Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. Noor Fadiawati, M.Si.
Dr. Kartini, M.Si.

Oleh :
Dimas Fadili Rohman
NPM. 22130611516

PRODI PPG PRAJABATAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KERAGAMAN SISWA DAN PEMENUHAN TARGET KURIKULUM
REFLEKSI KERAGAMAN PESERTA DIDIK DAN PEMENUHAN TARGET
KURIKULUM
Studi Kasus: Kelas X.5 SMA YP UNILA Bandar Lampung

Dimas Fadili Rohman¹*, Saiful Imam Ali Nurdin²


Pendidikan Profesi Guru Pra Jabatan, Universitas Lampung,
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
*Email: ppg.dimasfadilirohman09@program.belajar.id
Telp/HP: 082279035812

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman peserta didik kelas X.5 dan pemenuhan
target kurikulum di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Data dalam penelitian ini diambil
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Partisipan pada penelitian ini terdiri dari 36 orang
peserta didik kelas X.5 di SMA YP UNILA Bandar Lampung. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes kemampuan kognitif awal, kesiapan belajar dan tes gaya belajar.
Berdasarkan data hasil penelitian, hasil tes kemampuan kognitif awal peserta didik didapatkan
data, 33% peserta didik memiliki kemampuan kognitif awal tinggi, 30% peserta didik
memiliki kemampuan kognitif awal sedang, dan 36% peserta didik memiliki kemampuan
kognitif awal rendah. Kesiapan belajar peserta didik peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok
berdasarkan kesiapan belajarnya dimana 3 kelompok tersebut dibagi menjadi 3 kategori, yakni
39% rendah, 52% sedang dan 8% tinggi.. Hasil tes gaya belajar didapatkan bahwa peserta didik
dengan gaya belajar auditori sebanyak 22%, gaya belajar kinestetik sebanyak 47% dan gaya
belajar visual sebanyak 30%. Data tersebut dijadikan dasar bagi guru dalam merancang
pembelajaran yang efektif guna memenuhi tujuan pembelajaran sesuai kurikulum yang dipakai.

Kata Kunci: Pembelajaran Diferensiasi; Keragaman Peserta didik; Kurikulum Merdeka;


Pemanasan Global.

Abstract
This study aims to analyze the diversity of students in class X.5 and fulfill the curriculum
targets at SMA YP UNILA Bandar Lampung. The data in this study were taken using a
descriptive qualitative method. Participants in this study consisted of 36 students of class X.5
at SMA YP UNILA Bandar Lampung. The instruments used in this study were tests of initial
cognitive ability, learning readiness and learning style tests. Based on research data, the
results of tests of students' initial cognitive abilities obtained data, 33% of students had high
initial cognitive abilities, 30% of students had medium initial cognitive abilities, and 36% of
students had low initial cognitive abilities. The learning readiness of students students were
divided into 3 groups based on their learning readiness where the 3 groups were divided into
3 categories, namely 39% low, 52% moderate and 8% high. The results of the learning style
test found that students with auditory learning styles were 22 %, kinesthetic learning style is
47% and visual learning style is 30%. The data is used as a basis for teachers in designing
effective learning to meet learning objectives according to the curriculum used.
Keywords: Differentiation Learning; Diversity of Learners; Independent Curriculum; Global
warming
1. Pendahuluan
Kurikulum merdeka merupakan konsep pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada siswa untuk memilih dan mengembangkan minat serta
bakatnya secara mandiri, serta memberikan ruang untuk siswa mengambil
keputusan dalam proses belajar-mengajar. Konsep ini diharapkan dapat
meningkatkan kemandirian siswa dan keterampilan abad ke-21 yang sangat
dibutuhkan di era digital saat ini.
Namun, menerapkan kurikulum merdeka bukanlah hal yang mudah.
Terdapat berbagai tantangan dalam mengimplementasikan kurikulum
merdeka, seperti kesenjangan kemampuan siswa, perbedaan gaya belajar,
dan perbedaan latar belakang budaya. Kebutuhan peserta didik di dalam
kelas sangat bervariasi. Begitu juga dengan potensi peserta didik yang sangat
besar. Setiap peserta didik memerlukan pembelajaran yang bermakna bagi
mereka, sehingga guru harus dapat memahami kebutuhan dan karakteristik
khusus setiap peserta didik di kelas. (Sopianti, 2022). Oleh karena itu,
pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu solusi yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa secara individu dan
mendukung terwujudnya kurikulum merdeka.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menyesuaikan gaya, kecepatan, dan jenis pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan individu siswa. Dalam pembelajaran berdiferensiasi,
guru mengakui perbedaan dalam gaya belajar, preferensi, dan tingkat
pemahaman siswa, dan kemudian menyesuaikan pengajaran sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Tugas ini akan membahas pentingnya pembelajaran berdiferensiasi
sebagai pemenuhan untuk mewujudkan kurikulum merdeka, serta mencari
strategi yang efektif dalam mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi di dalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu
metode pembelajaran yang menyesuaikan strategi, materi, dan pendekatan
pembelajaran dengan kebutuhan dan karakteristik individu siswa. Metode
ini dianggap penting karena setiap siswa memiliki potensi dan gaya belajar
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi bertujuan
untuk meningkatkan kesempatan belajar dan pencapaian akademik siswa,
serta meningkatkan kepuasan belajar dan motivasi siswa. Namun, meskipun
penting, implementasi pembelajaran berdiferensiasi masih terbatas di
beberapa sekolah. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman
guru tentang pembelajaran berdiferensiasi, keterbatasan sumber daya, dan
kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan orang tua.
Oleh karena itu, kajian tentang pembelajaran berdiferensiasi penting
untuk dilakukan. Kajian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang metode pembelajaran ini dan membantu guru dan sekolah untuk
mengimplementasikannya dengan lebih efektif. Selain itu, Kajian ini juga
dapat membantu dalam pengembangan kurikulum yang lebih inklusif dan
merata, sehingga semua siswa dapat mengakses pendidikan dengan baik dan
meraih hasil belajar yang optimal.

2. Hasil dan Pembahasan


Sumber kajian ini dilakukan dengan metode deskriptif yaitu
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang
sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.
(Arikunto, 2013) Dalam penelitian atau kajian deskriptif fenomena ada yang
berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan
perbedaan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya. Studi kasus ini
dilakukan untuk menganalisis keragaman peserta didik kelas X.5 dan
pemenuhan target kurikulum di SMA YP UNILA Bandar Lampung.
Tomlinson (2001) dalam bukunya “How to Differentiate Teaching in
Mixed Ability Classrooms” mengklasifikasikan kebutuhan peserta didik
menjadi tiga aspek: 1) Kesiapan belajar, yaitu kesiapan peserta didik untuk
menerima informasi tentang ketersediaan pengetahuan dan penguasaan
keterampilan peserta didik sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
baru yangakan diajarkan. Informasi ini digunakan untuk memetakan
kebutuhan peserta didik, dengan tujuan membentuk tingkat kesulitan materi
yang disampaikan. 2) Minat adalah keadaan pikiran yang menghasilkan
respons yang bertujuan terhadap situasi atau objek tertentu yang
menyenangkan dan memuaskan. Antusiasme adalah dorongan dalam diri
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. 3) profil belajar
mengacu pada bagaimana peserta didik belajar. Dengan memetakan 3
kebutuhan belajar berdasarkan profil belajar, peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar secara alami dan efektif. Kesiapan Belajar peserta
didik yang diurutkan dari terkecil ke terbesar dapat dilihat pada tabel 1
berikut.
Tabel 1 Kemampuan Kognitif Awal
Kode Kognitif Kode Kognitif
Nama Awal Nama Awal
S1 52 S19 70
S2 84 S20 30
S3 74 S21 87
S4 93 S22 46
S5 35 S23 58
S6 68 S24 70
S7 93 S25
S8 83 S26 56
S9 92 S27 91
S10 80 S28 95
S11 90 S29 75
S12 74 S30 10
S13 55 S31 95
S14 70 S32 64
S15 69 S33 61
S16 35 S34 89
S17 73 S35 54
S18 65 S36 68

Berdasarkan data tabel diatas disarankan peserta didik dibagi menjadi 3


kelompok, dengan rincian kelompok rendah, kelompok sedang dan kelompok
berkemampuan tinggi. Pembagian tersebut bermaksud untuk pembelajaran
berdiferensiasi konten dan proses dimana treatmen yang diberikan pada setiap
kategori kelompok berbeda beda. Dalam hal profil peserta didik jugadigali yakni tes
gaya belajar. Gaya belajar terdiri dari Visual (V), Kinestetik (K) dan Auditori (A).
Hasil tes gaya belajar peserta didik dapat dilihat di tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Gaya Belajar Peserta Didik

Kode Gaya Kode Gaya


Nama Belajar Nama Belajar
S1 K S19 V
S2 V S20 A
S3 K S21 K
S4 V S22 K
S5 V S23 A
S6 V S24 V
S7 K S25 K
S8 K S26 A
S9 K S27 V
S10 K S28 V
S11 K S29 A
S12 K S30 K
S13 K S31 A
S14 K S32 A
S15 A S33 K
S16 A S34 V
S17 V S35 V
S18 K S36 K

Berdasarkan data hasil tes gaya belajar didapatkan bahwa peserta didik dengan
gaya belajar auditori sebanyak 22%, gaya belajar kinestetik sebanyak 47% dan gaya
belajar visual sebanyak 30%. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik di X.5
memiliki gaya belajar dominan kinestetik dan visual.
Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan peserta didik melalui asesmen yang
dilakukan, guru merespon kebutuhan belajar tersebut, untuk membuat keputusan-
keputusan dalam penyusunan strategi pembelajaran. Pendidik dapat memutuskan
bagaimana pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan dan dievaluasi. Pendidik
memutuskan strategi pembelajaran apa yang mau diterapkan apakah pembelajaran
berdiferensiasi Konten, pembelajaran berdiferensiasi Proses, pembelajaran
berdiferensiasi Produk/hasil, bahkan bisa juga pembelajaran berdiferensiasi
lingkungan belajar atau kombinasi diantaranya. Tentunya disesuaikan antara hasil
pemetaan kebutuhan dengan tujuan pembelajaran untuk menentukan strategi
pembelajaran berdiferensiasi yang palingtepat. Dengan begitu peserta didik akan
menunjukan kinerja yang baik.
Pembelajaran berdiferensiasi sangat erat sekali kaitannya dengan merdeka
belajar. Karena keduanya memiliki arah dan tujuan yang sama. Dalam pembelajaran
berdiferensiasi, anak dipandang sebagai pribadi atau individu yang unik dan
berbeda-beda, begitu pula dalam merdeka belajar. Keduanya samasama menaruh
perhatian besar kepada kebutuhan anak. Persiapan guru dalam memutuskan strategi
pembelajaran yang akan diterapkan semuanya berangkat dari hasil identifikasi
terhadap profil dan kebutuhan peserta didik agar peserta didik dapat terlibat penuh
selama pembelajaran berlangsung dengan perasaan merdeka dan bahagia. Dengan
demikian, sangat jelas bahwa pembelajaran berdiferensiasi juga sangat erat sekali
kaitannya dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, dimana peran pendidik hanya
menuntun peserta didik untuk mencapai versi terbaiknya sesuai dengan potensi atau
keunikannya masingmasing.

3. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, hasil tes kemampuan kognitif awal peserta
didik didapatkan data, 33% peserta didik memiliki kemampuan kognitif awal
tinggi, 30% peserta didik memiliki kemampuan kognitif awal sedang, dan 36%
peserta didik memiliki kemampuan kognitif awal rendah. Kesiapan belajar peserta
didik peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kesiapan belajarnya
dimana 3 kelompok tersebut dibagi menjadi 3 kategori, yakni 39% rendah, 52%
sedang dan 8% tinggi.. Hasil tes gaya belajar didapatkan bahwa peserta didik
dengan gaya belajar auditori sebanyak 22%, gaya belajar kinestetik sebanyak 47%
dan gaya belajar visual sebanyak 30%. Data tersebut dijadikan dasar bagi guru
dalam merancang pembelajaran yang efektif guna memenuhi tujuan pembelajaran
sesuai kurikulum yang dipakai.

Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Sopianti, D. (2022). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Pada Mata Pelajaran
Seni Budaya Kelas Xi Di Sman 5 Garut. KANAYAGAN–Journal of Music
Education, 1(1), 1–8.
Tomlinson, C. A. (2001). How to differentiated Instruction in MixedAbility.
Classrooms. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum.

Anda mungkin juga menyukai