Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MAKROEKONOMI

“PENAWARAN DAN PERMINTAAN AGREGAT”


Dosen Pengampu: Dr. Sri Astuty, SE, M.Si.

DISUSUN OLEH:
Kelompok 3 – Kelas A
A. Audirta Prasetya 210901500003
Nur Resky Amaliah Bardin 210901501002
Mayla Azmainna Nabila 210901501010
Nur Asty Ramadani Asrul 210901502003
Aqila Nasira 210901502009
Rangga Fakhrurriza 210901502014
Putri Nadilah Sofyan 210901502023

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rida dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah yang
berjudul Permintaan dan Penawaran Agregat. Tidak lupa, kami mengucapkan
terima kasih kepada Dr. Sri Astuty, SE, M.Si selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Makro Ekonomi.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah
membantu baik secara moral maupun material sehingga Tugas Makalah ini dapat
terwujud.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam tugas
makalah yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan
tersebut. Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna
meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.

Makassar, 27 April 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Konsep Dasar Permintaan dan Penawaran Agregat......................................2

B. Permintaan Agregat.......................................................................................2

C. Penawaran Agregat.......................................................................................7

D. Penawaran Agregat Menurut Kaum Klasik Dan Keynes............................10

E. Analisis Penawaran dan Permintaan Agregat.............................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.................................................................................................14

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bab ini akan berfokus pada Permintaan agregat dan penawaran agregat.
Permintaan agregat dalam perekonomian negara sangat penting karena dapat
membantu para profesional untuk mengukur serta menilai keadaan umum
dari kondisi ekonomi suatu negara. Hal ini dapat membantu sekaligus
menunjukkan bagaimana suatu negara bergerak dari perlambatan menuju ke
resesi yang sebenarnya atau bagaimana negara tersebut dapat keluar dari
resesi. Dalam perekonomian negara terdapat istilah penawaran agregat.
Penawaran agregat ini juga sangat penting karena menyatakan jumlah
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi serta dijual pada setiap tingkat
harga oleh berbagai produsen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penawaran agregat menurut kaum klasik dan keynes?
2. Bagaimana bentuk kurva permintaan aggregat?
3. Bagaimana bentuk kurva permintaan dan penawaran agregat jangka
panjang?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami penawaran agregat menurut kaum klasik dan keynes
2. Mengetahui bentuk dari kurva permintaan aggregat
3. Mengetahui bentuk kurva permintaan dan penawaran agregat jangka
panjang
A.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Kurva Penawaran Agregat (Keynesian dan Klasik/Neoklasik)


Penawaran agregat (aggregate supply) adalah jumlah keseluruhan output
barang dan jasa yang dihasilkan di suatu negara pada tingkat harga tertentu.
Terdapat dua konsep kurva mengenai penawaran agregat, yaitu konsep
penawaran agregat klasik dan konsep penawaran agregat keynesian.

1. Konsep Kurva Penawaran Agregat Klasik


Menurut pandangan kaum klasik dalam ekonomi, penawaran agregat
dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan
sumber daya alam. Faktor-faktor tersebut dianggap sebagai faktor
penyebab kenaikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang.
Teori klasik menyatakan bahwa penawaran agregat bersifat in-elastis
dalam jangka pendek dan elastis dalam jangka panjang. Dalam jangka
pendek, penawaran agregat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang
telah tersedia dan tidak mudah diubah dalam waktu singkat, sehingga
kenaikan harga tidak akan secara signifikan meningkatkan jumlah
produksi.
Namun dalam jangka panjang, penawaran agregat akan semakin
elastis karena faktor-faktor produksi dapat diubah dan meningkatkan
kapasitas produksi. Dalam pandangan kaum klasik, penawaran agregat
yang lebih besar dapat dicapai dengan cara meningkatkan kualitas dan
kuantitas faktor-faktor produksi.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan ingin meningkatkan
penawaran agregat, maka mereka dapat menambah jumlah tenaga kerja,
meningkatkan investasi untuk meningkatkan modal, atau memperbaiki
teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
Dalam praktiknya, kebijakan pemerintah juga dianggap sebagai
faktor yang mempengaruhi penawaran agregat. Kaum klasik berpendapat

2
bahwa pemerintah sebaiknya tidak melakukan intervensi dalam pasar
karena hal tersebut dapat mengganggu mekanisme pasar dan mengurangi
efisiensi ekonomi.
Namun, kaum klasik mengakui bahwa pemerintah dapat memberikan
dukungan dalam memberikan perlindungan hukum, mengeluarkan
regulasi untuk menjaga stabilitas pasar, serta menginvestasikan pada
faktor-faktor produksi dalam jangka panjang, seperti pendidikan dan
infrastruktur.
Dalam kesimpulannya, penawaran agregat menurut kaum klasik
dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi, yang dapat ditingkatkan melalui
investasi pada sumber daya manusia, modal, dan teknologi. Selain itu,
kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan faktor-faktor
produksi juga dianggap penting dalam meningkatkan penawaran agregat
dalam jangka panjang.
2. Konsep Kurva Penawaran Agregat Keynesian
Menurut pandangan kaum Keynesian, penawaran agregat
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengeluaran, permintaan
konsumen, dan kebijakan fiskal pemerintah. Dalam pandangan
Keynesian, penawaran agregat dapat lebih elastis dalam jangka pendek
daripada yang dianggap oleh kaum klasik.
Kaum Keynesian berpendapat bahwa dalam jangka pendek, faktor-
faktor seperti tingkat pengeluaran dan permintaan konsumen dapat
mempengaruhi penawaran agregat. Dalam hal ini, jika terjadi
peningkatan permintaan, maka produsen akan lebih cenderung
meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan tersebut.
Namun, di sisi lain, faktor-faktor seperti kebijakan fiskal pemerintah
juga dianggap memainkan peran penting dalam menentukan penawaran
agregat. Dalam pandangan Keynesian, pemerintah dapat menggunakan
kebijakan fiskal seperti pengeluaran publik dan pajak untuk
mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran agregat.
Dalam praktiknya, Keynesian mengusulkan kebijakan fiskal dan

3
moneter sebagai instrumen utama untuk mengatasi masalah penawaran
agregat. Misalnya, pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal
untuk meningkatkan pengeluaran publik dan pajak untuk meningkatkan
pendapatan, sehingga memicu kenaikan permintaan dan penawaran
agregat.
Dalam kesimpulannya, penawaran agregat menurut kaum Keynesian
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pengeluaran, permintaan
konsumen, dan kebijakan fiskal pemerintah. Mereka menganggap
intervensi pemerintah dapat diperlukan untuk mengatasi
ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan dan memperbaiki
kesenjangan produksi dalam jangka pendek

B. Kurva Permintaan Agregat


1. Konsep Dasar Permintaan Agregat
Permintaan agregat (AD) adalah permintaan total atas barang dan
jasa yang diproduksi dalam ekonomi selama periode waktu tertentu.
Permintaan agregat (AD) terdiri dari beberapa komponen:
AD = C + I + G + (X-M)
Keterangan:
 C = Pengeluaran konsumen untuk barang dan jasa.
 I = Investasi modal bruto – yaitu pengeluaran investasi untuk barang
modal seperti pabrik dan mesin
 G = Pengeluaran pemerintah seperti pengeluaran untuk NHS,
pendidikan. Perlu dicatat bahwa transfer pembayaran dalam bentuk
pensiun dan tunjangan pengangguran tidak termasuk karena tidak
terkait dengan output yang dihasilkan.
 X = Ekspor barang/jasa. Barang meninggalkan negara tetapi uang
dari luar negeri masuk ke dalam ekonomi. Oleh karena itu, ini
merupakan peningkatan AD (injeksi ke aliran sirkular)
 M = Impor barang/jasa, meskipun barang masuk ke negara tetapi
uang keluar dari ekonomi untuk pergi ke negara lain sehingga AD

4
turun.

Permintaan agregat cenderung menurun karena beberapa hal berikut:


 Pada tingkat harga yang lebih rendah, orang-orang dapat
mengonsumsi lebih banyak barang dan jasa karena pendapatan riil
mereka lebih tinggi.
 Pada tingkat harga yang lebih rendah juga, suku bunga biasanya turun
yang menyebabkan peningkatan AD.
 Pada tingkat harga yang lebih rendah, ekspor menjadi relatif lebih
kompetitif daripada impor.
Ini disebut efek kekayaan riil, efek suku bunga, dan efek kurs.
Ketiganya adalah faktor yang mempengaruhi permintaan agregat. Efek
kekayaan riil terjadi karena ketika harga turun, pendapatan riil yang
dimiliki konsumen meningkat, sehingga mereka dapat membeli lebih
banyak barang dan jasa. Efek suku bunga terjadi karena suku bunga
cenderung turun ketika harga turun, hal ini akan merangsang pengeluaran
investasi dan konsumsi. Efek kurs terjadi karena ketika harga domestik
turun, ekspor menjadi lebih murah dan impor menjadi lebih mahal,
sehingga meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
2. Peningkatan Kurva Permintaan Agregat

5
Kurva tersebut menggambarkan peningkatan dalam permintaan
agregat. Pergeseran kurva permintaan agregat dapat disebabkan oleh
beberapa faktor umum yang mempengaruhi komponen-komponen dari
agregat demand (AD). Beberapa faktor ini antara lain:
a) Konsumsi yang meningkat
Konsumsi masyarakat yang meningkat dapat meningkatkan AD
karena konsumsi masyarakat merupakan komponen terbesar dari AD.
Konsumsi dapat meningkat karena beberapa faktor seperti kenaikan
pendapatan, kenaikan harga aset seperti properti atau saham,
penurunan suku bunga yang membuat pinjaman lebih murah,
penurunan pajak, dan kenaikan keyakinan masyarakat terhadap masa
depan.
b) Investasi yang meningkat
Investasi yang meningkat juga dapat meningkatkan AD karena
investasi merupakan salah satu komponen dari AD. Investasi dapat
meningkat karena beberapa faktor seperti penurunan suku bunga yang
membuat pinjaman lebih murah, kenaikan keyakinan perusahaan
terhadap prospek ekonomi, peningkatan teknologi, dan peningkatan
permintaan yang menyebabkan perusahaan harus meningkatkan
kapasitas produksi.
c) Peningkatan pengeluaran pemerintah (G)
Pemerintah juga dapat meningkatkan AD dengan meningkatkan
pengeluarannya pada sektor-sektor tertentu seperti infrastruktur atau

6
program sosial. Peningkatan pengeluaran pemerintah dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan
agregat.
d) Peningkatan ekspor (X)
Peningkatan ekspor dapat meningkatkan AD karena penjualan barang
dan jasa ke luar negeri akan menambah arus uang yang masuk ke
dalam perekonomian domestik. Hal ini akan meningkatkan
pendapatan nasional dan konsumsi masyarakat.
e) Penurunan impor (M)
Penurunan impor dapat meningkatkan AD karena impor merupakan
pengeluaran dari perekonomian domestik yang mengalir ke luar
negeri. Jika impor turun, maka arus uang keluar dari perekonomian
domestik akan berkurang, sehingga meningkatkan AD.
3. Penurunan Kurva Permintaan Agregat

Dalam diagram ini, kita melihat terjadi penurunan AD. Hal ini
menyebabkan terjadinya penurunan pada GDP riil dan penurunan tingkat
harga (P1 menjadi P2).
Penurunan AD dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
berkurangnya investasi, menurunnya ekspor, dan konsumsi yang menurun.
Dampak dari penurunan AD adalah menurunnya GDP riil dan
menurunnya tingkat harga, sehingga dapat berdampak pada perekonomian
secara keseluruhan.

7
Dalam diagram ini, penurunan AD telah menyebabkan terutama
penurunan tingkat harga, dengan sedikit perubahan dalam GDP riil.
Penurunan AD dapat menyebabkan penurunan output atau GDP riil
dan tingkat harga. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan pada AD
mungkin hanya menyebabkan perubahan pada tingkat harga dengan
sedikit atau bahkan tidak ada perubahan pada GDP riil. Hal ini tergantung
pada sejumlah faktor, seperti elastisitas permintaan dan penawaran
agregat.
Kondisi di mana penurunan AD menyebabkan penurunan harga tetapi
tidak ada perubahan yang signifikan pada GDP riil dapat terjadi jika
penawaran agregat dianggap lebih elastis daripada permintaan agregat.
Dalam hal ini, penurunan permintaan dapat terutama mempengaruhi harga
dengan sedikit dampak pada produksi. Namun, dampak ini mungkin
berbeda-beda dalam berbagai kasus tergantung pada faktor-faktor ekonomi
yang mempengaruhi permintaan dan penawaran agregat.

C. Kurva Penawaran dan Permintaan Jangka Panjang


1. Kurva Penawaran Jangka Panjang
Long run aggregate supply (LRAS) adalah kurva penawaran agregat
jangka panjang yang menunjukkan hubungan antara tingkat harga dengan
output potensial dalam jangka panjang.
Kurva LRAS dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti:

8
 Lahan dan bahan baku yang tersedia.
 Jumlah dan produktivitas tenaga kerja.
 Jumlah dan produktivitas modal.
 Kemajuan teknologi yang mempengaruhi produktivitas dan output
 Tingkat kewirausahaan dalam perekonomian.

Gambar 1

Kurva LRAS digambarkan sebagai garis vertikal yang


mencerminkan fakta bahwa penawaran agregat jangka panjang tidak
dipengaruhi oleh perubahan tingkat harga. Kurva LRAS vertikal pada
titik yang diberi label sebagai tingkat alami dari PDB riil. Tingkat alami
dari PDB riil didefinisikan sebagai tingkat PDB riil yang muncul ketika
perekonomian menggunakan sepenuhnya semua sumber daya input yang
tersedia.
Dari gambar kurva diatas terdapat dua macam pandangan, yaitu
sebagai berikut:
a) Pandangan klasik mengenai LRAS

9
Pandangan klasik melihat penawaran agregat sebagai inelastis
dalam jangka panjang. Menurut pandangan klasik, upah dan harga
bersifat fleksibel sehingga dalam jangka panjang perekonomian akan
mempertahankan penuhnya lapangan kerja. Para ekonom klasik
percaya bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor-faktor
jangka panjang, seperti modal dan produktivitas.
Dalam pandangan ini, perubahan harga input tidak akan
mempengaruhi tingkat produksi dalam jangka panjang karena
penawaran agregat dalam jangka panjang bersifat inelastis.
Pandangan klasik ini dianggap sebagai teori dasar dari ekonomi
makro dan memberikan landasan bagi pandangan ekonomi lainnya.
b) Pandangan keynesian mengenai LRAS

Menurut pandangan keynesian, kurva penawaran agregat (LRAS)

10
dapat condong naik dan elastis. Ini artinya, dalam jangka panjang,
ekonomi bisa saja berada di bawah tingkat kesempatan kerja penuh,
seperti saat terjadi resesi. Terjadinya resesi akan membuat
masyarakat menyimpan uang mereka dan mengakibatkan penurunan
permintaan agregat.
Selain itu, Keynesian juga percaya bahwa upah dan harga dapat
menjadi kaku, sehingga ekonomi tidak otomatis kembali ke
keseimbangan kesempatan kerja penuh. Kurva penawaran jangka
panjang versi Keynesian menunjukkan bahwa dalam ekonomi
terdapat titik di mana perusahaan dapat menggunakan lebih banyak
kapasitas produksi. Namun, ketika kapasitas penuh tercapai, ekonomi
akan kembali ke tingkat kesempatan kerja penuh. Hal ini berbeda
dengan pandangan ekonomi klasik yang menganggap bahwa kurva
penawaran jangka panjang bersifat inelastis.

2. Kurva Permintaan Jangka Panjang


Kurva Permintaan Agregat Jangka Panjang (Long-Run Aggregate
Demand Curve) adalah kurva yang menunjukkan tingkat output atau
produk domestik bruto (PDB) yang diminta pada setiap tingkat harga
dalam jangka panjang. Berbeda dengan kurva Permintaan Agregat jangka
pendek, kurva Permintaan Agregat jangka panjang didasarkan pada asumsi
bahwa semua faktor produksi akan disesuaikan dengan perubahan harga,
sehingga dalam jangka panjang semua pasar dapat mencapai
keseimbangan. Kurva Permintaan Agregat jangka panjang umumnya
bersifat vertikal, yang menunjukkan bahwa tingkat harga tidak
berpengaruh pada jumlah output atau PDB yang diminta.
Kurva Permintaan Agregat jangka panjang didasarkan pada asumsi
bahwa semua harga dan faktor produksi dapat disesuaikan dalam jangka
panjang, sehingga semua pasar dapat mencapai keseimbangan. Pada
jangka panjang, faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, dan teknologi
dapat disesuaikan untuk mencapai tingkat output yang optimal, sehingga

11
permintaan agregat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, seperti perkembangan teknologi dan populasi.
Dalam jangka panjang, permintaan agregat bersifat lebih inelastis daripada
dalam jangka pendek karena dalam jangka panjang faktor-faktor produksi
dapat disesuaikan dengan harga.

12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Permintaan dan penawaran agregat adalah konsep penting dalam
makroekonomi yang digunakan untuk menganalisis dan memahami
pergerakan ekonomi secara keseluruhan. Permintaan agregat mengacu pada
jumlah total barang dan jasa yang diminta oleh konsumen, bisnis, dan
pemerintah dalam suatu perekonomian, sedangkan penawaran agregat
mengacu pada jumlah total barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen
dalam suatu perekonomian.

Keseimbangan antara permintaan dan penawaran agregat dalam


suatu perekonomian dapat mempengaruhi tingkat harga, pertumbuhan
ekonomi, dan tingkat pengangguran. Ketika permintaan agregat melebihi
penawaran agregat, maka harga cenderung naik dan tingkat pengangguran
cenderung turun, sedangkan jika penawaran agregat melebihi permintaan
agregat, maka harga cenderung turun dan tingkat pengangguran cenderung
naik.

Dalam makroekonomi, permintaan dan penawaran agregat


berhubungan erat dengan dua teori utama yaitu teori klasik dan teori
Keynesian. Teori klasik menekankan pada peran pasar dalam menentukan
harga dan jumlah output, sedangkan teori Keynesian menekankan pada peran
pemerintah dalam mengatasi ketidakseimbangan ekonomi dengan intervensi
fiskal dan moneter.

Dalam teori klasik, permintaan dan penawaran agregat memiliki


fleksibilitas penuh untuk menyesuaikan harga dan jumlah output secara
otomatis, sehingga perekonomian cenderung menuju keseimbangan jangka
panjang. Sedangkan dalam teori Keynesian, permintaan dan penawaran
agregat tidak selalu berada pada keseimbangan, sehingga pemerintah harus
terlibat dalam mengatasi ketidakseimbangan tersebut.

13
14
B. Saran
Berdasarkan pembahasan tentang penawaran dan permintaan
agregat, dapat disimpulkan bahwa keseimbangan antara kedua faktor ini
sangat penting dalam menentukan tingkat harga, output dan lapangan kerja
dalam perekonomian. Peningkatan permintaan dapat mendorong peningkatan
produksi dan investasi, sedangkan peningkatan penawaran dapat mengurangi
tingkat inflasi.

Untuk mengoptimalkan keseimbangan antara penawaran dan


permintaan agregat, pemerintah dan pelaku ekonomi harus
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua faktor tersebut.
Misalnya, pemerintah dapat menerapkan kebijakan fiskal dan moneter yang
sesuai untuk meningkatkan investasi dan mengurangi inflasi. Selain itu,
pelaku ekonomi harus memahami kebutuhan dan preferensi konsumen untuk
dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan permintaan pasar.

Dalam mengembangkan kebijakan dan strategi ekonomi, perlu juga


mempertimbangkan perubahan lingkungan global yang dapat mempengaruhi
perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, penelitian dan analisis
yang mendalam mengenai faktor-faktor ini sangat penting untuk memastikan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil.

15
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. G., (2018). Pengantar Ekonomi makro: Edisi ketujuh. Jakarta:


Salemba Empat.
Ida, A. (2019). Analisis Penawaran Agregat di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan
Keuangan Indonesia, 69(2), 1-18.
Susanto, D. (2018). Analisis Dampak Penawaran Agregat dan Permintaan Agregat
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi
dan Bisnis, 22(1), 55-68.
Buchari, A. (2018). The Effect of Money Supply on Inflation in Indonesia:
Keynesian and Monetarist Approach. Journal of Applied Economic
Sciences, 13(1), 82-93.)
Parkin, Michael. (2017). Macroeconomics: Canada in the Global Environment.
Canada: Pearson.
Nopirin, N. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Permintaan
Agregat Indonesia Tahun 2000-2016. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis,
18(1), 27-36.
McConnell, C. R., Brue, S. L., & Flynn, S. M. (2019). Economics: Principles,
problems, and policies. New York: McGraw-Hill Education.
Hasan, I., & Yulianto, E. (2020). Analysis of the Effect of the Global Financial
Crisis on the Macro Economy of Indonesia. Jurnal Ekonomi
Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan Indonesia,
21(1), 27-39.

iii

Anda mungkin juga menyukai