PA Perikanan Oke-Dikonversi
PA Perikanan Oke-Dikonversi
1. Jenisnya,
2. Asal atau tempat hidupnya (habitat)
3. Kandungan lemaknya
1. Berdasarkan jenisnya, ikan digolongkan sebagai:
→ Ikan bertulang belakang dan bersirip (yang dikenal
sebagai “ikan”),
→ Ikan yang tidak bertulang belakang dan tidak
bersirip
(kerang-kerangan/moluska, udang-
udangan/krustasea, sefalopoda dan jenis-jenis hasil
perikanan lainnya).
Moluska → tubuh lunak dan badan umumnya diselubungi
rumah kerang yg terbuat dari bermacam mineral, dengan
kalsium sebagai mineral utamanya. Anggota moluska
→kerang (remis, tiram), abalone , scallops dan mussels .
Krustasea → badan terbungkus oleh kerangka keras yang
tersusun dari kitin ( chitin ) dan bersekat-sekat. Contoh
krustasea → udang, lobster dan kepiting.
Sefalopoda → tubuh lunak, tanpa dilindungi oleh
kerangka keras/cangkang, contoh → cumi-cumi (squid )
dan gurita ( octopus ).
Hasil perikanan lainnya → ubur-ubur, teripang dan krill .
3. Berdasarkan kandungan lemaknya, ikan digolongkan
menjadi
a. Ikan berlemak rendah (kadar lemak kurang dari
2%), contohnya kerang (clam), lobster, bekasang,
bawal dan gabus;
b. Ikan berlemak sedang/medium (kadar lemak 2 –
5%), contohnya ikan mas (carp), rajungan (crabs)
dan ikan ekor kuning;
c. Ikan berlemak tinggi (kadar lemak 6 – 20%),
contohnya mackerel , salmon , sardin , tuna, tawes,
sepat, tembang dan belut.
Proses Pengolahan Ikan
1. PENDINGINAN IKAN
Pendinginan ikan → mengatasi masalah pembusukan ikan
(selama penangkapan, pengangkutan dan penyimpanan
sementara sebelum diolah menjadi produk lain)
Pendinginan ikan sampai sekitar 0° C → memperpanjang
masa kesegaran (daya simpan, shelf-life) ikan sampai 12-18
hari sejak ikan ditangkap dan mati, (tergantung pada jenis
ikan dan cara penanganan).
Kelebihan cara pendinginan adalah 1) Sifat asli ikan masih
dapat dipertahankan. Ikan dengan sifat asli (tekstur, rasa,
bau, dsb) terutama jenis-jenis ikan tuna, tenggiri, bawal,
kakap dan lemuru, dsb dapat dipasarkan dengan harga
tinggi. 2) Selain itu pendinginan adalah cara yang murah,
cepat, dan efektif
Efisiensi pendinginan sangat bergantung pada tingkat
kesegaran ikan sesaat sebelum didinginkan.
Pendinginan dapat dilakukan dengan salah satu atau
kombinasi dari cara-cara berikut
1. Pendinginan dengan es
2. Pendinginan dengan es kering
3. Pendinginan dengan air dingin
4. Pendinginan dengan udara dingin
2. PEMBEKUAN IKAN
Pembekuan ikan → menyiapkan ikan untuk disimpan di
dalam suhu rendah (jauh dibawah titik rendah ikan)
Pembekuan bertujuan untuk mengawetkan sifat-sifat
lalami ikan.
Pembekuan mengubah kandungan air pada ikan menjadi
es, pada waktu dilelehkan kembali, keadaan ikan harus
seperti sebelum dibekukan.
Pada prakteknya sangan sulit untuk membekukan seluruh
cairan di dalam tubuh ikan karena sebagian cairan itu
mempunyai titik beku yang sangat rendah yaitu antara -
55°C -65°C.
Pada umumnya pembekuan sampai -12°C atau -30°C
dianggap telah cukup, tergantung pada jangka waktu yang
direncanakan.
Alat yang digunakan untuk membekukan ikan → freezer.
3. PENGGARAMAN IKAN
Penggaraman → cara pengawetan ikan yang banyak dilakukan oleh
pengolah ikan. Ikan yang diawet dengan garam disebut ikan asin.
Garam → garam dapur /NaCl (kristal atau larutan).
Fungsi garam → membunuh bakteri secara langsung.
Kematian bakteri akibat garam menyerap air dari tubuh ikan melalui
poses osmosa. Akibatnya air bagi bakteri berkurang sehingga
metabolisme bakteri terganggu.
Selain itu garam akan menyerap air dari tubuh bakteri itu sendiri hingga
bakteri mengalami plasmolisis akhirnya mati.
Penggaraman dilanjutkan dengan proses pengeringan atau perebusan.
Tiga macam ikan asin yakni:
a. Ikan asin basah (tidak dikeringkan setelah digarami)
b. Ikan asin kering (dikeringkan setelah digarami)
c. Ikan asin rebus (direbus setelah digarami, misalnya ikan pindang)
Kecepatan pengeringan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kecepatan udara, makin cepat udara di atas ikan, makin cepat ikan
menjadi kering.
b. Suhu udara, makin tinggi suhu, makin cepat ikan menjadi kering
c. Kelembaban udara, makin lembab udara, makin lambat ikan menjadi
kering
d. Ukuran dan tebal ikan, makin tebal ikan, makin lambat kering.
e. Makin luas permukaan ikan, makin cepat ikan menjadi kering.
f. Arah aliran udara terhadap ikan, makin kecil sudutnya, makin cepat
ikan menjadi kering.
g. Sifat ikan, ikan berlemak lebih sulit dikeringkan
Cara pengeringan dua golongan → pengeringan alami dan
buatan.
Pada pengeringan alami, ikan dijemur di atas rak-rak yang
dipasang agak miring (+15°) ke arah datangnya angin, dan
diletakkan di bawah sinar matahari tempat angin bebas
bertiup
Lamanya penjemuran 8 jam/hari selama 3 hari di daerah
dengan intensitas sinar matahari tinggi.
Pekerjaan penjemuran harus disertai pembalikkan 2-3 kali
setiap hari.
Untuk mengukur tingkat kekeringan ikan, dengan cara
menekan tubuh ikan menggunakan ibu jari dan telunjuk
tangan. Pada ikan kering tekanan jari tidak akan
menimbulkan bekas.
Cara lain dengan melipat tubuh ikan. Ikan kering tidak
akan patah jika tubuhnya dilipatkan.
Keuntungan pengeringan secara mekanis antara lain suhu,
kelembaban dan kecepatan angin dapat diatur. Selain itu
sanitasi dan higiene lebih mudah dikendalikan. Namun
cara ini belum memasyarakat sebab biaya alat mekanis
relatif lebih mahal jika dibandingkan pengeringan alami.
Alat pengering mekanis antara lain:
oven, alat pengering berbentuk kotak (cabinet-type dryer),
alat pengering berbentuk lorong (tunnel dryer), alat
pengering bersuhu rendah (cold dryer), alat pengering
dengan sinar infra merah, alat pengering beku hampa
(vacuum freeze drying).
Pohon Industri Ikan
Proses Pembusukan Ikan
Faktor utama yang berperan dalam pembusukan :
• proses degradasi protein yang membentuk berbagai produk
seperti hipoksantin, trimetilamin
• terjadinya proses ketengikan oksidatif
• pertumbuhan mikroorganisme.
Keterangan:
Campurkan dengan
Hasil saringan dicuci NaOH 5%, panaskan
Netralkan dengan
dengan air sampai pH penyaringan pada suhu 60-70°C
HCl
10 sambil diaduk selama
1 jam
Keringkan dengan
Pencucian dengan air Penyaringan oven suhu 50-55°C Kitin
selama 24jam
Proses Pembuatan Khitosan dari Kulit Udang
Limbah Udang
Pencucian
Pengeringan
Penghancuran
Demineralisasi
HCl 1 N, 1:7 (b/v)
1 jam, 90 OC
Deproteinasi
NaOH 3,5 N, 1:10 (b/v)
1 jam, 90 oC
Penyaringan dan Pencucian
Khitin
2 jam, 140 oC
Khitosan
Aplikasi Khitin dan Khitosan
No Aplikasi
1 Pengobatan luka ((wound healing )
2 Pengabsorpsi lemak (fat trapper )
3 Bahan benang operasi
4 Pengisi tulang dan gigi buatan
5 Macronutrient therapy
6 Bahan baku pembuatan film kemasan biodegradable
7 Penguat kertas
8 Bahan pelapis film
9 Penyerap logam - logam berat (Cr, Cu, Fe, Zn, Hg, Cd)
10 Penjernih air
11 Kontak lensa
12 Penyembuh luka bakar
13 Bahan pengemulsi
14 Pengawetan buah
15 Film potografi
16 Krim dan lotions
17 Bahan pembantu untuk kromatografi
18 Floculant
19 Immibilitation matrix
20 Chelating agent
21 Preparation of b caroteen
Aplikasi Khitosan untuk Pengolahan Air Untuk Industri, Pemurnian Air Minum dan
Penjernihan Air Untuk Kolam Renang, Danau, Akuarium
Molekul khitosan
Larutan Khitosan
Dibuang
- BM menjadi besar
melalui - Tidak dapat
feses
diabsorbsi oleh
reseptor
Kolesterol menurun
Produk Khitosan Sebagai Fat Trapper
Teripang
Teripang atau trepang adalah istilah yang diberikan
untuk hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea)
yang dapat dimakan.
Beberapa spesies teripang yang mempunyai nilai
ekonomis penting diantaranya: teripang putih
(Holothuria scabra), teripang koro (Microthele
nobelis), teripang pandan (Theenota ananas), teripang
dongnga (Stichopu ssp) dan beberapa jenis teripang
lainnya.
Manfaat
Teripang kaya akan grow factor sehingga dapat
memperbaiki sel-sel rusak.
Kandungan protein mencapai 82% dan asam lemak
essensial mujarab memperkuat sel hati untuk
mengeluarkan antibodi. Karena itu juga teripang
(gamat) kerap disebut imunomodulator.
Karena kandungan kolagen yang tinggi, teripang
(gamat) ampuh melakukan regenerasi sel secara
singkat.
Kandungan Sea Cucumber (tripang emas) berdasarkan
hasil penelitian adalah :
1). Protein 86,8%
2). Kolagen 80,0%
3). Mineral
4). Mukopolisakarida
5). Glucasaninoglycans (GAGs)
6). Antiseptik alamiah
7). Chondroitin
8). Omega-3, 6, dan 9
9). Asam Amino
RUMPUT LAUT
Rumput Agarose
Elektroforesa, imunologi,
kultur media, khromatografi,
Laut sistem imobilisasi
Pensuspensi Sirup
Alginat dan
Pembusa Bir
asam alginat
Adhesive, tekstil, kertas, air
Pelapis dan perekat
freshner gel, oil drilling muds
Immobilisasi sel
POTENSI RUMPUT LAUT
Eucheuma sp
Semirefined Carrageenan
Refined Carrageenan
PRESSING
Alcohol
WASHING IN HIGH TITRATED ALCOHOL
recovery
- MILLED DRYING
CARRAGEENAN MILLING
BATCH CONTROL
others meat
RED SEAWEED pre-
serves
Iota Carrageenan
water
- Lamda Carrageenan air-
based Kappa Carrageenan fresh-
paint eners
tooth-
paste
s pet-
foods
lotion&
creams cos- in en-
metic vitro
meris-
zyme
s
tem
culture