Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 3

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD


1. Menurut Norton (1983: 321) untuk mendefinisikan sebuah puisi tidak semudah cara kita
mengemukakan alasan di atas. Oleh karena itu sangatlah sulit mendefinisikan puisi secara
tepat. Kesulitan ini disebabkan bentuknya yang “unik”. Keunikan ini yang menjadikan
puisi mudah dikenali terutama bila disejajarkan dengan jenis sastra yang lain, seperti
prosa dan drama.
2. Tuliskan contoh puisi anak
NAMAKU
aku mempunyai nama
nama itu panggilanku
nama itu identitasku
namaku jati diriku

namaku sangat berharga


hadiah dari orang tua
namaku akan kujaga
untuk dikenal dunia.
3. Unsur pembangun puisi pada no 2
Pada puisi di atas memiliki unsur pembangun intrinsic yaitu diksi atau pilihan katanya
yang menarik seperti paragraph ke 2 yang memiliki akhiran ‘u’ dan paragraph ke 2
memiliki akhiran ‘a’. penulisann katanya begitu cermat dan sangat mempertimbangkan
makna.
4. Unsur-unsur dan strutur drama anak
1) Unsur Intrinsik Drama Anak-Anak
a. Tokoh
Tokoh dalam drama anak-anak selain orang dewasa dan anak-anak biasa juaga
berupa bonek, binatang, tumbuhan, dan benda mati. Namun, tokoh boneka,
binatang, tumbuhan, dan benda mati, sikap dan tingkah lakunya tetap
menggambarkan kehidupan manusia.
b. Alur
Sebagai mana pada cerita rekaan, alur disebut juga plot, jalan cerita, atau
struktur neratif. Demikian pula alur drama disebut juga struktur drama.
Berkaitan dengan drama anak-anak maka alur drama anak-anak adalah
rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat. Struktur drama
anak-anak digolongkan menjadi lima bagian, yaitu (a) perkenalan, (b) penajakan
laku, (c) klimaks, (d) leraian, dan (e) keputusan (Christopher Rusell Reaske,
1996:29).
Alur atau struktur drama anak-anak pada umumnya mengandung lima bagian
rangkaian peristiwa, yaitu:
-perkenalan
-konflik
-klimaks
-anti klimaks
-penyelesaian
c. Latar
- Memberikan secara konkret dan jelas
- Menciptakan kesan realitis kepada pembaca atau penonton
- Menciptakan suasana yang seakan akan nyata ada sehingga
mempermudah pembaca atau penonton dalam berimajinasi
- Mendorong pembaca atau penonton agar berperan kritis terhadap teks
drama atau pementasan yang berkaitan dengan pengetahuan latar
d. Tema
Tema pada drama terdapat keseluruhan teks. Tema menjadi dasar
pengembangan seluruh cerita suatu drama anak-anak. jadi, penentuan tema
sebuah drama anak-anak dilakukan berdasarkan keseluruhan teks yang
bersangkutan tidak hanya berdasarkan pada bagian tertentu.
2) Unsur ekstrinsik drama anak
a. Biografi pengarang
Seorang pengarang karya sastra, dalam hal ini pengarang sastra anak-anak perlu
menjiwai corak kepribadian anak-anak.
b. Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang (P.
Hariyanto, 1997/1998: 9.30) Psikologi juga dikatakan ilmu yang berkaitan
dengan proses-proses mental, baik berkenaan dengan proses mental yang
normal maupun yang abnormal dan pengaruhnya pada perilaku atau ilmu
pengetahuan tentang gejala dan berbagai kegiatan jiwa. Pengarang drama anak-
anak dalam menulis hasil karyanya sudah barang tentu menggunakan kaidah-
kaidah dari ilmu jiwa anak-anak atau karakter khusus yang dimiliki oleh binatang
tertentu
c. Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai struktur sosial
dan proses-proses sosial (P. Hariyanto, 1997/1998: 9.32). Pengarang menulis
karya drama anak-anak juga dipengaruhi oleh status lapisan masyarakat tempat
asalnya, kondisi ekonomi, dan realitas sosial.
5. apresiasi sastra atas lima tingkatan, yakni sebagai berikut:
1) Tingkat penikmatan, misalnya menikmati pembacaan/deklamasi puisi, menonton
drama, mendengarkan cerita.
2) Tingkat penghargaan, misalnya memetik pesan positif dalam cerita, mengagumi
suatu karya sastra, meresapkan nilai-nilai humanistik dalam jiwa; menghayati
amanat yang terkandung dalam puisi yang dibacanya atau yang dideklamasikan.
3) Tingkat pemahaman, misalnya mengemukakan berbagai pesan-pesan yang
terkandung dalam karya sastra setelah menelaah atau menganalisis unsur
instrinsik-ekstrinsiknya, baik karya puisi, prosa maupun drama anak-anak.
4) Tahap penghayatan, misalnya melakukan kegiatan mengubah bentuk karya sastra
tertentu ke dalam bentuk karya lainnya (parafrase), misalnya mengubah puisi ke
dalam bentuk prosa, mengubah prosa ke dalam bentuk drama, menafsirkan
menemukan hakikat isi karya sastra dan argumentasinya secara tepat.
5) Tingkat implikasi, misalnya mengamalkan isi sastra, mendayagunakan hasil
apresiasi sasatra untuk kepentingan peningkatan harkat kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai