Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

OPERATION AND SUPPLY CHAIN


MANAGEMENT
NAMA : GUN GUN SUPRIATNO
NPM : 51422220089
KELAS : A – REGULER
PROGRAM : S2 – MANAJEMEN

PERTANYAAN :
Menjelaskan dari “10 Critical Decisions”
1. Service, product design

2. Quality management

3. Process, Capacity design

4. Location

5. Layout design

6. Human resousce, job design

7. Supply-chain management

8. Inventory management

9. Scheduling

10. Maintenance.

JAWABAN :
Studi Kasus : PT Nestlé Indonesia
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta
produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. “Good Food, Good Life” merupakan slogan Nestlé
yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan
umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan
menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
PT Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terkemuka memberikan perhatian
yang sangat serius terhadap masalah keamanan pangan dan produk yang dihasilkan. Nestlé sudah
dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak akhir abad ke-19 lewat produk “Tjap Nona” (Cap Nona)
yang sempat dikenal dengan nama “Milk Maid”. Pada tahun 1910 pemasaran produk Nestlé
dilakukan oleh cabang Nestlé di Singapura. Produk-produk Nestlé begitu mendominasi pasaran susu
kental manis di Indonesia sehingga para konsumen mengidentifikasi semua jenis susu sebagai “Tjap
Nona”.
Strategi operasi merupakan rencana suatu organisasi untuk mencapai misi dan tujuannya.
Strategi memanfaatkan peluang dan kekuatan, menetralkan ancaman, serta menghindari kelemahan.
Strategi dibuat untuk mencapai misi perusahaan. Strategi operasi berhubungan dengan
pengembangan dari perencanaan jangka panjang untuk menentukan bagaimana penggunaan yang
baik dari sumber daya. Strategi operasi dan keputusan harus diisi secara kebutuhan dari bisnis dan
harus menambah keunggulan bersaing bagi perusahaan.
Perusahaan mencapai misi mereka melalui tiga cara yaitu diferensiasi, biaya rendah, dan
respon yang cepat. Tiga cara tersebut dapat disebut sebagai konsep strategis. Satu atau kombinasi
dari ketiga konsep strategis tersebut dapat menghasilkan sebuah sistem yang mempunyai kelebihan
yang unik atas pesaingnya. Setiap strategi ini jelas berbeda. Setiap strategi masing – masing
memberikan peluang bagi para manager operasi untuk meraih keunggulan bersaing. Perusahaan
nestle menggunakan strategi diferensiasi produk sehingga setiap produk yang dihasilkan oleh
perusahaan memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing dengan perusahaan pangan
lainnya.

Konsep strategis dapat tercapai ketika manager operasi membuat keputusan efektif dalam
sepuluh wilayah manajemen operasi. Keputusan ini dikenal sebagai keputusan operasi (operations
decisions). Berikut adalah sepuluh keputusan manajemen operasi pada perusahaan Nestlé yang
mendukung misi dan menerapkan strategi perusahaan.

1. Desain Layanan dan Produk: Menghasilkan produk yang sukses di pasaran tidak semudah
mempunyai ide yang dirasa baik dan mengimplementasikannya. Hal ini membuat keputusan
terkait pengembangan produk dan jasa merupakan serangkaian proses yang kompleks.

• Mengembangkan inovasi untuk pemenuhan selera konsumen dan kebutuhan


konsumen
• Memiliki pabrik yang besar dan mengutamakan keamanan pangan, ketaatan
terhadap peraturan, dan komitmen manajemen terhadap keamanan produk yang
dihasilkan
• Produksi disesuaikan dengan tingkat permintaan dari pasar.

2. Manajemen kualitas: Pada dasarnya manajemen kualitas adalah kumpulan metode untuk
memastikan suatu proses atau produk memberikan output sesuai yang dijanjikan.

• Produk dari perusahaan Nestlé tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan
• Menerapkan prinsip zero waste dan zero defect
• Menggunakan bahan baku yang terstandar mutu dan kualitas
• Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas produk.

Pada prakteknya mengimplementasikan sistem manajemen kualitas tidak mudah. Beberapa


sistem manajemen kualitas yang sering digunakan sebagai best practice diantaranya Total
Quality Management (TQM), Continuous Improvement (CI), Six Sigma, Total Productive
Maintenance (TPM), Toyota Production System (TPS), Lean Manufacturing, Theory of
Constraints (TOC), dan ISO 9001.

3. Desain Proses dan Kapasitas: Perencanaan yang baik terkait kapasitas yang dibutuhkan
agar sesuai dengan permintaan adalah bagian dari keputusan dalam manajemen operasional.
Kapasitas dalam hal ini bisa berupa ketersediaan mesin, jumlah pekerja, ataupun area
penyimpanan. Kapasitas yang berlebih berpeluang membuat perusahaan mengalami kerugian
dalam bentuk fixed cost maupun variable cost. Sedangkan kapasitas yang kurang dapat
membuat perusahaan kehilangan peluang untuk memenuhi demand atau opportunity cost.
• Menggunakan strategi Focus Mass Customization sehingga pembuatan produk mampu
memenuhi keinginan pelanggan secara cepat dan menekan biaya produksi
Mengaplikasikan Néstle Nutritional Profiling System untuk memastikan produk
memberikan nilai gizi yang baik untuk konsumen
• Memiliki ribuan macam jenis produk dan unit bisnis
• Menghasilkan produk yang berkualitas dengan dampak rendah ke lingkungan
• Perbaikan kemasan dan desain produk secara berkala.

4. Lokasi: Lokasi adalah keputusan penting saat menentukan metode pergerakan yang paling
efisien dalam produksi. Ini termasuk lokasi sebenarnya dari bisnis dan ruang produksi serta
cara berbagai hal bergerak dalam produksi, langkah demi langkah. Pengambilan keputusan
lokasi memerlukan menemukan ruang yang cukup untuk produksi, manufaktur, dan
distribusi. Lokasi perusahaan harus menyertakan ruang yang cukup untuk setiap proses ini
agar dapat beroperasi dengan mudah, dengan ruang ekstra untuk inventaris dan upaya
pemasaran.

• Lokasi perusahaan yang strategis: dekat dengan sumber bahan baku dari komoditi
terbaik dan terletak dikawasan industri
• Akses perusahaan terjangkau oleh setiap pemangku kepentingan
• Setiap lokasi perusahaan dilengkapi dengan manajemen kontrol sistem yang
terdesentralisasi dengan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masing –
masing unit bisnis sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing –
masing negara.

5. Desain Tata Letak: Desain tata letak dan strategi adalah keputusan yang dibuat untuk
mengoptimalkan semua sumber daya fisik. Ini termasuk menentukan cara paling efektif untuk
mengatur meja, mesin, inventaris, dan menjamin kondisi kerja yang aman bagi karyawan.
Tata letak operasi sangat penting untuk memastikan alur kerja seefisien mungkin.

• Tata letak mendukung otomatisasi produksi yang berfokus pada produk.

6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan: Sumber daya manusia dan desain
pekerjaan berfokus untuk memastikan bahwa semua karyawan perusahaan bahagia dan siap
untuk bekerja. Ini termasuk melakukan evaluasi karyawan secara teratur dan survei kepuasan.
Evaluasi karyawan harus digunakan tidak hanya untuk menilai kinerja, tetapi juga untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

• Mempekerjakan tenaga – tenaga profesional berkualitas


• Selalu berusaha menciptakan loyalitas pekerja
• Bekerja sama dengan petani disekitar lokasi perusahaan untuk membantu meningkatkan
kualitas hidup melalui perbaikan praktik pertanian dan kepedulian terhadap lingkungan
• Menerapkan sistem ERP dan NIKITA (Néstle Intranet Kit Assistant) sehingga terjadi
penyebaran informasi antar bagian di seluruh perusahaan Néstle didunia merata.

7. Manajemen Rantai Pasokan: Keputusan terkait manajemen rantai pasok memerlukan


pemahaman dan kemampuan untuk mengorganisir aktivitas-aktivitas yang dilakukan para
pelaku yang ada di rantai pasok. Supply Chain atau Rantai pasok adalah adalah serangkaian
proses bisnis yang menghubungkan beberapa faktor untuk peningkatan nilai tambah bahan
baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen. Beberapa pertanyaan umum yang
muncul terkait manajemen rantai pasok diantaranya:

• Bagaimana mengorganisir arus barang, informasi, dan uang secara efektif pada
keseluruhan rantai pasok?
• Bagaimana memilih supplier yang tepat?
• Bagaimana merancang kontrak yang win-win bagai rantai pasok?

• Setiap perusahaan Néstle berlokasi didekat sumber komoditas yang terbaik


sehingga pasokan bahan baku dapat terjaga kualitasnya, menekan biaya distribusi,
dan mempunyai hubungan jangka panjang dengan pemasok bahan baku.

Secara tradisional, tujuan supply chain management (SCM) berfokus pada


pemaksimalan kepuasan konsumen, mengurangi biaya operasional, peningkatan pendapatan,
dan profitabilitas bisnis. Seiring dengan perkembangan manajemen rantai pasok, tujuan SCM
juga beradaptasi yaitu menuju penggunaan sumber daya yang lebih efisien (lean supply
chain) dan lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan permintaan ataupun pasokan (agile
supply chain).

8. Manajemen Persediaan: Persediaan seringkali tidak terhindarkan untuk membuat arus barang
menjadi lancar. Persediaan bisa dimiliki dalam bentuk raw material, work-in-progress,
maupun finished product. Seringkali persediaan dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya
ketidakpastian baik dari sisi pasokan, internal, maupun customer. Ada pula persediaan yang
memang disiapkan untuk mengantisipasi adanya suatu event atau prediksi lainnya. Beberapa
pertanyaan umum dalam manajemen persediaan adalah.

• Berapa jumlah stok barang yang harus dimiliki?


• Berapa bahan baku yang harus dipesan?
• Kapan waktu yang tepat memesan kembali?
• Berapa jumlah pesanan yang optimal?
• Produk mana yang seharusnya menjadi prioritas?

• Néstle memproduksi berbagai macam jenis produk dengan jumlah yang tinggi
• Menjaga persediaan barang untuk memastikan permintaan konsumen yang tidak
tetap dan perubahan selera pasar.

9. Penjadwalan: Keputusan penjadwalan berpusat pada bagaimana waktu akan bekerja untuk
seluruh proses produksi dan mereka yang terlibat. Ini termasuk berapa banyak produk yang
dapat dibuat pada waktu tertentu, berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk memenuhi
kuota, dan bagaimana kecepatan produksi dapat dioptimalkan.

• Setiap aktivitas produksi produk selalu terjadwal dan terdapat perencanaan kebutuhan
material atau bahan baku produksi
• Setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan terjadwal dalam jadwal jangka pendek
perusahaan, jadwal jangka menengah dan jadwal jangka panjang.

10. Pemeliharaan: Pemeliharaan diperlukan untuk memastikan bahwa hal-hal terus berjalan
sesuai rencana jauh setelah produksi dimulai. Ini termasuk mengamankan sumber daya sesuai
kebutuhan, melakukan inspeksi mesin dan tempat kerja secara teratur, dan menjaga
keakuratan penghitungan bahan baku dan produk akhir saat digunakan atau
dijual.Pemeliharaan adalah proses yang konstan, sehingga beberapa perusahaan telah
menerapkan seluruh tim pemeliharaan yang tujuan hariannya adalah untuk menjamin bahwa
semua yang dibutuhkan untuk produksi dapat diakses dan siap digunakan setiap saat.

• Karyawan sangat terlatih untuk memenuhi permintaan yang tidak pasti


• Penyesuaian peralatan seperti pembelian mesin tambahan, menjual dan menyewakan
peralatan yang ada
• Perluasan pabrik
• Evaluasi produktivitas mesin dan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai