Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

KATA PEMBUKA 2

RANGKUMAN PAPER 3

LATAR BELAKANG 4

SMART G MENJAWAB MASALAH 8

PERBANDINGAN PRODUK DI PASARAN 10


Mobile Generator Smart G 10
Mobile Charging Device Smart G 11

PELUANG PASAR MOBILE CHARGING DEVICE 14

MODEL BISNIS DAN PROYEKSI NILAI 15


Revenue Model 15

ICO TOKEN NSE 16


Pengenalan Token NSE 16
Alokasi Token NSE 17
Jadwal Sales Event Token NSE 17
Skema Ekosistem Token NSE 18
Anggota Ekosistem 18

ROADMAP 19

TEAM 20

PARTNER & AFILIASI 21

1
KATA PEMBUKA

Salam,

Perkenankanlah kami, PT. Neo Sumber Energi (NSE) beralamat di Komplek


Ruko Verbena Blok C No.8 Jalan Boulevard Raya Grand Depok City, Tirtajaya
– Sukmajaya, Kota Depok – Jawa Barat, Indonesia kodepos 16412

NSE adalah perusahaan swasta nasional yang berkomitmen bergerak


dibidang inovasi teknologi meliputi perangkat lunak (software) maupun
perangkat keras (hardware) guna menunjang varian kepentingan aktifitas
manusia yang saat ini dalam era revolusi industry 4.0.
NSE memiliki perspektif yang luas dan beragam dalam membangun model
bisnis dengan mengadopsi teknologi yang paling ke kinian (up to date),
sehingga banyak inovasi sudah kami konkritkan menjadi sebuah produk
masa depan yang siap dikomersialisasikan, salah satunya adalah produk
yang kami beri nama “Smart G”.
Deskripsi SmartG, adalah sebuah terobosan baru kami dalam industry
pembangkit listrik dengan metode pertama didunia, produk inovasi karya
anak bangsa Indonesia ini mampu menghasilkan listrik dengan kualitas
baik, ramah lingkungan, biaya terjangkau dan tidak memerlukan
penggerak utama (prime mover). Inovasi ini secara umum dapat
disebut sebagai “generator non mekanik”.
Derivatif Smart G, produk generasi pertama kami dalam bentuk mini
generator dengan fungsi portable charging device. Legalitas Smart G,
inovasi kami ini akan diproduksi diatas penemuan yang terdaftar pada
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia.
Semoga inovasi kami ini dapat memberikan kontribusi positif dan
solutif bagi Indonesia maupun dunia untuk merevolusi industry listrik,
besar harapan kami mendapat dukungan dari semua pihak terutama
Pemerintah Republik Indonesia.
Demikian pengantar ini kami buat dan terima kasih untuk meluangkan
waktu membaca proposal kami.

Hormat Kami

Tim NSE

2
RANGKUMAN PAPER

Sampai Saat ini semua teknologi Pembangkit Listrik masih menggunakan


penggerak utama (prime mover), seperti air pada PLTA, batu bara pada
PLTU, atau BBM pada genset. Penyediaan sumber prime mover memakan
biaya dan resiko ketergantungan terhadap kondisi alam.
Pendristibusian Listrik dengan sistem yang ada saat ini mahal dan belum
menjangkau semua pelosok negeri, terkadang menimbulkan protes warga
yang berada pada jalur Saluran Udara Tegangan Ekstra TInggi (SUTET).
Semua inovasi yang berkutat pada efisiensi Prime mover, tidak mampu
menghasilkan pembangkit listrik dengan efisiensi yang baik dan tidak
mobile.
Penemuan "Oscilator sebagai driver push pull perubah polarity induktor
sebagai pembangkit gaya gerak listrik” mampu menciptakan generator
non mekanik, artinya tidak lagi membutuhkan prime mover cukup
menggunakan magnet permanen yang diubah menjadi listrik. Lebih ramah
lingkungan dan sangat compact.
Temuan ini telah terdaftar di HKI setelah lolos tahap pengujian di
Laboratorium Elektronika Terapan, Institut Sepuluh November
Surabaya (ITS). Teknologi ini kami namankan Smart G
Prototype yang berhasil kami buat berupa :

1. Mobile Generator Smart G 5000 Watt Phase 1

2. Portable Charging Device Smart G sebagai pengganti fungsi power


bank.
Portable Charging Device tidak perlu di charge dan dapat digunakan
kapanpun dan dimanapun selama masa aktif masih berlaku

Sharing Ekonomi dengan tokenisasi


Tujuan utama dari tokenisasi adalah menjarig kontributor, juga mengajak
semua pihak untuk sama-sama berkontribusi membangun manusia
unggul dengan konsep sharing ekonomi di dalam ekosistem yang akan
kami buat menggunakan token NSE.

3
LATAR BELAKANG

Wacana elektrifikasi nasional menjadi hal prioritas karena terkait dengan


visi misi Presiden Republik Indonesia. Tiga misi yang terkait erat dengan
wacana elektrifikasi di antaranya;
Misi pertama adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan
kualitas manusia Indonesia perlu diawali dengan ketersediaan akses
infrastruktur penting yang perlu ditengahi dengan aksesibilitas elektrifikasi
bagi semua rakyat Indonesia. Dalam rangka menunjang akses infrastruktur
utama baik pendidikan, kesehatan hingga industri tidak terlepas dari
elektrifikasi. Kehadiran elektrifikasi menjadi pendorong modernisasi yang
dapat meningkatkan proses produksi yang salah satunya dapat
menopang industri kreatif yang berbasis teknologi digital.
Misi kedua, struktur ekonomi produktif, dan mendukung daya saing.
Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa pada tahun 2018 terdapat
lebih dari 50 juta penduduk Indonesia yang tergolong menengah atas dan
120 juta penduduk merupakan kelas menengah harapan yang memiliki
potensi melaju pada tingkat kelas menengah yang lebih mapan (https://
www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/kelas-menengah-penggerak-
ekonomi-indonesia/). Pertumbuhan masyarakat kelas menengah menjadi
salah satu pembangkit pertumbuhan ekonomi.
Kemudian misi ketiga yaitu pemerintahan saat ini mendorong
pembangunan yang merata dan berkeadilan. Menurut BPS pada Maret 2019
bahwa Gini Ratio penduduk Indonesia berada pada angka 0,382. Data
tersebut menunjukkan terjadinya ketimpangan pengeluaran penduduk
Indonesia. Rendahnya daya beli menjadi salah satu kendala elektrifikasi
nasional, di samping kendala pengadaan infrastruktur. Sehingga wacana
elektrifikasi nasional sebesar 99% masih menjadi ganjalan
implementasinya terutama di Indonesia Timur.
Selain 3 misi Nawacita di atas, terdapat 1 misi Nawacita lain yaitu
mendukung dan mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Indonesia pun terlibat dalam kesepakatan internasional mengenai upaya
menahan kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2°C. Maka, Indonesia
pun meluncurkan kebijakan untuk Energi Terbarukan sebagai bauran energi
2025 sebesar 23%.
Sejalan dengan perkembangan kebijakan global mengenai pengurangan
emisi karbon yang dapat menyebabkan percepatan perubahan iklim,
maka saat ini setiap negara berlomba menciptakan berbagai inovasi untuk
memenuhi kebutuhan listrik, yang mengarah ke penggunaan energi
terbarukan serta ramah terhadap lingkungan, mengingat sumber energi
fosil dinilai tidak ramah lingkungan dan cadangan energi fosil semakin hari
semakin berkurang. Sementara listrik sudah menjadi kebutuhan utama
masyarakat.

4
Terdapat beberapa sumber energi primer terbarukan dari alam yang dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan tenaga yang berasal
dari air, angin, sinar matahari ataupun material fisika seperti magnet
permanen. Masing-masing sumber energi ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


PLTA bekerja dengan cara memanfaatkan
energi potensial (dari bendungan atau air
terjun) untuk menggerakan turbin air (energi
mekanik). Kemudian, dari energi mekanik
turbin tersebut menggerakan generator untuk
menghasilkan energi listrik. Teknologi ini
sangat ideal untuk wilayah yang memiliki
kecukupan sumber air yang memadai. Di
samping berfungsi sebagai sumber daya
listrik, PLTA dapat berfungsi sebagai sistem
irigasi yang bisa memanfaatkan bendungan
tersebut secara bersamaan.

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB)


Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia
juga disebut dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB). Teknologi ini memiliki
efisiensi kerja yang baik dibandingkan
dengan pembangkit listrik energi terbarukan
lainnya. PLTB berkerja dengan memanfaatkan
energi kinetik angin yang masuk ke dalam
area efektif turbin untuk memutar baling-
baling atau kincir angin. Selanjutnya, energi
putar ini diteruskan ke generator untuk
membangkitkan energi listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


PLTU adalah pembangkit listrik yang
memanfaatkan energi kimia dari bahan
bakar untuk memanaskan boiler sehingga
menghasilkan uap bertekanan tinggi.
Kemudian, bahan bakar dialirkan guna
menggerakan turbin yang terhubung dengan
generator untuk menghasilkan listrik. Bahan
bakar yang digunakan PLTU, salah satunya
batubara yang menyebabkan PLTU dikenal
dengan jenis pembangkit listrik yang tidak
ramah terhadap lingkungan.
5
Selain beberapa pembangkit listrik di atas, terdapat potensi sumber daya
untuk mendukung elektrifikasi nasional. Maka, perlu bagi kami mengulas
temuan teori kelistrikan oleh Michael Faraday yang dilakukan pada tahun
1831. Gagasan ini dikenal dengan hukum Induksi Faraday, Hukum dasar
Elektromagnetisme yang menjelaskan bagaimana medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik pada sebuah konduktor dengan cara
menggerakkan konduktor tersebut di dalam medan magnet.
Pada kecepatan tertentu gerakan ini akan
membuat konduktor terinduksi sehingga
menghasilkan GGL (gaya gerak listrik). GGL
inilah yang membuat elektron bergerak
sehingga menghasilkan arus listrik. Untuk
menggerakan konduktor atau kumparan
maka diperlukan penggerak utama atau
prime mover. Sesungguhnya prime mover ini
yang digunakan sebagai komponen utama
dalam PLTA maupun PLTU.
Prime mover ini merupakan energi awal yang menunjukkan bahwa hukum
kekekalan energi yaitu energi tidak dapat diciptakan dan dimusnakan.
Namun energi dapat diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainya.
Metode ini sudah dilakukan berpuluh-puluh tahun dengan berbagai
permasalahan yang dimiliki, baik dari sisi lingkungan dan teknologi. Sumber
energi yang digunakan sebagai prime mover ini memiliki potensi buruk
terhadap lingkungan hidup. Apabila mencermati perkembangan PLTU yang
berbahan bakar batu bara yang mendapatkan sorotan dari penggiat
lingkungan hidup karena menghasilkan pencemaran udara yang akut.
Meskipun PLTU telah ditempatkan di lahan yang terisolir sekalipun,
pencemarannya tetap tidak dapat dihindari. Selain PLTU, PLTA pun memiliki
isu kritis mengenai ketersediaan debit air yang sangat tergantung dengan
kondisi alam. Selain itu, pembangunan PLTA pun rentan menimbulkan
konflik sosial karena kebutuhan penggunaan lahan yang sangat luas untuk
membangun bendungan air. Maka, pembangunan PLTA diawali dengan
upaya pembebasan lahan masyarakat. Sehingga, baik PLTU maupun PLTA
memiliki kendala yang cukup serius dalam rangka ketersediaan listrik bagi
penduduk Indonesia.
Selain sumber energi untuk pembangkit listrik yang menghadapi kendala,
kendala lainnya adalah distribusi listrik kepada konsumen. Pada 4 Agustus
2019, terjadi pemadaman listrik (black out) di wilayah Banten, DKI Jakarta
dan Jawa Barat akibat gangguan di jalur distribusi. Yang kemudian
membutuhkan upaya recovery oleh petugas PLN hingga hampir 48 jam.
Selain kejadian pemadaman listrik, saluran listrik tegangan tinggi pun
kerapkali menimbulkan protes dari sejumlah warga karena jalur distribusi
yang memakan lahan yang cukup besar. Dalam pembangunan saluran
listrik tegangan tinggi menggunakan tiang yang dibangun tinggi
membutuhkan cakupan cukup luas sehingga apabila jalur distribusi kabel
listrik berjarak jauh dari sumber pembangkitnya, maka diperlukan banyak
tiang-tiang besar yang akan berbaris di sepanjang jalur pendistribusian.

6
Akibatnya, biaya pembangunan dan perawatan pembangkit dan jalur
distribusi listrik ini tidak murah. Maka, terkadang pertimbangan bisnis ber-
laku dalam hal ini. Itulah sebabnya di
beberapa daerah terutama masyarakat
tinggal di area yang cukup jauh dari
jangkauan mengalami kesulitan untuk
mendapat pasokan listrik. Faktanya, tingkat
konsumsi penduduk terhadap listrik cukup
tinggi karena dapat mendorong kualitas
kehidupan yang lebih baik. Maka, jalan
tengah untuk mencukupi kebutuhan
konsumsi listrik perlu mendapatkan perhatian
dan penanganan yang cepat. Pilihan yang rasional adalah dengan
menggunakan genset portable. Namun, pilihan ini pun berisiko terkendala
biaya karena bahan bakar yang digunakan untuk menggerakkan genset
sangat mahal. Kondisi ini mengundang perhatian dari ilmuwan dalam
negeri untuk menanggulangi kendala-kendala tersebut.

7
SMART G MENJAWAB MASALAH

Sejak lama manusia sudah berusaha bagaimana memanfaatkan magnet


untuk menjadi sumber energi listrik, dan berusaha mengurangi pemakaian
prime mover, dengan konsep ingin menciptakan mesin bergerak abadi.
Adalah Nikola Tesla merupakan ilmuwan pertama yang menyatakan
bahwa magnet dapat menggerakan motor pada tahun 1874. Namun
temuan tersebut belum bersifat praktis. Hal ini, kemudian mengundang
banyak uji coba untuk membuat generator magnet dengan cara
menempatkan kumparan pada rotor ke dalam medan magnet. Lazimnya,
rotor tersebut digerakan oleh turbin dengan bantuan energi dari bahan
bakar. Tetapi berdasarkan temuan Nikola Tesla bahwa rotor digerakan
dengan medan magnet. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan
selatan dan menghasilkan gaya tolak apabila terjadi pertemuan magnet
dengan kutub yang sama dan saling tarik-menarik bila bertemu kutub
berlawanan. Kedua gaya tolak dan tarik ini yang membuat rotor tetap
bergerak. Untuk menjaga kecepatan rotor maka sebuah motor listrik
ditanamkan pada rotor sebagai pengontrol kecepatan bila terjadi
penurunan kecepatan pada rotor. Masalahnya adalah motor listrik tersebut
menggunakan energi listrik yang yang juga dihasilkan oleh generator,
sehingga efisiensi pembangkit ini menjadi sangat kecil, bahkan banyak
anekdot yang mengatakan bahwa ini tak ubahnya seorang manusia yang
bertahan hidup dengan memakan sedikti demi sedikit bagian tubuhnya
sendiri. sekelompok peneliti di Souel, Korea dinilai cukup berhasil
mengembangkan teori tersebut, tetapi sekali lagi dengan efisiensi yang
rendah.
Tidak hanya dari Korea Selatan, Indonesia pun memiliki kemampuan
menciptakan inovasi hampir serupa tapi dengan konsep fundamental yang
jauh lebih sempurna. Sebuah disertasi karya anak bangsa menghasilkan
"Oscilator sebagai driver push pull perubah polarity induktor sebagai
pembangkit gaya gerak listrik”. Temuan tersebut telah teruji di Laboratorium
Elektronika Terapan ITS (Institut Sepuluh November Surabaya) pada awal
2019. Selain itu, temuan tersebut telah terdaftar di HKI (Hak Kekayaan
Intelektual) Indonesia. Penerapan Teori ini mampu menghasilkan
Fully Function Prototype generator non mekanik, yang kami namakan
teknologi Smart G. Energi mekanik tidak diperlukan karena telah
digantikan dengan rekayasa perangkat lunak yang dibantu dengan
rekayasa hardware yang dapat membalikan polarity pada induktor.
Generator ini dapat menghasikan listrik tanpa prime mover dan tidak
memerlukan motor magnet seperti yang dilakukan oleh peneliti di
Seoul, Korea Selatan.
Dengan menghilangkan kebutuhan energi mekanik pada pembuatan
generator maka dapat memberikan keuntungan yang sangat besar. Selain,
biaya pembuatan menjadi lebih murah, biaya perawatan pun hampir tidak
ada. Selain itu, tidak menghasilkan panas, dan dengan model statis yang
kami tekankan dapat membuat generator-generator kecil yang sangat
compact.

8
Keunggulan lainnya adalah potensi mengembangkan teknologi untuk
menggantikan kebutuhan baterai seperti yang banyak digunakan pada
gadget saat ini. Maka, kami meyakini bahwa penemuan ini memiliki
potensi luar biasa bagi perkembangan peradaban manusia. Teknologi
ini mampu menciptakan listrik yang lebih ramah terhadap lingkungan.
Selain tidak menimbulkan kebisingan, tidak menimbulkan polusi, dan
tidak menyisakan residu sehingga menjadi teknologi yang efisien dan
tepat guna. Pengunaan Magnet Permanen (neodynium) sebagai
sumber utama sangatlah tepat. Daya magnet pada neodynium diakui
banyak pihak mampu bertahan hingga 400 tahun pada kondisi normal.
Selain itu, neodymium pun memiliki potensi penurunan daya yang
kurang dari 1% dalam 10 tahun penggunaan. Bentuk yang compact dan
mudah dibawa sangat memungkinkan generator ini ditanamkan secara
langsung pada peralatan yang memerlukan listrik. Kami telah
mempersiapkan sebuah generator portable dengan ukuran
sebagaimana halnya power bank. Selanjutnya, kami siap untuk
memproduksi teknologi ini untuk kemudian dipasarkan. Sebagai
tambahan, selanjutnya kami siap untuk membuat berbagai turunan
produk yang sesuai dengan konsep yang telah ditemukan. Salah
satunya adalah menyempurnakan produk generator rumahan dengan
kapasitas hingga 5kW phase 1. Ke depan, kami berencana untuk
menghadirkan generator dengan kapasitas yang lebih besar untuk
memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat di daerah-daerah yang
belum mendapatkan distribusi listrik. Pada intinya, rencana besar ini
sebagai sumbangsih kami sebagai anak bangsa untuk menjawab
kendala elektrifikasi nasional dan mendorong kemajuan kehidupan
berbangsa yang unggul.

9
PERBADINGAN PRODUK DI PASARAN

Memperkenalkan Varian Prototype Teknologi Smart G:

Prototype Mobile Charging Prototype Mobile Generator

Berikut ini kami akan memberikan gambaran mengenai kelebihan


penggunaan kedua produk di atas, disertai perbandingan dengan produk
yang ada di pasaran saat ini.

MOBILE GENERATOR SMART G


Perbandingan Produk Mobile Generator NSE dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Rumahan, Apabila kita bandingkan dengan sistem PLTS
rumahan pada saat ini, maka produk NSE memiliki beberapa kelebihan baik
dari segi teknis maupun ekonomis antara lain sebagai berikut:
• Instalasi NSE jauh lebih mudah dan tidak menghabiskan tempat (lebih
portable) sehingga lebih mudah untuk di mobilisasi.
• Tidak memerlukan baterai untuk menyimpan cadangan listrik.
• Dengan biaya pembuatan yang relatif sama dengan Produk Generator
Mobile NSE, maka anda mendapatkan sumber listrik dengan Daya setara 3
kali lipat.
• Produk Generator Mobile NSE tidak bergantung pada kondisi cuaca.
• Biaya Investasi pengguna Generator Mobil NSE lebih cepat kembali.
• Tidak memerlukan keahlian khusus dalam pemakaian maupun
perawatan.

Perbandingan Mobile Generator smart G dengan Generator Set BBM (genset)


Genset digerakkan oleh sumber tenaga bbm, terutama solar. Kami coba
memberikan ilustrasi hitungan dengan sumber tenaga bbm solar, konsumsi
bbm solar menggunakan angka ketetapan teknik mesin 0,21, angka tersebut
menjadi acuan hitungan mesin genset penggerak bbm solar per kilowatt per
jam. Rumus penggunaan bbm adalah =0,21xKVAxJam
10
Maka apabila anda beli adalah misal genset 2KVA (2.000VA) dan masa
pengoperasian genset adalah 1jam maka 0,21x 2KVAx1jam dan hasilnya
kebutuhan bbm nya =0,42Liter per jamnya, dengan asumsi harga solar Rp
8,000/L maka untuk 1 hari pemakaian membutuhkan biaya Rp 80,640, maka
dalam 1 bulan biayanya akan menjadi Rp 2,419,200. kesimpulannya, memang
pada saat pemasangan awal biaya genset lebih murah namun seiring
berjalannya waktu perhitungan ekonomis produk Mobile Generator NSE jauh
lebih hemat dibandingkan dengan genset yang beredar di pasaran. Belum lagi
bila berbicara dari residu akibat penggunaan Genset, biaya perawatan, serta
sura bising yang dihasilkan, jelas Mobil Generator NSE jauh lebih unggul.
Selain kedua jenis produk di atas yaitu PLTS rumahan dan Genset, sudah tentu
perhitungan biaya berlangganan listrikdan kemudahan instalasi
menjadi pertimbangan yang tidak kalah pentingnya, mari ikutin uraian berikut:
• Data pengguna listrik menunjukkan bahwa peringkat pertama sebesar
40% konsumsi listrik nasional adalah rumah tangga.
• Dengan kemampuan 5000watt maka produk ini setara dengan pelanggan
6000VA
• Berdasarakan data dari PLN para pelanggan 6000VA rata-rata
menghabiskan biaya sebesar Rp 850,000 - Rp 1,275,000 pada tahun 2018,
dan ini dipastikan akan terus mengalami peningkatan sampai dengan
harga per kwh PLN mendekati harga ekonomis nya seiring dengan terus
meningkatnya sumber daya fosil yang digunakan.
• Pelanggan pada rentang 6000VA biasanya adalah perumahan kelas
menengah atau usaha kecil dan menengah, Mereka adalah jenis
pelanggan yang sensitif terhadap isu efisiensi dan green technology
sehingga kemungkinan besar produk ini mudah untuk diterima.
• Produk ini bisa bertahan dengan pemakaian wajar sampai dengan 5
tahun dengan biaya perawatan yang bisa dikategorikan zero
maintenance.
• Dilain sisi terbuka peluang usaha, dimana alat ini dapat dimiliki oleh
kelompok usaha kecil di daerah, Misalnya melalui BUMDES untuk
memenuhi kebutuhan listrik di desa, terutama desa tertinggal yang
memang suply listrik nya masih kurang baik.
• Secara global Produk ini merupakan hasil karya Anak bangsa yang sangat
baik untuk mendukung pemecahan masalah eletrofikasi dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat indonesia.

MOBILE CHARGING DEVICE SMART G


Ada 2 hal utama yang menarik dari produk ini. Pertama, menggantikan fungsi
power bank yang saat ini produsen nya kita ketahui lebih banyak dari brand
brand impor. Kedua, produk ini memiliki peluang besar untuk menggantikan
fungsi baterai baik pada gadget ataupun pada motor listrik yang dalam waktu
singkat penggunaanya akan semakin meluas, seiring dengan hadirnya kepres
mengenai penggunaan mobil listrik di dalam negeri. Sementara ini fokus kami
kepada pengganti penggunaan power bank, mengingat produk ini memiliki
pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia, hal ini lah yang mengundang
beberapa brand luar yang sudah ternama berani menerobos pasar indonesia.
11
Saat ini, gadget bukan saja alat komunikasi tapi juga perangkat kerja terutama
bagi kaum urban dimana trend internet dan work anywhere semakin menjadi
budaya. Kita bisa lihat dari penjualan perangkat telefon selular yang semakin
naik serta bertumbuh nya co-working space. Pengguna gadget bisa
melakukan banyak aktifitas produktif selama terhubung dengan internet dan
perangkat tersebut memiliki daya batere yang cukup. Sadar ataupun tidak,
setiap indikator batere gadget kita tersisa sebesar 20% hal ini sering
menimbulkan kegelisahan, dan ini akan sangat menyebalkan terutama ketika
kita sedang melakukan meeting di luar, atau pun sedang menunggu kabar
dari client penting yang akan mengabarkan sebuah keputusan besar.
Tidak heran bila data yang disajikan oleh lembaga Satupro Global Niaga
menyatakan bahwa penjulan power bank pada tahun 2017 mencapai 700 ribu
unit per bulan dengan peningkatan per tahun dapat mencapai 18-21%. Power
bank memiliki banyak kekurangan, bobot nya berat karena harus ditanamkan
sejumlah baterai, bentuk yang besar bila menginginkan daya yang besar, dan
juga waktu yang relatif lama untuk menyimpan daya sebelum bisa digunakan.
Ketiga permasalahan terkadang membuat sebagian orang enggan
menggunakan power bank. Tidak banyak inovasi dalam pengembangan
power bank sampai saat ini.

Keunggulan Mobile Charging Device Smart G, dapat kita simpulkan


sebagai berikut:

• Rekayasa perangkat keras serta perangkat lunak menghasilkan produk


inovatif yang belum pernah ada sebelumnya. Produk ini persis seperti
mini genset yang bisa anda bawa kemana saja
• Penggunanaan Mobile Charging Device berdasarkan time base
(lamanya pemakaian), kita cukup mengaktifkan layanan tersebut
seperti halnya kita mengisi seluler pra bayar menggunakan voucher,
sebesar Rp 833 saja per hari, nilai yang sangat kecil untuk sebuah
fungsi yang luar biasa. Anda tidak perlu lagi khawatir gadget anda
kehabisan baterai. Karena alat ini dapat diandalkan kapan saja dan
dimanapun anda berada, terutama saat anda sedang bepergian atau
traveling.
• Bagi anda yang memilki beberapa gadget terkadang membawa
charger saat bepergian sangat lah merepotkan, dengan Mobile
Charging Device ini sangat praktis cukup 1 alat untuk semua perangkat
gadget anda ***
• Portable Charging Device aman bagi gadget anda, karena dilengkapi
berbagai Fitur keamanan seperti smart output over-voltage protection
dan smart output over-current protection. ***

***proses penyempurnaan

12
Mobile Charging Device Smart G akan menjadi pintu utama kami dalam
memasuki industri produk elektronic siap pakai. Kami bermaksud
memproduksi alat ini untuk dipasarkan, selanjutnya hasil keuntungan
penjualan produk ini akan kami gunakan untuk membuat turunan produk yang
bernilai lebih besar. Untuk itu kami bekerja sama dengan banyak pihak untuk
memastikan bahwa produksi, sales dan after sales terencana dengan baik.
Kami sadar untuk memasuki industri ini diperlukan sejumlah persiapan
matang agar semua tujuan kami dapat terwujud. Maka langkah strategis yang
kami tempuh adalah dengan mengajak semua pihak untuk terlibat dalam
proyek ini melalui skema tokenisasi berbasis block chain.
Sebelum membahas mekanisme tokenisasi dan bagaimana cara untuk
berpartisipasi serta keuntungan apa yang sama-sama bisa kita dapatkan
melalui proses ini, ada baiknya kamij abarkan bagaimana peluang pasar
terhadap produk mobile charging device ini secara spesifik, serta model bisnis
seperti apa yang akan kami lakukan agar bisa menambah nilai terhadap
ekosistem bisnis ini.

13
PELUANG PASAR MOBILE CHARGING DEVICE

Potensi Market Lokal

Jumlah No Selular aktif


350 juta pada 2018

Canalys, salah satu perusahaan riset


konsumen global, menyebutkan bahwa
Indonesia adalah pasar gadget paling cerat di
asia pasifik dengan pertumbuhan di atas 10%
per tahun bahkan menyentuh angka 17%
pada tahun 2018. Tidak semua orang mau
menggunakan powerbank karena masalah
kompleks dalam penggunaanya, tapi dengan
Total Populasi smart G semua masalah itu ditiadakan,
268.2 Juta pada 2018 hal ini bisa mendorong keinginan untuk
memiliki Portable Charging Device smart G.

Berbagai cara dilakukan produsen untuk


menghasilkan gadget hemat daya namun tetap
tidak mampu memuaskan keluhan konsumen
dikarenakan selalu berlomba dengan kebutuhan
gadget dengan kinerja mumpuni. ini membuat
pasar powerbank terus tumbuh, jumlah
powerbank terjual setiap bulan di berbagai pusat
penjualan jakarta berkisar antara 500,000 -
Inovasi Industri 700,000 unit/bulan pada 2018 dan diperkirakan
Rendah tumbuh sebesar 22% sampai dengan 2025

14
MODEL BISNIS DAN PROYEKSI NILAI

Revenue Model

Berbeda dengan power bank, Smart G Portabel Charging device tidak perlu
di charge untuk menyimpan cadangan daya, anda cukup membeli voucher
aktifasi untuk menggunakan alat ini yaitu sebesar $3.5 USD dan anda bisa
menggunakan produk ini selama 60 hari. Sementara Harga Pembelian
produk sebesar $18 USD.

1. Penjualan Produk 2. Voucher Langganan

$3.5 USD per voucher


$18 USD per produk masa aktif 60 Hari
satu kali transaksi Transaksi Berulang
Valuation base on Valuation base on
Population Existing Product

• Jika 6% dari total Pengguna • Mengingat produk yang sama


Seluler berhasil dicapture saat ini tidak ada di pasaran,
sebagai pengguna Smart G maka kami menggunakan
maka total pengguna akan pendekatan pasar powerbank
berjumlah 10 juta orang. yang sudah exist, dengan
• Dengan Revenue Model yang penjualan sebesar 8,5 juta
kita terapkan maka setiap unit pada tahun 2018.
unit Smart G akan • Jika 10% pengguna
menghasilkan $21 per tahun powerbank dapat beralih
dari biaya langganan, menggunakan Smart G maka
ditambah biaya pembelian dalam 1 tahun akan terjual
per unit sebesar $18. sebesar 850 ribu unit.
• Maka Total Revenue Stream • Dengan asumsi
yang dapat dihasilkan menggunakan revenue model
adalah sebesar $390 Juta yang sama, maka nilai yang
USD dapat dihasilkan sebesar
$33.150.000 USD.

15
ICO TOKEN NSE

Pengenalan Token NSE

Token NSE adalah asset digital berupa token yang diterbitkan oleh PT. Neo
Sumber Energi, perusahaan start up yang bergerak di bidang rekayasa
perangkat lunak dan perangkat keras. Tujuan Penerbitan token ini adalah
untuk menggalang dukungan melalui penjualan NSE token. Para kontributor
yang berminat untuk mendukung project ini bisa membeli Token NSE pada
saat sales event dilakukan. Hasil penjualan token akan digunakan untuk
membangun bisnis sesuai yang direncanakan, dikembangkan dan diawasi
oleh developer, para pemegang token akan mendapatkan keutamaan
dalam pembelian produk, ditambah lagi sebagai pemegang awal token
para kontributor memiliki potensi untuk menikmati kenaikan nilai token,
Karena 60% keuntungan bisnis akan didistribusikan ke dalam token NSE
sebagai store of value dari valuasi ekosistem yang dibangun melalui
mekanisme pasar yang terbentuk pada exchanger. Token NSE dikeluarkan
sebagai token utilitas murni dengan potensi ekosistem serapan sangat
besar. Token NSE merupakan alat tukar utama yang digunakan oleh
pengguna dan pelanggan produk yang dihasilkan oleh PT. Neo Sumber
Energi.

16
Alokasi Token NSE

Blockchain : ERC20
Thicker : NSE
Decimal :8
Type : ERC20
Smart Contract :
0x81361ba977b6e214e905d4e03
c65557b757240d9

Jadwal Sales Event Token NSE

*Private sales hanya bagi kontributor yang qualified, syarat dan ketentuan berlaku,
*Token yang tersisa pada program ICO dan Private Sales akan dihanguskan

Soft Cap : USD 3.500.175


Hard Cap : USD 12.110.605

17
Hasil penjualan token sebesar
60% untuk memproduksi product
Portable Charging Device Smart
G, 25% untuk fine tuning
ekosistem, 10% akan disimpan
untuk kebutuhan strategis dan
mendesak lainnya, 5% untuk legal
administrasi.

Skema Ekosistem Token NSE

Anggota Ekosistem :
• Developer, melakukan Penjualan token, hasilnya digunakan untuk
produksi Smart G Portable Charging Device dan Jasa Lainnya, 60%
keuntungan bisnis disalurkan kembali ke Token Holder melalui
mekanisme pasar di exchanger.
• Token Holder, Membeli pada saat ICO Token NSE, Menyimpan sampai
dengan platform perdagangan token siap, Menjual kembali kepada
developer dengan harga penawaran lebih tinggi sesuai dengan
mekanisme pasar, atau menjual kepada calon pengguna product
atau merchant yang membutuhkan token NSE untuk masuk dalam
ekosistem busines, atau membeli produk menggunakan token.
• Pengguna Product/jasa membeli produk dan berlangganan,
menggunakan token NSE.
• Merchant, Membeli produk atau voucher untuk dijual kembali kepada
pengguna, untuk menjadi merchant wajib memiliki sejumlah token
NSE.
18
ROAD MAP

Kami sadar bahwa untuk memproduksi generator 5kW membutuhkan


kemampuan yang sangat besar, untuk itu kami mengawali dengan
portable charging device agar masyarakat mengenal terlebih dahulu
teknologi ini serta merasakan manfaat dari keterlibatan sebagai kontributor
dalam ekosistem berkonsep sharing ekonomi tokenisasi, sehingga lebih
mudah bagi kami untuk melompat ke lini produksi yang lebih besar dengan
dukungan yang lebih besar lagi tentunya dengan komunitas yang lebih
besar juga. Kami bertekad pada tahun 2020 produk-produk kami bisa
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara luas dan komunitas
kontributor lebih khususnya. Mari bersama kita membangun negeri.

19
Core Team

Noviansyah Hari Yanto Yul Drieyan Syah Yayan Wilianto


Co Founder
Founder Co Founder
Co Founder

COO CEO CFO CTO

Advisor

Hendri Kurnia Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain Ferry Yolanda


Product Development Analis Pengetahuan Marketing Advisor
Advisor Ketua Perkumpulan Profesor &
Doktor Indonesia
Untuk Inovasi Makanan & Energi

20
PARTNER & AFILIASI

Asosiasi Crypto Currency Indonesia adalah wadah


perkumpulan penggiat criptocurrency yang secara
Asosiasi
bersama mengawasi, serta mendukung
Crypto Currency
pengembangan cryptocurrency di lokasi wilayah
Indonesia
Indonesia. Token NSE merupakan asset digital yang
diawasi oleh ACCI

Inovasi kami terdaftar di Dirjen Hak Kekayaan


Intelektual (HKI), dan diakui sebagai penemuan
pertama yang dikategorikan sebagai Generator
Non-mekanik dengan merk dagang Smart-G

Prototipe yang kami buat telah diuji di laboratorium


elektronika terapan, Institut Teknologi Sepuluh
November Surabaya pada mei 2019 dan dinyatakan
lulus sebagai penemuan teori baru dalam bidang
kelistrikan

21

Anda mungkin juga menyukai