MODUL PERKULIAHAN
KEWARGANEGARA
N
PENDAHULUAN DAN
RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Abstrak Sub-CPMK 1
01
TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.,MH
ILMU KOMPUTER
INFORMATIKA
DAFTAR ISI
A. DESKRIPSI PERKULIAHAN 3
B. MANFAAT MATA KULIAH 3
C. NILAI NILAI KEPEMPINAN NASIONAL SEBAGAI PEMBENTUKAN
KARAKTER 4
D. TUJUAN MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN 12
E. PELAKSANAAN PERKULIAHAN 12
F. METODE PEMBELAJARAN 13
G. RA NCANGA N PEMB ELAJA RA N/ RUANG LINGKUP MATAKULIA H
KEWARGANEGA RAA N 14
H. TUGAS BESAR 1 14
I. TUGAS BESAR 2 14
J. KRITERIA PENILAIAN 15
K. ABSENSI 15
L. KONTRAK PERKULIAHAN 15
M. REFERENSI PERATURAN DAN BUKU 16
N. PELAYANAN 17
DAFTAR PUSTAKA
2021 KEWARGANEGARAAN
2 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
MODUL 1
PENDAHULUAN DAN RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
A. DESKRIPSI PERKULIAHAN
2021 KEWARGANEGARAAN
3 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang
dipelajarinya.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi,
khususnya teknologi informasi, komunikasi serta transportasi melaju amat cepat.
Duniapun menjadi transparan, seolah satu negara dan negara lainnya tak terbatas.
Kondisi inipun bagaimanapun juga akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku
masyarakat kita. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu upaya
membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya para
mahasiswa, dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan menumbuhkan kesadaran bela
negara.
2021 KEWARGANEGARAAN
4 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kepemimpinan nasional membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas, berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta
dapat berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang
bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal Sismennas dan strategi
implementasi reformasi birokrasi dalam rambu-rambu good governance, yakni (i)
membangun kepercayaan masyarakat, (ii) membangun komitmen dan partisipasi, (iii)
mengubah pola pikir,budaya dan nilai-nilai kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan
berjalannya sistem dan mengantisipasi terjadinya perubahan. Kepemimpinan nasional
mendorong berfungsinya manajemen dan kelembagaan pemerintahan, pembangunan
pendidikan, dan pembangunan hukum dan aparatur untuk mengantisipasi perkembangan
lingkungan strategis dalam rangka pembangunan nasional.
2021 KEWARGANEGARAAN
5 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembangunan nasional dilandasi nilai-nilai falsafah Pancasila. Kepemimpinan nasional
harus dapat berfungsi mengawal proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat
dirasakan oleh warga bangsa di seluruh wilayah nusantara. Kepemimpinan nasional
membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, berkemampuan iptek dan
seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat berinteraksi dengan komponen
bangsa lainnya dalam hidup bersama yang bermanfaat.
2021 KEWARGANEGARAAN
6 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Bangsa
Menurut Noorsyam (2009b), filsafat pancasila memberi tempat yang tinggi dan
mulia atas kedudukan dan martabat manusia (sebagai implementasi sila pertama dan
kedua Pancasila). Karenanya setiap manusia seyogyanya mengutamakan asas normatif
religius dalam menjalankan kehidupannya. Manusia diberi oleh Tuhan kemampuan
berbagai ilmu pengetahuan untuk melaksanakan tugas kekhalifahannya (Al Baqarah : 30
– 34). Manusia diminta untuk mengelola seluruh alam dan seisinya dan diperuntukkan
bagi umat manusia. Alam dan seisinya tersebut dalam pengertian lingkungan hidup
(menurut UU 23 tahun 1997) adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai falsafah
pandangan hidup bangsa, seyogyanya dicerminkan ke dalam prinsip-prinsip nilai dan
norma kehidupan dalam berbangsa, bernegara dan berbudaya. Poespowardojo dan
Hardjatno (2010) menyatakan moral Pancasila perlu ditransformasi menjadi moral atau
2021 KEWARGANEGARAAN
7 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
etika politik kehidupan negara yang harus ditaati dan diamalkan dalam penyelenggaraan
negara. Moral diamalkan menjadi norma tindakan dan kebijaksanaan, serta dituangkan
dalam perundang-undangan, untuk mengatur kehidupan negara, dan menjamin hak-hak
dan kedudukan warga negara.
Kepemimpinan
Saat ini, nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu diimplementasi
untuk membangkitkan semangat juang bangsa. Semangat juang itu bukan saja untuk
menyelesaikan permasalahan bangsa, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM
Indonesia. Kualitas itu akan lahir dari manusia yang berkarakter religius, percaya diri, dan
memiliki etos kerja yang tinggi (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010). Lahirnya SDM
yang berkualitas sangat relevan untuk mengantisipasi keadaan dan perubahan
lingkungan strategis. SDM berkualitas berperan dalam penyusunan konsep kebijakan
pembangunan, penyelenggaraan negara, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih
berorientasi kepada kesejahteraan dalam rangka peningkatan harkat bangsa sebagai
manusia.
Menurut Hasibuan (2003), manusia Indonesia memiliki potensi ²illahiyah², dan bisa
merealisasikan potensi illahiyahnya menjadi manfaat seluruh bangsa. Anugerah
kemerdekaan adalah bukti realisasi illahiyah yang diberikan para pendiri bangsa ini.
Dengan menunaikan kekhalifahan itu manusia senantiasa mengalami pembelajaran.
Pembelajaran diperlukan agar bangsa Indonesia dapat melalui tantangan internal maupun
2021 KEWARGANEGARAAN
8 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
global dan berbagai dinamikanya. Proses pembelajaran dan iptek diharapkan
menghasilkan kemampuan untuk mengadakan adaptasi atau justifikasi terhadap proses
kehidupan yang baru dan menjalankan inovasi untuk menciptakan kualitas dan daya
saing yang makin baik. Daya saing hanya akan meningkat, seiring dengan proses
pembelajaran yang rasional dan kritis serta kreativitas di kalangan masyarakat
(Poespowardojo dan Hardjatno, 2010).
Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh komponen bangsa untuk
menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Bagi
bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah sistem kepemimpin nasional yang dapat
menjalankan visi pembangunan nasional dilandasi paradigma nasional dengan
kemampuan (i) memantapkan integrasi bangsa dan solidaritas nasional, (ii)
mementingkan stabilitas nasional untuk meningkatkan rasa kebangsaan, (iii) memahami
perubahan dan melaksanakan pembaharuan dalam manajemen pemerintahan dan (iv)
menggunakan pendekatan politik dalam upaya pencarian solusi untuk menangani
permasalahan dalam kehidupan masyarakat (Pokja Pimnas, 2010b).
2021 KEWARGANEGARAAN
9 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
berbagai tingkatan wajib berpartisipasi dan mendorong berfungsinya manajemen dan
kelembagaan pemerintahan dalam rangka terciptanya good governance untuk
mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam
pembangunan nasional.
2021 KEWARGANEGARAAN
10 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Potensi tersebut perlu dioptimalkan pemanfaatannya melalui kepemimpinan yang
memiliki kompetensi manajemen pembangunan berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Reformasi Birokrasi. Kepemimpinan nasional harus dapat berfungsi mengawal
proses pembangunan dan hasil-hasilnya dapat dirasakan oleh warga bangsa di
seluruh wilayah nusantara. Konsepsi membutuhkan SDM yang berkualitas,
berkemampuan iptek dan seni yang dilandasi nilai-nilai ideologi bangsa, serta dapat
berinteraksi dengan komponen bangsa lainnya dalam hidup bersama yang
bermanfaat. Kepemimpinan nasional harus dapat mengawal strategi implementasi
reformasi birokrasi (PURB, 2008) yakni (i) membangun kepercayaan masyarakat, (ii)
membangun komitmen dan partisipasi, (iii) mengubah pola pikir, budaya dan nilai-nilai
kerja dan (iv) memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan mengantisipasi
terjadinya perubahan. Strategi implementasi reformasi birokrasi bukan hal teknis
semata, tetapi membutuhkan kemampuan kepemimpinan extraordinary untuk
menjalankannya pada tatanan Sismennas. Hal ini bisa dilihat dari sisi lain,
Sismennas sesungguhnya menjadi alat bantu yang efektif untuk menjalankan
mekanisme business process kepemimpinan. Lebih penting dari itu, kepemimpinan
juga harus mampu mengawal seluruh SDM senantiasa dalam steady state
mengantisipasi perubahan. Pencapaian reformasi birokrasi hingga saat ini rata-rata
kurang dari 30 persen dan akan dilanjutkan mencapai 100 persen pada tahun 2014
(melalui RPJMN 2010-2014). Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan upaya
untuk melaksanakan perubahan dan pembaharuan yang mendasar dan menyeluruh
terhadap penyelenggaraan pemerintahan mencakup aspek, organisasi
(kelembagaan), ketata laksanaan (business process) dan SDM aparatur (PURB,
2008). Semua itu berawal dan bermuara kepada perubahan pola pikir, sikap dan
perilaku SDM agar lebih mementingkan organisasi dibanding kepentingan individu.
4. Hukum dan aparatur. Pembangunan hukum dan aparatur dilaksanakan dalam
rangka memenuhi tuntutan masyarakat dan globalisasi dilandasi moral dan etika
Pancasila[2]. Hal itu juga mencakup penguasaan konsep kebijakan dan hukum
sesuai konteks yang sedang berkembang dan antisipasi lingkungan strategis. SDM
aparat berkualitas dapat mewujudkan dan menghayati nilai dan etika hukum meliputi
kebenaran, kejujuran, keadilan kepercayaan dan kewibawaan dilandasi moralitas
yang luhur (Akbar, 2010). Pembangunan aparatur juga diarahkan untuk menghasilkan
kepemimpinan. Kepemimpinan dengan visi yang jelas, integritas yang tinggi, dan
dilandasi moralitas Pancasila akan mudah mengawal manajemen pemerintahan dan
hukum dalam rangka menjamin kepastian dan keadilan. Pembangunan aparatur
2021 KEWARGANEGARAAN
11 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dilakukan melalui konsepsi reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi diharapkan
meningkatkan profesionalisme aparatur dan mewujudkan tata pemerintahan yang
baik, di pusat dan di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di
bidang-bidang lainnya (RPJMN 2010-2014). Dengan kata lain, reformasi birokrasi
adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar menjadi profesional
dalam mengemban tugas penyelenggaraan negara, khususnya mengantisipasi
pesatnya kemajuan iptek, teknologi informasi dan komunikasi dan perubahan
lingkungan strategis.
Kepemimpinan nasional memiliki peran penting mengimplementasikan falsafah
Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
mengembangkan wawasan kebangsaan dan upaya-upaya peningkatan kualitas SDM
dalam pembangunan nasional. Pemimpin pada berbagai tingkatan dan hirarki sesuai
dengan kemampuan dan kewenangannya, merupakan penggerak dan motivator seluruh
komponen bangsa untuk menjalankan kehidupan nasional dalam rangka pencapaian
tujuan nasional. Kepemimpinan nasional mendorong berfungsinya manajemen dan
kelembagaan pemerintahan, pembangunan pendidikan, reformasi birokrasi dan
pembangunan hukum dan aparatur dalam rangka terciptanya good governance untuk
mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis untuk menghasilkan manfaat dalam
pembangunan nasional.
1. Berfikir secara rasional, kritis dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis membentuk diri berdasarkan karakter
bangsa Indonesia agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia.
5. Mengapresiasi nilai-nilai moral, etika dan religius.
6. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai- nilai
kemanusiaan.
7. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
8. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.
2021 KEWARGANEGARAAN
12 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
E.PELAKSANAAN PERKULIAHAN
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran menggunakan Metode Student Active Learning ini meliputi antara
lain:
1. Studi kasus.
Mahasiswa diberikan kasus yang perlu dicari pemecahan masalahnya sesuai
dengan pokok bahasan yang sedang dibahas.
Studi kasus dapat juga dilakukan saat mengerjakan forum.
2. Diskusi.
Mahasiswa ditugaskan untuk membahas dan bertukar pendapat mengenai topik
atau masalah tertentu untuk memperoleh suatu pengertian bersama yang lebih
jelas dan teliti.
Diskusi dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
3. Tugas kelompok
Metode pembelajaran dengan memberikan tugas kepada mahasiswa yang telah
dibuat kelompok, misalnya dalam bentuk karangan atau makalah, kliping dan/atau
mengamati suatu kejadian.
4.Quiz.
Mahasiswa wajib mengisi Quiz pada setiap pertemuan E Learning.
5.Debat.
2021 KEWARGANEGARAAN
13 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Di dalam kelompok tersebut
mahasiswa melakukan perdebatan tentang topik tertentu.
Debat dapat juga dilakukan pada Forum E learning.
6.Collaborative Learning (CL).
Merupakan proses belajar kelompok, di mana setiap anggota menyumbangkan
informasi, pengetahuan, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan
pemahaman seluruh anggota.
7.Problem-Based Learning (PBL).
Metode belajar yang menggunakan masalah yang komplek dan nyata untuk
memicu pembelajaran sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru.
1. Pendahuluan.
2. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Kepribadian.
3. Negara Dan Sistem Pemerintahan.
4. Identitas Nasional.
5. Demokrasi Indonesia.
6. Hak Dan Kewajiban Warga Negara.
7. Konstitusi Dan Rule Of Law.
8. Hak Asasi Manusia.
9. Wawasan Nusantara.
10. Ketahanan Nasional.
11. Hubungan Agama Dan Negara.
12. Otonomi Daerah Dalam Bingkai NKRI.
13. Good Governance.
14. Globalisasi.
H. TUGAS BESAR 1
Dalam rangka Outcome Based Education, maka Mahasiwa akan diberikan Tugas Besar
1, yakni sebagai berikut :
2021 KEWARGANEGARAAN
14 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mahasiswa akan diberikan kasus kasus yang relevan untuk di analisa berdasarkan
nilai nilai Kewarganegaraan.
Tugas dapat dikumpulkan dari mulai tatap muka ke 2 s.d tatap muka ke 5.
Tugas akan di evaluasi di tatap muka ke 6 dan 7 termasuk remedial.
Nilai tugas akan di Entry pada tatap muka ke 7.
Keterangan lebih lanjut perihal Tugas Besar 1 dapat diihat pada Modul Tugas.
I. TUGAS BESAR 2.
Dalam rangka Outcome Based Education, maka Mahasiwa akan diberikan Tugas Besar
2, yakni sebagai berikut :
J. PENILAIAN.
2021 KEWARGANEGARAAN
15 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penilai dalam perkuliahan ini akan dilakukan seobjektif mungkin sesuai dengan
upaya mahasiswa dalam pencapaian kemampuan. Beberapa hal yang menjadi variable
penilaian adalah :
1 Absen ( melalui tatap muka dan forum ) : Syarat Kelulusan.
2 Tugas Besar 1 : 40 %
3 Tugas Besar 2 : 40 %
4 UAS : 20 %
Total : 100 %
Apabila absen kurang dari 61% maka nilai tidak bisa diinput oleh Dosen sehingga
otomatis mahasiswa yang bersangkutan tidak lulus nilai E.
K. ABSENSI
a. Mengisi/menjawab Forum.
b. Mengisi quiz.
L. KONTRAK PERKULIAHAN
1. Mahasiswa dan Dosen diwajibkan menggunakan pakaian sopan, rapi, berkerah, pada
waktu mengikuti perkuliahan tatap muka di kelas.
2. Mahasiswa mengerjakan E Learning tepat waktu ( Forum, Download Modul, Quiz )
3. Mahasiswa wajib mengisi Forum, Quiz dan Down Load Modul sebagai kategori
penilaian dan absensi.
4. Mahasiswa mohon tidak mengeluarkan kata kata yang kurang pantas pada saat
berdiskusi di dalam forum E Learning.
5. Tidak ada toleransi keterlambatan E Learning kecuali ada masalah server dan ada
pengumuman resmi dari PPBA.
6. Mengumpulkan tugas tepat waktu.
2021 KEWARGANEGARAAN
16 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
7. Pada waktu perkuliahan tatap muka semua handphone dinon aktifkan/disilent.
8. Mahasiswa wajb hadir minimal 61 % / 71 % dari tatap muka online.
9. Tidak ada ujian susulan untuk UAS, kecuali dengan alasan jelas.
Peraturan :
N.PELAYANAN
2021 KEWARGANEGARAAN
17 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk meningkatkan pelayanan, apabila anda mempunyai permasalahan dengan
perkuliahan ini menyangkut administrasi, proses belajar mengajar yang terkait dengan
kedisiplinan, kesesuaian materi dan proses pengajaran dari dosen, proses evaluasi baik
Tugas, UTS dan UAS, anda menghubungi Bagian BBAEL MKCU UMB dan BOP
DAFTAR PUSTAKA
2021 KEWARGANEGARAAN
18 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Akbar, P. 2010. Pembangunan Hukum dan HAM di Indonesia Dalam Rangka
Peningkatan Kualitas SDM. Materi ceramah PPRA 45 Lemhannas, 29 Juli 2010.
Lemhannas, Jakarta
Asean (Association of Southeast Asian Nations). 2009. Implementing The Roadmap For
an Asean Community 2015. Annual Report 2008-2009. Asean Secretary Office, Jakarta
Effendi, B. 2001. Teologi Baru Politik Islam: Pertautan agama, negara dan demokrasi.
Galang Press, Yogyakarta. 294p.
Hasibuan, s. 2003. SDM Indonesia: Mengubah Kekuatan Potensial Menjadi Kekuatan
Riil. Majalah Perencanaan Pembangunan, Bappenas, Jakarta. Edisi 31, April-Juni 2003:
2-10.
Noorsyam, H. M. 2009a. Sistem Filsafat Pancasila: Tegak Sebagai Sistem Kenegaraan
Pancasila – UUD Proklamasi 45. Konggres Pancasila, diselenggarakan Pusat Studi
Pancasila, tanggal 30 Mei – 1 Juni 2009 di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Noorsyam, H. M. 2009b. NKRI sebagai sistem kenegaraan Pancasila dalam wawasan
Filosofis Ideologis dan Konstitusional. Jurnal Konstitusi. Mahkamah Konstitusi dan Pusat
kajian konstitusi Fakultas Hukum Universitas Wisnuwardhana Malang. 1(2): 59-84.
Pagon, M., E. Banutai and U Bizjak. 2008. Leadership Competencies For Successful
Change Management. A Preliminary Study Report. Slovenian Presidency of the EU 2008.
Pokja Padnas. 2010. Materi Pokok Kewaspadaan Nasional: Integrasi Nasional. Pokja
Padnas, Lemhannas RI, Jakarta.
2021 KEWARGANEGARAAN
19 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pokja Pimnas (Kepemimpinan Nasional). 2007Kepemimpinan Nasional. Pokja
Kepemimpinan. Lemhannas, Jakarta
Pokja Tannas. 2010. Materi Pokok Ketahanan Nasional: Konsepsi dan tolok ukur. Pokja
Tannas, Lemhannas RI, Jakarta.
Silalahi, T. B. 2010. Kepemimpinan Visioner Dalam Rangka Reformasi Birokrasi. Materi
Ceramah Kepemimpinan, Lemhannas RI, 7 Juli 2010. Jakarta
2021 KEWARGANEGARAAN
20 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/