Oleh
YULIA PURNAMA SARI
NIM A1D114003
Diajukan Oleh:
YULIA PURNAMA SARI
NIM A1D114003
ABSTRAK
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pendekatan RME memiliki
peran dalam meningkatkan pemahaman konsep Matematika di kelas V C SDN
No. 80/I Muara Bulian.
1 PENDAHULUAN
Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola
pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu
hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika,
para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman
tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek
(abstraksi).
Sesuai dengan salah satu tujuan matematika pada pendidikan adalah agar
siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika. Pemahaman konsep
sangat penting, karena dengan penguasaan konsep akan memudahkan siswa
dalam mempelajari matematika. Menurut Bloom (Susanto, 2013:6) “pemahaman
konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi
pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang
mudah dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi
konsep yang sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Untuk mencapai tujuan pendidikan matematika yang merupakan ilmu
abstrak, dan agar siswa dapat memahami konsep matematika, seorang guru
dituntut memiliki keterampilan dan kemampuan untuk berkreasi. Hal tersebut
bertujuan untuk mengemas pembelajaran matematika menjadi lebih menarik,
konkret, dan sesuai dengan tahap perkembangan berpikir anak dengan
menghadirkan benda atau contoh-contoh nyata yang ada disekeliling siswa,
siswa akan lebih paham tentang materi pembelajaran yang disampaikan oleh
guru sehingga setiap pembelajaran bermakna bagi siswa. Pembelajaran
matematika pada siswa Sekolah Dasar tidak lagi mengutamakan pencapaian
materi, tetapi lebih mengutamakan pada bagaimana siswa dapat mengolah
informasi dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar ideal matematika yang harus dicapai oleh masing-
masing siswa.
Anggapan siswa yang memandang atau berfikir bahwa matematika hanya
penuh dengan rumus dan abstrak karena dengan bentuk pengajaran yang
diberikan guru di sekolah tidak menampakkan bentuk-bentuk aplikasi
matematika dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan banyak siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika sehingga pemahaman
konsep siswa terhadap matematika menjadi rendah.
2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoretik
2.1.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
2.1.1.1 Pengertian Matematika
Istilah matematika memiliki beberapa pengertian bergantung pada cara
pandang orang yang melaksanakannya. Syafri (2016:8) mengemukakan bahwa
“kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematika, awalnya diambil dari
bahasa Yunani mathematike yang artinya mempelajari. Mathematika berasal dari
kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu”. Berdasarkan asal kata
tersebut, matematika berarti ilmu pengetahuan yang di dapat dengan cara belajar
(berpikir).
Matematika merupakan kumpulan ide-ide yang bersifat abstrak dengan
struktur-struktur deduktif, mempunyai peran yang penting dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut BSNP (2006:147) “matematika
merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya. Dari
penjelasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa dalam belajar
matematika tidak cukup menghafal, tetapi siswa juga harus memahami konsep-
konsepnya. Dalam mempelajari konsep-konsep matematika harus berurutan,
yaitu dari konsep dasar kemudian ke konsep yang lebih tinggi agar siswa mudah
belajar.
Dari ketiga hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan, terdapat
kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu penggunaan
pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematika, akan tetapi dari ketiga penelitian tersebut tidak
ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan diteliti. Untuk hasil
penelitian yang pertama yang dilakukan Bactharudin, memiliki perbedaan dengan
penelitian yang hendak dilakukan yaitu mengenai objek siswa dan materi yang
akan dikenakan perlakuan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).
Penelitian yang akan peneliti teliti yaitu pada kelas V C SDN No. 80/I Muara
Bulian.
Untuk hasil penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Dewinta, memiliki
perbedaan dengan penelitian yang hendak dilakukan yaitu mengenai objek siswa
dan materi yang akan dikenakan perlakuan pendekatan Realistic Mathematics
Education (RME). Penelitian yang akan peneliti teliti yaitu pada kelas V C SDN
No. 80/I Muara Bulian.
Untuk hasil penelitian yang ketiga yang dilakukan oleh Puri, dkk, memiliki
perbedaan dengan penelitian yang hendak dilakukan yaitu mengenai materi
pelajaran dan tempat penelitian yaitu di kelas V C SDN No. 80/I Muara Bulian.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V C SD Negeri 80/I Muara Bulian
yang berjumlah 23 orang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 10 orang
siswa laki-laki. Alasan pemilihan kelas V C dikarenakan peneliti menemukan
permasalahan dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan
hasil observasi awal kelas V C ditemukan bahwa masalah rendahnya
pemahaman konsep matematika berupa pemahaman konsep matematika siswa
rendah yang ditunjukkan dari proses pembelajaran dan hasil pretest yang peneliti
lakukan di kelas V C SD Negeri 80/I Muara Bulian.
2 Implementasi Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan adalah
merealisasikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di
persiapkan sebelumnya dalam tindakan nyata. Pada tahap pelaksanaan tindakan
kelas ini guru memberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan Realistic
Mathematics Education (RME). Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti
mengajar siswa dengan menggunakan RPP yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan
tindakan ini, peneliti dibantu oleh satu rekan guru sejawat atau mitra peneliti.
Tugas rekan guru sejawat atau mitra peneliti adalah membantu mengamati
aktivitas peneliti dalam menerapkan dan mengamati partisipasi siswa serta
mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan merupakan RPP kurikulum
satuan pendidikan (KTSP).
3. Observasi
Pada tahap observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang berupa
perubahan kinerja proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan
RME dan observasi untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa.
Kegiatan Observasi ini terdiri dari observasi aktivitas guru, observasi aktivitas
siswa. Aspek yang di observasi dari guru adalah terkait dengan keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan RME. Aspek yang di
observasi dari siswa adalah terkait dengan kegiatan pembelajaran siswa
menggunakan pendekatan RME dalam setiap langkah-langkah pembelajaran dan
observasi untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi
Perbandingan nilai evaluasi atau hasil tes siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut:
diamati
Nilai 10 20 40
Terendah
90
80
70
60
50 Nilai Tertinggi
40
Nilai Terendah
30
20 Rata-rata
10
0
Nilai Nilai Siklus Nilai Siklus
Pretest I II
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Nilai Evaluasi Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa, antara nilai siswa pada saat
Pretest, siklus I dan siklus II . Nilai rata-rata kelas pada saat pretest yaitu sebesar
44,7, sedangkan pada siklus I yaitu sebesar 57,39 dan pada saat siklus II sudah
mengalami peningkatan yaitu meningkat 12,82, sehingga pada siklus II menjadi
70,21. Hasil penelitian pada siklus II sudah memenuhi kriteria keberhasilan
penelitian yaitu nilai rata-rata kelas minimal 65. Selain itu, tindakan yang
dilakukan dalam proses pembelajarannya sudah terlihat adanya perbaikan.
Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus kedua sebesar 82,60%, hal ini
menunjukkan bahwa siklus II sudah memenuhi target yang hendak dicapai dengan
target ketuntasan klasikal sebesar 75%. Sehingga tidak dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
b. Perbandingan Observasi Pemahaman Konsep Matematika antara Siklus I
dan Siklus II
Perbandingan hasil observasi kemampuan pemahaman konsep matematika
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
250
200
150
100
Jumlah Skor
50
Persentase
0
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Pada pra siklus hasil
pengamatan mengenai pemahaman konsep yaitu sebesar 29.89% dan mengalamai
peningkatan pada siklus I, pada siklus I hasil pengamatan mengenai pemahaman
konsep Matematika yaitu sebesar 46,81%, pada pertemuan I sebesar 33,33% dan
mengalami peningkatan pada pertemuan II yaitu sebesar 26,96% sehingga
menjadi 60,29% dengan hasil tes tertulis dengan ketuntasan klasikal 65,21%. Pada
siklus II hasil pengamatan mengenai pemahaman konsep Matematika yaitu
sebesar 72,28%, Pada pertemuan I sebesar 64,49% dan mengalami peningkatan
pada pertemuan II yaitu sebesar 15,58% sehingga menjadi 80,07% dengan hasil
tes tertulis dengan ketuntasan klasikal 82,60%. Di setiap pertemuan antara siklus I
dan siklus II mengalami peningkatan. Sehingga pemahaman konsep matematika
siswa pada materi perkalian pada pecahan ini meningkat.
5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan implikasi
sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti Lain
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran sebagai
berikut:
1. Dalam menggunakan pendekatan RME, sebaiknya guru terlebih dahulu
memperhatikan materi yang akan disampaikan dan seorang guru harus
melihat karakteristik dari masing-masing siswa.
2. Dalam menyelesaikan masalah sebaiknya guru memberikan kebebasan
kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka, berdasarkan hal
tersebut siswa tidak akan berpatokan pada satu pemecahan masalah sehingga
siswa mampu membangun pemahaman konsep Matematika tersebut secara
mandiri.
DAFTAR RUJUKAN