Anda di halaman 1dari 3

MELISDA NOVELITA NAPITU

18011684
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
MK. Oikumenika Kelas IV B
Jumat, 08 Oktober 2021 (Pkl. 14.00-14.30 WIB)
Dosen Pengampu: Dr. Jan J. Damanik
-------------------------------------------------------------------------
Jawablah pertanyaan di bawah ini !

1. Menurut pendapatmu, sudah sejauhmana kiprah PGI dalam gerakan Oiku


mene diIndonesia dan apakahmenurutmu ada pegaruhnya bagi gereja-gerej
a di pedesaan?
Jawab : Menurut saya Kiprah PGI hingga saat ini dalam gerakan Okumene di
Indonesia yaitu menyadarkan bahwa setiap gereja adalah ungkapan dari Gereja yang
Esa, Kudus, Am, dan Rasuli, yaitu persekutuan orang-orang percaya, di segala tempat
dan sepanjang zaman yang ” diberi minum dari satu Roh ” (1Kor. 12:13), yang
dipanggil untuk melanjutkan misi Yesus Kristus, yang telah diutus Allah untuk
menyela- matkan dunia ini dan memperdamaikan segala sesuatu de- ngan Allah.
Panggilan gereja ini tidak pernah berubah di semua tempat dan sepanjang zaman,
walaupun tugas ini harus dijalankan secara kontekstual sesuai dengan situasi dan
kondisi yang berbeda-beda.Dalam rangka gerak bersama ke arah keesaan
gereja-gereja di Indonesia, pendekatan-pendekatan berikut, yang lahir dari
pengalaman gereja-gereja di Indonesia dapat dianjurkan, khususnya di antara
gereja-gereja anggota PGI:
a. Menghormati dan menghargai identitas tiap-tiap gereja. Penghormatan itu dilihat
dalam rangka identitas ber- sama sebagai Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.
Identitas bersama itu terpancar dari Pribadi dan Karya Kristus yang menggarami
tiap-tiap identitas.
b. Menghormati dan menghargai sejarah tiap-tiap gereja sebagai sejarah bersama.
c. Menghormati dan menghargai tugas panggilan tiap-tiap gereja sebagai tugas
panggilan bersama.
d. Menghormati dan menghargai kewenangan tiap-tiap gereja untuk mengatur
kehidupan di dalam gerejanya masing-masing, sebagai pengejawantahan kewenangan
bersama yang dikaruniakan Kristus kepada gereja-Nya.
e. Menghormati dan menghargai pengembangan teologi, daya, dan dana tiap-tiap
gereja sebagai pengembangan bersama dan tugas panggilan bersama di seluruh
Indo-nesia.
Pengaruhnya bagi gereja pedesaan ialah antar gereja di desa khususnya gereja suku
bisa saling menghargai setiap identitas masing masing. Menyadari bahwa setiap
gereja itu esa, kudus, Am dan Rasuli sehingga walau berbeda cara peribadahan dan
bahasa tetapi tidak menghakimi dan merasa bahwa gereja sendiri lebih baik.
2. Apa pentingnya Dokumen Keesaan Gereja bagi Gereja-Gereja yang bernau
ng di lingkup PGI?
Jawab : Pentingnya dokumen Keesaan Gereja bagi Gereja-Gereja yang bernaung di
lingkup PGI adalah, agar setiap gereja yang bernaung di lingkup mengetahui dan
menyadari bahwa ditengah keberagaman gereja yang ada tetapi harus tetap menyadari
bahwa Gereja Yang Esa di Indonesia makin dipahami sebagai keesaan dalam
perbedaan dan sebagai keesaan dalam fungsi ketimbang struktur. Keesaan gereja-
gereja merupakan keesaan in action, di mana gereja-gereja makin menyadari
keesaannya saat menjalankan tugas dan panggilan bersama. Karena itu, gereja-gereja
mengupayakan kemandiriannya dalam bidang teologi, daya dan dana untuk dapat
menjalankan panggilannya dan mengatasi tantangan- tantangan yang muncul dari
dalam maupun dari luar gereja. Dan agar gereja memahami :
1. Pernyataan Iman Gereja-Gereja Anggota Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia
2. Pokok-Pokok Panggilan dan Tugas Bersama Gereja-Gereja di Indonesia (PPTB
PGI)
3. Pemahaman Bersama Iman Kristen Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
4. Komitmen Keesaan Gereja-Gereja Anggota PGI
5. Tata Dasar Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia
6. Tata Rumah Tangga Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia

3.Perubahan apa saja yang terjadi di lingkungan GerejaKatolik Roma setelah K


onsili Vatikan 2?
Jawab : Vatikan II Melukiskan gereja dengan gambaran biblis seperti umat Allah,
Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus dengan demikian pendekatan terhadap gereja
yang digunakan tidak hanya pendekatan kristologis tetapi juga pendekatan
pneumatologis, kerangka dasarnya adalah Trinitas, melihat gereja sebagai persekutuan
yang didasarkan pada persekutuan Allah Tritunggal sendiri. Eklesiologi yang
menonjol didalam Vatikan II adalah eklesiologi persekutuan, gereja merupakan
persekutuan yang didsarkan pada persekutuan Allah Tritunggal sendiri. Persekutuan
ini diperluas, mencakup persekutuan seluruh umat manusia.Banyak dari kaum Katolik
yang sangat konservatif (atau sering disebut Katolik Tradisionalis) berpendapat
bahwa Konsili Vatikan II atau interpretasi apapun akan dokumen-dokumen konsili
tersebut, menjauhkan Gereja dari prinsip-prinsip penting dari iman Katolik historis;
termasuk: kepercayaan bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya gereja Kristiani
yang dibangun oleh Yesus sendiri; kepercayaan bahwa gagasan modern akan
kebebasan beragama adalah kesalahan; tekanan yang pantas untuk "Empat Hal
Terakhir" (Kematian, Pengadilan, Surga, dan Neraka); kepercayaan bahwa setiap
kitab dari Kitab Suci adalah sempurna; ketaatan kepada skolastisisme.

4. Sebutkan secara singkat, jelas, dan padat apa saja yang sudah dilakukan ger
eja asalmu dalam gerakan oikumene?
Jawab : Gereja okumene di GKPS
Berbicara tentang ke-esaan Gereja, bukalah yang dimaksudkan untuk menyatukan
semua Gereja menjadi satu. Sebagai contoh tidak harus memiliki satu nama Gereja,
ataupun misalnya di Indonesia, ada satu Ephorus atau pimpinan yang memimpin
seluruh Gereja di Indonesia. GKPS, sebagai salah satu Gereja yang turut menyatakan
ke-esaan Gereja mempunyai prinsip untuk bersama-sama memikul beban yang berat
bersama dengan gereja lain, terkhusus dalam hal PI (Pengabaran Injil). Selain itu,
adanya prinsip untuk bersatu dalam Kristus merupakan faktor yang turut mendorong
GKPS terlibat dalam Ke-esaan Gereja.
GKPS turut merasakan manfaat yang diterima dari gerakan Oikumene (terkhusus
PGI). Sebagai contoh, suara GKPS bisa menjadi suara Gereja lain dengan komunikasi
kepada PGI (Persekutuan Gereja di Indonesia). Adanya beban yang menimpa GKPS,
gereja yang tergabung dalam gerakan Oikumene turut membantu meringankan beban
yang menimpa GKPS. Kaum Simalungun terkenal dengan falsafah Habonaron do
Bona yang nantinya menunjuk kepada suatu keharmonisan baik didalam keluarga,
masyarakat dan gereja. Sehingga dalam gerakan oikumene ini GKPS sangat terbuka
bukti nyata yang dapat kita lihat adalah pada tahun 1964 GKPS menjadi anggota PGI.

Anda mungkin juga menyukai