Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nursiti

NIM : 043441123
Mata Kuliah : Organisasi
Program Studi : Manajemen
Tugas 2 Organisasi
1. Analisislah bagaimana kondisi birokrasi pada setiap periode pertumbuhan organisasi
1. Pertumbuhan melalui kreativitas
Pada tahap ini birokrasi mengalami krisis kepemimpinan dikarenakan membesarnya
ukuran organisasi dan pemimpinnya masih belum siap dan belum matang dikarenakan
biasanya dia berasal dari wiraswasta.
2. Pertumbuhan melalui pengarahan
Titik rawan pada tahap ini disebut krisis otonomi karena bawahan mulai merasa dibatasi
geraknya karna adanya kepemimpinan yang kuat serta makin terasanya birokrasi dalam
organisasi.dan akan banyaknya pimpinan bawah yang mulai merasa berkuasa dibagian
masing-masing. Krisis otonomi terjadi jika pimpinan organisasi,yang merasa kuat karena
keberhasilannya melampaui krisis kepemimpinan sebelumnya tidak bersedia
mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pimpinan yang lebih rendah.
3. Pertumbuhan melalui pendelegasian.
Titik rawan pada tahap ini disebut krisis pengawasan.Kondisi ini terjadi karena pimpinan
tingkat bawah dan menengah telah mendapatkan otonomi yang besar yang berakibat
bahwa organisasi berkembang kesegala arah tanpa kendali.disini pimpinan organisasi
perlu mengarahkan kembali organisasi ke satu arah tertentu agar mendapatkan satu
kesatuan. Koordinasi untuk menuju satu arah tersebut dilaksanakan dengan
menggunakan teknik-teknik pengawasan agar semua berkembang tanpa menyalahi arah
yang dikehendaki.
4. Perumbuhan melalui koordinasi
Titik rawan pada tahapan ini adalah krisis birokrasi,terjadi karena program organisasi
seringkali membatasi gerak para pimpinan menengah.Organisasi menjadi terlalu besar
sehingga menjadi Birokratis.Hambatan ini akhirnya menyebabkan pimpinan menengah
menjadi kurang inovatif.Organisasi menjadi kaku,tampak terlalu besar untuk dikelola
dengan baik hanya melalui aturan maupun program formal.
5. Pertumbuhan melalui kerja sama/kolaborasi
Tahapan perkembangan yang paling akhir ini sering kali memerlukan waktu yang lama
untuk bisa tercapai.Perkembangan organisasi akan mengikuti urutan tahapan yang telah
dijelaskan dalam penjelasan mengenai hubungan ukuran dengan dimensi-dimensi
birokrasi.dan selama pertumbuhan tersebut organisasi menjadi lebih formal dengan
desentralisasi yang lebih tinggi dan titik krisis pada tahapan ini belum diketahui
bentuknya.

2. Analisislah diferensiasi apakah yang ditunjukkan oleh perusahaan “Sukses Jaya”? sertakan juga
penjelasannya!
Perusahaan “Sukses Jaya” menggunakan sistem diferensiasi horizontal karena setiap
karyawan memiliki tugas dan keterampilannya masing – masing.
Diferensiasi Horizontal: Diferensiasi horizontal merujuk pada tingkat diferensiasi antar
unit berdasarkan orientasi pada anggotanya, sifat dari tugas yang di laksanakan, dan tingkat
pendidikan serta pelatihannya. Dapat dikatakan bahwa semakin banyak jenis pekerjaaan yang
ada dalam organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan yang istimewa,
semakin kompleks pula organisasi tersebut. Orientasi yang berbeda akan lebih menyulitkan
pada anggota organisasi untuk berkomunikasi dan menyulitkan manajemen untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dalam organisasi. Bukti paling nyata pada organisasi yang
menekankan pada diferensiasi horizontal adalah spesialisasi dan departemenisasi.

3. Pimpinan pada suatu perusahaan memiliki anggapan bahwa karyawannya tidak memiliki
motivasi kerja yang baik, sehingga perlu dituntut bekerja dengan target-target tertentu.
Karyawan selalu dimonitor agar tidak lalai. Pimpinan membuat peraturan-peraturan dan sanksi
bagi karyawan yang tidak mengerjakan tugasnya. Pemimpin juga percaya bahwa karyawannya
tidak memiliki kontribusi bagi perusahaan dan selalu harus diberikan instruksi.
a. Berdasarkan kasus diatas, analisislah pemimpin tersebut termasuk dalam teori Douglas Mc
Gregor yang mana? Jelaskan juga jenis asumsi yang dianutnya!
Dari kasus diatas pimpinan tersebut termasuk dalam teori X.
Teori X memiliki pengertian sebagai begikut :
Pemimpin yang termasuk dalam kategori X cenderung melihat pegawainya dari sisi yang
pesimistis. Mereka cenderung berasumsi bahwa pegawainya kurang termotivasi dan tidak
suka kerja. Sehingga, pemimpin dengan kategori X cenderung selalu memberi perintah,
memberi hadiah dan juga hukuman pada pegawainya. Ini untuk memastikan pegawai
menyelesain tugas mereka. Bekerja di organisasi dengan pemimpin kategori X bisa terasa
repetitif. Pegawainya akan termotivasi dengan pendekatan adanya hadiah atau
penghargaan. Performa pegawai akan dipuji ataupun tidak berdasarkan hasil akhir. Misalnya
hasil produk atau angka penjualan. Pegawai cenderung dituntut untuk selalu memenuhi
target. Menurut Douglas McGregor, organisasi dengan pemimpin kategori X cenderung
memiliki tingkat kepemimpinan yang berlapis. Mulai dari manager hingga supervisor.
Mereka bertugas untuk mengamati dan memerintah pegawai. Otoritas sangat jarang
didelegasikan dan kontrol tetap ada di pemimpin.
Organisasi yang memiliki pegawai dengan jumlah yang sangat banyak dan deadline yang
super ketat tidak dapat menghindari cara kepemimpinan ini.
Ciri - ciri dari kepemimpinan teori ini adalah sebagai berikut :
a. Selalu menganggap pegawainya tidak menyukai pekerjaan mereka
b. Berasumsi bahwa pegawai hanya bekerja untuk mendapat gaji tiap bulannya
c. Berasumsi pegawai hanya bekerja untuk kenyamanan yang didapat dari pekerjaan.
Bisa berupa asuransi, fasilitas kantor, dan lain-lain
d. Menganggap para pegawai pada dasarnya malas bekerja
e. Menganggap para pegawai tidak berambisi dan harus selalu diarahkan apa saja yang
harus dilakukan. Bukannya mempercayakan tugas kepada masing-masing pegawai
f. Menganggap pegawai tidak kreatif dalam menyelesaikan masalah organisasi
g. Cenderung hanya peduli pada diri mereka sendiri, bukan pada organisasi ataupun
gol organisasi. Sehingga pemimpin kategori X cenderung selalu mengontrol,
memerintah, bahkan mengancam pegawai dengan hukuman. Hal ini dilakukan
hanya agar pegawai bekerja dengan benar
h. Tidak menyukai perubahan dan sebisa mungkin menghindari perubahan terjadi.
b. Analisislah bagaimana derajat formalisasi pada pimpinan yang menyetujui Teori Y dan
bagaimana derajat formalisasi pada pimpinan yang menyetujui teori X! Berikan
penjelasannya
Bagi atasan yang menyetujui teori Y dimana bawahan dianggap orang yang bertanggung
jawab mampu mengambil keputusan yang baik dan memiliki kemampuan untuk
mengendalikan diri maka derajat formalisasi cenderung lebih rendah.Tetapi apabila
karyawan dianggap tidak mampu mengambil keputusan yang baik maka besar kemungkinan
atasan akan menggunakan banyak peraturan yang untuk mengatur perilaku bawahan,dan
sebagai akibatnya derajat formalisasi menjadi tinggi.
Dengan demikian,dapat ditarik kesimpulan bahwa anggapan atasan tentang sifat
bawahannya akan sangat berpengaruh terhadap derajat formalisasi yang akan dijalankannya
dalam pengaturan bawahannya.

Anda mungkin juga menyukai