Anda di halaman 1dari 2

Indonesia Perlu Pemimpin Bermoral Pancasila

A. Pendahuluan

Kepemimpinan pancasila adalah kepemimpinan yang berkeTuhanan Yang Maha Esa, menjungjung
tinggi nilai-nilai kemanusian, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berprinsip demokrasi dan
keadilan sosial. Integritas dan etika menjadi kompetensi yang sangat penting untuk memastikan
pimpinan sektor publik mampu bersaing pada era global. Seorang pemimpin juga harus bisa memahami
serta mengendalikan situasi yang sedang dihadapkan pada dirinya beserta tim karena dengan begitu
maka permasalahan-permasalahan dapat diatasi dengan mudah.

Pemimpin harus menghayati tujuan didirikannya negara ini dengan berlandaskan Pancasila serta
UUD 1945. Sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 bahwa negara ini memiliki tujuan untuk
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dewasa ini semakin banyak kejadian serta kasus-kasus dari para pemimpin negara yang melakukan
hal tercela. Kegiatan korupsi serta hedonisme menjadi permasalahan serius yang tak kunjung ada
hentinya. Kasus seperti Rafael Alun Trisambodo yang menjabat Kepala Bagian Umum DJP Kanwil Jakarta
Selatan serta Andhi Pramono menjabat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe
Madya Pabean B Teluk Bayur yang terindikasi melakukan korupsi serta hedonisme.

B. Analisis Masalah

Korupsi terjadi karena rendahnya integritas termasuk moral dan etika yang dimiliki oleh Aparatur
Sipil Negara. Korupsi dimulai dari tingkatan pengkhianatan kepercayaan, penyalahgunaan kekuasaan,
hingga pengambilan keuntungan material yang bukan haknya melalui kekuasaan tersebut. Korupsi
memiliki dua faktor penyebab yakni berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa
sifat tamak yang dimiliki, kurang kuatnya moral dalam menghadapi godaan, gaya hidup konsumtif, dan
rendahnya etos kerja yang berujung pada sifat malas. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya
model keteladanan yang baik, kurangnya pendapatan yang tidak sebanding dengan kebutuhan,
lemahnya tatanan penegakan hukm dan kondisi yang mendukung potensi-potensi tindak korupsi.

Seperti contoh kasus pada Rafael Alun Trisambodo yang menjabat Kepala Bagian Umum DJP Kanwil
Jakarta Selatan serta Andhi Pramono menjabat sebagai Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
Cukai Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur yang terindikasi melakukan korupsi serta hedonisme. Sangat
mencederai Pancasila serta UUD 1945. Perbuatan tersebut mencederai masyarakat karena didalam
kondisi pemulihan pasca Covid-19 yang mana banyak menguras tenaga serta finansial masyarakat malah
pimpinan negara sedang menikmati uang rakyat untuk kebutuhan pribadi.

Masyarakat merasa kecewa dengan tindakan para pemimpin negara ini karena amanat mereka untuk
mengawal uang pajak dan bea yang mereka bayar malah digunakan untuk kebutuhan pribadi. Hal inilah
yang akan membuat efek domino dari prilaku yang dilakukan para pimpinan tadi yaitu dengan
berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terutama pada pembayaran Pajak.
Seperti yang kita ketahui bahwa APBN kita sekarang 70% ditanggung oleh pajak yang dibayar oleh
masyarakat, jika masyarakat tidak mau membayar maka sudah jelas kegiatan operasional pemerintah
akan terganggu. Sehingga hal ini sangat merugikan negara bukan hanya dari bidang finansial melainkan
juga social yang dihadapkan kepada masyarakat.

C. Peran Kepemimpinan

Dari masalah yang kita hadapi diatas maka dapat dilakukan kegiatan-kegiatan untuk menaggulangi Hal
tersebut :

1. Menumbuhkan sikap integritas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab kepada tiap-tiap
ASN dengan sosialisasi berbasis penerapan dengan pelayanan kepada masyarakat
2. Diadakannya kegiatan-kegiatan yang dapat memperkuat keimanan sesuai dengan kepercayaan
ASN
3. Menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukan merupakan sikap mengabdi berbasis pelayanan dan
aksi belanegara
4. Menyadari bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan beradampak luas entah kepada dirinya,
instansi kerja, serta negara Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai