ASUHAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Tn.T
Alamat : Blok Cijauh, Sinedang, Majalengka
No.HP : 082131xxxxxx
Usia : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tipe Diabetes : Diabetes Tipe 2
Lama menderita DM 5 Tahun
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan Masuk RS:
Pada tanggal 10 Oktober 2022 klien mengeluh tidak nafsu makanan, mual, badan
terasa lemas dan sering jegungkan, serta sakit pada luka di jari kaki kanan, lalu
dari keluarga menganjurkan untuk di bawa ke Rumah Sakit untuk menjalani
pemeriksaan, namun klien menolak pergi ke RS dan hanya membeli obat di
apotek saja. Pada tanggal 12 Oktober 2022 keadaan klien tidak kunjung membaik
dan rasa sakit di jari kaki kanan terasa sangat sakit serta badan lemas. kemudian
klien akhirnya mau di bawa ke RS. Pukul 09.45 WIB klien diantar keluarga ke
IGD RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten, setelah diperiksa hasilnya klien
mengeluh nyeri pada jari kaki kanan dengan skla nyeri 5, nyeri seperti ditekan,
dan bertambah saat melakukan aktifitas, serta timbul setiap 5 menit sekali, klien
juga mengatakan badan lemas, nafsu makan berkurang, dan mual. Hasil
pemeriksaan fiisik tingkat kesadaran Composmentis, TD: 195/101 mmHg, Nadi:
110x/menit, Suhu: 36,9OC, RR: 20x/menit, SPO2: 99%, GDS: 335 mg/dL dan
terdapat balutan luka di jari kaki kanan lalu mendapat terapi inj Novalgin 500 mg
dan inj Ranitidin 25 mg, infus NaCl 500 ml 0,9% 20 tpm. Setelah mendapatkan
terapi, dari IGD menyarankan untuk opname di Bangsal Melati 2 dikarenkan gula
drah tinggi dan tekan darah tinggi, serta terdapat luka ganggren di jari kaki kanan,
sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Riwayat Kesahatan Terdahulu
Pada tahun 2018 klien mengatkan mulai merasa sering merasa haus, lapar dan
sering BAK terutama saat malam hari, namum keluhan itu, tidak ditindak lanjuti
hanya dibiarkan saja, hingga tahun 2019 akhir klien merasa badanya sering lemas
dan nafsu makan berkurang akhirnya di periksakan di RSUD Boyolali dan
hasilnya gula darah klien tinggi. Setelah mendapatkan pemeriksaan dan obat
klien jarang kontrol rutin ke pelayanan kesehatan hanya membeli obat di apotek
bila merasa gula darahnya tinggi dan klien juga mengatakan sering jajan makan
di luar, serta kurang memperhatikan pola makannya. Pada Agustus 2022 klien
mulai merantau ke Yogyakarta untuk jualan perabotan rumah tangga dan pada
bulan September klien mengeluh pada punggung kaki kanan bengkak dan berair
disertai rasa nyeri dan sebelumnya sering merasa kesemutan, lalu dibawa
keluarga untuk berobat ke klinik dokter di Pleret,Bantul. Setelah berobat ke klinik
kondisi kaki kanan klien berangsur membaik, namun setelah merasa membaik
klien tidak mau lagi kontrol dan hanya meminum obat Metformin 500 mg di
apotek, serta terkadang tidak rutin mengonsumsi obatnya. Pada akhir September
keadaan kaki kanan mulai memburuk lagi,yaitu jari tengah mulai memerah dan
lama kelamaan menghitam seperti busuk dan baunya sangat menyengat. Keluarga
klien menganjurkan untuk segera dibawa ke RS agar mendapatkan penaganan
yang tepat, namun klien menolak sampai pada Oktober awal klien merasa nyeri
sekali dan badan terasa lemas baru tanggal 12 Oktober 2022 klien mau
diperiksakan kae RS.
c. Genogram
3. Sosial
Pendidikan Terakhir : SLTA
Bahasa Sehari-Hari : Jawa/Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Sistem Dukungan Sosial : Keluarga
Jenis Pekerjaan : Pedagang
4. Pola Makan
Klien mengatakan pola makan tidak teratur, bisa sampai 3x , namun lebih sering
sehari hanya 2x, yaitu makan pagi dan saat malam dengan porsi sedang , yang berisi
nasi putih 2-3 entong, sayur dan lauk. Tn.T mengatakan sering makan di luar dan
jarang masak sendiri, serta suka memakan makanan manis, keluarga klien juga
mengatakan kalau Tn.T jika dingatkan suka tidak dipatuhi dan kurang mengontrol
pola makannya. Klien mengatakan sering merasa haus terlebih saat siang atau malam
hari sehingga klien banyak mengonsumsi air putih kira-kira 7-9 gelas perhari dan
terkadang di tambah 1-2 gelas air teh manis dan kopi. Klien mengatakan tidak
mempunyai alergi makanan. Klien mempunyai riwayat merokok sudah lama dan
baru berhenti sejak 4 tahun yang lalu.
5. Aktivitas Sehari-hari
Klien mengatakan sehari- hari dari jam 16.00- 22.00 berdangang perabotan di pasar
malam atau terkadang dagang perabotan keliling desanya. saat paginya klien kerja
serabutan atau jika tidak ada untuk istirahat di rumah.dan saat merasa bosan klien
main bersama anaknya. Namun semenjak kakinya sakit klien hanya dirumah saja.
Klien mengatakan jarang berolah raga saat pagi dikarenakan kakinya yang sakit saat
dipakai untuk melakukan aktivitas
6. Keterbatasan Kemampuan
- Tingkat Keterbatasan:
Pasien tidak mengalami kelumpuhan dan tidak memiliki riwayat kelumpuhan dan
mampu melakukan mobilitas secara mandiri. Pasien tidak mengalami gangguan
pendengaran, namun memiliki komplikasi yang berhubungan dengan diabetes
yaitu, neuropati pada kaki kanannya. Klien mengatakan mengeluh nyeri pada kaki
kanan dengan skala nyeri 5, nyeri senut-senut, nyeri bertambah saat melakukan
aktivitas.
- Vaskuler:
- Fungsi ginjal: Klien mengatakan sering BAK saat malam hari bisa sampai 7x
- Klien mengatakan sering merasa kesemutan pada kedua kaki tapi paling sering
pada kaki Kaman sebelum kaki kanannya bengakak
7. Mobilitas
Klien dapat mobilitas secara mandiri tanpa alat bantu dan bantuan orang lain
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan ditemukan dua diagnosa masalah
keperawatan. Yang pertama Nyeri akut ditandai klien mengeluh nyeri skala 5 pada
kaki kanan. Masalah keperawatan yang kedua adalah Gangguan Intregritas kulit/
jaringan ditandai terdapat ulkus DM pada jari kaki sebelah kanan,.Masalah
keperawatan yang ketiga ketidakstabilan kadar glukosa darah ditandai dengan hasil
GDS Ny.S 276 mg/dL.
B. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
Nyeri Akut Agen Pencedera Fisiologi
(SDKI 2017, D.0077,
Halaman 172)
Gangguan Intregritas Neuropati Perifer
Jaringan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pancreas
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
D. Intervensi Keperawatan
Hari, Tgl Dx Keperawatan Tujuan Intervensi
Jam
Senin, Ketidakstabilan Setelah dilakukan intervensi Observasi :
10/10/22 kadar glukosa darah keperawatan selama 2x 24 jam, - Monitor kadar glukosa darah
12.20 WIB berhubungan kestabilan gula dalam darah - Monitor tanda gejala
dengan disfungsi membaik dengan kriteria hasil: hiperglikemia
pancreas - Kadar glukosa dalam darah Terapeutik:
(SDKI 2017, dari cukup menurun (2) - Berikan asupan cairan oral
D.0027, Halaman menjadi sedang (3) Edukasi:
71) - Rasa haus dari sedang (3) - Anjurkan kepatuhan
menjadi menurun (5) terhadap diit dan olahraga
Abstrak
Edukasi diabetes merupakan pendidikan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi pasien
diabetes yang bertujuan mengubah perilaku untuk meningkatkan pemahaman klien akan
penyakitnya. Kepatuhan diet merupakan masalah besar yang terjadi pada penderita DM tipe 2
saat ini. Prinsip pengaturan pola makan didasarkan pada status gizi pasien diabetes dan
melakukan modifikasi diet dengan memperhatikan gaya hidup serta pola kebiasaan makan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi diabetes terhadap kepatuhan
pengaturan diet pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di kelurahan Wirogunan dan
Brontokusuman Kota Yogyakarta. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi
experimental pre – post test without control group design. Penelitian ini dilakukan di
kelurahan Wirogunan dan Brontokusuman. Jumlah sampel sebanyak 82 responden (41
kelompok intervensi dan 41 untuk kelompok kontrol). Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon
test kelompok intervensi didapatkan nilai bermakna (p=0,002), terdapat perbedaan kepatuhan
pengaturan diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Pada kelompok kontrol
didapatkan nilai tidak bermakna (p=1,000), tidak terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan
diet sebelum dan sesudah diberikan edukasi diabetes. Uji beda Mann Whitney diperoleh nilai
bermakna (p=0,020) terdapat perbedaan kepatuhan pengaturan diet sebelum dan sesudah
diberikan edukasi diabetes antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Disimpulkan
edukasi diabetes berpengaruh bermakna terhadap kepatuhan pengaturan diet pada pasien
Diabetes Melitus tipe 2.
Kata kunci: Kepatuhan Pengaturan Diet, Diabetes Melitus Tipe 2, Edukasi Diabetes
Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh praktikkan adalah asuhan yang diberikan
kepada Ny.S dengan diagnosa medis DM Tipe 2. Pada kasus ini, penulis melakukan
pendekatan dengan komunikasi terapeutik untuk menjalin hubungan saling percaya antara
pasien dan keluarga dengan perawat.
Faktor makanan diet yang tidak menyenangkan, kurangnya pemahaman tentang diet,
manfaat latihan fisik, usia yang sudah lanjut, keterbatasan fisik, pemahaman yang salah
tentang manfaat obat, serta kegagalan mematuhi minum obat karena alasan ekonomi
menyebabkan ketidakpatuhan diabetisi dalam penatalaksanaan DM. 2 Penyuluhan kesehatan
pada penderita diabetes mellitus merupakan hal yang penting dalam memonitor gula darah
penderita DM dan mencegah komplikasi kronik baik mikroangiopati maupun
makroangiopati. Komplikasi kronik biasanya terjadi dalam 5 sampai 10 tahun setelah
didiagnosis ditegakkan.
Edukasi diabetes merupakan pendidikan mengenai pengetahuan dan ketrampilan bagi
pasien diabetes yang bertujuan mengubah perilaku untuk meningkatkan pemahaman klien
akan penyakitnya. Perubahan hasil dari pendidikan kesehatan dalam bentuk pengetahuan dan
pemahaman tentang kesehatan, yang diikuti dengan adanya kesadaran yaitu yang positif
terhadap kesehatan, yang akhirnya diterapkan dalam tindakan pencegahan komplikasi DM.
Edukasi Diabetes dalam bentuk ceramah dapat meningkatkan kepatuhan pasien diabetes.
Semakin sering seseorang mendapat penyuluhan, maka semakin baik pula perilakunya. Klien
diabetes perlu mendapat informasi tentang pengertian tentang DM terutama perencanaan
makan.. Pengetahuan mengenai manajemen diabetes merupakan komponen yang penting
agar pengelolaan diabetes itu bisa berjalan dengan baik.
Sesuai pembahasan jurnal tersebut penulis juga melakukan edukasi mengenai DM,
diet DM dan senam kaki diabetes. Setelah diberikan edukasi klien mengatakan sudah paham
akan pengertian DM, tanda gejala DM, Komplikasi DM, dan makan apa saja yang baik untuk
dibatasi atau di anjurkan, sehingga lebih semangat untuk mematuhi diet DM agar kadar gula
darah dapat terkontrol dengan baik. Selain itu, klien juga dapat mengikuti senam kaki DM
dengan benar dan tepat sehingga dapat mencegah faktor resiko komplikasi DM terutama di
bagian kaki.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang diberikan kepada Ny.S dengan diagnose medis
DM Tipe II di Bangsal Melati 2 RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten selama 2 x 24 jam
diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Diagnosa Keperawatan tercapai sebagian, yaitu :
1) Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan disfungsi pankreas.
Diagnosa ini tercapai sebagian dikarenakan kadar glukosa darah masih belum
stabil, waulau demikian ada kriteria hasil lainya yang tercapai, yaitu: Ny. S rasa
lesu menurun, rasa haus menurun, dan Ny.S sudah paham bagaimana cara
menggunakan suntikan Novorapid,. Implementasi dilakukan adalah monitor
kadar glukosa darah, monitor tanda dan gejala Hiperglikemi, menganjurkan
kepatuhan terhadap diit dan olahraga, mengajarkan pengelolaan diabetes dan
kalaborasi pemberian obat anti hiperglikemi
B. SARAN
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan diharapkan laporan asuhan keperawatan ini dapat
menjadi acuan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien DM Tipe 2
2. Bagi Profesi Keperawatan
Perawat diharapkan mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan DM Tipe 2mulai dari perumusan diagnosa, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, hingga evaluasi keperawatan.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Mahasiswa diharapkan dapat menjadikan laporan ini sebagai bahan
pembelajaran untuk memahami dan melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif dan berkelanjutan pada pasien DM Tipe 2