Anda di halaman 1dari 9

REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI

Reaksi oksidasi-reduksi banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun


dalam industri. Pernahkah kalian perhatikan besi yang berkarat, nasi yang menjadi basi,
minyak goreng yang menjadi tengik, kayu yang dibakar menjadi arang dan menghasilkan
gas? Semua peristiwa di atas merupakan contoh reaksi oksidas-reduksi. Contoh lain dari
reaksi oksidasi-reduksi adalah respirasi, fotosintesis, dan proses pengolahan logam dari
bijihnya.
Pengertian reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan. Pada awalnya,
reaksi oksidasi dan reduksi dikaitkan dengan pengikatan dan pelepasan oksigen, kemudian
dikembangkan menjadi proses serah terima elektron dan perubahan bilangan oksidasi.

A. Konsep Oksidasi-Reduksi Ditinjau dari Pengikatan dan Pelepasan Oksigen


Oksidasi didefinisikan sebagai pengikatan oksigen, sedangkan reduksi adalah
pelepasan oksigen. Pembakaran kayu, pembakaran gas alam, pembakaran bensin pada mesin
mobil, perkararatan besi merupakan contoh reaksi oksidasi.
1. Pembakaran gas metana akan menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi.
CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) + energi

2. Oksidasi sulfur menjadi gas sulfur dioksida


S(s) + O2(g) → SO2(g)

3. Oksidasi glukosa dalam tubuh


C6H12O6(aq) + 6O2(g) → 6CO2(g) + 6H2O(l)

Contoh reaksi reduksi:


1. Reduksi tembaga(II) oksida oleh gas hidrogen
CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)

2. Reduksi raksa(II) oksida


2HgO(s) → 2Hg(l) + O2(g)
3. Reduksi air menjadi oksigen pada proses fotosintesis
H2O(l) → 2H2(g) + O2(g)

Reaksi oksidasi dan reduksi biasanya berjalan secara simultan (bersamaan) seperti
yang yang terjadi pada reaksi berikut:

Karena reaksi reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, maka reaksi di atas
disebut reaksi redoks. Pada contoh di atas, CO dioksidasi oleh Fe2O3. Oleh karena itu, Fe2O3
merupakan pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, Fe2O3 direduksi oleh CO sehingga CO
merupakan pereduksi atau reduktor. Jadi, oksidator adalah zat yang memberikan oksigen
kepada zat lain, sedangkan reduktor adalah zat yang menerima oksigen dari zat lain.

B. Konsep Oksidasi-Reduksi Ditinjau dari Pelepasan dan Penerimaan Elektron


Dahulu pengertian reaksi oksidasi dan reduksi hanya digunakan untuk reaksi-reaksi
yang berlangsung dengan adanya perpindahan oksigen. Konsep ini kemudian berkembang
setelah para ahli melihat suatu karakteristik mendasar dari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
ditinjau dari ikatan kimianya yaitu adanya serah terima electron. Konsep ini lebih luas karena
dapat diterapkan untuk reaksi-reaksi yang tidak melibatkan oksigen. Misalnya pada reaksi:
2Zn(s) +O2(g) → 2ZnO(s) atau 2Zn2+O2-(s)
Pada reaksi tersebut, atom seng (Zn) pada logam diubah menjadi kationnya (Zn2+). Proses
tersebut disebut oksidasi.
Oksidasi: Zn → Zn2+ + 2e
Sedangkan oksigen (O2) diubah menjadi anion (O2-). Proses tersebut disebut reduksi.
Reduksi: O2 + 4e → 2O2-
4 elektron yang digunakan pada proses reduksi diambil dari dua atom seng. Transfer 4
elektron dari atom seng ke molekul oksigen dapat digambarkan sebagai berikut:

O2(g) 4e
+
2Zn(s) → 2Zn2+ + 4e atau 2Zn(s) + O2(g) → 2ZnO(s)

2O2-
Reaksi di atas merupakan reaksi redoks karena reaksi oksidasi dan reduksi terjadi
bersamaan. Jika diilustrasikan gambaran mikroskopiknya seperti pada gambar berikut.

Keterangan: : atom Zn : atom O

: atom Zn2+ : atom O2-

Gambar 3.1 Reaksi Redoks antara Zn dengan O2 menghasilkan ZnO

Jadi, oksidasi adalah pelepasan elektron, sedangkan reduksi penerimaan elektron.


Oksidasi dan reduksi adalah proses yang berpasangan, dimana salah satu reaktan
teroksidasi dan pada saat yang bersamaan reaktan yang lain tereduksi. Misalnya pada reaksi
antara Zn dengan larutan Cu2+ berikut:
Oksidasi: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Reduksi: Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Reaksi di atas disebut persamaan setengah reaksi. Persamaan total dari reaksi redoks adalah
jumlah dari dua setengah reaksi.
Persamaan setengah reaksi oksidasi: Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e
Persamaan setengan reaksi reduksi : Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Persamaan reaksi total : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Jumlah elektron yang dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron
yang diterima pada setengah reaksi reduksi sehingga tidak ada elektron pada persamaan
reaksi total. Ilustrasi gambaran mikroskopik seperti pada gambar berikut.
Keterangan: : atom Zn : ion Zn+ : ion Zn2+

: ion Cu2+ : ion Cu+ : atom Cu

Gambar 3.2 Reaksi redoks antara Zn dengan Cu2+

Jika jumlah elektron yang dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi tidak sama
dengan jumlah elektron yang diterima pada setengah reaksi reduksi, maka salah satu harus
dikalikan sehingga jumlah elektron yang dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama
dengan jumlah elektron yang diterima pada setengah reaksi reduksi. Contohnya:
Persamaan setengah reaksi oksidasi: [ Ag(s) → Ag+(aq) + 1e ] X 2
Persamaan setengan reaksi reduksi: S(g) + 2e → S2-
Persamaan reaksi total : 2Ag(s) + S(g) → Ag2S(s)
Reaksi tersebut dapat terjadi pada bahan yang terbuat dari perak, misalnya sendok perak yang
yang semula berwarna putih perak teroksidasi menjadi perak sulfida yang berwarna
kekuningan. Ilustrasi reaksinya seperti pada gambar berikut:

Gambar 3.3 Reaksi redoks Ag dengan S menjadi Ag2S pada sendok perak
C. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi (b.o) didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom ketika
berada dalam bentuk ion atau molekul. Ada beberapa aturan untuk menentukan bilangan
oksidasi suatu atom, antara lain:
1. Bilangan oksidasi dari unsur bebas seperti Na, Fe, H2, Cl2, O2, P4, dan S8 = 0.
2. Bilangan oksidasi dari ion monoatomik sederhana = muatan ionnya. Contoh:
 Bilangan oksidasi Na+ = +1 Bilangan oksidasi Cu2+ = +2
 Bilangan oksidasi O2- = -2 Bilangan oksidasi Cl- = -1
3. Jumlah bilangan oksidasi dari semua atom dalam molekul netral = 0, sedangkan jumlah
bilangan oksidasi semua atom dalam ion poliatomik = muatan ionnya. Contoh:
 Muatan senyawa NaCl = 0
Jumlah b.o Na + jumlah b.o Cl = 0
(1 x b.o Na) + (1 x b.o Cl) = 0
 Muatan NO3- = -1
Jumlah b.o N + jumlah b.o O = -1
(1 x b.o N) + (3 x b.o O) = -1
4. Bilangan oksidasi fluorin di dalam senyawanya, misalnya HF, NaF, ClF3 selalu -1.
5. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa kovalen dengan nonlogam seperti HCl, NH3,
H2O = +1. Bilangan oksidasi hidrogen yang membentuk ikatan dengan logam = -1,
misalnya NaH dan CaH2.
6. Bilangan oksidasi oksigen di dalam senyawanya selalu -2, kecuali dalam senyawa
fluorida, peroksida, dan superoksida.
 Bilangan oksidasi O dalam H2O = -2
 Bilangan oksidasi O dalam senyawa fluorida, OF2 = +2
 Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida, H2O2, Na2O2 = -1
 Bilangan oksidasi O dalam senyawa superoksida, KO2 = -1/2
7. Logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam senyawanya mempunyai bilangan
oksidasi = +1.
8. Logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawanya mempunyai bilangan
oksidasi = +2.
9. Bilangan oksidasi golongan nonlogam sama dengan muatan ionnya. Contoh;
 Cl dalam NaCl adalah Cl- sehingga bilangan oksidasi Cl dalam NaCl = -1
 Cl dalam ICl adalah Cl-, karena keelektronegatifan Cl lebih besar daripada I sehingga
bilangan oksidasi Cl dalam ICl = -1
10. Logam transisi mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi.
Berikut ini beberapa contoh cara menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam
molekul, ion sederhana, maupun ion poliatomik.
 Menentukan bilangan oksidasi (b.o) semua atom dalam MgCl2, b.o Mg = +2, Cl = -1
MgCl2

+2 -1
Jumlah b.o Mg + jumlah b.o Cl = 0
(1 x b.o Mg) + (2 x b.o Cl) =0
[1 x (+2)] + [2 x (-1) ] = 0
(+2) + (-2) =0
 Menentukan bilangan oksidasi (b.o) semua atom dalam Fe2O3, b.o Fe = +3, O = -2
Fe2O3

+3 -2
Jumlah b.o Fe + jumlah b.o O = 0
(2 x b.o Fe) + (3 x b.o O) =0
[2 x (+3)] + [3 x (-2) ] =0
(+6) + (-6) =0
 Menentukan bilangan oksidasi (b.o) semua atom dalam NH4+, b.o N = -3, H = +1
NH4+

-3 +1

Jumlah b.o N + jumlah b.o H = +1


(1 x b.o N) + (4 x b.o H) = +1
[1 x (-3)] + [4 x (+1) ] = +1
(-3) + (+4) = +1
 Menentukan bilangan oksidasi (b.o) semua atom dalam SO42-, b.o S = +6, O = -2
SO42-

+6 -2
Jumlah b.o S + jumlah b.o O = -2
(1 x b.o S) + (4 x b.o O) = -2
[1 x (+6)] + [4 x (-2) ] = -2
(+6) + (-8) = -2

Bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawanya berkaitan dengan posisi unsur-unsur


dalam tabel periodik. Suatu atom dapat memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Berikut ini
beberapa bilangan oksidasi atom dari beberapa unsur pada periode 2, dan 3.

Gambar 2.1 Bilangan Oksidasi pada Unsur Periode 2 dan 3

Gambar 2.2 Bilangan Oksidasi pada Unsur Periode 3

D. Konsep Oksidasi-Reduksi Ditinjau dari Peningkatan dan Penurunan Bilangan


Oksidasi
Bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menjelaskan reaksi oksidasi dan reduksi
secara luas. Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi dan reduksi adalah penurunan
bilangan oksidasi. Contoh:
1. Reaksi pembakaran karbon (C) menjadi gas karbondioksida (CO2).
reduksi
oksidasi

C(s) + O2(g) → CO2(g)


0 0
+4 -2

Karbon (C) mengalami oksidasi karena bilangan oksidasi C meningkat dari 0 menjadi +4,
sedangkan oksigen (O2) mengalami reduksi karena bilangan oksidasi oksigen menurun
dari 0 menjadi -2.

2. Reaksi antara kalium permanganat (KMnO4) dengan asam klorida (HCl)

oksidasi
reduksi

2KMnO4(aq) + 14HCl(aq) → 2MnCl2(aq) + 2KCl(aq) + 5Cl2(g) + 7H2O(l)

+1 +7 -2 +1 -1 +2 -1 +1 -1 0 +1 -2

HCl mengalami oksidasi karena bilangan oksidasi Cl meningkat dari -1 menjadi 0,


sedangkan KMnO4 mengalami reduksi karena bilangan oksidasi Mn menurun dari +7
menjadi +2. HCl menyebabkan KMnO4 tereduksi menjadi MnCl2 sehingga HCl disebut
reduktor, sedangkan KMnO4 menyebabkan HCl teroksidasi menjadi Cl2 sehingga KMnO4
disebut oksidator.

E. Reaksi Autoredoks atau Disproporsionasi


Pada beberapa reaksi redoks, kadang senyawa yang sama mengalami oksidasi
sekaligus reduksi. Reaksi demikian disebut reaksi autoredoks atau disproporsionasi. Jadi pada
reaksi autoredoks oksidator dan reduktor merupakan zat yang sama. Misalnya gas klorin yang
dilarutkan di dalam air akan mengalami reaksi autoredoks atau disproporsionasi.

oksidasi
reduksi

Cl2(g) + H2O(l) → HOCl(aq) + HCl(aq)

0 +1 -2 +1 -2 +1 +1 -1
Sebagian dari gas Cl2 (bilangan oksidasi 0) mengalami reaksi oksidasi menjadi HOCl
(bilangan oksidasi +1) dan mengalami reduksi menjadi HCl (bilangan oksidasi -1). H2O yang
menyebabkan Cl2 teroksidasi sekaligus tereduksi, sehingga H2O bertindak sebagai reduktor
sekaligus oksidator.
Reaksi kebalikan dari reaksi autoredoks adalah reaksi konproporsionasi, yaitu reaksi
redoks yang hasil oksidasi dan reduksinya sama. Contohnya:

oksidasi
reduksi

2H2S + SO2 → 3S + 2H2O

+1 -2 +4 -2 0 +1 -2

Pada reaksi tersebut, hasil oksidasi dan hasil reduksinya merupakan zat yang sama yaitu
belerang (S).
A. Reaksi Oksidasi dan Reduksi dalam Kehidupan Sehari-hari
Konsep oksidasi reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi lebih luas daripada
dua konsep awal. Terdapat banyak reaksi redoks yang kita temui dalam kehidupan sehari-
hari, antara lain:
a. Pembakaran gas alam
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
b. Fotosintesis
6CO2(g) + 6H2O(l) + sinar matahari → C6H12O6(aq) + 6O2(g)
c. Ekstark besi dari oksida besi
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
d. Korosi
4Fe(s) + 3O2(g) + nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)
e. Aki mobil
Oksidasi : Pb + SO42- → PbSO4 + 2e
Reduksi : PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e → PbSO4 + 2H2O
Reaksi total: Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42- → 2PbSO4 + 2H2O

Anda mungkin juga menyukai