Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan dan Jawaban Presentasi Tugas Kelompok III

Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan ditinjau dari Standar Outcome dan Standar Kinerja

Dosen Pengampu: drg. Nining Handayani , Sp. Pros, M.M, CIQnR, CIQaR

Anggota:

1. Arif Nur Hidayanto


2. Erisa Aulia
3. Iga Layung Nurresi
4. Laksmita Herdianingrum
5. Ni Made Gita Indra Yanthi
6. Yessi Okta Halita

1. Outcome Morbiditas dikatakan lebih penting daripada Standar Outcome Mortalitas. Mengapa
demikian?
A: Tingkat angka kesakitan lebih penting daripada tingkat angka kematian dikarenakan apabila
angka kesakitan tinggi, maka akan memicu kematian sehingga otomatis akan menimbulkan
peningkatan angka kematian. Angka morbiditas juga dapat digunakan untuk menggambarkan
keadaan kesehatan secara umum, mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit,
dan sanitasi lingkungan, serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap
pelayanan kesehatan.

2. Bagaimana cara kita mengukur kepuasan pasien?


A: Metode pengukuran kepuasan menurut Kotler(2003) yang dikutip dari buku Totalnya Quality
Management, ada beberapa macam:
1. Sistem keluhan dan saran organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer
oriented) . Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggannya untuk
menyampaikan saran dan keluhannya, melalui media: kotak saran, kartu komentar, dan
kontak telepon langsung dengan layanan pelanggan.
2. Ghost Shopping. Mempekerjakan profesional untuk berperan sebagai pelanggan
potensial, kemudian melaporkan temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan suatu
produk berdasarkan pengalaman.
3. Lost Customer Analysis. Yaitu melakukan analisa terhadap pelanggan yang berhenti
menggunakan pelayanan untuk mengetahui alasan mereka.
4. Survey kepuasan pelanggan. Melalui pos, telepon, wawancara langsung kepada
pelanggan untuk mendapatkan umpan balik langsung dari pengguna jasa layanan.

3. Sebutkan dan jelaskan Kriteria Pemilihan Indikator

1. Sejalan dengan program prioritas nasional


Indikator sejalan dan mendukung program prioritas nasional
2. Besaran Dampak
Ruang lingku dampak dari indikator yang diukur
3. Berbasis bukti
Adanya bukti yang kredibel dari indikator yang dipilih
4. Defensibility
Indikator yang dipilih dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan merupakan
indikator yang penting bagi pemerintah
5. Feasibilitas
Indikator yang terpilih dapat diakses oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
6. Accuracy
Data yang dikumpulkan menggunakan indikator tersebut harus akurat
7. Action ability
Perubahan perilaku maupun sistem dapat memperbaiki pencapaian indikator
8. Dapat diperbandingkan
Indikator harus dapat diperbandingkan dengan standar atau antar wilayah
9. Kredibel
Indikator harus kredibel bagi pemangku kebijakan maupun bagi fasilitas yang melakukan
pengukuran.
10. Kejelasan
Indikator harus jelas dan mudah dipahami.

4. Bagaimana cara menghindari pemalsuan data yang dibutuhkan untuk mengukur indikator
layanan kesehatan?
A: Menurut PMK No. 30 Tahun 2022, untuk menilai keakuratan dan kebenaran data yang
dikumpulkan, dilakukan Validasi data. Validasi data dilaksanakan oleh Komite/tim/petugas yang
ditunjuk oleh pimpinan Fasilitas Layanan Kesehatan.
Salah satu jenis Validasi yang direkomendasikan adalah metode Reproducibility, yaitu
dilakukannya pengukuran oleh orang yang berbeda, menggunakan formulir/check-list/alat yang
sama dan dilakukan pada kondisi yang sama dan pada populasi/sampel yang sama.

5. Kapan dan bagaimana cara pelaporan hasil capaian indikator layanan kesehatan, dan pelaporan
ditujukan kepada siapa?
A: Menurut PMK No. 30 Tahun 2022, Fasilitas Kesehatan wajib melaporkan dan
mengkomunikasikan hasil capaian indikator mutu secara berkala. Mekanisme pelaporan dan
komunikasi indikator mutu ini dilakukan secara online menggunakan aplikasi, namun dalam hal
kondisi tidak dapat mengakses aplikasi, mekanisme dan pelaporan dilaksanakan sebagai berikut:
1. Pelaporan internal
a. Bulanan
1. Laporan dari unit pelayanan ke komite/Tim Mutu
2. Laporan Komite/Tim Mutu ke Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Triwulan
1. Laporan Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan ke Dewan Pengawas
RS/ Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Provinsi.
2. Pelaporan Eksternal
Fasilitas Pelayanan Kesehatan melaporkan hasil pengukuran indikator mutu kepada
Kementerian Kesehatan secara berkala sesuai dengan profil indikator mutu melalui
aplikasi web-based. Http: //mutufasyankes.kemkes.go.id

6. Kenapa pengukuran indikator mutu perlu dilakukan?


A: Menurut PMK No. 30,Tahun 2022, Pengukuran Indikator Mutu perlu dilakukan untuk:
1. Menilai apakah upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan benar-benar
dapat meningkatkan mutu pelayanan secara signifikan.
2. Untuk memberikan umpan balik pada penyedia layanan kesehatan dan manajemen
fasilitas pelayanan kesehatan
3. Untuk mempromosikan transparansi publik.
4. Menjadi tolak ukur pembanding untuk mengidentifikasi best practise untuk
pembelajaran.
5. Mendorong peningkatan budaya mutu yang berkesinambungan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.

7. Salah satu dimensi mutu yang disebutkan salah satunya adalah people centered, bisa dijelaskan
apa yang dimaksud dengan people centered tersebut, dan apakah contoh indikator pelayanan
yang menggambarkan dimensi mutu ini?
A: Menurut Australian Commision on Safety and Quality in Health care (ACSQHC) patient
centered care adalah suatu pendekatan inovatif terhadap perencanaan, pemberian, dan evaluasi
atas pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kemitraan yang saling menguntungkan antara
pemberi layanan kesehatan, pasien dan keluarga. Patient centered care diterapkan kepada
pasien dari segala kelompok usia, dan bisa dipraktikkan dalam setiap bentuk pelayanan
kesehatan (Lumenta, 2012).
Beberapa profil indikator pelayanan kesehatan yang menggambarkan dimensi mutu pasien-
centered/ berorientasi pada pasien, diantaranya adalah:
1. Kepuasan pasien
2. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC yang terstandar
3. Waktu tunggu rawat jalan
4. Penundaan operasi elektif
5. Kepatuhan waktu visite dokter
6. Kecepatan waktu tanggap komplain

Anda mungkin juga menyukai