Anda di halaman 1dari 34

TUGAS MANDIRI

KONSERVASI KUALITAS AIR DAN LINGKUNGAN

Oleh :
Muzammil Makmur
NIM : 22/499434/PTK/14540

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Sri Puji Saraswati, DIC., M.Sc.

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


MINAT STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
Tugas Minggu Ke-2

1. Analisis Kualitas Air parameter SS, COD/BOD

Analisis Kualitas Air Sungai Konaweha Provinsi Sulawesi Tenggara, Oleh


Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu
Lingkungan UHO

Pendahuluan

Perubahan penggunaan lahan dan bentang alam tersebut diduga akan


mengakibatkan pencemaran air sungai Konaweha yakni menurunnya kualitas air
secara signifikan sehingga dapat menyebabkan lingkungan sekitarnya tercemar.
Menurut Bahtiar (2007) lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau
kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk
hidup yang ada didalamnya. Dengan demikian, kualitas air sungai Konaweha
diduga telah tercemar baik secara fisika, kimia dan biologi.

Dengan demikian, jika lingkungan air tercemar akan menyebabkan


perubahan sifat fisika, kimia dan biologi air tersebut yang berakibat pada perubahan
mutu kualitas air tersebut. Penilaian perubahan sifat fisika, kimia dan biologi air
tersebut perpedoman pada : (1) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan (2)
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Perubahan kualitas air pada suatu sungai
mengindikasikan bahwa air sungai tersebut telah tercemar, sehingga perlu
dilakukan upaya-upaya pengelolaannya sehingga kualitas air sungai tetap pada
suatu standar baku yang dapat manfaatkan untuk kebutuhan domestic dan
penggunaan lainnya. Menurut Azwar (2006) bahwa pengelolaan kualitas air
dilakukan dengan upaya pengendalian pencemaran air berupa upaya
memelihara fungsi air sehingga kualitas air memenuhi baku mutu.
Indikasi pencemaran kualitas air dapat diketahui dengan perubahan kualitas
air secara fisika, kimia dan biologi. Parameter penilaian kualitas dapat berupa :
fisika ((pH, Residu tersuspensi (TSS), Biochemical oxygen demand (BOD),
Chemical Oxygen demand (COD) dan Oksigen terlarut (DO)), kimia (kadar
Nitrit (NO3), Besi (Fe) dan Clorida (Cl)) dan biologi (bakteri Coli form
dan Coli Tinja)). Berbagai kegiatan pembangunan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Konaweha berimplikasi pada berubahan kualitas air sungai konaweha sebagai
sumber air bagi kegiatan pertanian, industri dan domestik di Kabupaten Konawe,
kabupaten Kolaka Timur dan Kota Kendari. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis kualitasi air sungai Konaweha untuk dijadikan dasar dalam pengelolaan
Sumberdaya Air di DAS Konaweha secara berkelanjutan.

Metode Penelitian

Metode pengambilan sampel dilakukan secara proporsional mewakili daerah


hulu, tengah dan hilir dengan pola penggunaan lahan berbeda seperti kehutanan,
pertanian, perkebunan, petrmukiman dan penggunaan lainnya. Acuan pengambilan
sampel air disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2421-1991)
tentang metode pengambilan sampel air sungai. Pelaksanaan pengambilan sampel
dilakukan sebanyak 5 (lima) kali yaitu mewakili musim hujan, peralihan dan
kemarau dan analisis kualitas air sungai Konaweha dilaksanakan di Laboratorium
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pengolahan data pemantauan kualitas air sungai Konaweha dilakukan secara


komputerisasi dengan menggunakan metode Storet. Metode STORET ini
merupakan salah satu metode untuk menentukan status mutu air yang umum
digunakan KepMen LH Nomor 115 Tahun (2003)). Penentuan kualitas air yang
dinilai berdasarkan ketentuan sistem STORETyang dikeluarkan oleh EPA
(Environmental Protection Agency) diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu:

1. Kelas A: baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu


2. Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan
3. Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang
4. Kelas D: buruk, skor > - 31 cemar berat.
Hasil Dan Pembahasan

Tabel 1. Data Analisis Residu Tersuspensi (TSS) air sungai Konaweha

Titik Pengukuran dan Analisis Mutu Air (PP Skor


Pemantauan TSS (mg/L) No.82/2001) Storet
Max Min Arg Standev Nilai Kelas
Uluiwoi 0.90 0.30 0.60 0.28 50 I 0
Wawotobi 1.50 1.00 1.22 0.22 50 I 0
Bondoala 1.50 1.10 1.34 0.22 50 I 0
Sumber : (Umar Ode Hasani, 2016)

Tabel 2. Data Analisis Biochemical oxygen demand (BOD) air sungai


Konaweha
Titik Pengukuran dan Mutu Air (PP Skor
Pemantauan Analisis BOD (mg/L) No.82/2001) Storet
Ma Min Arg Standev Nilai Kelas
Uluiwoi 28. 19.00 22.97 4.46 2 II -10
x
Wawotobi 31. 15.00 23.22 7.56 2 II -10
10
Bondoala 26. 15.00 20.86 5.42 2 II -10
51
Sumber : (Umar Ode
20 Hasani, 2016)
Tabel 3. Data Analisis Chemical Oxygen demand (COD) air sungai Konaweha

Titik Pengukuran dan Mutu Air (PP Skor


Pemantauan Analisis COD (mg/L) No.82/2001) Storet
Ma Min Arg Standev Nilai Kelas
Uluiwoi 53. 30.42 40.90 10.14 25 II -10
x
Wawotobi 55. 30.70 41.01 11.13 25 II -10
23
Bondoala 50. 30.02 36.84 9.65 25 II -10
15
Sumber : (Umar Ode Hasani, 2016)
99

Kesimpulan

1. Kualitas air sungai Konaweha masih masuk dalam kategori kriteria mutu air
berdasarkan PP. Nomor 82 Tahun 2001 (berkisar antara kelas I–II), walaupun
ada kecenderungan terjadi penurunan kualitas air sungai secara signifikan.
2. Indikasi penurunan kualitas air sungai Konaweha tersebut adalah
kadar BOD, COD, dan Coli Tinja air sungai yang cukup tinggi bila
dibandungkan dengan kategori kriteria mutu air berdasarkan PP. Nomor
82 Tahun 2001 masuk kategori cemar ringan berdasarkan análisis storet
(KepMenLH Nomor 115 tahun 2003).
3. Kadar BOD, COD, dan Coli Tinja air sungai yang cukup tinggi karena dari
kegiatan pembangunan atau penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
kelas kemampuannnya di DAS Konaweha yang semakin meluas dari tahun
ke tahun.
4. Keberadaan konsentrasi TSS, DO, NO3, Fe, Cl, dan Coli Form cenderung
meningkat di dalam air walaupun berdasarkan criteria mutu air (PP. Nomor
82 Tahun 2001) masih berada dibawah nilai kisaran baku mutu air sehingga
masuk kategori kelas I dan memenuhi baku mutu air berdasarkan análisis
storet (KepMenLH Nomor 115 tahun 2003).
Sumber : (Umar Ode Hasani, 2016)
2. Parameter Kualitas Air dan standar (base line data) konsentrasi kualitas air
sumber air baku (air hujan, sungai, danau, rawa, air tanah).

Air Hujan

Gambar Siklus Air


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_air

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika hujan adalah suatu


bentuk presipitasi atau endapan dari cairan atau zat padat yang berasal dari
kondensasi yang jatuh dari awan menuju permukaan bumi. Namun tidak semua air
hujan mampu sampai ke permukaan bumi, karena sebagian menguap ketika jatuh
melalui udara kering.
Menurut lakitan hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling
beragam baik menurut waktu maupun tempat. Selain itu hujan merupakan faktor
penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum. Sementara
pengertian curah hujan yaitu jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
perioder tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm). Curah hujan juga bisa
diartikan sebagai jumlah air hujan yang terkumpul di tempat datar yang tidak
menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir setelah hujan turun.

Proses Terjadinya Hujan


Adapun terdapat proses-proses dalam membentuk hujan, dimana proses
tersebut antaralain :

• Sinar matahari menngakibatkan proses penguapan (evaporasi) di sumber air


seperti laut, danau, sungai yang menghasilkan uap-uap air.
• Uap-uap air tersebut akan mengalami peristiwa kondensasi pada ketinggian
tertentu.
• Kemudian setelah mengalami peristiwa kondensasi, uap-uap air tersebut akan
membentuk sebuah awan lalu angin akan membawa butiran-butiran air.
• Butiran air tersebut akan menggabungkan diri (koalensi) dan makin
membesar akibat turbelensi udara, dan butir-butir air tersebut akan tertarik
oleh gaya gravitasi bumi, sehingga jatuh ke permukaan bumi.
• Saat butiran-butiran air ini jatuh ke permukaan bumi, mereka akan melewati
suatu lapisan hangat yang menyebabkan sebagian kecil butiran-butiran air
tersebut menguap lagi ke atas, sementara sisanya turun ke permukaan bumi
dan disebut sebagai hujan.

Jenis-Jenis Hujan
➢ Hujan siklonal terjadi karena udara panas yang naik dan disertai dengan
angin berputar.
➢ Hujan orografis Jenis hujan ini terjadi di daerah pegunungan, diakibatkan
oleh kabut yang membawa uap air cukup banyak. Saat kabut tidak dapat
menahan jumlah air yang cukup banyak, maka akan terjadilah peristiwa
hujan.
➢ Hujan frontal Hujan ini terjadi karena bertemunya udara panas dan udara
dingin, sehingga hujan akan terjadi walaupun tidak dalam cuaca mendung.
Jenis hujan ini biasanya terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat.
➢ Hujan Muson (hujan musiman) Hujan jenis ini terjadi karena adanya
pergerakan semu tahunan matahari (angin muson) antara garis lintang utara
dan garis lintang selatan.
➢ Hujan zenithal (hujan konveksi) Sementara hujan zenithal terjadi karena air
hujan yang jatuh disebabkan karena evaporasi air yang menguap
membentuk awan di atmosfer bumi jumlahnya sangat banyak sekali.
➢ Hujan asam Hujan ini terjadi akibat dari pencemaran udara yang sudah
kelewat buruk, sehingga menyebabkan turunya hujan asam di permukaan
bumi, dimana hujan yang turun tidak hanya berbentuk butiran air saja, bisa
juga dalam bentuk kabut, hujan es, salju, bahkan gas dan debu.
➢ Hujan meteor Sedangkan hujan jenis ini merupakan sebuah fenomena
astronomi yang terjadi ketika sejumlah meteor yang terlihat di langit malam
lebih banyak intensitas meteor yang terlihat dimalam-malam biasanya.
Dimana hujan meteor ini terjadi ketika bumi melintasi orbit dan menarik
sisa-sisa ekor komet maupun pecahan asteroid.
➢ Hujan buatan Adapun jenis yang terakhir ini merupakan hujan yang dibuat
oleh manusia itu sendiri. Biasanya hujan ini dibuat dengan cara menaburkan
bahan kimia ke dalam awan yang berfungsi untuk mempercepat
pembentukan awan sehingga terjadilah hujan.
➢ Bentuk hujan berdasarkan ukuran Sementara berdasarkan ukuran butirnya
jenis hujan dibedakan menjadi hujan gerimis, hujan deras, hujan es, dan
hujan salju.

Manfaat Hujan
Adapun manfaat dari datangnya hujan antaralain :

➢ Dapat menyuburkan tanaman yang jarang disiram


➢ Dapat menjadi cadangan air ketika musim kemarau tiba
➢ Hujan mampu menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup
➢ Sebagai salah satu faktor pembentukan tanah
Dampak adanya hujan

Tentunya selain memberikan sebuah manfaat ,ternyata hujan juga memberikan


sebuah dampak tersendiri, dampak tersebut antaralain :

➢ Mendatangkan banjir
➢ Menyebabkan terjadinya erosi
➢ Meluapnya air sungai
➢ Menyebabkan tanah longsor
https://dosenpintar.com/pengertian-hujan/

Contoh Hasil penelitian Dewi Yanti, La Harudu, pada tahun 2019, yang berjudul,
Analisis Kualitas Fisika Kimia Air Hujan Di Desa Darawa Berdasarkan Standar
Kualitas Air Bersih Di Kecamatan Kaledupaselatan Kabupaten Wakatobi.

Tabel Hasil Uji Laboratorium Terhadap Sampel Air Hujan di Desa Darawa,
Kecamatankaledupa Selatan, Kabupaten Wakatobi.

Sumber : (Dewi Yanti dan La Harudu, 2019)


Air Sungai

Gambar Air Sungai


Sumber : (https://www.dosenpendidikan.co.id/gambar-sungai/)

Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya didaratan menuju
dan bermuara di laut, danau atau sungai lain yang lebih besar Aliran sungai
merupakan aliran yang bersumber dari 3 jenis limpasan, yaitu limpasan yang
berasal dari hujan, limpasan dari anak anak sungai, dan limpasan dari air tanah.
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan
bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu juga berasal dari lelehan es/salju.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Sungai terdiri dari
beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa
anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya
berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan.
Pengujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
(Dedy Anwar dkk, 2016)
Contoh Hasil penelitian Dedy Anwar, dkk pada tahun 2016, yang berjudul
Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek
Lingkungan.

Tabel Hasil Analisis Kualitas Air Sungai Kupang

Sumber ; (Dedy Anwar dkk, 2016)

Gambar Konsenstrasi TSS di Sungai Kupang


Sumber ; (Dedy Anwar dkk, 2016)
Gambar Konsenstrasi BOD di Sungai Kupang
Sumber ; (Dedy Anwar dkk, 2016)

Gambar Konsenstrasi COD di Sungai Kupang


Sumber ; (Dedy Anwar dkk, 2016)
Tabel Hasil Beban Pencemar Sungai Kupang

Sumber ; (Dedy Anwar dkk, 2016)

Air Danau

Gambar Danau
Sumber : https://pariwisataindonesia.id/ragam/pesona-danau-biru-di-sulawesi-
tenggara
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keindahan alamnya, salah
satunya deretan danau yang menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun
mancanegara. Misalnya, danau toba, danau singkarak, danau sentani dan lain
sebagainya. Danau adalah cekungan di permukaan bumi yang digenangi air dalam
jumlah yang relatif banyak. Danau ada beberapa jenis.
Untuk bisa disebut sebagai danau, maka suatu genangan air tersebut harus
memenuhi beberapa persyaratan seperti airnya cukup dalam sehingga terbentuk
strata suhu air secara veritila, tumbuhan air yang mengapung tidak menutupi
seluruh permukaan air, dan sudah menunjukan adanya gelombang. Namun, tidak
semua asal mula danau sama. Dimana, ada yang terbentuk karena gempa,
pengikisan (erosi), maupun dibangun oleh manusia. Oleh karena itu, secara umum
jenis danau dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu berdasarkan proses
terbentuknya dan berdasarkan jenis airnya.

Berdasarkan Proses Terbentuknya


Berdasarkan proses terbentuknya, danau dapat dibedakan menjadi delapan
jenis antara lain danau glasial, danau tektonik, danau vulkanik, danau tekno-
vulkanik, danau terbendung, danau karst, danau laguna, dan danau buatan.

➢ Danau glasial adalah danau yang terbentuk karena proses erosi gletser
sehingga membentuk cekungan. Cekungan tersebut kemudian terisi air
sehingga membentuk danau.
➢ Danau tektonik adalah danau yang terbentuk akibat proses tektonik, seperti
patahan dan lipatan. Proses tersebut menyebabkan adanya daerah yang lebih
tinggi dan daerah yang lebih rendah yang tergenang air dan kemudian
menjadi danau.
➢ Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk ketika letusan gunung berapi
menyebabkan runtuhnya puncak gunung sehingga terbentuklah cekungan
pada puncak gunung. Material vulkanik yang tidak tembus air menutupi dasar
cekungan sehingga air hujan akan tertampung dan membentuk danau kawah.
Contohnya, Danau Kalimutu.
➢ Danau tekno-vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat gabungan aktivitas
tektonik dan cekungan. Cekungan tersebut kemudian terisi air sehingga
membentuk danau.
➢ Danau terbendung adalah danau yang terjadi akibat pembendungan aliran air.
Danau tapal kuda (oxbow lake) adalah contoh danau yang terbentuk pada
meander sungai yang melintasi daratan mengambil jalan pintas dan
meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal
kuda.
➢ Danau karst adalah danau yang terbentuk akibat proses pengendapan material
yang terbawa arus sungai di daerah sekitar pantai.
➢ Danau buatan adalah danau yang dibuat oleh manusia untuk berbagai
keperluan, misalnnya irigasi, pengadaan listrik, perikanan, maupun rekreasi.

Berdasarkan Jenis Airnya


Berdasarkan jenis airnya, danau dapat dibedakan menjadi dua antara lain
danau air tawar dan danau air asin.

➢ Danau air tawar adalah danau yang berada di daerah basah dengan curah
hujan yang tinggi. Danau jenis ini memperoleh pasokan air dari air hujan dan
sungai-sungai di sekitarnya yang kemudian mengalirkannya ke laut.
➢ Danau air asin adalah danau yang berada di daerah kering (semiarid dan arid)
dengan tingkat penguapan yang tinggi serta tidak memiliki seluruh keluaran.

Contoh Hasil penelitian I Wayan Rian Riki Saputra, I Wayan Restu, dan Made Ayu
Pratiwi pada tahun 2017, yang berjudul Analisis Kualitas Air Danau Sebagai Dasar
Perbaikan Manajemen Budidaya Perikanan Di Danau Buyan Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali.
Tabel Rata-Rata Hasil Pengukuran Kualitas Air di Danau Buyan

Titik
Parameter Satuan Titik 1 Titik2 Titik3 Titik4 Titik5 Titik6 Titik7
Kontrol

Suhu ·C 23.75 23.7667 23.8000 24.1222 24.2556 24.4333 24.6222 24.7


56
209.33 889
220.6
Kecerahan cm 234.0000 185.8333 124.1667 136.3333 210.6667 198.0000
Kekeruhan NTU 333.934 4.6422 3.7311 4.0000 4.2211 3.8878 4.0289 667
4.32
pH 48.062 8.1867 8.2244 7.9924 8.1500 8.0689 8.1044 44
8.16
DO mg/I 2
4.000 4.7000 4.6222 4.6556 4.4444 4.4778 4.9667 89
5.04
Ammonia mg/I 00.117 0.0790 0.1013 0.1033 0.0870 0.0387 0.0783 44
0.08
Nitrat mg/I 3
0.574 0.3987 0.3341 1.1433 0.4088 0.5355 0.5710 90
0.46
4
12.20 62
11.9
BOD, mg/I 28.1200 32.4400 19.1400 12.5067 8.1267 21.0400
COD mg/I 00
32.16 83.9467 103.2000 54.6133 31.9933 28.6933 80.5333 600
35.3
00 600
Sulfida mg/I 0.002 0.0027 0.0027 0.0037 0.0030 0.0037 0.0030 0.00
30.221 63
0.21
Phosfat mg/I 0.2158 0.2946 0.2958 0.4739 0.3639 0.4216
7 00
Sumber : (I Wayan Rian dkk, 2017)

Air Rawa

Gambar Air Rawa


Sumber : https://kumparan.com/kabar-harian/macam-macam-rawa-
berdasarkan-rasa-air-letak-hingga-proses-terbentuknya-1x7P6okccvY

Rawa adalah lahan yang tergenang secara terus menerus akibat drainase
buruk. Rawa dibagi menjadi dua yaitu rawa lebak dan rawa pasang surut.
Berdasarkan tinggi dan lama genangan airnya, rawa lebak di bagi menjadi beberapa
kelompok yaitu rawa lebak dangkal, rawa lebak tengahan, dan rawa lebak dalam.
Lahan rawa lebak dangkal adalah lahan yang tinggi genangan airnya kurang dari 50
cm. Lahan rawa lebak tengahan adalah lahan yang tinggi genangan airnya 50-100
cm. Lahan rawa lebak dalam adalah lahan yang tinggi genangan airnya lebih dari
100 cm ( Waluyo et al., 2008 ).

Contoh Hasil penelitian Syarifah Melly Maulina, S.T., M.T, Ir. Arif Parabi S.T.,
M.T , Ika Muthya Anggraini, S.T., M.Ph pada tahun 2022, yang berjudul Analisis
Kualitas Air Daerah Irigasi Rawa Selakau Kompleks Kecamatan Selakau
Kabupaten Sambas.

Tabel Hasil Pemeriksaan Kualitas Air rawa


Kadar Maks Hasil pemeriksaan
No Parameter Satuan yang
. Diperboleh AB1 AB2 AB3 AB4 AB5
kan
Residu
1. Tersuspensi mg/L 50 61 92 65 140 46
(TSS)
Residu
2. Terlarut mg/L 1000 23 160 181 124 82
(TDS)
Devias
3. Temperature °C 28,5 28,3 28,0 28,4 28,1
i3
4. Arsen (As) mg/L 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Amoniak
5. (NH4) mg/L 0,2 2,19 2,16 1,53 2,66 1,40
6. Besi (Fe) mg/L - 1,63 2,75 2,04 3,07 1,55
7. Barium mg/L - 0,00 0,004 0,006 0,00 0,00
8. Boron mg/L 1 0,00 0,00 0,003 0,004 0,00
9. Cobalt mg/L 0,2 0,002 0,00 0,00 0,00 0,00
10. Cadmium (Cd) mg/L 0,01 0,003 0,001 0,001 0,002 0,00
11. COD mg/L 25 207,5 400 405 405 405
12. BOD mg/L 3 134,5 283 312 339 296
13. DO mg/L 4 4,2 4,1 3,8 3,7 4,3
14. Flourida mg/L 1,5 0,08 0,00 0,00 0,00 0,08
15. Klorida (Cl) mg/L 300 30 50 70 120 20
Klorin bebas
16. (sebagai Cl2) mg/L 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03
Kromium
17. valensi 6 mg/L 0,05 0,016 0,19 0,19 0,28 0,012
(Cr6)
≤ ≤ ≤ ≤ ≤
18. Merkuri (Mg) ppm 0,002
0,002 0,001 0,001 0,001 0,001
0,
19. Mangan (Mn) mg/L - 0,06 0,6 0,6 0,05
7
20. Nitrat (NO3) mg/L 10 3,05 4,76 3,14 4,75 1,64
21. Nitrit (NO2) mg/L 0,06 1,15 2,09 1,85 3,10 0,82
22. pH - 6–9 4,78 5,30 6,26 6,25 6,75
23. Seng (Zn) mg/L 0,05 0,04 0,5 0,04 0,5 0,03
24. Selenium (Se) mg/L 0,05 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
25. Sianida (CN) mg/L 0,02 0,003 0,003 0,002 0,002 0,00
26. Sulfat (SO4) mg/L 300 2,10 2,80 2,12 3,80 1,90
27. Sulfur as H2S mg/L 0,002 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
28. Timbal (Pb) mg/L 0,03 0,00 0,005 0,00 0,00 0,001
29. Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,07 0,61 0,48 0,55 0,16
Total Fosphate
30. (PO4) mg/L 0,2 2,24 2,90 2,26 2,71 1,26
31. Fenol μg/L 0,005 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Minyak &
32. μg/L 1 0,02 0,03 0,04 0,03 0,01
Lemak
Deterjen
33. μg/L 0,2 0,00 0,00 0,00 0,016 0,00
(MBAS)
Faecal CFU/100
34. 1000 230 160 180 300 160
Coliform ml
35. Total Coliform CFU/100 5000 580 410 52 620 440
ml 0
Sumber : (Syarifah Melly Maulina, dkk, 2022)

Dari hasil pemeriksaan kualitas airpermukaan di atas, dapat dilihat bahwa sebagian
besar parameter pencemaran air di lokasi studi masih berada dibawah baku mutu
lingkungan kategori Air Kelas II berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2021, Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup. Namun masih ada beberapa parameter
di titik lokasi pemantauanyang melebihi baku mutu, diantaranya, TSS, Amoniak (NH4),
COD, BOD, Nitrit (NO2), Seng (Zn), Tembaga (Cu) dan Total Fosphate (PO4) (Syarifah
Melly Maulina, dkk, 2022)
Air Tanah

Gambar Air Tanah


Sumber : https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/07/160637269/air-
tanah-pengertian-proses-dan-manfaatnya?page=all

Air tanah merupakan sumber utama cadangan air tawar yang bekerja dalam siklus
hidrostatik. Air tanah terdapat dalam batuan yang berada di bawah permukaan
tanah meliputi keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air tanah terkait kondisi
geologi suatu daerah. Formasi batuan yang mengandung air bertindak sebagai
penyalur atau reservoir.Air tanah disediakan untuk konsumsi manusia, pertanian,
industri dan banyak ekosistem yang bergantung pada air tanah, terutama selama
musim kemarau (kering). Pemanfaatan air tanah untuk konsumsi manusia dan
pengairan pada dekade terakhir ini berdampak pada penurunan air tanah di
sebagian besar dunia (Herlambang., 1996; Danaryanto., 2005; Wada et al., 2010;
Treidel et al., 2012). Aset air tanah menjadi hal penting bagi manusia terutama
kondisi saat ini yang diperparah oleh adanya polusi, urbanisasi, dan industrialisasi
(Raju et al., 2011).
Air tanah yang bergerak di dalam ruang antar butir tanah yang meresap dan
bergabung membentuk lapisan tanah disebut akuifer. Tipe akuifer dibagi menjadi
dua yakni akuifer tidak tertekan dan menggantung (kasus khusus untuk akuifer
tidak tertekan) (Todd., 1980). Kodoatie., 2012 membagi akuifer menjadi akuifer
bebas (unconfined aquifer), akuifer tertekan (confined aquifer), dan akuifer semi
tertekan (leaky aquifer). Kualitas air tanah yang layak untuk dikonsumsi menjadi
air minum harus melakukan pengujian parameter fisika, kimia, mikro biologi dan
aktivasi radio aktivitasi Kementrian Kesehatan (Permenkes RI., 1990).

Contoh Hasil penelitian Dina Amalia pada tahun 2018, yang berjudul Analisis
Kualitas Air Tanah Dangkal Untuk Keperluan Air Minum Di Desa Pematang

Tabel Hasil Penelitian Berdasarkan parameter Fisik dan Kimia


Hasil
No
Parameter Satuan Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun
.
I II III IV V VI
1 Kekeruhan NTU 5,1 0,84 0,72 0,7 1,1 0,91
2 Warna TCU 2 0 0 0 0 0
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 Bau - Berbau
Berbau Berbau Berbau Berbau Berbau
Tidak Tidak Tidak Tidak
4 Rasa - Asam Asam
Berasa Berasa Berasa Berasa
0
5 Suhu DC 27 C 270C 270C 270C 270C 270C
6 Ph - 6,3 6,1 6,1 6,4 6,1 6,1
7 Besi mg/L 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
8 Kesadahan mg/L 136,6 87,1 95,0 91,1 132,7 29,7
9 Klorida mg/L 40,7 5,2 17,2 27,7 49,2 25,2
10 Sulfat mg/L 72,8 91,0 75,6 53,0 75,6 33,5
11 TSS mg/L 7 1 1 0 18 6
Sumber : (Dina amalia, 2018)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil bahwa diantara parameter fisik air
tanah, terdapat satu sampel padaparameter kekeruhan, dua sampelpada parameter
rasa dan satu sampel pada parameter bau yang tidak memenuhi standar baku
mutu, dandiantaraparameter kimia air tanah, parameter yang paling banyak tidak
memenuhi standar baku adalah parameter pH yaitu keenam sampel menunjukan
hasil yang tidak memenuhi baku mutu yang ditetapkan menurut Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010tentang standar
air minum (Dina amalia, 2018).
Berdasarkan hasil yang diperolehdari tabel diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa sampel yang tidak memenuhi standar baku mutu seperti bau, diduga secara
alamiah yaitumerupakan hasil pelapukan batuan induk dari tanah, mengingat lokasi
pengambilan sampel tidak ada industri. Namun berada di daerah permukiman padat
penduduk dankondisi sanitasi yang buruk serta berbatasan dengan area perkebunan
dan persawahan sehingga bila dilihat dari jenis tanahnya, termasuk kedalam tanah
jenis latosol, yang banyak dijumpai pada segala iklim, umumnya topografi berbukit
latosol, umumnya ditopogafi berbukit, pegnunungan, lereng miring sampai curam
(Dina amalia, 2018).

Tabel Hasil Perhitungan Terhadap Baku Mutu Air Tanah Dangkal

Skor Skor
No. Parameter Satuan Baku Mutu Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Dusun Total
I II III IV V VI *
1 Kekeruhan NTU 5 1 2 2 2 2 2 11
2 Warna TCU 15 2 2 2 2 2 2 12
3 Bau - Tidak Berbau 2 1 2 2 2 2 11
4 Rasa - Tidak Berasa 2 1 2 2 1 2 10
5 Suhu DC 300C 2 2 2 2 2 2 12
6 pH - 6,5-8,5 1 1 1 1 1 1 6
7 Besi mg/L 0,3 2 2 2 2 2 2 12
8 Kesadahan mg/L 500 2 2 2 2 2 2 12
9 Klorida mg/L 250 2 2 2 2 2 2 12
10 Sulfat mg/L 250 2 2 2 2 2 2 12
11 TSS mg/L 20 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 20 19 21 21 20 21
Sumber : (Dina amalia, 2018)

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh hasil analisis bahwa air tanah dangkal
(sumur) secara fisik di Desa Pematang Kecamatan Kalianda menunjukkan hasil
sebagai berikut;Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa sampel 1 untuk jenis
parameter kekeruhan berada di atas ambang maksimum, yaitu 5,1 NTU.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/
Menkes/Per/IV/2010 memberikanbatas maksimum untuk kekeruhan adalah 5
NTU. Berdasarkan kete- rangan tersebut, sampel air tanah di lokasi pengamatan
1 berada di atas ambang maksimum yang di- perbolehkan untuk keperluan air
minum dan sedangkan kelima sampel lainnya memenuhi standar kualitas
berdasarkan baku mutu, dan diberi skor 2 (Dina amalia, 2018).
Semua sampel yang diuji memiliki zat warna yang berada di bawah
ambang batas maksimum yang diperbolehkan untuk keperluan air minum yaitu
<15 TCU.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/ IV/2010 memberikan batas maksimum untuk parameter
warna adalah 15 TCU. Berdasarkan kete- rangan tersebut, sampel air tanah
dangkal (sumur) masih berada dalam ambang batas yang diperbolehkan.
Berdasarkan keterangan tersebut, semua sampel diberi skor 2 (Dina amalia,
2018)
PARAMETER PRIMADONA
Sumber Air
Parameter Satuan Air
Hujan Danau Rawa Sungai
Tanah
TSS mg/L - - 61 28 0
TDS mg/L 322 - 23 - -
BOD mg/L - 12,20 134,5 5,75 -
COD mg/L - 32,16 207,5 13,42 -
pH - 8,12 7,9 6,75 7,5 6,1
Suhu oC 26,08 23,75 28,0 - 27
4 Baku mutu (parameter dan konsentrasi) air badan air untuk pemanfaatan air
baku untuk air minum, pertanian, perikanan dan lainnya

Menurut PP No. 22 tahun 2021, badan air tergolong menjadi dua, yaitu:
1. Badan air permukaan meliputi:
a. Sungai, anak sungai, dan sejenisnya;
b. Danau dan sejenisnya;
c. Rawa dan lahan basah lainnya; dan/atau
2. Akuifer (air tanah)

Baku Mutu untuk air permukaan mengacu pada Baku Mutu Air Nasional yang
terelaborasi pada tabel berikut.
1. Baku Mutu Air Sungai dan sejenisnya
No. Parameter Unit Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan
1. Temperatur °C Dev 3 Dev 3 Dev 3 Dev 3 Perbedaan
dengan suhu
udara di atas
permukaan air
2. Padatan mg/L 1,000 1,000 1,000 2,000
Terlarut
Total (TDS)
3. Padatan mg/L 40 50 100 400
Tersuspensi
Total (TSS)
4. Warna Pt-Co 15 50 100 - Tidak berlaku
Unit untuk air
gambut
(berdasarkan
kondisi
alaminya)
5. Derajat 6-9 6-9 6-9 6-9 Tidak berlaku
keasaman untuk air
(pH) gambut
(berdasarkan
kondisi
alaminya)
6. Kebutuhan mg/L 2 3 6 12
oksigen
biokimiawi
(BOD)
2. Baku Mutu Air Danau dan sejenisnya
Keterangan:
Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana.
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan/atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
3. Baku Mutu Air laut
Keterangan:

1. Alami adalah kondisi normal di alam, yang bervariasi dalam sehari (siang,
malam) atau bervariasi karena musim. Data pemantauan sebagai acuan.
a. Untuk suhu, diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 2°C (dua derajat
Celcius) dari suhu alami.
b. Untuk salinitas, diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 5% (lima
persen) dari salinitas rata-rata musiman.
2. Fitoplankton bila melebihi 1000 sel/ml (seribu sel per milliliter) perlu disebutkan
minimal 5 (lima) jenis fitoplankton yang melimpah, apakah termasuk kelompok
Harmful Algal Blooms (HABs).

Anda mungkin juga menyukai