Anda di halaman 1dari 2

Mohon izin menjawab diskusi

Nama: I Putu Ediana Putra Sanjaya

NIM: 048089148

1. Risiko Keuangan adalah fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan karena gejolak
berbagai variabel makro. Risiko keuangan kerap terjadi karena penggunaan hutang dalam struktur
keuangan perusahaan yang mengakibatkan perusahaan menanggung beban tetap setiap periodik
berupa beban bunga dan adanya kondisi pasar secara makro. Risiko ini terdiri dari risiko liquiditas,
risiko kredit, risiko permodalan, dan risiko pasar.
Cara mengatasi risiko keuangan:
Sebisa mungkin, perusahaan sebaiknya tidak memiliki utang yang terlalu banyak. Apabila
membutuhkan lebih banya modal untuk operasional perusahaan, bisa dengan menjual saham atau
mencari investor baru. Apabila perusahaan memiliki utang, harus bisa memanajemen pembayaran
utang tersebut. Umumnya utang jangka pendek harus didahulukan karena lebih berkaitan dengan
kegiatan operasional. Selain itu, dalam hal kegiatan jual beli online, perusahaan harus senantiasa
mengikuti perkembangan teknologi terbaru termasuk metode pembayaraan. Sebisa mungkin
sediakanlah berbagai macam metode pembayaran sehingga pelanggan akan nyaman dalam
melakukan transaksi. Hal ini dapat meningkatkan penjualan dan membantu mempertahankan bisnis.
2. Risiko operasional adalah potensi penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak
berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, prosedur, kebijakan, dan struktur organisasi. Risiko ini
dapat terjadi pada dua tingkatan yaitu teknis dan organisasi. Pada tingkatan teknis, risiko ini terjadi
ketika sistem informasi salah mencatat data, informasi yang tidak memadai, serta pengukuran risiko
yang tidak akurat dan tidak memadai. Pada tingkatan organisasi, risiko ini dapat muncul dari sistem
pemantauan dan pelaporan, sistem prosedur, serta kebijakan yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya.
Cara mengatasi risiko operasional:
Risiko operasional dapat diminalisir dengan menggunakan kualitas SDM yang baik, terlatih, dan
profesional. SDM dalam perusahaan dapat diberikan beasiswa ataupun internship sehingga dapat
meningkatkan wawasan dan menambah ilmu. Selain itu dapat pula dilakukan pelatihan secara
berkala sesuai dengan tupoksi masing-masing karyawan. Selain itu perusahaan harus senantiasa
melakukan revitalisasi terhadap aspek yang berkaitan langsung dengan operasional perusahaan
secara berkala.
3. Risiko eksternalitas adalah potensi penyimpangan hasil pada exposure perusahaan strategis, dan
bisa berdampak pada potensi penutupan usaha karena pengaruh dari faktor eksternal. Risiko ini
bersumber dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar pengendalian langsung, namun dapat juga
ditunjukan langsung pada fasilitas dan/atau manajemen perusahaan. Risiko ini termasuk jenis yang
jarang terjadi tapi berdampak besar bagi perusahaan. Contohnya adalah ketika terjadi perampokan
besar-besaran atau tindakan terorisme.
Cara mengatasi risiko eksternalitas:
Memaksimalkan fungsi kehumasan dalam perusahaan. Humas dapat berperan untuk menyampaikan
informasi-informasi positif kepada masyarakat sehingga meningkatkan reputasi dan persepsi baik
tentang perusahaan. Selain itu humas berperan dalam klarifikasi ketika beredar berita negatif
tentang perusahaan. Selain itu solusi lain adalah dengan memperbaiki prosedur dan budaya kerja.
Prosedur dan budaya akan sangat berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Risiko strategis adalah risiko yang dapat mempengaruhi eksposur perusahaan dan eksposur strategis
sebagai akibat dari keputusan strategis yang tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal
perusahaan. Risiko ini terjadi karena penerapan kebijakan strategis yang tidak tepat, pengambilan
keputusan bisnis yang tidak tepat, atau kurangnya respon perusahaan terhadap perubahan
eksternal. Akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya yang besar dan gagal mencapai target
bisnisnya. Beberapa jenis risiko strategis antara lain risiko bisnis, risiko transaksi strategis, dan risiko
hubungan investor.
Cara menghadapi risiko strategis:
Ketika hendak menerapkan strategi atau kebijakan baru, harus dianalisis dengan baik. Metode yang
dapat dipakai misalnya analisis SWOT (strength, weakness, opportunities, threats) untuk mengetahui
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman yang mungkin muncul dalam keberlangsungan
bisnis perusahaan. Dalam membuat kebijakan strategis juga tidak boleh egois. Semua harus
berdasarkan data-data yang riil dan kondisi pasar saat ini. Keputusan yang dibuat juga harus
dipertimbangkan agar tidak hanya menghasilkan keuntungan saat ini, namaun juga keuntungan
jangka panjang.

Sumber: BMP ADBI4211 Modul 3 dan Modul 4

https://www.xendit.co/id/blog/mengenal-4-jenis-risiko-bisnis-dan-solusi-yang-bisa-anda-ambil/

Anda mungkin juga menyukai