z
Dr. Ir. Basse Siang
Parawansa, MP
Dr. Ir Dewi Yanuarita, Msi
Dr. Ir. Hadiratul Kudsiah, MP
z
KIMA ( TRIDACNA )
Lanjutan....
Secara geografis, kima memunyai sebaran
terbatas di daerah Indo-Pasifik mulai dari laut
Merah sampai di kepulauan Toamati Pasifik, setiap
spesies daerah sebarannya berbeda-beda. T.
maxima memunyai sebaran yang paling luas,
sedangkan T.crocea memunyai daerah distribusi
yang penting. (untuk lebih jelas mengenai distribusi
kima dibuat oleh Copeland & Lucas, 1988)
z
Lanjutan...
z
REGULASI
Sejak tahun 1983 CITES ( Convention on
International Trade in Endangered Species)
mengelompokkan kima sebagai biota laut yang
dilindungi yang ditindak lanjuti oleh Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No.12 Tahun
1987, kemudian Undang-Undang No 5 Tahun
1990 yang lebih lanjut dipertegas dengan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan
No.31/KTPS_11/1991 ( Niartiningsih, 2008)
z
Lanjutan....
tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, menyebutkan bahwa jenis Kima yang dilindungi ada
2 jenis yaitu Hippopus hippopus (Kima Tapak Kuda. Kima Pasir) dan Hippopus porcellanus (Kima
Cina, Kima Porselen). Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Tumbuhan
dan Satwa Liar, menyebutkan bahwa pemanfaatan kima untuk tujuan perdagangan diperbolehkan
dari hasil pengembangbiakan turunan ke-2 (F2), atau turunan ke-1 (F1) dengan ijin Menteri.
z
REGULASI INTERNASIONAL
Konvensi perdagangan internasional tumbuhan dan satwa liar atau dikenal dengan
CITES telah memasukkan semua jenis kima dalam daftar Appendiks II, yang berarti
bahwa pemanfaatan kima dari habitat alam untuk tujuan perdagangan internasional
masih diperbolehkan dengan penerapan kontrol (pengawasan) yang ketat dan
penerapan prinsip-prinsip Non Detrimental Findings (NDF) yang meliputi 3 aspek
utama yaitu: kelestarian, ketelusuran dan legalitas. Dengan mempertimbangkan
kedua aturan tersebut, perdagangan internasional kima dapat dilakukan dari hasil
pengembangbiakan turunan ke-2(F2) atau hasil pengembangbiakan turunan ke-1
(dengan ijin Menteri) dan dilengkapi dengan dokumen ekspor sesuai ketentuan
CITES.
Upaya perlindungan kima di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan
No.12/Kpts-II/1987 yang melarang penangkapan dan perdagangan kima. Kemudian diperkuat oleh Peraturan
Pemerintah No. 7 tahun 1999. Regulasi terbaru yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.106/MENKLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan
Satwa Dilind
Konservasi Taman Laut Kima di Desa Toli-Toli, Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara merupakan satu-satunya
kawasan konservasi kima di Indonesia yang didirikan atas dasar kesadaran masyarakat sekitarnya pada tahun
2010. Sejak dua tahun belakangan telah dibudidayakan sekitar 8000 kerang kima berbagai jenis dan ukuran di
perairan tersebut
Universitas Hasanuddin (UNHAS) telah bekerjasama dengan Marine Science dan ADB (Asian Development Bank)
untuk program konservasi kima, dengan membudidayakan kima di Pulau Barrang Lompo, Makassar.
Pembudidayaan kima di Indonesia masih jarang dilakukan dikarenakan lamanya proses budidaya dan sulit untuk
memperoleh bibit serta biaya teknologi pembibitan yang mahal.
Pada tahun 1996 WWF bekerja sama dengan masyarakat setempat dalam budidaya kima dan jenis biota laut
lainnya di Taman Nasional Laut Taka Bonerate, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Upaya pengembangbiakan
kima dilakukan dengan membuat sebuah hatchery mini di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, yaitu di
Pulau Rajuni Kecil.
z
SUMBER REFERENSI
https://kkp.go.id/djprl/bpsplpadang/page/315-kima