Anda di halaman 1dari 20

1

MODUL PERKULIAHAN

KEWARGANEGARA
N

PENDAHULUAN DAN
RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

Abstrak Sub-CPMK 1

Pada Bab Pendahuluan ini akan Kemampuan akhir yang diharapkan :


dijelaskan mengenai kontrak Mahasiswa mampu memahami
perkuliahan, ruang lingkup mata Pendidikan Kewarganegaraan yang baik
kuliah Pendidikan dan benar.
Kewarganegaraan sebagai
salah satu dari mata kuliah
pengembangan karakter.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.,MH
ILMU KOMPUTER
INFORMATIKA
DAFTAR ISI

A. DESKRIPSI PERKULIAHAN 3
B. MANFAAT MATA KULIAH 3
C. NILAI NILAI KEPEMPINAN NASIONAL SEBAGAI PEMBENTUKAN
KARAKTER 4
D. TUJUAN MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN 12
E. PELAKSANAAN PERKULIAHAN 12
F. METODE PEMBELAJARAN 13
G. RA NCANGA N PEMB ELAJA RA N/ RUANG LINGKUP MATAKULIA H
KEWARGANEGA RAA N 14
H. TUGAS BESAR 1 14
I. TUGAS BESAR 2 14
J. KRITERIA PENILAIAN 15
K. ABSENSI 15
L. KONTRAK PERKULIAHAN 15
M. REFERENSI PERATURAN DAN BUKU 16
N. PELAYANAN 17
DAFTAR PUSTAKA

2021 KEWARGANEGARAAN
2 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
MODUL 1
PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. DESKRIPSI PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Kewarganegaraan.


SKS : 2 Sks
Pengajar : Rani Purwanti Kemalasari SH.MH
Semester :

B. LATAR BELAKANG PERKULIAHAN

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu Mata Kuliah Pengembangan


Kepribadian yang wajib diberikan seluruh Perguruan Tinggi Indonesia, disamping
Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Pendidikan Kewarganegaraan
menitikberatkan kepada kemampuan penalaran ilmiah yang kognitif dan efektif, serta
menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara secara rasional dan untuk meyakini
kebenaran serta ketepatan konsepsi bela negara dalam aplikasi pandangan hidup
bangsa.Kemampuan warga negara suatu negara untuk hidup berguna dan bermakna,
serta mampu mengantisipasi perkembangan, perubahan masa depannya, disertai pola
berkehidupan dalam era globalisasi, sangat memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni, yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai budaya
bangsa, sebagai nilai-nilai dasar negara.Nilai-nilai dasar negara tersebut akan
menumbuhkan wawasan kebangsaan demi kesatuan dan persatuan, akan menjadi
panduan dan mewarnai keyakinan serta pegangan hidup warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan dan kesadaran bernegara, sikap


serta perilaku cinta tanah air Indonesia, yang bersendikan filsafat Kewarganegaraan dan
identitas nasional, geopolitik dan geostrategic Indonesia, kepada para mahasiswa
sebagai calon ilmuwan warga negara Kesatuan Republik Indonesia yang menguasai ilmu
pengetahuan teknologi dan seni, menjadi tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan.
Kualitas warga negara akan ditentukan terutama 3oleh sikap cinta tanah air demi
kesatuan dan persatuan, dan sikap hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

2021 KEWARGANEGARAAN
3 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang
dipelajarinya.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi,
khususnya teknologi informasi, komunikasi serta transportasi melaju amat cepat.
Duniapun menjadi transparan, seolah satu negara dan negara lainnya tak terbatas.
Kondisi inipun bagaimanapun juga akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku
masyarakat kita. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu upaya
membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya para
mahasiswa, dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan menumbuhkan kesadaran bela
negara.

Mata kuliah ini dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa.


Materi mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan ini disusun sesuai materi perkuliahan
berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 43 / Dikti / Kep / 2006.

C. NILAI NILAI KEPEMPINAN NASIONAL SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER.

Fenomena globalisasi berpengaruh kepada pergeseran atau perubahan tata nilai,


sikap dan perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.  Perubahan yang positif dapat memantapkan nilai-nilai Pancasila sebagai
falsafah hidup bangsa dan mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas. 
Tuntutan dan aspirasi masyarakat terakomodasi secara positif disertai upaya-upaya
pengembangan, peningkatan pemahaman, penjabaran, pemasyarakatan, dan
implementasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan.   Adapun perubahan yang
negatif harus dideteksi dan diwaspadai sejak dini serta melakukan aksi pencegahan
berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap Negara kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)

Pemimpin merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk


menjalankan kehidupan nasional.    Bagi bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah
sistem kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi pembangunan nasional
dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila.   Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi
mengawal proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa
di seluruh wilayah nusantara. Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan suatu sistem
manajemen nasional (Sismennas) untuk menjalankan mekanisme siklus
penyelenggaraan negara dan dapat menggerakkan seluruh tatanan untuk mengantisipasi
perubahan  dan mendukung keberlangsungan kehidupan nasional.

2021 KEWARGANEGARAAN
4 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta
dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang
bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi
implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i)
membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii)
mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan
berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan.  Kepemimpinan nasional
mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan
pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan
lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.

Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berhasil melewati berbagai


ancaman, gangguan, tantangan, dan hambatan (AGTH). Banyak sekali anasir pemecah
belah yang senantiasa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, antara lain 
sentimen suku agama, ras, dan antar golongan (SARA), primordialisme, dan ketimpangan
pembangunan (Pokja Tannas, 2010). Namun bangsa Indonesia wajib bersyukur karena
masih memiliki konsep dasar falsafah Pancasila yang dilandasi nilai-nilai sejarah, cita-cita
dan ideologi, sebagai pemandu untuk mencapai tujuan negara.  Falsafah Pancasila
memandu bangsa Indonesia memandang dinamika kehidupan dan menentukan arah
pemecahan perihal politik, ekonomi, sosial dan lingkungan menuju masyarakat yang
mandiri, maju, adil, dan makmur. 

Fenomena globalisasi berpengaruh kepada pergeseran atau perubahan tata nilai,


sikap dan perilaku pada semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Pokja Pimnas, 2010).  Perubahan yang positif dapat memantapkan nilai-nilai
Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa dan mengembangkan kehidupan nasional yang
lebih berkualitas.  Tuntutan dan aspirasi masyarakat terakomodasi secara positif disertai
upaya-upaya pengembangan, peningkatan pemahaman, penjabaran, pemasyarakatan,
dan implementasi Pancasila dalam semua aspek kehidupan (Pokja Ideologi, 2010).   
Adapun perubahan yang negatif harus dideteksi dan diwaspadai sejak dini serta
melakukan aksi pencegahan berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap NKRI
(Pokja Padnas, 2010).Memperhatikan keadaan dan permasalahan saat ini maupun akan
datang, maka posisi dan eksistensi seorang pemimpin sangatlah penting.  Pemimpin
merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk menjalankan
kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional.    Bagi bangsa Indonesia,
yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat menjalankan visi

2021 KEWARGANEGARAAN
5 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila.   Kepemimpinan nasional
harus dapat berfungsi mengawal proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat
dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah nusantara. Kepemimpinan nasional
membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan
seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen
bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat.

Kepemimpinan nasional harus mempunyai pandangan jauh ke depan atau


mempunyai visi jelas, yang mampu menjangkau ketidak menentuan dalam lingkungan
yang cepat berubah.  Kepemimpinan nasional tersebut memerlukan Sismennas untuk
menjalankan mekanisme siklus penyelenggaraan negara dan dapat menggerakkan
seluruh tatanan untuk mengantisipasi perubahan  dan mendukung keberlangsungan
kehidupan nasional.  Sesuai dengan UU No 25/2004,  konsepsi manajemen
pembangunan mengacu kepada suatu sistem, yakni Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN).  SPPN mengatur keseluruhan sistem perencanaan pembangunan yang
dituangkan dalam dokumen yang berkesinambungan, baik yang bersifat jangka panjang,
menengah, maupun pendek atau tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah, masing-masing yaitu Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Lebih jauh, kepemimpinan nasional harus dapat mengawal strategi implementasi


reformasi birokrasi (PURB, 2008) dalam rambu-rambu good governance, yakni (i)
membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii)
mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan
berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan.  Strategi implementasi
reformasi birokrasi bukan hal teknis semata, tetapi membutuhkan kemampuan
kepemimpinan extraordinary untuk menjalankannya pada tatanan sistem manajemen
nasional (Sismennas).Perkembangan lingkungan strategis memberikan peluang dan
motivasi bagi upaya-upaya memantapkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup
bangsa.   Kepemimpinan nasional dapat menunjukkan perannya dalam rangka
mengembangkan kehidupan nasional yang lebih berkualitas. Kepemimpinan nasional
dapat mengantisipasi lingkungan strategis dengan langkah-langkah nyata
mengembangkan kehidupan yang berkualitas dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL

2021 KEWARGANEGARAAN
6 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa

Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu


untuk memperoleh kebenaran, atau secara singkat dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan
tentang hakekat.   Maknanya, dengan mencari atau menyakan apa hakekat, sari, esensi
atau inti segala sesuatu, maka jawaban yang didapatkan berupa kebenaran yang hakiki
(Sunoto, 1995).  Hal ini diperkuat Noorsyam (2009a), yang menyatakan nilai-nilai filsafat
merupakan derajad tertinggi pemikiran untuk menemukan hakekat kebenaran.  Filsafat
dapat dilihat dalam dua aspek, sebagai metode dan pandangan (Poespowardojo, 1994). 
Sebagai metode, filsafat menunjukkan cara berpikir dan analisis untuk menjabarkan
ideologi Pancasila.  Sebagai pandangan, filsafat menunjukkan nilai dan pemikiran yang
dapat menjadi substansi dan isi ideologi Pancasila.

Menurut Poespowardojo (1994), filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai


refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya
bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar
dan menyeluruh.  Filsafat mampu membuka pemikiran yang lebih luas dan rasional 
sehingga cara pandang terhadap ideologi menjadi lebih terbuka dan fleksibel (tidak kaku
atau beku).  Manusia diberi peluang mengembangkan persepsi, wawasan dan sikapnya
secara dinamis agar menemukan kebenaran, arti dan makna hidup.  Oleh karena itu
filsafat dapat dilaksanakan dengan membahas perihal kehidupan, misalnya
pembangunan, modernisasi, kemiskinan, keadilan dan lain-lain.

Menurut Noorsyam (2009b), filsafat pancasila memberi tempat yang tinggi dan
mulia atas kedudukan dan martabat manusia (sebagai implementasi sila pertama dan
kedua Pancasila).  Karenanya setiap manusia seyogyanya mengutamakan asas normatif
religius dalam menjalankan kehidupannya.  Manusia diberi oleh Tuhan kemampuan
berbagai ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugas kekhalifahannya (Al Baqarah : 30
– 34).  Manusia diminta untuk mengelola seluruh alam dan seisinya dan diperuntukkan
bagi umat manusia. Alam dan seisinya tersebut dalam pengertian lingkungan hidup
(menurut UU 23 tahun 1997) adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai falsafah
pandangan hidup bangsa, seyogyanya dicerminkan ke dalam prinsip-prinsip nilai dan
norma kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan berbudaya.  Poespowardojo dan
Hardjatno (2010) menyatakan moral Pancasila perlu ditransformasi menjadi moral atau

2021 KEWARGANEGARAAN
7 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
etika politik kehidupan negara yang harus ditaati dan diamalkan dalam penyelenggaraan
negara.  Moral diamalkan menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan, serta dituangkan
dalam perundang-undangan, untuk mengatur kehidupan negara, dan menjamin hak-hak
dan kedudukan warga negara.

Kepemimpinan

Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah multikultur.  Kebhinekaan


itu berhasil membangun kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.  Kebhinekaan juga berhasil
memotivasi lahirnya kebangkitan nasional (boedi oetomo, 1908), komitmen sebagai
bangsa (soempah pemoeda, 1928) dan pembebasan dari belenggu penjajahan
(proklamasi kemerdekaan, 1945).  Kebhinekaan itu yang masih menjiwai
keberlangsungan kehidupan nasional dengan dinamikanya, untuk mengisi kemerdekaan
dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan negara. Semangat dan cita-cita kebangsaan
yang telah dideklarasikan para pendiri bangsa (founding fathers).  Karakter kepemimpinan
para pendiri bangsa mampu menggali nilai-nilai budaya luhur terutama nilai-nilai filsafat,
baik itu filsafat hidup (atau disebut filsafat Pancasila) maupun filsafat keagamaan. Hal ini
memberikan identitas dan martabat sebagai bangsa yang beradab, sekaligus memiliki
jiwa dan kepribadian yang religius (Laboratorium Pancasila IKIP Malang, 1997). 
Pemahaman terhadap falsafah kebangsaan telah menghasilkan semangat juang para
pendahulu sehingga membebaskan dari belenggu penjajahan.

Saat ini, nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu diimplementasi
untuk membangkitkan semangat juang bangsa. Semangat juang itu bukan saja untuk
menyelesaikan permasalahan bangsa, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM
Indonesia. Kualitas itu akan lahir dari manusia yang berkarakter religius, percaya diri, dan
memiliki etos kerja yang tinggi (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010).  Lahirnya SDM
yang berkualitas sangat relevan untuk mengantisipasi keadaan dan perubahan
lingkungan strategis.  SDM berkualitas berperan dalam penyusunan konsep kebijakan
pembangunan, penyelenggaraan negara, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih
berorientasi kepada kesejahteraan dalam rangka peningkatan harkat bangsa sebagai
manusia.

Menurut Hasibuan (2003), manusia Indonesia memiliki potensi ²illahiyah², dan bisa
merealisasikan potensi illahiyahnya menjadi manfaat seluruh bangsa.  Anugerah
kemerdekaan adalah bukti realisasi illahiyah yang diberikan para pendiri bangsa ini. 
Dengan menunaikan kekhalifahan itu manusia senantiasa mengalami pembelajaran. 
Pembelajaran diperlukan agar bangsa Indonesia dapat melalui tantangan internal maupun

2021 KEWARGANEGARAAN
8 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
global dan berbagai dinamikanya.  Proses pembelajaran dan iptek diharapkan
menghasilkan kemampuan untuk mengadakan adaptasi atau justifikasi terhadap proses
kehidupan yang baru dan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas dan daya
saing yang makin baik. Daya saing hanya akan meningkat, seiring dengan proses
pembelajaran yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan masyarakat
(Poespowardojo dan Hardjatno, 2010).

Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk
menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional.    Bagi
bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat
menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi paradigma nasional dengan
kemampuan (i) memantapkan integrasi bangsa dan solidaritas nasional, (ii)
mementingkan stabilitas nasional untuk meningkatkan rasa kebangsaan, (iii) memahami
perubahan dan melaksanakan pembaharuan dalam manajemen pemerintahan dan (iv)
menggunakan pendekatan politik dalam upaya pencarian solusi untuk menangani
permasalahan dalam kehidupan masyarakat (Pokja Pimnas, 2010b).

Dari uraian di atas, kepemimpinan nasional bangsa Indonesia nampaknya


menghadapi dua isyu yang juga menjadi tantangan bisnis global, yakni  cross-cultural
management dan change management.  Meminjam definisi CBI (2009), cross-
culturalmanagement diperlukan dalam upaya memberikan pemahaman menjembatani
hambatan manajemen organisasi dan berbagai implikasi perbedaan budaya.  Hal ini
sangat relevan dengan karakter bangsa yang multikultur untuk menjalankan Sismennas.
Change management memberikan konsep untuk memahami dinamika perubahan dalam
budaya organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

PERAN KEPEMIMPINAN NASIONAL

Falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa membuka pemikiran yang


lebih luas dan rasional perihal jati diri bangsa Indonesia, dan upaya-upaya
mengembangkan ke dalam kehidupan nasional menuju masyarakat yang mandiri, maju,
adil, dan makmur.   Setiap warga negara memiliki peluang mengembangkan dirinya
sebagai bangsa yang multikutur untuk menjalankan proses pembelajaran dan iptek untuk
menentukan kehidupan baru yang berkualitas.  Kepemimpinan nasional memiliki peran
penting mengimplementasikan falsafah Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya
peningkatan kualitas SDM dalam pembangunan nasional.   Kepemimpinan nasional di

2021 KEWARGANEGARAAN
9 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berbagai tingkatan wajib berpartisipasi dan mendorong berfungsinya manajemen dan
kelembagaan pemerintahan dalam rangka terciptanya good governance untuk
mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam
pembangunan nasional.

Peran kepemimpinan nasional dalam implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai


falsafah hidup bangsa diuraikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan sebagai berikut.

1. Sismennas.  Sismennas (sistem manajemen nasional) merupakan sistem


manajemen pembangunan yang dilandasi kaidah manajemen universal di dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dilandasi tata nilai ideologi
dalam rangka mewujudkan tujuan nasional (Pokja Sismennas, 2010; Mustopadidjaja,
2004).  Sismennas berfungsi memandu  penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Konsep
Sismennas sesuai dengan sistem kepemimpinan nasional meliputi struktur, substansi
dan budaya (Pokja Pimnas, 2010a).  Kepemimpinan di dalam sismennas mengawal,
melaksanakan proses dan menghimpun usaha–usaha untuk mencapai kehematan
(ekonomis), daya guna (efisien), dan hasil guna (efektif) sebesar mungkin dalam
menggunakan sumber dana dan sumber daya nasional dalam rangka mewujudkan
tujuan nasional (Pokja Sismennas, 2010).  Fakta-fakta yang membuktikan para
pemimpin nasional belum memahami Sismennas ditunjukkan dengan ketidak
efisienan dalam penyelenggaraan pemerintahan, antara lain perilaku KKN, perilaku
primordial dan feodal, dan tidak memahami ipteks.
2. Pembangunan Pendidikan.  Pembangunan pendidikan secara umum bertujuan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.  Pendidikan dilaksanakan di dalam
lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan (masyarakat dan pemerintahan) dalam
prinsip-prinsip keteladanan, moral dan etika sesuai falsafah hidup bangsa
berdasarkan Pancasila.  Kepemimpinan dalam keluarga, sekolah, kemasyarakatan
dan pemerintahan wajib menjalankan prinsip-prinsip pendidikan tersebut, dan menjadi
sumber motivasi dan inspirasi lahirnya kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.  Melalui pendidikan diharapkan lahir kualitas SDM yang memiliki moral
dan akuntabilitas individu, sosial, institusional dan global (Lemhannas, 2009) yang
akan mengantarkan menjadi Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. 
Karakter multikultur bangsa merupakan sumber kekayaan iptek nasional, sebagai
modal dasar pembangunan nasional, meliputi sumber kekayaan alam, geografi,
demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

2021 KEWARGANEGARAAN
10 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Potensi tersebut perlu dioptimalkan pemanfaatannya melalui kepemimpinan yang
memiliki kompetensi manajemen pembangunan berdasarkan ilmu  pengetahuan dan
teknologi.
3. Reformasi Birokrasi.  Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal
proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di
seluruh wilayah nusantara. Konsepsi membutuhkan SDM yang berkualitas,
berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat
berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang
bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal strategi implementasi
reformasi birokrasi (PURB, 2008) yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii)
membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir, budaya dan nilai-nilai
kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi
terjadinya perubahan.  Strategi implementasi reformasi birokrasi bukan hal teknis
semata, tetapi membutuhkan kemampuan kepemimpinan extraordinary untuk
menjalankannya pada tatanan Sismennas.   Hal ini bisa dilihat dari sisi lain,
Sismennas sesungguhnya menjadi alat bantu yang efektif untuk menjalankan
mekanisme business process kepemimpinan.  Lebih penting dari itu, kepemimpinan
juga harus mampu mengawal seluruh SDM senantiasa dalam steady state
mengantisipasi perubahan. Pencapaian reformasi birokrasi hingga saat ini rata-rata
kurang dari 30 persen dan akan dilanjutkan mencapai 100 persen pada tahun 2014
(melalui RPJMN 2010-2014).  Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan upaya
untuk melaksanakan perubahan dan pembaharuan yang mendasar dan menyeluruh
terhadap penyelenggaraan pemerintahan mencakup aspek, organisasi
(kelembagaan), ketata laksanaan (business process) dan SDM aparatur (PURB,
2008).  Semua itu berawal dan bermuara kepada perubahan pola pikir, sikap dan
perilaku SDM agar lebih mementingkan organisasi dibanding kepentingan individu.
4. Hukum dan aparatur.  Pembangunan hukum dan aparatur dilaksanakan dalam
rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan globalisasi dilandasi moral dan etika
Pancasila[2].  Hal itu juga mencakup penguasaan konsep kebijakan dan hukum
sesuai konteks yang sedang berkembang dan antisipasi lingkungan strategis.  SDM
aparat berkualitas dapat mewujudkan dan menghayati nilai dan etika hukum meliputi
kebenaran, kejujuran, keadilan kepercayaan dan kewibawaan dilandasi moralitas
yang luhur (Akbar, 2010). Pembangunan aparatur juga diarahkan untuk menghasilkan
kepemimpinan.  Kepemimpinan dengan visi yang jelas, integritas yang tinggi, dan
dilandasi moralitas  Pancasila akan mudah mengawal manajemen pemerintahan dan
hukum dalam rangka menjamin kepastian dan keadilan.  Pembangunan aparatur

2021 KEWARGANEGARAAN
11 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dilakukan melalui konsepsi reformasi birokrasi.  Reformasi birokrasi diharapkan
meningkatkan profesionalisme aparatur dan mewujudkan tata pemerintahan yang
baik, di pusat dan di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di
bidang-bidang lainnya (RPJMN 2010-2014).  Dengan kata lain, reformasi birokrasi
adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar menjadi profesional
dalam mengemban tugas penyelenggaraan negara, khususnya mengantisipasi
pesatnya kemajuan iptek, teknologi informasi dan komunikasi dan perubahan
lingkungan strategis.
Kepemimpinan nasional memiliki peran penting mengimplementasikan falsafah
Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM
dalam pembangunan nasional.   Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai
dengan kemampuan dan kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh
komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian
tujuan nasional.  Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan
kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, reformasi birokrasi dan
pembangunan hukum dan aparatur dalam rangka terciptanya good governance untuk
mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam
pembangunan nasional.

D.TUJUAN MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

1. Berfikir secara rasional, kritis dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis membentuk diri berdasarkan karakter
bangsa Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia.
5. Mengapresiasi nilai-nilai moral, etika dan religius.
6. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai- nilai
kemanusiaan.
7. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
8. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

2021 KEWARGANEGARAAN
12 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
E.PELAKSANAAN PERKULIAHAN

Perkuliahan dilaksanakan selama satu semester dengan 16 kali pertemuan sesuai


dengan Rancangan Pembelajaran Kewarganegaraan, yang terdiri atas :
- Tatap Maya sebanyak 2 ( dua ) kali : Awal Perkuliahan dan Sebelum UAS.
- On line sebanyak 16 ( tiga belas) kali
- 15 Kali online
- 1 kali Ujian Akhir Semester.
Mahasiswa dituntut untuk mampu secara mandiri mengolah berbagai informasi
yang ada dan terus aktif mengembangkan diri. Dalam perkuliahan ini, Mahasiswa
harus terlibat aktif membangun pengetahuannya sehingga mencapai pengetahuan
yang mendalam.

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran menggunakan Metode Student Active Learning ini meliputi antara
lain:
1. Studi kasus.
 Mahasiswa diberikan kasus yang perlu dicari pemecahan masalahnya sesuai
dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
 Studi kasus dapat juga dilakukan saat mengerjakan forum.
2. Diskusi.
 Mahasiswa ditugaskan untuk membahas dan bertukar pendapat mengenai topik
atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih
jelas dan teliti.
 Diskusi dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
3. Tugas kelompok
 Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada mahasiswa yang telah
dibuat kelompok, misalnya dalam bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau
mengamati suatu kejadian.
4.Quiz.
 Mahasiswa wajib mengisi Quiz pada setiap pertemuan E Learning.
5.Debat.

2021 KEWARGANEGARAAN
13 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Di dalam kelompok tersebut
mahasiswa melakukan perdebatan tentang topik tertentu.
 Debat dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
6.Collaborative Learning (CL).
 Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan
pemahaman seluruh anggota.
7.Problem-Based Learning (PBL).
 Metode belajar yang menggunakan masalah yang komplek dan nyata untuk
memicu pembelajaran sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.

G.RANCANGAN PEMBELAJARAN/RUANG LINGKUP MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN

1. Pendahuluan.
2. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Kepribadian.
3. Negara Dan Sistem Pemerintahan.
4. Identitas Nasional.
5. Demokrasi Indonesia.
6. Hak Dan Kewajiban Warga Negara.
7. Konstitusi Dan Rule Of Law.
8. Hak Asasi Manusia.
9. Wawasan Nusantara.
10. Ketahanan Nasional.
11. Hubungan Agama Dan Negara.
12. Otonomi Daerah Dalam Bingkai NKRI.
13. Good Governance.
14. Globalisasi.
H. TUGAS BESAR 1

Dalam rangka Outcome Based Education, maka Mahasiwa akan diberikan Tugas Besar
1, yakni sebagai berikut :

2021 KEWARGANEGARAAN
14 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
 Mahasiswa akan diberikan kasus kasus yang relevan untuk di analisa berdasarkan
nilai nilai Kewarganegaraan.
 Tugas dapat dikumpulkan dari mulai tatap muka ke 2 s.d tatap muka ke 5.
 Tugas akan di evaluasi di tatap muka ke 6 dan 7 termasuk remedial.
 Nilai tugas akan di Entry pada tatap muka ke 7.
Keterangan lebih lanjut perihal Tugas Besar 1 dapat diihat pada Modul Tugas.

I. TUGAS BESAR 2.

Dalam rangka Outcome Based Education, maka Mahasiwa akan diberikan Tugas Besar
2, yakni sebagai berikut :

 Mahasiswa diwajibkan membuat makalah yang khusus membahas satu kasus


untuk di analisa berdasarkan nilai nilai Kewarganegaraan.
 Tugas dapat dikumpulkan dari mulai tatap muka ke 7 s.d tatap muka ke 10 ( 4
minggu ).
 Tugas akan di evaluasi di tatap muka ke 11 termasuk remedial.
 Nilai tugas akan di Entry pada tatap muka ke 12.
Keterangan lebih lanjut perihal Tugas Besar 2 dapat diihat pada Modul Tugas.

J. PENILAIAN.

2021 KEWARGANEGARAAN
15 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penilai dalam perkuliahan ini akan dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan
upaya mahasiswa dalam pencapaian kemampuan. Beberapa hal yang menjadi variable
penilaian adalah :
1 Absen ( melalui tatap muka dan forum ) : Syarat Kelulusan.

2 Tugas Besar 1 : 40 %

3 Tugas Besar 2 : 40 %

4 UAS : 20 %

Total : 100 %

Beberapa catatan penilaian yang harus diperhatikan :

Apabila absen kurang dari 61% maka nilai tidak bisa diinput oleh Dosen sehingga
otomatis mahasiswa yang bersangkutan tidak lulus nilai E.

K. ABSENSI

Mahasiswa dianggap hadir apabila :

a. Mengisi/menjawab Forum.
b. Mengisi quiz.

L. KONTRAK PERKULIAHAN

1. Mahasiswa dan Dosen diwajibkan menggunakan pakaian sopan, rapi, berkerah, pada
waktu mengikuti perkuliahan tatap muka di kelas.
2. Mahasiswa mengerjakan E Learning tepat waktu ( Forum, Download Modul, Quiz )
3. Mahasiswa wajib mengisi Forum, Quiz dan Down Load Modul sebagai kategori
penilaian dan absensi.
4. Mahasiswa mohon tidak mengeluarkan kata kata yang kurang pantas pada saat
berdiskusi di dalam forum E Learning.
5. Tidak ada toleransi keterlambatan E Learning kecuali ada masalah server dan ada
pengumuman resmi dari PPBA.
6. Mengumpulkan tugas tepat waktu.

2021 KEWARGANEGARAAN
16 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Pada waktu perkuliahan tatap muka semua handphone dinon aktifkan/disilent.
8. Mahasiswa wajb hadir minimal 61 % / 71 % dari tatap muka online.
9. Tidak ada ujian susulan untuk UAS, kecuali dengan alasan jelas.

M.REFERENSI PERATURAN DAN BUKU

Peraturan :

 Undang - Undang Dasar 1945, sebelum dan sesudah Amandemen.


 Undang-UndangNomor 39Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundangan ( menyatakan Kewarganegaraan sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara ).
 Piagam Jakarta.
 Peraturan perundangan lainnya yang relevan.
Referensi Buku :

Etika Berwarganegara, Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi.

Dikeluarkan oleh Universitas Mercu Buana dan Graha Ilmu.

Bisa didapatkan di Souvenir Shop Universitas Mercu Buana

N.PELAYANAN

2021 KEWARGANEGARAAN
17 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk meningkatkan pelayanan, apabila anda mempunyai permasalahan dengan
perkuliahan ini menyangkut administrasi, proses belajar mengajar yang terkait dengan
kedisiplinan, kesesuaian materi dan proses pengajaran dari dosen, proses evaluasi baik
Tugas, UTS dan UAS, anda menghubungi Bagian BBAEL MKCU UMB dan BOP

DAFTAR PUSTAKA

2021 KEWARGANEGARAAN
18 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Akbar, P.  2010.  Pembangunan Hukum dan HAM di Indonesia Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas SDM.  Materi ceramah PPRA 45 Lemhannas, 29 Juli 2010. 
Lemhannas, Jakarta

Asean (Association of Southeast Asian Nations).  2009.  Implementing The Roadmap For
an Asean Community 2015. Annual Report 2008-2009.  Asean Secretary Office, Jakarta

CBI (Carnegie Bosch Institute).  2009. Leadership and Change Management in a


Multicultural Context.  Tepper School of Business, Carnegie Mellon University, Pittsburgh,
Pennsylvania, USA

Effendi, B.  2001.  Teologi Baru Politik Islam: Pertautan agama, negara dan demokrasi. 
Galang Press, Yogyakarta.  294p.

Hasibuan, s.  2003.   SDM Indonesia: Mengubah Kekuatan Potensial Menjadi Kekuatan
Riil.  Majalah Perencanaan Pembangunan, Bappenas, Jakarta. Edisi 31, April-Juni 2003:
2-10.

Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997).  Refleksi Pancasila dalam Pembangunan. 


Usaha Nasional, Surabaya.  243p.

Lemhannas.  2009.  Indeks Kepemimpinan Nasional Indonesia (IKNI).  Lemhannas RI.


Jakarta.

Mustopadidjaja, A. R.  2004.  Paradigma Pengambilan Keputusan Dalam


Penyelenggaraan NKRI di Abad 21.  Majalah Perencanaan Pembangungan.  Bappenas
Jakarta.  IX(6): 2-8

Noorsyam, H. M.  2009a.   Sistem Filsafat Pancasila: Tegak Sebagai Sistem Kenegaraan
Pancasila – UUD Proklamasi 45.  Konggres Pancasila, diselenggarakan Pusat Studi
Pancasila, tanggal 30 Mei – 1 Juni 2009 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Noorsyam, H. M.  2009b.   NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila dalam wawasan
Filosofis Ideologis dan Konstitusional.  Jurnal Konstitusi.  Mahkamah Konstitusi dan Pusat
kajian konstitusi Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana Malang.  1(2): 59-84.

Pagon, M., E. Banutai and U Bizjak.  2008.  Leadership Competencies For Successful
Change Management. A Preliminary Study Report. Slovenian Presidency of the EU 2008.

Poespowardojo, S dan Hardjatno, N. J. M. T.  2010.  Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dan Pandangan Hidup Bangsa.  Pokja Ideologi.  Lemhannas, Jakarta

Poespowardojo, S.  1994.  Filsafat Pancasila.  Sebuah Pendekatan Sosio Budaya. 


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.  227p.

Pokja Ideologi.  2010.  Mewaspadai dan Menanggulangi Ancaman Terhadap Pancasila. 


Pokja Ideologi.  Lemhannas, Jakarta

Pokja Padnas.  2010.  Materi Pokok Kewaspadaan Nasional: Integrasi Nasional.  Pokja
Padnas, Lemhannas RI, Jakarta.

2021 KEWARGANEGARAAN
19 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pokja Pimnas (Kepemimpinan Nasional). 2007Kepemimpinan Nasional.  Pokja
Kepemimpinan.  Lemhannas, Jakarta

Pokja Pimnas (Kepemimpinan Nasional). 2007 Kepemimpinan Visioner.  Pokja


Kepemimpinan.  Lemhannas, Jakarta

Pokja Sismennas.  2010.  Sistem Manajemen Nasional.  Pokja Sismennas, Lemhannas


RI, Jakarta.

Pokja Tannas.  2010.  Materi Pokok Ketahanan Nasional: Konsepsi dan tolok ukur.  Pokja
Tannas, Lemhannas RI, Jakarta.

Pokja Wasantara.  2010.  Konsepsi Wawasan Nusantara.  Pokja Wasantara. 


Lemhannas, Jakarta

PURB (Pedoman Umum Reformasi Birokrasi).   2008.  PermenPAN No: PER/15


/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi

RPJMN 2010-2014. 2010. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. 


Peraturan Presiden No 5 tahun 2010.  Bappenas, Jakarta

Silalahi, T. B.  2010.  Kepemimpinan Visioner Dalam Rangka Reformasi Birokrasi.  Materi
Ceramah Kepemimpinan, Lemhannas RI, 7 Juli 2010. Jakarta

Sunoto.  1995.  Mengenal filsafat pancasila.  Hanindita, Yogyakarta. 121p.

2021 KEWARGANEGARAAN
20 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai