Anda di halaman 1dari 2

Waktu subuh

Nama: Rifalzi mahrup

Di malam yang sunyi, badan yang terbaring lemas di kasur, dan tatapan kosong yang
mengarah ke atas atap. Mengingat kembali pada dirinya di masa lalu.

Ya, inilah aku, sang pendosa yang selalu mengharapkan ampunan dari Allah. Seorang ahli
maksiat yang berbangga diri, beraksi dikala sepi, dan tak sadar atas dosa-dosanya saat itu.
Yang terkadang sadar atas perilakunya, namun tak peduli seolah tak ada yang terjadi.

Gerimis menyambut malamku yang semakin larut, menitipkan ketenangan. Dengan lembut,
kurapalkan kalimat istighfar dalam diam. Ketika otakku berhenti memproduksi kata, ketika
itu pula tidak kudapati apapun selain istighfar. Karena hal yang paling kuingat pertama kali
adalah dosaku kepada -Mu, ya rabb.

Kupaksakan mata ini untuk memejamkan mata, dan berharap masih bisa bernafas bebas
esok pagi.

“asholatu khairum minannaum”

Suara lantunan adzan subuh yang berkumandang, mengetuk hati untuk segera menghampiri
panggilan dari dirimu ya Rabb.

Tubuh ini yang masih lemas, mata yang masih tertutupi rasa kantuk. Namun, hal itu tak
mengurangi rasa semangatku untuk menunaikan kewajibanku.

Aku beranjak dari ranjang empukku, mengarahkan kakiku ‘tuk berjalan ke arah kamar mandi
menyiapkan diri ‘tuk bertemu dengan Rabb-ku. Berwudhu dan memakai pakaian, sekarang
aku telah siap ‘tuk beribadah kepada Rabb-ku.

Aku kemudian berjalan ke musholla dekat rumah ku, rumah bak mahligai milik Rabb-ku. Di
dalamnya terdapat banyak manusia yang dengan semangat melaksanakan sholat Qobliyah
subuh. Ah, lihat paras daripada sang pendiri sholat itu, terlihat bersinar dengan cahaya yang
sejuk dipandang.

Sebelum melaksanakan sholat subuh, aku menyempatkan diri ‘tuk melakukan sholat sunnah
Qobliyah subuh. Semakin lama, semakin banyak makmum yang datang untuk beribadah
kepada mu ya Allah. Aku menyelesaikan sholat sunnahku, setelahnya Muadzin segera
mengumandangkan iqamah. Semua orang berdiri dari duduknya dan menyiapkan diri sebaik
mungkin ‘tuk bertemu dengan Allah.

“Allahuakbar”

Imam melantunkan takbir, memulai sholat subuh berjamaah dengan para jemaat yang hadir.
Aku kemudian membaca niat dan segera melaksanakan sholat.

Selepas solat, ku duduk sambil mengucap dzikir. Kutarik nafasku, lalu kubuang dengan
perlahan-lahan. Hawa yang dingin, membuat badanku gemetar serta bulu tanganku berdiri.

Kuucapkan istighfar sambil mengingat atas dosa-dosaku selama ini. Lalu, kuangkat kedua
tangan ini. Dan berdoa meminta ampunan kepada-Mu seperti biasanya. Selesai melakukan
semuanya, kemudian aku pulang.
Sesampainya di rumah, aku langsung memasuki kamar. Dan dengan terkejut, aku melihat
diriku yang masih terbaring di kasur milikku,

“Tunggu,” kataku

Ku terdiam sesaat, terlalu bingung akan hal yang terjadi. Perasaanku terasa aneh, semuanya
menjadi satu. Antara takut dan bingung menjadi satu.

Lalu kemudian aku dikejutkan kembali dengan suara adzan yang berkumandang.

“Hah? Apa maksud semua ini?!” spontan aku terkejut, semua ini terlalu membingungkan.

Diriku dibuat lebih bingung. Bagaimana mungkin sebuah adzan berkumandang lagi,
sedangkan diriku baru saja sholat subuh berjamaah di masjid.

Merasa sudah tidak beres, akupun memberanikan diri untuk membangunkan ragaku yang
masih berbaring di atas kasur . Saat kusentuh,

“Huuh”

Aku terbangun dari tidurku, detak jantung yang begitu berdebar debar dan berkeringat.
Membuatku sangat heran,

kutarik napas yang panjang lalu kubuang dengan perlahan lahan. Aku pun mencoba
menenangkan diri ini.

Selang beberapa waktu,

Adzan subuh pun berkumandang,

Ternyata selama ini itu hanyalah sebuah mimpi semata.

Hmm.. mungkin ini adalah peringatan Allah yang diberikan kepadaku.

Anda mungkin juga menyukai