikuti dengan seksama proses Dari hasil observasi aktivitas siswa selama
==
pembelajaran: Saat pembelajaran pelaksanaan proses apembelajaran dengan 8
berlangsung dengan diterapkannya metode aspek penilaian diperoleh persentase
diskusi siswa memperhatikan guru, disaat keberhasilan dari siswa kelas VII A MTs Negeri 4
guru menjelaskan topik diskusi di kelas. Palu dalam penerapan metode diskusi adalah :
b. Siswa menyimak pertanyaan/isu yang terkait 88% maka nilai tersebut dikategorikan sangat
dengan pelajaran : saat berdiskusi siswa efektif karena memenuhi kriteria terhadap
sangat antusias dalam menyimak pertanyaan patokan nilai yang telah ditentukan.
yang dilontarkan teman kelompok lain dalam Aspek Yang Dinilai
proses diskusi terkait topik yang dibahas. Aktif Jawa
c. Siswa melakukan diskusi aktiv dengan Caku
dala Sikap ban
pasangannya : dalam berdiskusi siswa sangat pan
m dalam atas
aktif dalam bertanya, menjawab, menyangga Nama mate Jumla
No meny menya perta Nilai
maupun memberi saran terhadap jawaban Siswa ri h skor
ataka takan nyaa
dari kelompok lain. perta
n penda n
d. Siswa mengemukakan pendapat sendiri nyaa
pend pat
mengenai apa yang sedang didiskusikan : n
apat
saat diskusi siswa sangatat aktif berdiskusi 1 Adech 3 3 5 3 14 70

113
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
ya 9 Hiday
Zahar at
ani 2 Rang 4 4 5 5 18 90
2 Aditya 4 3 4 4 15 75 0 ga
3 Aman 4 5 5 5 19 95 Prata
da ma
Putri 2 Reni 3 3 4 3 12 60
4 Aulia 3 3 5 4 15 75 1 Sucitr
Lestar a
i 2 Ridho 3 5 5 4 17 85
5 Delsi 3 3 5 4 15 75 2
Inaya 2 Rifli 4 4 4 3 15 75
h 3
6 Fayet 4 5 5 4 18 90 2 Riski 3 4 4 4 15 75
Al 4 Nurali
Ghifar sa
i 2 Rizald 3 4 5 4 16 80
7 Fraldi 3 3 5 4 15 75 5 i
8 Gifta 4 5 5 4 18 90 2 Salsa 3 3 3 3 12 60
Aprilia 6 bilah
9 Hayat 5 3 3 3 14 70 Anan
un da
Nazir 2 Vibra 5 4 5 4 18 90
a 7 Ibnu
1 Ica 4 4 5 4 17 85 2 Wahy 4 5 5 3 17 85
0 Raisa 8 u
Putri Saput
1 Lyra 3 4 5 5 17 85 ra
1 Attara 2 Yudita 3 4 5 5 17 85
n 9 Riska
Aure Auror
ma a
1 Ma’ari 4 3 4 2 13 65 3 Yuni 3 4 5 4 16 80
2 f 0 Yul
1 Melda 3 3 4 4 14 70 3 Varira 3 3 5 4 15 75
3 Zahra 1 Anggi
1 Moh. 4 4 5 4 17 85 Anata
4 Safril
S. Selain data lembar observasi guru dalam
Ladoa pelaksanaan proses belajar mengajar yang
li berlangsung dan lembar observasi aktivitas
1 Moh. 4 5 5 5 19 95 siswa, adapula lembar hasil belajar siswa yang
5 Faid diperoleh dari hasil pengamatan dikelas
Hassa tersebut. Data hasil belajar siswa dicantumkan
n pada tabel di atas. Maka, kemampuan siswa
1 Moh. 4 5 5 3 17 85 dalam penerapan metode diskusi sebagai
6 Hilal pembelajaran keterampilan berbicara ada empat
1 Nia 3 4 5 4 16 80 aspek yang diamati, yaitu ekspresi, kelancaran,
7 Rama intonasi, dan pelafalan. Setiap nilai dengan
dani bobot skor 5 dengan bentuk penilaian skor
1 Novia 3 3 4 5 15 75 sebagai berikut:
8 ranti Rumus menghitung nilai kemampuan
Nurut keterampilan berbicara siswa secara individual
1 Rajab 4 5 5 5 19 95 adalah sebagai berikut:

114
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
pembelajaran keterampilan berbicara adalah:
Persentase = Jumlah skor yang diperoleh x 80, maka nilai tersebut dikategorikan baik
100% dengan diterapkannya metode diskusi dalam
Jumlah skor maksimal pembelajaran keterampilan berbicara.
5 : Sangat Baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang KESIMPULAN DAN SARAN
1 : Sangat Kurang Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
Kriteria ketuntasan kemampuan telah dijabarkan, menunjukkan bahwa
keterampilan berbicara penerapan metode diskusi sangat efektif
diterapkan dalam pembelajaran keterampilan
Persentase Kategori berbicara pada siswa kelas VIII A MTs Negeri 4
Keterlaksanaan Palu Desa Taipaginggiri, Kecamatan Palu Utara.
Hal ini didukung oleh data yang telah diperoleh
85% < Persentase < Sangat baik
yakni dilihat dari penerapan metode diskusi
100%
mendapatkan persentase sebesar 88%. Selain
70% < Persentase < Baik
itu, data juga diperoleh dari nilai rata-rata hasil
85%
belajar siswa yakni berdasarkan empat aspek
55% < Persentase < Cukup
yang dinilai mencakup ekspresi, kelancaran
70%
berbicara, intonasi, dan pelafalan, diperoleh nilai
40% < Persentase < Kurang
80 dari jumlah 31 siswa. Nilai 80 tersebut
55%
termasuk kategori baik berdasarkan kriteria
0% < Persentase < Sangat Kurang
yang telah ditentukan.
40%
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan
diatas, diberikan saran sebagai brikut.
1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran
sebaiknya menggunakan metode
Maka nilai rata-rata yang diperoleh siswa pembelajaran yang menarik pada mata
kela VIII A MTsN 4 Palu yaitu: pelajaran bahasa Indonesia sehingga
Nilai x Frekuensi f.x aktifitas dan hasil belajar siswa dapat
(f) meningkat.
60 2 120 2. Penggunaan metode diskusi dalam
65 1 65 pembelajaran berbicara dapat dijadikan
70 3 210 alternatif dalam upaya peningkatan
75 8 600 keterampilan berbicara siswa yang
80 3 240 mengutamakan aktivitas siswa.
85 7 595 3. Ada keterbatasan terkait proses
90 4 360 pembelajaran yaitu masih terdapat aktivitas
95 3 285 yang berpusat pada guru. Hal ini dapat
Jumlah 31 2.475 dijadikan masukan untuk penelitian
berikutnya, bahwa pembelajaran harus
Dari hasil rata-rata yang diperoleh siswa berpusat pada siswa.
pada tabel diatas, maka:
DAFTAR PUSTAKA
Mean (Rata-rata) = Mean (M) = ƩFx
[1] Almira. (2016). Penerapan Metode Diskusi Terhadap
N Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas VI
= 2.475 SD Inpres 2 Bantayan Kecamatan Parigi Kabupaten
31 Parigi Moutong. Skripsi S1 FKIP : Universitas
Tadulako: Tidak Diterbitkan
= 80
[2] Arikunto, S. (2013) Dasar- Dasar Evaluasi
Sesuai nilai rata-rata yang diperoleh dari Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
siswa kelas VIII A MTs Negeri 4 Palu dalam

115
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 5 No 1 (2020)
ISSN 2302-2043
[3] Baharuddin dan Esa. (2015). Teori Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
[4] Boered, George. (2010). Metode Pembelajaran Dan
Pengajran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
[5] Hamalik. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi aksara.
[6] Iskandarwassid dan Dadang. (2010). Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
[7] Kariana, Vitta. (2016). Peningkatan Keterampilan
Berbicara Melalui Model Pembelajaran Kooperatife
Tipe Artikulasi Pada Kelas VI SD 3 Inpres Talise.
Tesis. Pasca Sarjana. Universitas Tadulako: Tidak
Diterbitkan
[8] Kasiram. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif
dan Kuantitatif. Malang: UIN Malik Press
[9] Nasution, Mustafa Edwin. (2008). Proses Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: FEUI
[10] Nurjamal, Daeng dkk. (2014). Terampil Bahasa.
Bandung: ALFABETA, CV
[11] Rahman, Abdul. (2014). Peningkatan Keterampilan
Siswa Berbicara Melalui Metode Diskusi di Kelas V
SDN 14 Ampana.. Skripsi. S1 FKIP : Universitas
Tadulako: Tidak Diterbitkan
[12] Sadhono, Kundharu dan Slamet. (2014).
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: Graha Ilmu
[13] Saud, Udin Syaefudin. (2013). Pengembangan
Profesi Guru. Bandung:CV ALFABETA
[14] Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2009). Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
[15] Sugiyono.(2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA,CV
[16] Supriadie, Didi dan Deni. (2012). Komunikasi
Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
[17] Suryosubroto, (2009). Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: PT.Rineka Citra
[18] Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai
Keterampilan Bernahasa. Bandung: Angkasa
Bandung

116

Anda mungkin juga menyukai