Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rushel Bintang Ashaffi

NIM : 2021150029

UTS Research Methods (Synthesis)

Pada tulisan ini akan tersajikan sintesa dari lima artikel yang ditulis oleh Adudu &
Husain (2014), Kusumawati (2021), Pradani & Rizal (2020), Shiddiq & Thohir (2020), serta
Sipahutar & Arianto (2019), dengan merujuk pada telaah semiotika sebagai rencana
penelitian yang akan dilakukan penulis yang berjudul “Penyelidikan Puisi Pilihan Nyanyian
Dalam Kelam karya Sutikno W.S. menggunakan pendekatan Semiotika Michael Riffaterre”.
Oleh sebab itu, langkah pertama yang dilakukan penulis ialah membahas hasil sintesa,
kemudian rencana penelitian penulis, serta ketersalingkaitan antara keduanya.

Adalah kelima artikel diatas membahas tentang analisis sebuah puisi melalui
pendekatan semiotika Michael Riffaterre, hanya saja data yang digunakan berbeda satu sama
lain. Adudu & Husain (2014), Pradani & Rizal (2020), serta Sipatuhar & Arianto (2019)
menggunakan metode penelitian yang sama yakni deskriptif kualitatif namun berbeda pada
data penelitian. Bilamana Husain & Adudu (2014) menganalisis puisi karya William Blake,
sementara Pradani & Rizal (2020) menganalisis karya puisi William Shakespeare, dan
sedangkan objek penelitian Sipatuhar & Arianto (2019) adalah karya puisi Walt Whitman.
Sedikit berbeda dengan ketiga artikel sebelumnya yang menggunakan deskriptif kualitatif
sebagai metode analisis penelitiannya, Shiddiq & Thohir (2020) hanya dengan metode
deskriptif sebagai analisisnya pada puisi Aku Melihatmu karya K.H. Mustofa Bisri.
Sementara artikel yang ditulis oleh Kusumawati (2021), menjadikan semiotika Michael
Riffaterre sebagai metode analisis penelitiannya pada puisi Engkau karya Muhammad Zuhri.

Bahwasannya artikel-artikel tersebut mengacu pada analisis puisi dengan


menggunakan pendekatan semiotika Michael Riffaterre sebagai fokus utamanya. Acuannya
adalah buku yang ditulis oleh Michael Riffaterre (1978) yang berjudul Semiotics of Poetry.
Menurut Riffaterre (1978: 1), puisi selalu ditransformasikan oleh gagasan estetis, dan selera
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, satu hal yang tetap adalah bahwa
puisi menyampaikan pesan secara tidak langsung. Puisi mengungkapkan satu makna seraya
menyiratkan yang lain. Dalam hal itu, Riffaterre (1978) memberikan perihal apa saja yang
perlu diperhatikan dalam menganalisis puisi untuk menyingkap makna yang terkandung di
dalamnnya. Adalah pembacaan heuristik, hermeneutik, ketidaklangsungan ekspresi, matriks,
model dan varian, serta hipogram. Mudahnya, pembacaan heuristik terdapat pada tingkatan
pertama semiotik sebagai langkah dalam dalam memaknai puisi yang mana dalam tahapan ini
ditemukan arti secara tekstual dari sebuah puisi. Lalu, pembacaan hermeneutik ialah lnagkah
pemaknaan pada puisi tingkat kedua dengan melakukan pembacaan ulang sehingga tanda-
tanda yang terdapat pada pembacaan heuristik ditemukan makna yang sesungguhnya.
Selanjutnya pada ketidaklangsungan ekspresi. Ini dikarenakan puisi memiliki bahasanya
sendiri. Dalam arti, puisi mengatakan satu hal dengan maksud hal lain. Ketidaklangsungan
ekspresi dalam puisi terjadi sebab terdapat apa yang disebut dengan pergeseran makna
(displacing), penghancuran makna (distorsing), serta penciptaan makna (creating).
Berikutnya adalah pencarian matriks, model, dan varian, dimana matriks sifatnya hipotesis
yang selalu diaktualisasikan dalam varian-varian. Sederhananya, bahwa puisi merupakan
buah kembang dari matriks ke model dan diubah menjadi varian. Terakhir yakni hipogram.
Singkatnya, hipogram adalah hubungan antar karya sastra. Dalam hal ini, Riffaterre
menyatakan bahwa suatu karya sastra akan menjadi bermakna bila dielaborasikan dengan
karya sastra yang lain.

Terkait dengan semiotika Michael Riffaterre, Adudu & Husain (2014) sepakat dengan
apa yang dijabarkan oleh Riffaterre, bahwasannya bahasa dalam puisi padat sekaligus
menggunakan diksi yang tidak dapat dikomparasikan dengan pendekatan semiotik lainnya,
sebab langkah-langkah dalam dalam proses analisisnya meliputi pembacaan ekspresi
heuristik, yang tidak langsung meliputi perpindahan makna, distorsi makna, penciptaan
makna, dan pembacaan hermeneutika yang dilakukan guna memperoleh makna dari
keseluruhan puisi, sehingga makna yang diharapkan oleh peneliti dan pembaca dapat
tersingkap. Begitupun Kusumawati (2021) yang sepakat dengan Riffaterre (dikutip dalam
Kusumawati, 2021) bahwa semiotika ditujukan untuk menjadi “suatu deskripsi yang koheren
dan relatif sederhana mengenai struktur dan makna dalam puisi”, dikarenakan puisi
bertendensi dipahami sebagai sistem makna yang dinamakan struktural sehingga ia disebut
pendekatan semiotik. Senada dengan itu, Shiddiq & Thohir (2020) berasumsi bahwa kajian
semiotik dapat mengungkapkan makna puisi secara objektif, melalui tanda-tanda yang
dimunculkan dalam puisi dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik kemudian
menentukan matriks, model dan varian puisi. Oleh Pradani & Rizal (2020), pun mereka
setuju dengan kerangka berpikir Riffaterre (1981) bahwasannya puisi ialah rangkaian kata
yang memiliki emosi ekspresif dalam bentuk sastra sehingga tafsir puisi dapat saling
berkontradiksi karena puisi pada hakikatnya merupakan karya sastra imajinatif yang dapat
dimaknai secara berbeda. Yang terakhir, Sipahutar & Arianto (2019), menanggapi teori
semiotika yang dikemukakan oleh Riffaterre. Yakni semiotika Riffaterre dalam kaitannya
dengan karya sastra adalah pemahaman makna karya sastra itu sendiri melalui tanda. Jelas
bahwasannya bahasa adalah sistem tanda dan bahasa itu sendiri adalah media sastra.

Usulan penelitian penulis yang diberi judul “Penyelidikan Puisi Pilihan Nyanyian
Dalam Kelam karya Sutikno W.S. menggunakan pendekatan Semiotika Michael Riffaterre”
bertujuan untuk menjelaskan, menganalisis, sekaligus hendak menyingkap kebermaknaan
dari puisi pilihan Nyanyian Dalam Kelam karya Sutikno W.S. yang mana puisi-puisi itu
diciptakan saat pengasingan yang dialami Sutikno W.S. semasa hidupnya. Penelitian ini
adalah sebuah analisis semiotika. Maka dari itu, objek fisik dalam penelitian ini adalah
sebuah buku kumpulan puisi karya Sutikno W.S. yang berjudul Nyanyian Dalam Kelam.
Mengenai hal ini, metode penelitian yang dilakukan adalah pendekatan semiotika Riffaterre
itu sendiri sekaligus pembacaan dekat dan kajian pustaka. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjelaskan serta menyingkap kebermaknaan yang terkandung dalam puisi pilihan
karya Sutikno W.S. tersebut.

Penelitian yang hendak penulis lakukan sekurang-kurangnya akan serupa dengan


artikel acuan yang telah disintesiskan diatas yakni terkait dengan analisis semiotika Riffaterre
pada karya sastra puisi. Riffaterre (1978) memberikan perihal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis puisi untuk menyingkap makna yang terkandung di
dalamnnya. Adalah pembacaan heuristik, hermeneutik, ketidaklangsungan ekspresi, matriks,
model dan varian, serta hipogram. Pendekatan semiotik Riffaterre ialah pendekatan yang
digunakan untuk menganalisis puisi untuk mendapatkan makna puisi secara keseluruhan. Hal
ini senada dengan Ratih (2016: 5) yang mengatakan Riffaterre menggunakan makna khusus
yaitu memberikan makna sastra sebagai sistem tanda. Oleh sebab itu, pendekatan semiotik
Riffaterre digunakan untuk analisis puisi pilihan dalam buku karya Sutikno W.S. dan
mengarah pada pemaknaan sekaligus penyingkapan karya sastra puisi.

Referensi

Adudu, H.H. & Husain, D. (2014). Semiotics Analysis in William Blake Poems. BRITISH,
Jurnal Bahasa dan Sastra Inggris Volume 01 No. 01.
Kusumawati, A.A. (2021). Analisis Semiotik Puisi Engkau karya Muhammad Zuhri.
Widyaparwa, Vol. 49, No. 2. https://doi.org/10.26499/wdprw.v49i2.426

Pradani, P.I.S. & Rizal, S.S. (2020). Michael Riffaterre‟s Semiotics on William
Shakespeare‟s

A Madrigal (A Semiotic Analysis on Poetry). Culturalistics: Journal of Cultural, Literary, and


Linguistic Studies, [4] (1), [2020], [41-64].
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/culturalistics

Ratih, R. (2016). Teori dan Aplikasi Semiotik Michael Riffatere. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Riffaterre, M. (1978). Semiotics of Poetry. Bloomington & London: Indiana University Press.

Anda mungkin juga menyukai