Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA IKAN HIAS DAN AQUASCAPE

Penysusun :
Tim Asisten Aquascape dan Budidaya Ikan Hias

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2022
TATA TERTIB PRAKTIKUM

LABORATORIUM FAKULTAS PERTANIAN

Tata Tertib

1. Peserta praktikum wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum

2. Praktikan yang berhalangan hadir wajib melapor kepada penanggung jawab


praktikum.

3. Praktikan harus berpakaian rapi (baju berkerah bukan kaos oblong, memakai jas
lab, bersepatu) pada saat praktikum berlangsung.

4. Praktikan harus hadir 5 menit sebelum praktikum berlangsung.

5. Tidak ada praktikum susulan bagi praktikan yang berhalangan hadir tanpa
keterangan dan nilai kuis nol.

6. Praktikan harus menjaga kebersihan, ketenangan selama praktikum berlangsung.

7. Praktikan tidak diperkenankan merokok dan sejenisnya pada saat praktikum


berlangsung.

8. Alat yang digunakan pada saat praktikum harus dibersihkan kembali.

9. Hal-hal yang belum dimengerti dapat ditanyakan kepada asisten praktikum.

10. Praktikan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.

Sanksi-sanksi
1. Terlambat dari waktu praktikum yang ditetapkan tidak diperbolehkan mengikuti
kuis (Nilai nol).

2. Praktikan terlambat lebih dari 15 menit dengan alasan apapun tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum.

3. Lembar Kerja Mahasiswa yang dikumpulkan terlambat tidak dinilai.

4. Praktikan wajib menjaga peralatan dan bahan yang telah disediakan oleh Asisten
Praktikum. Apabila merusak maka praktikan wajib mengganti.
ii
5. Salah satu anggota kelompok merusakkan atau menghilangkan alat praktikum
maka seluruh anggota kelompok bertanggung jawab untuk mengganti alat yang
hilang atau rusak tersebut.

Nilai-nilai
1. Nilai praktikum terdiri dari nilai Kehadiran, Pre-test, Pos-test, Laporan Praktikum,
Keaktifan dan ujian akhir praktikum/responsi.

2. Nilai keaktifan adalah nilai keseriusan dan perilaku praktikan pada saat praktikum
berlangsung dari pengantar sampai pembuatan laporan.
PENILAIAN PRAKTIKUM AKUASCAPE DAN BUDIDAYA IKAN HIAS

KEHADIRAN KEAKTIFAN POSTTEST LAPORAN RESPONSI


PRAKTIKUM
15% 15% 15% 30% 25%
PRAKTIKUM I
Pengenalan Alat, Bahan, Flora dan Fauna Aquascape
A. Tujuan
Praktikum ini memiliki tujuan agar praktikan (mahasiswa) mampu mengetahui
alat dan bahan dan jenis jenis tanaman beserta lokasi penempatan penanaman tanaman
yang digunakan dalam pembuatan aquascape dengan baik.

B. Uraian Materi
Sejarah Aquascape

Aquascape merupakan seni membentuk ekosistem air tawar. Dipadukan dengan


seni dekorasi berbagai unsur penunjangnya. Seperti, pasir, batu, kayu, tanaman hias,
hewan air tawar dan lainnya. Aquascape memiliki tujuan ekosistem air tawar yang
menyerupai habitat asli fauna air tawar. Budaya pembuatan aquascape sudah dilakukan
oleh orang orang romawi kuno, meskipun belum ditemukan adanya wadah kaca. Orang
Romawi Kuno membuat aquascape dengan menggunakan tanah liat atau batu.

Pada tahun 1369, seorang kaisar China mendapatkan ide untuk membuat wadah
yang digunakan untuk memelihara ikan hias. Berbahan dasar keramik porselain
dibentuk menyerupai mangkok dan dimanfaatkan sebagai tempat memelihara ikan mas.
Pada tahun 1836, Dr. Nathaniel Bagshaw Ward telah menciptakan kotak dari kaca
sebagai wadah pemeliharaan dan tumbuhan tropis dengan nama kotak wardian. Kotak
wardian ini efektif dan mudah dibawa. Kotak wardian inilah cikal bakal akuarium yang
kita kenal sekarang. Pada Tahun 1846, Anne Thynne berhasil membuat reefarium
sebagai replika dari ekosistem laut sehingga Anne mampu mempertahankan Koral
Scleractina dan rumput laut tetap hidup di dalam kotak wardian selama 3 tahun. Dengan
penemuanya tersebut Anne Thynne dinobatkan sebagai penemu akuarium air laut
dengan ekosistem yang seimbang. Kemudian pada tahun yang sama, Robert Warington
membuat ekosistem air tawar (aquascape) dengan kotak besar berisi 60 liter air. Kotak
tersebut diisi dengan ikan mas, siput, dan tumbuhan valisnera. Robert Warington juga
berhasil membuat ekosistem air tawar yang stabil. Pada masa sekarang ini, aquascape
sudah berkembang dengan berbagai jenis aliran seni seperti dutch style, natural style,
iwagumi style dll. (Aquair Indonesia, 2021)

Aquascape memiliki 6 macam perlengkapan dasar yang diperlukan dalam


pembuatanya.
1) Tanki atau wadah
Tangki berfungsi sebagai wadah untuk membuat aquascape. Tangki atau
akuarium dapat terbuat dari kaca atau dari akrilik. Ukuran dari akuarium yang
digunakan untuk pembuatan akuascape umumnya menggunakan ukuran panjang 60
cm.
2) Pasir atau substrat
Substrat berfungsi sebagai media tanam tanaman aquascape. Terdapat berbagai
macam substrat yang digunakan sebagai media untuk menanam tanaman aquascape
seperti soil dan pasir. Selain sebagai media tanam, fungsi substrat ini adalah tempat
penyedia nutrisi, sebagai rumah berkembangnya bakteri.
3) Pupuk nutrisi
Pupuk merupakan komponen penting dalam pembuatan aquascape. Pupuk
berfungsi sebagai sumber nutrisi seperti unsur N, P, K dan Fe untuk tanaman
tumbuh dan berkembang. Dalam aquascape, terdapat berbagaimacam pupuk yang
dapat digunakan di dalam aquascape seperti pupuk cair, pupuk tancap dan pupuk
dasar.
4) Tanaman Air
Tanaman air merupakan salah satu komponen yang tergolong utama dalam
pembuatan aquascape. Tanaman air disini adalah ciri khas dari sebuah aquascape.
Menurut Jenisnya, tanaman air dalam aquascape memiliki penggolongan tersendiri
seperti: Moss, Stemplant, rhizome dan tanaman karpet. Sedangkan untuk
penempatan penanaman terdapat 3 posisi, yaitu depan (foreground), tengah
(midground), dan belakang (background).
5) Hewan air Tawar
Suatu ekosistem memerlukan komponen makhluk hidup untuk menjalankan
fungsi komponen sebagaimana mestinya. Fauna atau hewan air tawar disini selain
sebagai penambah keindahan dari aquascape itu sendiri, memiliki peran ekologis
yang penting bagi lingkungan aquascape. Contoh udang dan keong sebagai
orrganisme pengendali alga, keong asasin dan ikan buntal sebagai predator keong
hama.
6) Air Tawar
Air merupakan komponen penting yang utama untuk kegiatan pemeliharaan
organisme akuatik, tanpa air, organisme organisme tersebut tidak dapat hidup
dengan baik. Terdapat berbagai jenis air yang dapat digunakan dalam kegiatan
aquascaping seperti air mineral, air sumur, air kran dll.

Pengkategorian Tanaman

a) Foreground plants

Anubias barteri Anubias nana Echinodorus tenellus

Hemianthus Eleocharis parvula Eleocharis acicularis


callitrichoides (Dwarf (Dwarf Hairgrass) (Dwarf Hairgrass)
Baby tears)

Marsilea quadrifolia Glossostigma Lileaopsis


(Four leaf clover) elatinoides novaezelandiae

Chladophora
aegagropila (Moss
Ball)

b) Mid Ground plants


Cryptocorine wendtii Acorus variegatus Microsorum pteropus
(Japanese Dwarf rush) (Java Fern)

Echinodorus ozelot Ceratopteris Spathiphyllum tasson


thalictrodes (Brazilian Sword)

Sagittaria subulata Echinodorus osiris Ludwigia repens

Rotala indica Echinodorus Sagittaria platyphylla


cordifolius
Aponogeton Echinodorus 'Kleiner Anubias coffeefolia
madagascariensis Bar')

Anubias hastifolia Anubias afzelii Cryptocoryne spiralis

Rotala nanjenshan Ludwigia glandulosa Lobelia cardinalis


"Dwarf"

c) Background Plants
Echinodorus Bacopa caroliniana Cryptocoryne
amazonicus crispatula

Cabomba caroliniana Ceratophyllum Hygrophila corymbosa


demursum (ganggang)

Hygrophila Hygrophila araguaia Ludwigia arcuata


angustifolia

Bacopa monnieri Myriophyllum pinnatum Myriophyllum


heterophyllum

Echinodorus 'Oriental' Echinodorus red flame Echinodonus 'Hadi Red


Pearl"
Echinodorus rubin Echinodorus martii Alternanthera reineckii
var 'roseafolia'
Hygrophila difformis

C. Cara Kerja
Pada acara Praktikum ke – 1 ini praktikan melakukan pengamatan dan pengenalan
terhadap alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan aquascape.

1) Pengamatan terhadap alat alat yang dapat digunakan untuk membantu dalam
pembuatan aquascape. Contoh gunting, spatula, pinset, akuarium, mesin filtrasi,
sikat, lampu dll.
2) Pengamatan terhadap bahan bahan yang diperlukan dalam pembuatan aquascape.
Contoh substrat, tanaman, ikan, hardscape, pupuk, co2, dll
3) Pengenalan dan pengamatan terhadap jenis jenis tanaman aquascape berdasarkan
lokasi penempatan tanaman pada aquascape contoh depan tengah belakang.
4) Pembagian komoditas ikan hias untuk dilakukan budidaya secara mandiri oleh para
praktikan.
PRAKTIKUM II
Pembuatan Hardscape untuk Aquascape
A. Uraian Materi
Hardscape merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan
aquascape. Hardscape sendiri menjadi nilai estetika tambahan yang dapat
meningkatkan estetika dalam aquascape. Umumnya hardscape ini dapat berupa batu,
kayu ataupun ornamen lainya. Namun pada aquasacpe hardscape yang digunakan lebih
bersifat natural atau alami. Terdapat berbagai macam jenis hardscape yang dapat
digunakan di dalam aquascape.

Jenis Kayu

1) Kayu Rasamala
Kayu rasamala memiliki banyak lekungan dan
bercabang cabang. Ukuran kayu ini tergolong
ramping, dengan warna yang kemerah merahan.
Setelah kering, kayu rasamala umumnya tidak
banyak mengeluarkan tanin sehingga tidak
menggaggu keindahan ekosistem di dalam
aquascape. Kayu rasamala ini lebih sering
dimanfaatkan sebagai kayu untuk bahan
detailing dikarenakan bentuk kayunya yang ramping dan mudah dibentuk.
2) Kayu bakau
Kayu yang hidup di daerah rawa rawa atau
daerah pesisir ini memiliki tekstur yang halus
dengan sedikit cabang yang berbelok belok.
Umumnya memiliki ujung cabang yang runcing.
Kayu bakau memiliki ketahanan yang cukup
rendah serta kandungan tanin yang tinggi. Kayu
bakau sangat cocok digunakan sebagai focal
point dalam aquascape karena tampilanya yang
mudah dikenali.
3) Kayu Santigi
Sama seperti Bakau, Kayu Santigi sering
ditemukan di daerah pesisir pantai karena
tumbuhan Santigi hidup di daerah pesisir. Kayu
ini berukuran lebih besar dari kayu kayu yang
lain dan memiliki motf serta guratan pada bagian
kulit kayunya. Keindahan inilah yang membuat
kayu santigi memiliki nilai jual yang tinggi.
Hardscape jenis ini dapat dipadukan dengan
berbagai jenis moss sehingga akan meningkatkan keindahan dan estetika
aquascape.
4) Kayu Senggani
Akar kayu senggani memeiliki ciri ciri kecil,
ramping dan banyak memiliki cabang yang lebih
kecil. Selain kayu rasamala kayu ini juga sering
dimanfaatkan sebagai bahan detailing dalam
pembuatan hardscape. Penggunaan kayu
senggani paling sering dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan hardscape bonsai. Kayu
senggani mudah di dapatkan karena habitat
tumbuh dari tanaman ini antara lain lereng gunung, semak belukar, tebing tebing
hingga tepian sungai.

Jenis batu

Batu di dalam aquascape berfungsi sebagai hiasan tambahan. Pada gaya


Belanda, batu tidak diperlukan karena penggunaan utama dalam penataanya yaitu
menggunakan tanaman. Gaya yang sering memanfaatkan batu dalam pembuatanaya
antara lain adalah iwagumi dan natural. Penggunaan batu dalam aquascape pun bebas
selama tidak merusak ekosistem yang ada di dalam aquascape. Penggunaan batu yang
asal asalan seperti penggunaan batu kapur akan merusak ekosistem aquascape karena
batu kapur akan mudah larut dan dapat melakukan reaksi kimia yang tidak diinginkan
di dalam ekosistem aquascape.
1) Batu Lava
Batu ini memiliki keunggulan murah, mudah
ditemukan dan sering dijual di tempat tempat
penjual ikan. Memiliki warna merah atau hitam,
batu ini memiliki pori pori pada tekstur luarnya.
Bentuk Batu Lava kurang diminati karena
memiliki bentuk yang monoton.

2) Batu Errangga
Memiliki bentuk yang mirip dengan Batu
Seiryuu, batu errangga menjadi salah satu
alternatif hardscape pagi para pembuat
aquascape di Indonesia. Selain mudah
didapatkan, batu ini juga tergolong batu dengan
harga yang terjangkau. Batu errangga cocok
digunakan untuk gaya iwagumi. Kepadatan yang
tinggi dan warna abu abu kebiruan menjadikan
batu errangga juga memiliki banyak peminat.
3) Batu Naga (Dragon Stone)
Batu naga sangat cocok dengan gaya membuat
aquascape dengan dominan batu. Batu Naga
memiliki tekstur berongga, kebanyakan
memiliki bentuk agak memanjang atau lonjong
disebut pattern dan berwarna kecoklatan.
4) Batu Eragon (Garang Stone)
Batu Eragon memiliki ciri fisik mirip dengan
batu naga. Pada Batu Eragon, pola atau pattern
tidak se rapih batu naga. Rongga pada batu
Eragon, terlihat lebih banyak dan berukuran
besar.

5) Batu Seiryuu
Batu Seiryuu ini adalah batu yang berasal dari
Jepang. Batu Seiryuu memiliki guratan dan
tekstur yang indah untuk menambah nilai dan
keindahan aquascae. Batu ini sangat populer
dan digandrungi oleh pembuat aquascape di
seluruh dunia. Batu Seiryuu berwarna
berwarna abu abu kecoklatan atau kebiruan.
Batu Seiryuu cocok digunakan untuk gaya
atau tema iwagumi. Namun batu seiryuu
cukup sulit didapatkan karena harus mengimpor dari negara Jepang.
6) Batu Kali
Batu ini mudah ditemukan, berbentuk bulat dan
berwarna dominan abu abu, hitam hingga
kecoklatan. Batu kali merupakan batu vulkanis
yang terkikis selama waktu yang lama di dalam
air sehingga membentuk tektur permukaan batu
yang halus dan memiliki pola yang monoton.
7) Batu Serpentin
Batu Serpentin memiliki bentuk simpel dan
tekstur yang sederhana dengan warna abu abu
kehijauan. Batu ini memiliki kesan mewah
karena terkesan memiliki warna yang berubah
saat berada di dalam air dengan berubah warna
menjadi lebih gelap. Batu ini cukup jarang
ditemukan di toko ikan hias.

8) Batu Besi
Batu besi ini memiliki tekstur dan guratan yang
cukup unik dan menarik, umumnya batu ini
digunakan sebagai hardscape dengan tema
tebing tebing dengan cara ditumpuk tumpuk.
Batu ini memiliki warna hitam kebiruan dengan
rona warna gelap.

9) Batu Pasir
Batu pasir berwarna putih kecoklatan
menyerupai warna pasir pantai. Batu pasir
memiliki tekstur searah. Menyerupai batu besi,
dapat digunakan sebagai penggambaran tebing
di dalam aquascape.
10) Batu Turly
Batu Turly adalah batu yang cukup umum
ditemui di Indonesia, batu ini juga cocok dan
memiliki keindahan tersendiri untuk digunakan
di dalam Aquascape. Batu Turly memiliki
banyak peminat oleh para pembuat aquascape di
Indonesia. Batu ini bisa digunakan untuk
membuat gaya iwagumi atau natural.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

a) Lem korea
b) Sarung tangan latex
c) Gunting
d) Gunting kebun

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

a) Serbuk kayu
b) Kayu aquascape (jenis apa saja)
c) Batu aquascape (Jenis apa saja)
d) Benang
e) Kabel Tis
f) Triplek Kayu

C. Cara Kerja
1) Pakailah sarung tangan latex sebelum mulai membuat hardscape!
2) Kreasikan ide dan imajinasi kaliam sebelum menyusun hardscape!
3) Buat gambaran hardscape yang akan kalian bentuk!
4) Mulailah membuat hardsape sesuai dengan ide dan imajinasi kalian!
5) Pada saat menempelkan kayu atau batu, gunakan serbuk gergaji pada bagian yang
ingin ditempelkan kemudian tetesilah dengan lem korea!
6) Setelah hardscape jadi, taruh dan jemur hardscapae tersebut pada tempat yang
berangin dan kering!
7) Setelah dirasa kering, hardscape dapat mulai direndam didalam wadah supaya nanti
saat digunakan untuk aquascape dapat tenggelam dan tidak mengambang. Supaya
bisa tenggelam di dalam wadah, bila perlu diberikan pemberat agat hardsape dapat
terendam dengan smepurna.
Praktikum III

Pembuatan Aquarium

A. Uraian Materi
Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat keanekaragaman terumbu karang dan
biota laut terbesar di planet ini dan sebagian besar terdapat di kawasan segitiga karang
dunia. Tingginya keanekaragaman hayati ini berkontribusi secara signifikan tidak
hanya dalam mempertahankan fungsi ekosistem laut, tetapi juga untuk sektor
pariwisata, perikanan tangkap serta sumber bahan obat-obatan. Upaya perlindungan
terhadap keanekaragaman hayati laut jelas sangat dibutuhkan, dan untuk mencapainya
dibutuhkan strategi pengelolaan yang inovatif. Indonesia memiliki potensi sumberdaya
ikan hias laut yang sangat besar jumlahnya, serta memiliki nilai ekonomis tinggi.
Aquarium merupakan wadah yang terbuat dari material kaca. Aquarium memiliki
beragam jenis dan bentuk. Mulai dari aquarium untuk memelihara ikan, aquarium untuk
memelihara serangga, aquarium untuk aquascape dan paludarium, aquarium untuk
memelihara larva hingga aquarium untuk memijahkan ikan. Peminatan terhadap
aquarium terus bertambah sehingga diperlukan skill dalam pembauatan aquarium
supaya bisa memenuhi perminataan pasar. Pada saat pembuatan aquarium ini,
diperlukan tata cara yang baik sesuai prosedur supaya desain aquarium bisa mencapai
estetika atau dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas dari aquarium.

B. Alat dan Bahan


Alat alat yang diperlukan di dalam pembuatan aquarium antara lain Cutter, penggaris,
sarung tangan, alat penahan kaca dan sterofoam. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam praktikum pembuatan aquarium ini adalah Kaca, Lem Silikon, Cutter dan isolasi.

C. Cara Kerja
1. Memotong kaca sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Pemotongan kaca
dilakukan menggunakan cutter dan penggaris kemudian pada bagian yang akan
dipotong, dilakukan penahanan menggunakan pensil dan dilakukan penekanan
dengan tangan dengan tujuan agar kaca dapat terbelah dengan baik. Hasil potongan
tersebut kemudian dihaluskan atau diasah menggunakan kertas ampelas maupun
gerinda dengan tujuan supaya tepian kaca tidak tajam.
2. Penyediaan tempat aman diperlukan untuk merangkai kaca menjadi sebuah
aquarium. Peletakan bisa dilakukan diatas sterofoam atau diatas meja yang datar.
Kaca yang telah dilakukan pemotongan diatur dengan bagian dasar berada di tengh
sedangkan bagian sisi diletakkan di samping bagian dasar tadi dengan tujuan untuk
memudahkan perakitan.

3. Langkah berikutnya adalah pemberian lem silikon pada setiap sisi kaca aquarium.
Pemberian lem diaplikasikan pada sisi sempit kaca yang kemudian ditempal pada
setiap sisi samping kaca aquarium.
4. Rekatkan kaca yang berada di samping samping kaca dasar satu persatu dan tunggu
hingga lem mengeras. Waktu ini kurang lebih membutuhkan waktu minimal 5
hingga 7 jam. Penggunaan isolasi dapat digunakan untuk menahan gaya dan
tekanan dari kaca sebelum kondisi lem silikon rekat.
5. Setelah kering, aquarium dalat digisi dengan air supaya menghilangkan bau lem
yang menyengat.
PRAKTIKUM IV

Pembuatan Aquascape

A. Dasar Teori
Aquascape, dibuat untuk tujuan estetika, ekonomi, dan rekreasi. Sekarang ini
aquascape telah menjadi hal yang umum bagi masyarakat dan dikenal secara luas.
Masyarakat mengetahui aquascape sebagai akuarium yang diisi oleh tanaman air dan
hiasan hiasan seperti batu, dan kayu kemudian diisi oleh ikan. Aquascape sendiri
memiliki beragam jenis gaya yang dapat dipraktikkan dalam pembuatanya. Secara garis
besar, ada 3 gaya yang menjadi gaya utama dalam menyusun sebuah aquascape, yaitu
gaya Iwagumi, gaya belanda dan gaya natural. Diluar gaya tersebut masih terdapat
sangat banyak gaya yang merupakan turunan atau mungkin gabungan dari ketiga gaya
diatas.

Macam Gaya Dalam Aquascape

1) Gaya Natural
Gaya natural adalah gaya yang paling sering dijumpai. Secara umum gaya atau
tema natural ini memberi penggambaran naturalis atau bergaya alami. Terdapat
replikasi pohon, tebing, dan bentuk bentuk dengan tema alam lainya membuat gaya
ini merupakan gaya yang sering dijumpai dan banyak diminati. Konsep gaya dan
tema natural ini diperkenalkan oleh pembuat aquascape berkebangsaan Jepang
Takashi Amano di tahun 90 an hingga sekarang menjadi gaya yang cukup populer.
Gaya natural disusun berdasarkan penataan batu batuan dan beberapa jenis kayu
secara hati hati dengan tujuan menciptakan suasana natural yang alamiah. Pada
gaya natural ini ada 3 bentuk yang dapat diaplikasikan, bentuk cekung, cembung
dan segitiga.

a) Bentuk Cekung
Bentuk cekung bermaksud memberi ruang kosong pada bagian tengah akuarium
untuk memberikan kesan cekung, sedangkan pada bagian kanan dan kiri diisi
oleh tanaman , batu dan kayu.
b) Bentuk Cembung

Pada bentuk cembung, pembentukan tanaman, batu dan kayu dipusatkan di


bagian tengah dengan berbentuk kerucut menyerupai bentuk pulau atau gunung
di tengah tengah akuarium.
c) Brntuk Segitiga

Berbentuk segitiga siku siku, bentuk ini memiliki sisi tinggi pada salah satu sisi
sampingnya dan terdapat penurunan bentuk pada bagian tengah dan pada satu
sisi yang lainya.
2) Gaya Iwagumi
Gaya Iwagumi merupakan gaya aquascape yang berasal dari negara Jepang. Gaya
Iwagumi ini melambangakan budaya jepang, spiritualitas, kecintaan terhadap
keindahan dan kesederhanaan. Gaya Iwagumi juga diciptakan oleh Takashi Amano.
Dalam bahasa Jepang, Iwagumi berarti formasi bebatuan dalam bahasa Jepang.

Gaya Iwagumi memiliki komponen antara lain batu sebagai komponen utama dan
tanaman karpet sebagai latar belakang dari gaya ini. Gaya Iwagumi ini disusun
untuk mendapatkan kesatuan dan harmoni melaluii kesederhanaan. Jenis jenis batu
yang sering digunakan dalam gaya Iwagumi ini adalah batu seiryu, manten dan batu
naga ohko. Tujuan utama dari gaya Iwagumi ini adalah membangun kelompok batu
yang memiliki warna dan tekstur yang mirip namun dengan bentuk dan kontur yang
berbeda beda. Beberapa contoh tanaman yang dapat digunakan dalam gaya ini
adalah Hemianthus callitrichoides Cuba (Dwarf baby tears), Eleocharis acicularis
& parvula (Dwarf hairgrass), Glossostigma elatinoides, Micranthemum umbrosum
Monte Carlo, Utricularia graminifolia.

3) Gaya Belanda (Dutch Style)


Penggunaan gaya Belanda ini telah dipopulerkan dari Negara belanda pada tahun
1930 an. Penggunaan gaya belanda ini berbeda dengan gaya gaya penataan
aquascape sebelumnya karena pada gaya ini tidak menerapkan penggunaan batu
dan kayu. Gaya Belanda ini lebih fokus kedalam penataan tanaman yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah gambaran taman di dalam air.
Pengetahuan mendalam mengenai tanaman air pada gaya ini sangat diperlukan
karena gaya Belanda menuntut penggunaan tanaman air yang cukup variatif.
Tanaman yang sering digunakan sebagai daya tarik utama di dalam gaya ini adalah
tanaman yang berwarna merah dan berukuran cukup besar. Faktor dan elemen
penting dalam gaya Belanda ini adalah kerapatan, kontras, variasi warna dan
tekstur.

Tanaman jenis stem sering digunakan di dalam gaya ini kerena memiliki
pertumbuhan yang cukup cepat kemudian warna dan bentuk daun yang beragam.
Berikut beberapa jenis tanaman yang sering digunakan dalam gaya Belanda:
Lobelia cardinalis, Saurus cernuus, Hygrophila corymbosa, limnophila aquatica,
Cryptocorine sp., Alternanthera reineckii, Ammania, Rotala, Tiger lotus,
Aponogetons, dll. Karena bentuk penataanya yang khas, aquascape dengan gaya
Belanda ini umumnya lebih indah dilihat dari depan.

Perawatan yang perlu dilakukan pada aquascape gaya belanda adalah yang tersulit,
keran tiap tiap tanaman memiliki karakteristik dan ciri khas masing masing. Sebagai
contoh, terdapat tanaman yang memerlukan cahaya tinggi dan terdapat tanaman
yang tidak begitu membutuhkan cahaya tinggi kemudian terdapat tanaman yang
membutuhkan pupuk untuk pertumbuhan begitu pula sebaliknya. Pertumbuhan
pada tanaman stem yang digunakan pada aquascape gaya Belanda ini cukup cepat
sehingga memerlukan pemotongan (trimming) secara rutin supaya tanaman air pada
aquascape gaya Belanda dapat terbentuk seperti yang diinginkan. Terdapat banyak
perlakuan dan perawatan yang diperlukan untuk merawat aquascape bergaya
Belanda ini seperti penambahan pupuk cair, pengecekan suhu air akuarium,
menjaga kadar CO2 pemberian makan ikan, pembersihan kotoran dan alga,
pembersihan filter, pemotongan dan penanaman kembali tanaman air, pergantian
air (50 % minimal).
B. Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan dalam pembuatan aquascape antara lain:

Alat:

1) Gunting
2) Pinset
3) Selang
4) Plastik
5) Kuas
6) Lap kain

Bahan :

1) Akuarium
2) Hardscape yang sudah jadi
3) Batu
4) Pasir
5) Air
6) Tanaman air
C. Cara Kerja
1) Siapkan Akuarium yang telah tersedia.
2) Tuang dan ratakan substrat yang akan digunakan sebagai dasar Aquascape.
3) Letakan hardscape yang telah jadi.
4) Tata sedemikian rupa sehingga dapat menjadi aquascape yang indah.
5) Tambahan detail seperti tanaman dan batu.
6) Isi akuarium dengan air secara perlahan lahan supaya tidak membuat keruh
aquascape.
Praktikum V

Pemijahan Ikan Blue Polar Menggunakan Ekosistem Buatan

A. Dasar Teori

Ikan blue polar merupakan salah satu jenis ikan hias yang dirancang oleh manusia. Ikan
Blue polar merupakan perkawinan silang antara ikan Convict Chicild (Amatitlania
nigrofasciata) dan ikan Blood Parrot Chicild (Amphilophus citrinellus × Vieja
melanurus). Sehingga ikan ini tidak terdapat pada alam liar. Ikan ini memiliki
kombinasi sifat dari kedua induknya, dengan tubuh dan kepala yang terlihat berisi
menyerupai ikan blood parrot namun memiliki warna dan pola yang sama dari Convict
chicild. Ikan Blue polar memiliki warna putih dan biru dalam pola dan pewarnaan yang
berbeda dengan pola dan bentuk warna menyerupai zebra. Ikan Blue Polar merupakan
ikan yang mudah dipelihara karena mereka adalah ikan yang tahan banting dan mudah
beradaptasi.

Ikan Blue Polar tidak membutuhkan akuarium yang cukup besar. Ikan ini sudah dapat
hidup dengan baik pada akuarium berukuran minimal 30 cm dengan volume sekitar 60
liter. Sepertihalnya ikan chicild lain, ikan blue polar memiliki kebiasaan untuk
menggali pasir, sehingga kita perlu menyediakan pasir yang cukup untuk ikan ini dapat
menggali dengan bebas. Pembuatan tempat sembunyi juga tidak kalah penting sebagai
tempat blue polar bermain dan beristirahat. Kualitas air yang diperlukan oleh ikan blue
polar untuk hidup adalah berkisar antara 22 – 26 ℃ dengan kadar pH antara 6.5 hingga
8.0. Untuk kesadahan, ikan blue polar dapat hidup di dalam rentnag 2 – 25 dGH. Ikan
ini mampu tahan di kondisi air yang cukup buruk. Makanan dari ikan blue polar adalah
bermacam macam. Ikan ini tergolong ikan omnivora makanan yang beragam seperti
pelet serangga hingga cacing cacingan akan membantu mencukupi nutrisi dari ikan blue
polar. Ikan blue polar mampu hidup hingga 5 sampai 10 tahun bergantung terhadap
pola perawatan dari ikan tersebut. Ikan Blue polar mampu tumbuh hingga ukuran
panjang 10 cm. Cara membedakan ikan blue polar adalah ikan blue polar betina
memiliki tubuh yang lebih gemuk dan berisi, sedangkan ikan blue polar jantan memiliki
tubuh yang lebih ramping dan lebar. Pada masa pemijahan, ikan jantan akan telihat
lebih cerah.
Ikan Blue Polar berkembang biak setiap 3 bulan sekali dengan masa pemijahan
berlangsung selama 2 hari. Telur ikan blue polar akan menetas setelah 2 – 3 hari.
Setelah telur ikan blue parot menetas, maka kedua induk akan menjaga anak anaknya.
B. Alat dan Bahan
1) Akuarium yang telah disetting
2) Induk ikan Blue Polar
C. Cara Kerja
1) Pelihara ikan Blue polar yang telah dilakukan pemasangan indukan di dalam
aquascape yang telah kalian susun.
2) Pemberian pakan dilakukan secara harian dengan jumlah sedikit namun
kontinyu.
3) Catat perubahan perilaku setiapharinya di dalam log book harian
4) Buat data peristiwa kejadian harian indukan blue polar di dalam log book dan
dimasukan kedalam laporan

Anda mungkin juga menyukai