Disusun Oleh:
VICHA NOVYANTI SURYA
NIM :14R30012
Disusun Oleh:
VICHA NOVYANTI SURYA
NIM :14R30012
2
LAPORAN KERJA LAPANGAN
DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH CIAWI KABUPATEN BOGOR
Disusun Oleh:
VICHA NOVYANTI SURYA
NIM :14R30012
Menyetujui,
Mengetahui,
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah penulisan dapat menyelesaikan laporan praktek kerja
lapangan (PKL) di instalasi rumah sakit umum daerah Ciawi Bogor yang
dilaksanakan selama dua bulan.
Laporan PKL ini di buat uantuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md Farm) di Sekolah Tinggi
Teknologi Industri dan Farmasi Bogor Program Studi DIII Farmasi
Alhamdulillah laporan praktek kerja lapangan (PKL) ini dapat di
selesaikan, tidak terlepas banyak mendapat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
i
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
untuk itu saran dan keritik yang membangun semangat penulis harapkan. Penulis
berharap semoga Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGATAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................3
1.3 Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan........................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
iii
3.2.1 Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Daerah Ciawi...........................................................................34
3.2.2 Struktur Organisasi IFRS Ciawi.............................................35
3.2.3 Depo–Depo Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Ciawi ......................................................................................35
3.3.3.1Depo Farmasi Rawat Jalan 1...................................................35
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................39
5.1 Kesimpulan........................................................................................45
5.2 Saran...................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
LAMPIRAN.........................................................................................................48
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.2.3.2 Misi
Bertanggung jawab atas pengelolaan instalasi farmasi rumah sakit
yang berdaya guna. Meliputi :
1. Melaksanaan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada
tercapainya hasil pengobatan yang optimal bagi pasien.
2. Berperan serta dalam program-program pelayanan kesehatan di rumah
sakit untuk meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat baik
pasien maupun tenaga rumah sakit, seperti :
a. Melakukan pengkajian obat secara prospektif maupun reprospektif;
b. Melakukan pelayanan Total Parenteral Nutrion;
c. Memonitor kadar obat dalam darah;
d. Melayani konsultasi keracunan;
e. Bekerja sama dengan tenaga kesehatan terkait dalam perencanaan,
penerapan dan evaluasi pengobatan.
3. K3LH (Kesehatan Kerja Karyawan dan Lingkungan Hidup)
a. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan
lingkungan.
b. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim infeksi
nosokomial.
2.2.3.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan Kemampuan hidup sehat serta masyarakat pekerja
Rumah Sakit guna mencapai derajat kesehatan yang optimal dalam
rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk
meningkatkan produktifitas kerja
b. Tujuan Khusus
1. Terbentuknya dan terbukanya unit organisasi pembina dan
pelaksana kesehatan serta keselamatan kerja di Rumah Sakit
melalui kerjasama lintas program dan lintas unit atau instansi.
oleh pasien baik Resep maupun obat bebas termasuk herbal harus
dilakukan proses rekonsiliasi.
b. Komparasi petugas kesehatan membandingkan data obat yang
pernah, sedang dan akan digunakan. Discrepancy atau
ketidakcocokan jika bilamana ditemukan
ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data tersebut.
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada obat yang hilang,
berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada penjelasan yang
didokumentasikan pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini
dapat bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat
penulisan resep maupun tidak disengaja (unintentional) dimana
dokter tidak tahu adanya perbedaan pada saat menuliskan Resep.
c. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan
ketidaksesuaian dokumentasi. Bila ada ketidaksesuaian, maka
dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam. Hal lain yang harus
dilakukan oleh Apoteker adalah:
1. menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau
tidak disengaja.
2. mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau
pengganti.
3. memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya
rekonsilliasi obat.
4. komunikasi melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau
keluarga pasien atau perawat mengenai perubahan terapi yang
terjadi. Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi obat
yang diberikan.
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak
bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada
dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan
pihak lain di luar Rumah Sakit. PIO bertujuan untuk:
16
5. Konseling
Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau
saran terkait terapi obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien
dan/atau keluarganya. Konseling untuk pasien rawat jalan maupun
rawat inap di semua fasilitas kesehatan dapat dilakukan atas inisitatif
Apoteker, rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya.
Pemberian konseling yang efektif memerlukan kepercayaan pasien
dan/atau keluarga terhadap Apoteker.
Pemberian konseling obat bertujuan untuk mengoptimalkan
hasil terapi, meminimalkan risiko reaksi ROTD, dan meningkatkan
coste effectiveness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien (patient safety).
Secara khusus konseling obat ditujukan untuk:
a. meningkatkan hubungan kepercayaan antara Apoteker dan pasien
b. menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien
c. membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
d. membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan penggunaan
obat dengan penyakitnya
e. meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan
17
2.2.9.2 Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
20
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
24
25
2. Ruang Seruni
Ruangan Seruni merupakan ruangan utama, pasien yang terdiri dari
anak-anak, pria dewasa dan wanita dewasa.
3. Ruang kelas ada beberapa fasilitas ruang, yaitu:
a. Ruang Lily
Ruang Lily merupakan ruangan yang menyediakan kamar kelas
1, pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria
dewasa.
b. Ruang Melati
Ruang Melati merupakan ruangan yang menyediakan kamar
kelas 1, pasien khusus anak-anak.
4. Ruang kelas 2 ada beberapa fasilitas ruangan, yaitu:
a. Ruang Melati
Ruang Melati merupakan ruangan yang menyediakan kamar
kelas 2, pasien khusus anak-anak.
b. Ruang Aster
Ruangan Aster merupakan ruangan yang menyediakan kelas 2,
pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria
dewasa.
c. Ruang Terata
merupakan ruangan yang menyediakan kelas 2, pasien yang
terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria dewasa.
d. Ruang Jasmine
Ruang Jasmine merupakan ruangan yang menyediakan kelas 2,
pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria
dewasa.
5. Ruangan Kelas 3 ada beberapa fasilitas ruangan, yaitu:
a. Ruang Melati
Ruang Melati merupakan ruangan yang menyediakan kamar
kelas 2, pasien khusus anak-anak.
28
b. Ruang Aster
Ruang Aster merupakan ruangan yang menyediakan kelas 3,
pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria
dewasa.
c. Ruang Teratai
Ruang Teratai A, B dan C merupakan ruangan yang
menyediakan kelas 3, pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita
dewasa dan pria dewasa.
d. Ruang Jasmine
Ruang Jasmine merupakan ruangan yang menyediakan kelas 3,
pasien yang terdiri dari anak-anak, wanita dewasa dan pria
dewasa.
2. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
adalah instalasi yang memberikan pelayanan kegawat daruratan yang
ditunjang dengan sumber daya manusia dan fasilitas kesehatan sebagai
pendukung dalam peningkatan pelayanan.
IGD merupakan pintu gerbang masuknya pasien yang
membutuhkan pertolongan cepat dan tepat. Untuk memenuhi fungsi
tersebut, IGD RS Ciawi Kabupaten Bogor khusus untuk melayani
pasien gawat darurat yang diklasifikasikan menurut sistem TRIASE.
3. Instalasi Intensif Care Unit (ICU)
Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), Intensive Care Unit (ICU),
Neonatal Intensive Care Unit (NICU)/ Pediatric Intensive Care Unit
(PICU) RS Ciawi didukung oleh tim dokter yang terdiri atas dokter ahli
perawatan intensif (intensivist), dokter ahli anastesi, dokter ahli
perinatologi, dokter spesialis jantung dan dokter ahli bedah jantung
serta perawat ahli intensif yang berpengalaman dan terampil menangani
pasien kritikal dan memerlukan perawatan intensif.
Fasilitas ruang perawatan intensif RS Ciawi ini juga dilengkapi
dengan berbagai peralatan medis berteknologi terkini termasuk CVVH
29
yakni mesin pencuci darah terkini dan modern yang tidak dimiliki oleh
setiap rumah sakit.
4. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Instalasi Bedah Sentral RSUD Ciawi adalah pelayanan kesehatan
yang cukup berperan bagi penderita yang memerlukan tindakan
pembedahan, baik untuk kasus-kasus bedah terencana maupun untuk
kasus-kasus bedah darurat/segera (cito). Untuk itu, perawat yang
bertugas di Instalasi Bedah Sentral harus selalu siap 24 jam/hari. Pasien
yang akan dioperasi harus menjalani serangkaian pemeriksaan meliputi
laboratorium, Radiologi, dan lain lain sebelum dilakukan tindakan
operasi, dan pasien sudah harus diperiksa oleh dokter yang akan
melakukan operasi tersebut.
Instalasi Bedah Sentral merupakan instalasi yang memberikan
pelayanan untuk kasus pembedahan dengan klasifikasi: Bedah Besar
Khusus, Bedah Besar, Bedah Sedang, Bedah Kecil.
Instalasi Bedah Sentral memberikan pelayanan untuk kasus
pembedahan dengan klasifikasi-klasifikasi sebagai berikut :
a. Bedah Umum
b. Bedah Onkologi
c. Bedah Urologi
d. Bedah Ortopedi
e. Bedah Mulut
f. Bedah Syaraf
g. Bedah Digestif
5. Instalasi Maternal dan Neonatal
Instalasi Maternal dan Neonatal adalah instalasi yang menjalankan
program dalam rangka akselerasi penurunan AKI (Angka Kematian
Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) yang terdiri dari tata laksana
emergency sampai dengan nifas dan bayi sampai usia 28 hari. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan instalasi ini adalah persalinan, tindakan
kegawatdaruratan, promosi kesehatan, kegiatan AMP (Audit Maternal
Perinatal) dan RMP (Review Maternal Perinatal).
30
6. Instalasi Hemodialisa
Hemodialisa adalah proses cuci darah, melalui proses-proses
penyaringan zat-zat tertentu di luar tubuh penderita. Hemodialisa
menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang
sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan cairan
kelebihan cairan berlebih dari tubuh penderita. Hemodialisa sebagai
ginjal buatan berupa mesin dialisis.
Instalasi Hemodialisa RSUD Ciawi Bogor melayani Hemodialisa
Rutin (Cuci Darah) sebagai pengobatan pengganti ginjal (Renal
Replacement Theraphy) bagi penderita gagal ginjal terminal. Instalasi
Hemodialisa RSUD Ciawi diresmikan pada tanggal 11Januari 2011,
melayani pasien BPJS dan pasien Umum. Hingga saat ini sudah
a. Mempunyai 14 tempat tidur
b. Mempunyai 14 Mesin HD
c. Pelayanan Hemodialisis pada hari Senin-Jum’at pkl. 06.30 – 17.00,
hari sabtu pkl. 06.30 – 13.00
7. Instalasi Radiologi
Radiologi adalah Intalasi yang bertanggung jawab dalam pemberian
pelayanan penunjang untuk membantu penegakkan diagnosa dengan
pemanfaatan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik
8. Instalasi Medical Check Up
Instalasi Medical Check Up (MCU) merupakan salah satu layanan
yang ada di RSUD Ciawi dimana melayani berbagai macam klien dari
instansi, perusahaan, maupun perorangan yang memerlukan
pemeriksaan kesehatan.
9. Instalasi Laboratorium
Instalasi laboratorium merupakan bagian penunjang yang sangat
penting untuk menunjang pengobatan dan merupakan salah satu faktor
pendukung penegak diagnosa, dengan berbagai macam pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, imuno-serologi, dan sebagainya.
31
BAB IV
PEMBAHASAN
39
40
Sedangkan untuk Rawat Jalan dilakukan setiap hari Senin sampai hari
Sabtu dimulai pukul 07:30-15:45 WIB.
4.1.2.3 Penyimpanan
Setelah barang diterima maka akan dilakukan penyimpanan obat dan
alat kesehatan. Penyimpanan dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan obat dan alkes, memudahkan petugas IFRS untuk mengambil
obat dan alkes. IFRS Ciawi menggunakan metode penyimpanan sesuai
dengan bentuk sediaan, alfabetis, metode FEFO dan FIFO.
Metode penyimpanan sesuai dengan sediaannya missal, sediaan
injeksi memiliki rak khusus untuk injeksi sedangkan sediaan obat topical
ditempatkan pada rak yang berbeda dan disimpan sesuai alfabetis
termasuk alat kesehatan di simpan di rak yang berbeda. Penyimpanan
juga dilakukan dengan metode FIFO dan FEFO. Metode FIFO ( First In
First Out ) adalah metode dimana obat dan alkes yang pertama kali
masuk maka pertama kali keluar, sedangkan metode FEFO (First Expired
First Out) adalah metode dimana obat-obatan dan alkes yang memiliki
ED (Expired date) lebih dekat maka harus dikeluakan lebih dahulu.
Rungan B3 ( Bahan Berbahaya dan Beracun) di simpan diruangan
terpisah, sedangkan obat Hight Alert disimpan dalam wadah khusus dan
diletakan terpisah dari obat lain. Menyimpan obat narkotik dan
psikotropika terpisah dari obat-obat Hight Alert lainnya dan harus
disimpan dalam lemari khusus, dengan 2 pintu terkunci sesuai dan tidak
mudah terbakar.
4.1.2.4 Pendistribusian
Pendistribusian obat dan alkes di Rumah Sakit Umum Daerah
Ciawi dilakukan agar memenuhi kebutuhan tiap pasien rawat jalan dan
rawat inap. RSUD Ciawi menggunakan beberapa sistem pendistribusian
obat dan alkes, seperti:
1. Sistim floor stock
2. Sistim resep individu atau permintaan lengkap
3. Sistim pendistribusian obat dosis unit ( UDD/Unit Daily dose)
Sistem floor stock dilakukan seminggu sekali, disebut dengan
amprahan ruangan. Amprahan ruangan biasnya dilakukan pada hari rabu
sedangkan untuk depo farmasi pada hari senin dan kamis, dan penyediaan
42
pasien dalam waktu tertentu. Pada sistim ini keterlibatan perawat di tiap
ruangan rawat inap dalam menyiapkan obat tidak terlalu tinggi ini
disebabkan penyimpanan obat sesuai pemakaian sudah disiapkan oleh
petugas yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi.
Hal ini menjadi dasar dari sistem unit dose adalah obat yang ditempatkan
pada satu wadah dalam kemasan dosis tunggal, diserahkan dalam bentuk
siap konsumsi untuk pasien dan obat yang disediakan tidak lebih dari 24
jam persediaan dosis serta diantarkan keruangan oleh IFRS pada waktu
yang sudah ditentukan, setiap waktu pengantaran obat menggunakan
trolley obat.
4.1.2.5 Pelaporan
Pelaporan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam pengadaan
perbekalan farmasi dimana laporan ini berfungsi sebagai tanda bukti
adanya data yang akurat dan sebagai arsip Rumah Sakit tersebut. Laporan
di lakukan oleh IFRS dilihat dari data Surat Bukti Barang Keluar (SPBK)
dan faktur yang sudah di input sebelumnya dan disamakan dengan
sediaan dan jumlah yang di tulis dikartu stok jika barang sudah akurat
setelah itu dilakukan pelaporan tiap bulan setelah dilakukan stok opname.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) selama 2 bulan pada
tanggal 20 Maret 2017 sampai 20 Mei 2017 di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Ciawi maka dapat disimpulkan :
45
46
Depkes RI; 2009; Undang- Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit:
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman : 5,6
Kemenkes RI: 2016: Keputusan Menteri Nomor. 72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman : 13
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi,2012; profil Rumah Sakit Umum Daerah
Ciawi,Bogor, http://rsudciawi.bogorkab.go.id/index.php/3/page/1/profile-
diakses pada 22 May 2017 pukul : 12: 15 WIB. Halaman : 27
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1 Depo Farmasi Lantai 1
49
Lampiran 3 Ruang Racik
50
Lampiran 5 Depo Farmasi Rawat Inap
51
Lampiran 7 Kulkas Vaksin
52
Lampiran 9 Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku
Contoh resep :
53
Nama Obat Amoxsan Drop
Jumlah obat 1 botol
Indikasi Infeksi saluran nafas bawah
Kekuatan obat drop 100mg/ml x 15ml x 1
Dosis Anak < 6 Bulan, BB 6-8kg = 0,5 – 1,0ml
Anak < 6kg = 0,25 – 0,5ml Diberikan tiap 8 jam
Efek Samping Reaksi alergi yang ditandai dengan gejala nyeri kepala,kulit
kemerahan, bengkak dan gatal
Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap penicillin
Interaksi Obat Probenesid memperpanjang waktu Paruh amoxicillin.
Allopurinol meningkatkan insidens ruam kulit.mengurangi
aksivitas kontrasepsi oral
Indikasi Calestamin
Intraksi Obat pemakaian bersama phenobarbital, rifampicin, fenitoin,
ephedrine mempercepat metabolism kortikosteroid
54
Nama Obat Salbutamol
Jumlah obat 4 tab
Indikasi asma dan penyakit paru obstruktif kronik (bronkitis
kronik dan emfisema). Obat ini dapat meredakan gejala asma
ringan, sedang atau\ berat dan digunakan untuk pencegahan
serangan asma
Kekuatan obat 2mg & 4mg
Dosis Dosis tablet :Anak di bawah 6 tahun: 0,3 mg/kg/hari dibagi
menjadi 3 kali pemberian setiap 8 jam, maksimal 6 mg/hari.
Anak 6 – 12 tahun: 2 mg sebanyak 3 – 4 kali perhari,
maksimal 2mg/hari.
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 2 – 4 mg
sebanyak 3 – 4 kali per hari, maksimal 32 mg/hari
Efek Samping tremor (getaran pada jari – jari yang tidak dapat
dikendalikan), rasa gugup, dan kesulitan tidur
Kontra Indikasi Salbutamol tidak boleh digunakan untuk
penderita gangguan jantung dengan nadi cepat
Interaksi obat efek salbutamol dihambat oleh B2-Antagonis. Pemberian
bersamaan dengan monoamine oksidaste dapat
menimbulkan hipertensi berat. Salbutamol dan obat beta
blocker non selektif seperti propanolol, tida bisa diberikan
bersamaan
55
Dosis Dewasa dan anak > 12 tahun : 3 x sehari 1 tablet atau 1
sendok takar (5 ml) syrup. dosis mucopect untuk bayi usia 1-
2 tahun : 2 x sehari 1 ml drop atau 2.5 ml syrup
anak usia 2-4 tahun : 2 x sehari 1 ½ ml drop atau 2.5 ml
syrup. anak usia 4-6 tahun : 2 x sehari 2 ml drop atau 2.5 ml
syrup. anak usia 6-12 tahun : 2 x sehari 3 ml drop atau 2-3 x
sehari 5 ml syrup. Dosis lazim anak : 1.2-1.5 mg / kg BB /
hari dalam dosis bagi. Penggunaan jangka panjang, dosis
dapat dikurangi. Diminum sesudah makan
Efek samping mual, muntah, dan nyeri pada ulu hati. alergi seperti kulit
kemerahan, bengkak pada wajah, sesak nafas dan kadang-
kadang demam.
Kontra Indikasi jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki
riwayat alergi terhadap ambroxol . pasien yang menderita
ulkus pada lambung penggunaan obat ini harus dilakukan
secara hati-hati.
Interalsi Obat Jika diberikan bersamaan dengan antibiotik
seperti amoxicillin,cefuroxim, erythromycin,dan doxycycline,
konsentrasi antiobiotik-antibiotik tersebut di dalam jaringan
paru meningkat. Obat ini juga sering dikombinasikan dengan
obat-obat standar untuk pengobatan bronkitis seperti
glikosida jantung, kortikosteroid dan bronkospasmolitik
56
Efek Samping Reaksi hematologi, kulit dan reaksi alergi lain
Kontra Indikasi Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki hipersensitif
Interaksi Obat Alkohol, antikoagulan oral, kloramfenicol, aspirin,
phenobarbital, penginduksi enzim hati, obat hepatotoksik
57
Lampiran 10 Resep Kebidanan
58
nyeri pasca operasi, nyeri sehubungan dengan pilek, nyeri
otot pasca-trauma
Komposisi Paracetamol 500 mg
Kontra indikasi Alergi parasetamol atau acetaminophen Gangguan fungsi
hati dan penyakit hati Gangguan Fungsi Ginjal Serius,
Shock Overdosis Acetaminophen Gizi Buruk.
Peringatan bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dengan anjuran
dokter. Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal,
gangguan hati, malanutrisi, dehidrasi, dan orang yang
sering mengonsumsi minuman keras (alkohol).
Untuk orang dewasa, jangan mengonsumsi lebih dari 4
gram per 24 jam.Untuk anak-anak, pastikan dosis diberikan
sesuai dengan umur. Jika ragu, hubungi dokter. Jika terjadi
alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.
Dosis Dewasa : 3 kali sehari
Efek samping Kerusakan hati (dosis besar, terapi jangka panjang)
PIO Diminum sesudah makan
59
Lampiran 11 Resep Diabetes
60
tanpa koma
Efek samping Gangguan pada saluran cerna seperti muntah, nyeri lambung
dan diare (<1%). Reaksi alergi seperti pruritus, erythema,
urtikaria, erupsi morbiliform atau maculopapular, reaksi ini
bersifat sementara dan akan hilang meskipun penggunaan
glimipiride dilanjutkan, jika tetap terjadi maka penggunaan
glimepiride harus dihentikan (<1%). Gangguan metabolisme
berupa hiponatremia.
Peringatan Tidak terkendalinya kadar glukosa darah: Bila seorang
pasien, yang kondisi penyakit DMnya stabil dengan
menggunakan regimen antidiabetik tertentu, terpapar stress
seperti demam, trauma, infeksi, pembedahan, kadar gluosa
darah bisa tidak terkendali. Dalam keadaan seperti ini,
dibutuhkan kombinasi insulin dengan glimipiride atau
pengobatan tunggal dengan insulin
Dosis Dosis awal : 1-2 mg satu kali sehari, diberikan bersamaan
makan pagi atau makanan utama yang pertama. Untuk
pasien yang lebih sensitif terhadap obat-obat hipoglikemik,
dosis awal yang diberikan sebaiknya dimulai dari 1 mg satu
kali sehari, kemudian boleh dinaikkan (dititrasi) dengan
hati-hati.
Dosis pemeliharaan : 1-4 mg satu kali sehari. Dosis
maksimum yang dianjurkan 8 mg satu kali sehari. Pada saat
pemberian telah mencapai dosis 2 mg maka kenaikkan dosis
tidak boleh melebihi 2 mg dengan interval 1-2 minggu
tergantung dari respon gula darah pasien. Efikasi jangka
panjang harus dimonitor dengan mengukur kadar HbA1c,
sebagai contoh setiap 3-6 bulan.
61
pengobatan tambahan pada penderita diabetes
ketergantungan insulin yang memiliki gejala yang sulit
untuk dikontrol Obat metformin dapat digunakan sebagai
obat tunggal atau sebagai obat kombinasi dengan
Sulfonilurea.
Kontra indikasi Obat metfotmin tidak boleh dipakai oleh pasien diabetes
yang diketahui : memiliki riwayat alergi terhadap metformin
atau komponen aktif metformin memiliki gangguan fungsi
ginjal yang berat, karena semua obat-obatan terutama
dieksresi melalui ginjal. memiliki penyakit hati kronis,
Efek samping Obat metformin pada umumnya dapat ditoleransi dengan
baik, hanya sedkit efek samping yang pernah dilaporkan
seperti : gangguan pada salura pencernaan berupa mula,
muntah, peurunan nafsu makan, gangguan absorbsi vitamin
B12 dan diare. Efek samping tersebut sifatnya sementara
dan biasanya akan meghilang setelah diabetes terkontrol.
Dosis Obat Metformin di apotik memiliki sediaan tablet metformin
500 mg, tablet metformin 850 mg Adapun dosis metformin
yang disarankan adalah : Pada pengobatan diabetes dosis
awal metfomin yang dianjurkan yaitu tablet 500 mg satu kali
sehari pada pagi hari. Pada pengobatan diabetes dosis
pemeliharaan metformin yang dianjurkan yaitu tablet 500
mg dua kali sehari pada pagi dan malam hari.
Peringatan Pada pengobatan diabetes dengan metformin yang
dikombinasikan dengan sulfonilurea atau insulin, perlu
dilakukan monitoring gula darah berkala karena
kemungkinan hipoglikemia. Pada pengobatan diabetes
dengan obat ini jangka panjang, perlu dilakukan monitoring
kadar vitamin B12 secara berkala. Penggunaan obat ini
bersama antikoagulan memerlukan penyesuaian dosis
antikoagulan karena adanya kemungkinan interaksi antara
metformin dan antikoagulan.
62
Bentuk sediaan Tablet
Komposisi Metformin 500 mg
PIO 3 kali 1 tablet sesudah makan
63
Lampiran 12 Resep Jantung
64
Kontra indikasi Gangguan fungsi hati berat, gangguan fungs ginjal berat
Efek samping Vertigo, nyeri abdomen, diare, mulut kering ,rasa cemas,
depresi
Peringatan Gangguan fungsi hati atau penyakit hati yang progresif,
Dosis Dewasa 1 kali sehari 40mg
Pio Diminum 1kali sehari 1 tablet malam sesudah makan.
65
Lampiran 13 Dots
66
Nama obat INH 300mg
Bentuk sediaan Tablet
Komposisi Isonicotine hydrazine
Indikasi Tuberkulosis
Kontra indikasi Hepatitis yang dipicu oleh obat atau penyakit hati akut
karena penyebab penyakit apapun.
Efek samping Neuropati perifer dan efek neurotoksin ,lain
Mual, muntah reaksi pada hati
Peringatan Gangguan fungus gijal kecendrungan konvlusi. Pemeriksaan
mata perlu dilakukan sebelum memulai pemberian
Dosis Dewasa : 1 tablet sehari
67
Lampiran 14 Resep Hiv
68
sakit kepala , depresi , insomnia , demam , pusing ;
Dermatologi: rash (makulopapular, pustular atau
Vesiculobullous rash, pruritus atau urtikaria , Endokrin dan
metabolik: peningkatan amilase Gastrointestinal: muntah,
nyeri abdominal, dispepsia, flatulens, anoreksia, berat badan
turun;Hematology: neutropenia Hepatik: peningkatan
transaminase Neuromuskuler dan skeletal: nyeri punggung ,
mialgia, neuropati peripheral Respiratori: pneumonia Lain-
lain: diaporesis Kasus setelah pasca-marketing: nekrosis
tubular akut, reaksi alergi, peningkatan serum kreatinin, sesak,
sindrom Fanconi, hepatitis, hipofosfatemia, sindrom
rekonstitusi imun, asidosis laktat, diabetes insipidus
nefrogenik, pankreatitis, proteinuria, tubulopati proksimal,
gagal ginjal. Over-dosis/toksikologi: kejadian terbatas, terapi
suportif. Hemodialisis mungkin berguna; dilaporkan 10%
pada kasus yang mendapat dosis 200 mg dihilangkan selama
sesi 4 jam
Dosisi Dewasa: oral 1x300 mg/hari Modifikasi dosis pada gangguan
ginjal: ; • Clcr 30-49 mL/menit: 300 mg setiap 48 jam; • CLcr
10-29 mL/menit: 300 mg, 2x/minggu; • Clcr <10 mL/menit
tanpa hemodialisis : tidak direkomendasikan. Dengan
hemodialisis: 300 mg setiap 7 hari, 12 jam setelah
hemodialisis. Modifikasi dosis pada gangguan hati: tidak
dibutuhkan modifikasi dosis.
Peringatan Telah dilaporkan asidosis laktat dan hepatomegali berat
dengan steatosis termasuk kasus yang fatal; hati-hati
digunakan dengan pada pasien yang berisiko terhadap
penyakit hati (risiko mungkin meningkat pada pasien obes
atau pengguna jangka panjang) dan tunda terapi jika muncul
gejala pada klinis/laboratorium yang mengarah ke asidosis
laktat (peningkatan transaminase dengan/tanpa hepataomegali
dan steatosis). Sindrom rekonstitusi imun mungkin terjadi jika
69
terdapat respon inflamasi pada infeksi oportunistik yang
lambat perkembangannya.; evaluasi dan terapi lebih lanjut
dibutuhkan.; Dapat menyebabkan osteomalasia; peningkatan
penanda biokimia metabolisme tulang , level serum hormon
paratiroid, dan level 1,25 vitamin D. sebanyak 5%-7% terjadi
penurunan kepadatan masa tulang(BMD). Evaluasi BMD
harus dilakukan pada pasien dengan riwayat fraktur tulang
atau berisiko osteopenia.;Hati-hati pada pasien dengan
gangguan renal (Clcr < 50 mL/menit); modifikasi dosis
diperlukan. Dapat meyebabkan sindrom Fanconi, hait-hati
penggunaan dengan obat lainnya yang bersifat nefrotoksik
terutama yang berkompetisi pada sekresi tubular aktif. Hati-
hati penggunaan pada gangguan hati. Semua pasien HIV harus
diperiksa HBV sebelum inisiasi terapi ARV. Pada pasien HIV
dengan koinfeksi HBV, perlu monitoring fungsi hepar
beberapa bulang setelah penghentian obat
70
terutama jika efek samping tidak hilang. Ingusan, Ruam,
Rambut rontok, Demam, Insomnia, Gangguan pencernaan
Dosis SolusiOral:
Kurang dari 4 minggu: 2 mg/kg lewat mulut dua kali
sehari (untuk mencegah transmisi pengobatan)
4 minggu sampai kurang dari 16 tahun: 4 mg/kg lewat
mulut dua kali sehari
Dosis maksimal: 150 mg/dosis
Tablet:
14 -21 kg: 75 mg lewat mulut dua kali sehari (pagi and
malam)
Lebih dari 21 sampai kurang dari 30 kg: 75 mg lewat
mulut pada pagi hari dan 150 mg pada malam hari
30 kg atau lebih: 150 mg lewat mulut dua kali sehari
(pagi dan malam)
16 tahun atau lebih:
Kurang dari 50 kg: 4 mg/kg lewat mulut dua kali
sehari
Dosis maksimal: 150 mg/dosis
50 kg atau lebih: 150 mg lewat mulut dua kali atau 300
mg lewat mulut sehari sekali
Peringatan gangguan fungsi ginjal; toksisitas hematologis (lakukan uji
darah tiap 2 minggu selama 3 bulan pertama, selanjutnya
sebulan sekali; pemeriksaan darah dapat lebih jarang, tiap 1-3
bulan, pada infeksi dini dengan fungsi sumsum tulang yang
baik ); defisiensi vitamin B12 (risiko neutropenia); kurangi
dosis atau berikan terapi intermiten bila terjadi anemia atau
mielosupresi; gangguan fungsi hati, fungsi ginjal; awasi
dengan ketat pasien dengan risiko penyakit hati (terutama
wanita gemuk) termasuk pasien dengan hepatomegali dan
hepatitis; risiko asidosis laktat; lansia; kehamilan; tidak
71
dianjurkan menyusui selama pengobatan
72
Berat badan >40 kg: 600 mg diminum 1 kali sehar
Peringatan Jika kita mulai memakai ART, kita mungkin mengalami efek
samping sementara, misalnya sakit kepala, darah tinggi, atau
seluruh badan merasa tidak enak. Efek samping ini biasanya
lambat laun membaik atau hilang.
Efek samping yang paling umum akibat efavirenz adalah
kelelahan, ruam pada kulit, mual, pusing, diare, sakit kepala,
dan insomnia (sulit tidur). Memakai efavirenz waktu makan
makanan berlemak atau minum susu dapat meningkatkan
tingkat obat dalam darah, sehingga efek samping mungkin
lebih berat
73
Lampiran 15 Resep Anak
74
kulit
Kontra indiksi Memiliki masalah atau penyakit gijal, bayi, ibu hamil,
lansia sebaiknya hati-hati pada saat meminum ceterizin
Efek samping Alergi, kejang-kejang
Peringatan Obat ini tidak boleh digunakan jika memiliki kondisi
medis tertentu, tidak amal untuk anda yang berencana
untuk hamil.
Dosis Dewasa dan anak 12 tahun 1x10mg sehari
75
Lampiran 16 Rekapitulasi Pengambilan Obat
76
REKAPITULASI PENGAMBILAN OBAT
BULAN : APRIL 2017
No Jenis Resep Jumlah Jumlah R/ R/ Non R/ R/ Non
Lembar Resep Racikan Racika Generik Generik
n
1 Karyawan 0 0 0 0 0 0
2 Jamkesda Kota
0 0 0 0 0 0
IGD
3 BPJS IGD 1.336 9.414 53 9.361 4.113 5.301
4 Umum Rawat
1.259 3.111 256 2.855 1.252 1.859
Jalan
5 Jamkesda Kota
0 0 0 0 0 0
Rawat Jalan
6 Dots Rawat
63 63 0 63 0 63
Jalan
7 ARV(B20)
135 202 39 163 0 202
Rawat Jalan
8 BPJS Rawat
6.550 25.533 1.945 23.588 12.814 12.719
Jalan
9 Inhealth Rawat
0 0 0 0 0 0
Inap
10 Jamkesda Kota
0 0 0 0 0 0
Rawat Inap
11 BPJS Rawat
6.435 47.879 203 47.676 22.545 25.334
Inap
12 ARV(B20)
0 0 0 0 0 0
Rawat Inap
13 Dots Rawat Inap 89 89 0 89 0 89
14 Kemoterapi
91 852 0 852 298 554
Rawat Jalan
77
Lampiran 17 Standar Pelayanan
78
b. Obat Racik 27 60 menit 180 menit Pada bulan ini
mengalami penaikan
waktu tunggu obat
racik dikarenakan
banyak racikan dari
beberapa poli
sehingga adanya
antrian resep yang
akan diracik.
Total Lembar 308
Resep
79
STANDAR PELAYANAN MINIMAL INSTALASI FARMASI
WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT JADI & RACIKAN
(DIMULAI SEJAK PENYERAHAN RESEP)
BULAN APRIL 2017
JENIS INDIKATOR LEMBAR STANDAR WAKTU KET
PELAYANAN RESEP WAKTU TUNGG
U OBAT
Farmasi 1.Waktu
tunggu -
pelayanan
80
waktu tunggu obat
racik dikarenakan
banyak racikan dari
beberapa poli
sehingga adanya
antrian resep yang
akan diracik.
Total Lembar 308
Resep
81
STANDAR PELAYANAN MINIMAL INSTALASI FARMASI
WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT JADI & RACIKAN
(DIMULAI SEJAK PENYERAHAN RESEP)
BULAN MARET 2017
JENIS INDIKATO STAND LEMBA BULA KET
PELAYANAN R AR R N
RESEP Persen
tase
(%)
Farmasi 1.Tidak Kesalahan pemberian obat
adanya nyaris terjadi, dikarenakan
kejadian nama pasien terdengar
kesalahan 100% 308 100 hamper sama
pemberian penyebutannyadan ketika
obat ditanyakan
identitasnya ,pasien
mengiyakan.Tetapi
obattidak sampai
terminum karena petugas
farmasi saat itu juga
langsung dikonfirmasi
ulang
2.Kepuasan > 80 %
pelanggan
3. Penulisan 0% 3 1.0 Pengajuan obat diluar
resep tidak formularium nasional
sesuai sedang ditindaklanjuti di
Formularium intaslasi farmasi
Nasional bekerjasama dengan
komite farmasi dan terapi
4.Jumlah 0% 162 52.6 Terdapat obat yang tidak
82
oabt yang tak terlayani dikarenakan stok
terlayani gudang kosong atau
adanya kekosongan pabrik
dan keterlambatan
pengiriman
83
STANDAR PELAYANAN MINIMAL INSTALASI FARMASI
WAKTU TUNGGU PELAYANAN OBAT JADI & RACIKAN
(DIMULAI SEJAK PENYERAHAN RESEP)
BULAN APRIL 2017
JENIS INDIKATOR STANDAR LEMBAR BULAN KET
PELAYANAN RESEP Persentase
(%)
84
dan keterlambatan
Lampiran 18 Kwitansi Penjualan Obat Langsung
85
Lampiran 19 Contoh Copy Resep
86
Lampiran 19 Faktur Tunai Obat
87
Lampiran 21 Contoh Pelastik Klip Obat
88