Disusun oleh:
Kelompok 2 (Business 3D)
S1 Business
Universitas Prasetiya Mulya
BSD City Kavling Edutown I.1, Jl. BSD Raya Utama, BSD City, Kec. Pagedangan,
Tangerang, Banten 15339
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kehadiran anak merupakan hal yang dirindukan oleh setiap pasangan
yang telah mampu hidup bersama melalui lembaga perkawinan. Tanpa adanya
anak, buah dari cinta perkawinan, kebahagiaan keluarga bisa hilang. Menurut
penulis, kehadiran anak dapat memperjelas tujuan hidup pasangan.
Dalam konteks masyarakat Adat, anak dapat menjadi penghubung dalam
perjuangan keluarga untuk kehidupan dan keutuhan perkawinan, sangat wajar
jika ada pasangan yang mengadopsi anak. Pada masa lalu, mengangkat anak
adalah satu-satunya cara yang masih bisa ditempuh oleh pasangan suami istri
guna mendapatkan keturunan, walaupun hal tersebut tidak membuat sebuah
keluarga menjadi puas karena bukan anak kandung mereka.
Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi, pada saat ini sudah
terdapat berbagai kecanggihan yang dapat digunakan masyarakat untuk
mengatasi kendala-kendala kehidupan, salah satunya adalah dalam hal kesulitan
mempunyai anak yang disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam upaya memiliki
seorang anak dalam keluarga, seseorang akan berupaya melalui kecanggihan
teknologi dimana teknologi ini kemudian dikenal dengan istilah “Bayi Tabung”.
Akan tetapi dengan adanya teknik kecanggihan di bidang teknologi kedokteran
dan teknologi biologi pada dasarnya akan berpengaruh terhadap etika-etika
kehidupan masyarakat di bidang norma hukum kehidupan bermasyarakat
maupun norma keagamaan.
Menyadari bahwa permasalahan bayi tabung telah menjadi bahan kritikan
dan kecaman dari berbagai kalangan masyarakat dan agama. Secara umum setiap
agama memperbolehkan bayi tabung apabila berasal dari pasangan suami istri
atau sudah menikah dan memiliki permasalahan dalam proses reproduksi suami
istri tersebut. Istilah bayi tabung pada dasarnya digunakan untuk dapat
memahami adanya proses pembuahan seorang manusia yang tidak terjadi
sebagaimana lazimnya yaitu melalui rahim seorang ibu. Hal ini ternyata
diupayakan oleh ahlinya, terjadi diluar rahim ibu yaitu melalui sebuah tabung
yang telah dipersiapkan sedemikian rupa disebuah laboratorium.
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN 1
1.1 Kasus yang Diangkat 1
1.2 Latar Belakang Penulisan Kasus 2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah 2
BAB II 3
BAB III
PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran dan Rekomendasi 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1.1 Kristen
2.1.2 Buddha
2.1.3 Islam
2.1.4 Hindu
Agama Hindu diyakini oleh para pengikutnya sebagai Sanātana-dharma
yang memiliki arti “kebenaran abadi” dari “yang tidak memiliki awal dan akhir”.
Secara teologis, agama Hindu tidak mengenal ‘satu sistem kepercayaan tunggal
apalagi mutlak yang disusun demi dan untuk menyeragamkan keyakinan’, namun
agama Hindu menjadikan dirinya sebagai rumah besar yang berisikan
kemajemukan tradisi keagamaan di India yang bertumbuh. Dalam agama Hindu
terdapat beberapa etika yang harus dijalankan oleh umatnya yang didasarkan
dari Kitab Weda. Etika tersebut tertuang dalam Sapta Timira atau yang berarti
“Tujuh Kegelapan” yang merupakan tujuh unsur atau sifat yang menyebabkan
pikiran orang menjadi gelap. Berikut merupakan isi dari Sapta Timira: (1) Sarupa
Timira, kegelapan yang didasarkan oleh keindahan atau kerupawanan. (2) Dana
Timira, kegelapan yang disebabkan oleh harta kekayaan. (3) Guna Timira,
kegelapan yang disebabkan oleh kepintaran atau kepandaian. (4) Kulina Timira,
kegelapan yang disebabkan oleh keturunan, strata sosial. (5) Yowana Timira,
kegelapan yang disebabkan oleh sikap kebebasan, kreatif, dan inovatif yang tidak
terkendali. (6) Sura Timira, kegelapan yang disebabkan oleh minuman keras dan
narkoba. (7) Kasuran Timira, kegelapan yang disebabkan oleh keberanian,
kekuatan, dan kesaktian yang terlalu besar.
2.1.5 Katolik
Dalam prosesnya, sel telur yang sudah matang dikumpulkan (diambil) dari
ovarium dan dibuahi oleh sperma di laboratorium. Sel telur yang dikumpulkan
dapat berupa lebih dari satu. Kemudian telur yang telah dibuahi (embrio)
dipindahkan ke rahim. Untuk lebih lengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Superovulationx
Wanita yang menghasilkan telur akan diberikan obat yang meningkatkan
fertilitas (superovulation), yang akan menyebabkan tubuh pasien
menghasilkan sel telur lebih dari 1 setiap bulan.
2. Mengambil sel telur
Setelah sel telur dihasilkan, Sang Ibu akan melakukan prosedur operasi
minor yang disebut follicular aspiration untuk mengambil telur. Proses ini
melibatkan memasukkan jarum kecil yang memiliki alat yang melekat
untuk menyedot telur keluar satu per satu di ovarium.
3. Mengumpulkan sperma dari pasangan atau donor
Pasangan atau donor akan menyediakan sampel sperma yang akan
dimasukkan ke dalam siklus pencucian dan pemutaran berkecepatan
tinggi untuk menemukan sperma yang paling sehat.
4. Menggabungkan sperma dan sel telur
Inseminasi atau diketahui sebagai proses menggabungkan sperma terbaik
dengan sel telur terbaik.
5. Transfer embrio ke uterus
Pasien akan diberikan obat untuk mempersiapkan lapisan rahimnya untuk
menerima embrio yang akan ditransfer kembali ke dalam rahim. Setelah
pembuahan, embrio akan ditempatkan di dalam rahim menggunakan
kateter dengan harapan bahwa setidaknya satu embrio akan tertanam di
lapisan rahim dan mulai berkembang.
Selain yang dijelaskan di atas, teknologi-teknologi yang digunakan dalam
proses bayi tabung bervariasi tergantung apa yang dibutuhkan dari pasien.
Terkadang dokter juga bisa menyarankan untuk melakukan kombinasi perawatan
tambahan untuk meningkatkan keberhasilan bayi tabung. Teknologi-teknologi
tersebut adalah: Assisted Hatching, Cryopreservation dan Frozen Embryo Transfer
(FET), Preimplantation Genetic Screening & Diagnosis, dan Surgical Sperm
Retrieval.
Semakin berkembangnya teknologi, muncul teknologi baru yang
mempermudah atau meningkatkan peluang keberhasilan dari bayi tabung.
Seperti PRP Treatment yaitu terapi plasma, di mana plasma kaya trombosit
pasien sendiri disuntikkan ke dalam indung telur pasien untuk meremajakan
kuantitas dan kualitas sel telur.
Proses in vitro fertilization (IVF) atau yang kita kenal sebagai proses bayi
tabung ini akan mengakibatkan beberapa efek emosional, fisik, serta psikologis.
Berikut adalah beberapa efek samping yang ditimbulkan dari proses IVF atau bayi
tabung itu sendiri. Yang pertama yaitu nyeri atau memar akibat suntikan. Obat
penyuntikan kesuburan dapat memberikan efek samping pada wanita yaitu
menimbulkan ketidaknyamanan, memar, atau nyeri saat menerima suntikan. Lalu
kedua yaitu efek sampig fisik bayi tabung adalah muntah atau mual, namun hal
ini juga tidak selalu terjadi. Ketiga yaitu Sindrom Hiper Stimulasi Ovarium (OHSS)
yang merupakan reaksi luar biasa akibat hormon suntik yang digunakan dalam
siklus IVF dikenal sebagai sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Jumlah folikel
yang berkembang berlebihan dapat menyebabkan cairan mengalir ke perut
wanita. OHSS memiliki gejala seperti kembung, mual, dan penambahan berat
badan. Kemudian keempat ada Multiple Births. Salah satu efek IVF meningkatkan
kemungkinan memiliki kehamilan ganda (kembar). Beberapa efek yang bahaya
adalah kemungkinan persalinan prematur, tekanan darah tinggi, diabetes
gestasional, dan kebutuhan untuk operasi caesar meningkat saat melahirkan
anak kembar.
Setelah itu, proses IVF ini juga diliihat dari beberapa aspek seperti umur
sang wanita. Apabila umurnya yang tidak sesuai atau lebih tua, maka IVF ini
bekerja kurang efektif seiring bertambahnya usia. Selain itu, ada juga risiko
keguguran dan cacat lahir. Ada banyak pro dan kontra tentang proses bayi tabung
atau IVF ini. Berikut adalah beberapa pros yang ditemukan pada proses bayi
tabung. Pertama yaitu tuba falopi yang tidak diperlukan. Beberapa penyakit
dapat menyebabkan saluran tuba wanita menjadi terhambat. Pada saat mencoba
untuk hamil, IVF merupakan satu-satunya pilihan yang tersedia setelah terbukti
bahwa saluran tuba tersumbat. Saluran tuba tidak diperlukan untuk IVF karena
sel telur diambil dari ovarium dan embrio ditanamkan langsung ke dalam rahim.
Kedua yaitu jumlah sperma yang rendah atau minim. IVF adalah pilihan yang
terbaik karena IVF itu sendiri menggunakan metode ICSI, yang membantu sel
telur berhasil membuahi dengan menyuntikkan sperma langsung ke sel telur.
Ketiga yaitu menurunkan kemungkinan abnormalitas. Tetapi dengan adanya IVF
ini, embrio yang masuk dapat diperiksa terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke
dalam rahim. Hal ini mengurangi kemungkinan bahwa anak tersebut akan lahir
dengan penyakit yang salah satu atau kedua orang tuanya memiliki gen tersebut.
Ada juga beberapa kontra yang dimiliki dari proses bayi tabung ini. Yang
pertama yaitu kehamilan ganda. Metode IVF memungkinkan satu embrio yang
dapat ditanamkan di dalam rahim dapat membelah dan menghasilkan dua
keturunan. Kontra kedua yaitu emosi yang tidak stabil dan proses yang
menyakitkan. Proses IVF bisa melelahkan secara emosional yang mungkin
melewati rasa sakit yang dialami sang ibu dan hal ini dapat berpengaruh terhadap
emosional, fisik, serta mental sang ibu itu sendiri.
Dalam proses bayi tabung terdapat tiga metode yang menjadi bahasan
khusus. Dari ketiga metode tersebut masing-masing diberikan komentar oleh ahli
agama Islam dan juga ulama. Hal ini karena hukum dari setiap tindakan umat
Islam sudah dituliskan di dalam al-Quran dan hendaknya umat Islam mentaati
isinya. Menurut Hasan Basri, menurut Islam, proses kelahiran melalui fertilisasi in
vitro diperbolehkan jika sel telur dan sel sperma berasal dari istri dan suami. Hal
ini karena perkembangan ilmu pengetahuan telah mengarah pada terciptanya
bayi tabung dengan tujuan yang positif. Hal Ini adalah Karunia dari Tuhan, karena
memungkinkan pasangan akhirnya memiliki anak setelah 14 tahun
menginginkannya. Menurut Husein Yusuf, fertilisasi in vitro bisa dilakukan jika
ovum dan sperma suami diambil dalam hubungan suami isteri yang sah. Setelah
pembuahan, anak ditempatkan dalam rahim istri hingga lahirnya anak. Menurut
hukum Islam, anak masih bernasab dengan ibu dan ayah.
Fertilisasi in vitro (IVF) adalah proses yang melibatkan pemindahan
embrio ke dalam rahim ibu pengganti. Anak itu kemudian dilahirkan melalui
proses ini. Menurut Ali Akbar, dalam Islam diperbolehkan meninggalkan fertilisasi
in vitro dengan wanita yang bukan ibunya. Apabila penyebab ibu tidak hamil
karena rahimnya terganggu. Melahirkan melalui ibu pengganti diperbolehkan,
dan dalam hal ini, wanita yang meminjamkan rahimnya dapat menerima upah.
Menurut Husein Yusuf, cara ini diperbolehkan. Dia berkomentar, anak yang lahir
secara titipan disamakan dengan ibu susuan, seperti Nabi Muhammad yang
dititipkan di ibu susuan. Alquran tidak secara eksplisit menyatakan bahwa anak
yang dikandung melalui fertilisasi in vitro dengan menggunakan sperma donor
diharamkan. Namun, yang dilarang Alquran adalah penggunaan sperma donor.
Surah Al Baqarah dan Surat An-Nur keduanya merujuk pada larangan praktik ini.
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan
saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk
dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan
menemui-Nya (QS al Baqarah ayat 223). Menurut ayat tersebut, sperma yang
berasal dari kemaluan pria tidak boleh disebarkan atau ditebarkan ke dalam
rahim wanita selain isterinya. Wanita juga diwajibkan untuk menjaga
kemaluannya, artinya tidak menerima sperma dari yang bukan suaminya.
Metode bayi tabung dianggap tidak sesuai dengan agama Katolik karena
metode tersebut melibatkan proses aborsi dimana hal tersebut dilanggar keras.
Menurut Konsili Vatikan II, aborsi merupakan tindakan yang durhaka dan terkutuk
karena aborsi sama dengan pembunuhan terhadap anak. Isi dari konsili Vatikan II
berbunyi: “Sebab Allah, Tuhan kehidupan telah mempercayakan kehidupan mulia
untuk melestarikan hidup manusia, supaya dijalankan dengan cara yang layak
baginya. Maka kehidupan sejak pembuahan harus dilindungi dengan sangat
cermat" (Gaudium et Spes, art. 51).
Menurut Journal of Assisted Reproduction and Genetics, kualitas dari
embrio itu sendiri dinilai dari beberapa aspek yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan si calon bayi kedepanya seperti, genetik,metabolisme dan juga
morfologi. Walaupun hanya sebuah embrio, sel tersebut adalah sel hidup yang
berarti menghancurkan embrio sama saja seperti membunuh dimana perbuatan
membunuh dilanggar dalam 10 Perintah Allah. Selain melibatkan aborsi, metode
bayi tabung atau yang disebut In-vitro fertilization (IVF) melakukan pengambilan
sperma melalui masturbasi. Katekismus Gereja Katolik 252 menyebutkan,
“Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan
membangkitkan kenikmatan seksual.” Selanjutnya bila dilibatkan praktik aborsi,
hak anak tersebut untuk hidup dan bertahan hidup akan dihilangkan juga.
Menurut ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae
14 atau “The Gospel of Life” yang menyatakan bahwa : “Selain itu apa saja yang
berlawanan dengan kehidupan sendiri, misalnya bentuk pembunuhan yang mana
pun juga, penumpasan suku, pengguguran (aborsi), euthanasia atau bunuh diri
yang disengaja; apa pun yang melanggar keutuhan pribadi manusia…”(Konsili
Vatikan II, Gaudium et Spes 27). Lalu yang kedua Paus Paulus VI juga mengatakan
bahwa “Hidup manusia adalah sesuatu yang sakral, dari sejak permulaannya, ia
secara langsung melibatkan tindakan penciptaan oleh Allah.” (Konsili Vatikan II,
Gaudium et Spes 27). Perkawinan sendiri memiliki 2 aspek yakni persatuan dan
kehidupan baru hal ini membuat aborsi menjadi hal yang dilarang karena
mengabaikan kedua aspek ini.
Selanjutnya jika kita lihat dari sisi Alkitab aborsi sendiri merupakan
tindakan yang menyimpang dari perkataan Tuhan dari Alkitab. Dari Galatia
1:15-16 mengatakan: “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan
ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan
Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa
bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;”
Bila kita melakukan aborsi maka kita secara tidak langsung telah menggagalkan
rencana Tuhan untuk menjadikan anak tersebut alat Tuhan dalam memberitakan
kebenaran. Solusi yang paling tepat untuk mereka yang ingin memiliki anak tetapi
tidak bisa adalah dengan adopsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penulis menyarankan agar manusia dapat melihat dampak buruk dan efek
domino yang ditimbulkan dari suatu inovasi. Proses yang dilalui oleh pembuatan
bayi tabung bukanlah hal yang wajar untuk dilakukan oleh makhluk hidup.
Walaupun proses bayi tabung dapat membantu pasangan suami istri untuk
memiliki buah hati, bayi tabung dapat menimbulkan efek domino seperti
perdagangan wanita remaja, dan penyalahgunaan bayi tabung itu sendiri.
Alangkah baiknya sebelum melakukan proses bayi tabung dengan alasan
infertilitas dari sisi wanita maupun pria, disarankan untuk melakukan rutinitas
dan mengonsumsi makanan yang dapat meningkatkan probabilitas kehamilan.
Apabila menurut dokter tidak memungkinkan untuk memiliki anak, alangkah
baiknya apabila pasangan suami istri dapat mengadopsi bayi maupun anak-anak
yang kehilangan orang tuanya.
DAFTAR PUSTAKA
● Pojok Jabar. (2019, 27 Januari). Kasus Bayi Tabung, TKI Indramayu yang
Meninggal Overdosis Obat Bayi Tabung di China. Diakses pada 11
Desember 2022 dari
https://jabar.pojoksatu.id/pantura/2019/01/27/berikut-fakta-fakta-tki-ind
ramayu-yang-meninggal-overdosis-obat-bayi-tabung-di-china/
● Zoloth, L., & Henning, A. A. (2010). Bioethics and oncofertility: arguments
and insights from religious traditions. Cancer treatment and research,
156, 261–278. doi: 10.1007/978-1-4419-6518-9_20
● Kwak, Man-Youn. (2005). A Study of Buddhist and Ethical View on Use of
Freezing Extra-Embryo Cloning. Korea Journal of Buddhist Studies, 12(0),
71-124.
● Kerridge IH, Jordens CFC, Benson R, Clifford R, Ankeny RA, with
commentaries by Keown D, Tobin B, Bhattacharyya S, Sachedina A,
Soleymani Lehmann L, and Edgar B. (2010). Religious Perspectives on
Embryo Donation and Research. Clinical Ethics, 5(1), 35–45.
doi:10.1258/ce.2009.009046
● Keown, D. (2000). Contemporary Buddhist Ethics (Vol. 17). Curzon:
Psychology Press.
● Mayo Clinic Staff. (2021, 10 September). In Vitro Fertilization. Diakses
pada 6 Desember 2022 dari
https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/in-vitro-fertilization/about/
pac-20384716
● Campbell, Stuard. (2014, 19 Desember). The advantages and
disadvantages of IVF. Diakses pada 6 Desember 2022 dari
https://www.createfertility.co.uk/blog/the-advantages-and-disadvantages
-of-ivf
● The History of IVF - The Milestones. (2008). Diakses pada 6 Desember
2022 dari https://ivf-worldwide.com/ivf-history.html
● A Step-By-Step Look at the IVF Process. (2020, 20 April). Diakses pada 6
Desember 2022 dari
https://www.pennmedicine.org/updates/blogs/fertility-blog/2020/april/h
ow-does-the-ivf-process-work
● IVF-Related Advanced Fertility Treatments. (2022). Diakses pada 6
Desember 2022 dari
https://www.sutterhealth.org/services/fertility/ivf-related-technologies
● Assisted Hatching in IVF. (2022). Diakses pada 6 Desember 2022 dari
https://www.socalfertility.com/fertility-treatment/assisted-hatching/
● Frozen Embryo Transfer (FET) guide. Diakses pada 6 Desember 2022 dari
https://www.apricity.life/fertility-hub/frozen-embryo-transfer-fet
● Kumar, Bhavna. 10 Latest IVF Technologies To Increase IVF Success in
2022. Diakses pada 7 Desember 2022 dari
https://www.fertilitydost.com/articles/article-details/10-latest-IVF-techno
logies-to-increase–
● Katolisitas. (2018). Diakses pada 6 Desember 2022 dari
https://www.katolisitas.org/mengapa-aborsi-itu-dosa/comment-page-7/
● Cohen, Cynthia B. (2002). Protestant Perspectives on the Uses of the New
Reproductive Technologies. Fordham Urban Law Journal, 20(1) , 135-145.
https://ir.lawnet.fordham.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1850&context
=ulj
● Sallam, NH. (2016). Religious Aspects of Assisted Reproduction. Facts
Views Vis Obgyn, 8(1), 33-48
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5096425/
● Asnawati. 2017. Dimensi Tradisional dan Spiritual Agama Hindu.
Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Jakarta
● Wiranata, Gede. 2021. “Bayi Tabung Dalam Perspektif Agama Hindu”
dalam Widya Katambung:Jurnal Filsafat Agama Hindu Vol.12 No.1.
Palangka Raya: Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka
Raya.
● Wiranata, Gede. 2020. “Etika Hindu Dalam Kehidupan” dalam Widya
Katambung:Jurnal Filsafat Agama Hindu Vol.11 No.1. Palangka Raya:
Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya.
● Susanti, Komang. 2020. Ajaran Susila Hindu Dalam Membangun
Karakter dan Moralitas Vol. 1. Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri
Mpu Kuturan Singaraja, Indonesia.
● Tim Mimbar Hindu. 2015. Sapta Timira Dalam Etika Dan Tata Susila Hindu.
https://kemenag.go.id/read/sapta-timira-dalam-etika-dan-tata-susila-hind
u-pve5g, diakses pada 11 Desember 2022 pukul 13.00.
● Tfp Fertility UK. (2021, August 19). Why does IVF fail for some people? We
Make Families. Retrieved December 6, 2022, from
https://tfp-fertility.com/en-gb/blog/why-does-ivf-fail-for-some-people
● Wau, Y. S. (2021, April 27). Ajaran Gereja katolik tentang aborsi.
KOMPASIANA. Retrieved December 6, 2022, from
https://www.kompasiana.com/yulius88910/608782128ede486fc30f2af2/
ajaran-gereja-katolik-tentang-aborsi
● Haas, J. M. (n.d.). Diperanakkan, Bukan Dibuat Suatu Pandangan Katolik
Mengenai Teknologi Reproduksi. Bayi Tabung. Retrieved December 6,
2022, from http://yesaya.indocell.net/id1231.htm
● Go, P. (1988). Soal moral 'Bayi Tabung' Menurut Gereja katolik. Analekta
Keuskupan Malang.
● Katolisitas.org. (n.d.). Tentang Bayi Tabung. katolisitas.org. Retrieved
December 6, 2022, from
https://www.katolisitas.org/tentang-bayi-tabung/
● Katolisitas.org. (n.d.). Tentang Bayi Tabung. katolisitas.org. Retrieved
December 6, 2022, from
https://www.katolisitas.org/tentang-bayi-tabung/
● Riskita, A. (2022, January 4). 7 Penyebab program Bayi Tabung gagal, Cari
Tahu! Orami. Retrieved December 6, 2022, from
https://www.orami.co.id/magazine/penyebab-program-bayi-tabung-gagal
● zubaidah, syarif. “Al-Mawarid Edisi VII 2002.” Bayi Tabung, Status Hukum
Dan Hubungan Nasabnya Dalam Perspektif Hukum Islam, 2002,
media.neliti.com/media/publications/42561-ID-bayi-tabung-status-huku
m-dan-hubungan-nasabnya-dalam-perspektif-hukum-Islam.pdf.
● Dongoran, Irham. “Bayi Tabung Dalam Tinjauan Hukum Islam (Analisis
Maqashid Syari’ah).” TAQNIN: Jurnal Syariah Dan Hukum, vol. 2, no. 1,
MIQOT Jurnal Ilmu ilmu KeIslaman, June 2020. Crossref,
https://doi.org/10.30821/taqnin.v2i1.7604.