PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sebagai pencipta, penguasa,
pemelihara alam semesta yang telah menganugrahi kita semua dengan segala nikmat-Nya,
sehingga Proposal ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan
kepada kekasih kita Nabiyullah Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua pada era
globalisasi ini, serta kepada keluarga, sahabat – sahabatNya dan kepada umatnya. Amiin.
Selama penyusunan Proposal ini penulis mendapat bantuan, motivasi, serta arahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis bermaksud mengajukan Proposal dengan judul
LEGONKULON”
Sebagai bahan pertimbangan dan untuk mendapat persetujuan dari ketua Prodi
Fakultas Tarbiyah Jurusan Agama Islam STAI Miftahul Huda Rancasari – Pamanukan –
Subang. Dalam penulisan Skripsi sebagaimana Judul tersebut di atas. Maka Penulis
Penulis,
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Munasir, M.Pd.
NIDN. 2128058501
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Ketua Jurusn Tarbiyah dan penguji seminar
proposal Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Subang menerangkan bahwa proposal
Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa di Mts Darussalam Legonkulon telah diseminarkan pada tanggal 10 Juni 2020 dan
Oleh :
Menyetujui,
Penguji 1 Penguji 2
iii
DAFTAR ISI
D. Hipotesis .....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-lampiran :
1. Analisis Masalah
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hampir semua aspek kehidupan, dimana berbagai permasalahan tersebut hanya dapat
teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia disatu sisi perubahan tersebut juga
telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar
mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus
merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para
pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Sebagaimana tertuang dalam QS. Al-
ُس ِح اللَّه
َ س ُحوا َي ْف ِ ِس ُحوا فِي ال َْم َجال
َ ْس فَاف َّ يل لَ ُك ْم َت َف ِ ِإ
َ آمنُوا ذَا ق
َ ين
ِ َّ
َ يَا َُّأي َها الذ
ِ ِ َّ ِ ِ َّ ِ ِإ
ْم
َ ين ُأوتُوا الْعل
َ آمنُوا م ْن ُك ْم َوالذ َ ش ُزوا َي ْرفَ ِع اللَّهُ الذ
َ ين ُ ْش ُزوا فَان
ُ ْيل ان
َ لَ ُك ْم ۖ َو ذَا ق
ٍ َدرج
ات ۚ َواللَّهُ بِ َما َت ْع َملُو َن َخبِ ٌير ََ
1
Artinya: “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
Ayat di atas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan
yakni yang lebih tinggi dari pada yang sekadar beriman. Tidak disebutnya kata
meninggikan itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang
berperan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor
pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka dengan
pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman kepada dua kelompok
besar. Pertama, sekadar beriman dan beramal saleh. Kedua, beriman dan beramal
saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini menjadi lebih tinggi,
bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan pengajarannya
pada pihak lain, baik secara lisan atau tulisan, maupun dengan keteladanan.
Ilmu yang dimaksud oleh ayat di atas bukan saja ilmu agama, tetapi ilmu apa
pun yang bermanfaat. Dalam QS. Fathir (35): 27-28, Allah menguraikan sekian
banyak makhluk illahi dan fenomena alam, lalu ayat tersebut ditutup dengan
menyatakan bahwa: yang takut dan kagum kepada Allah dari hamba-hamba-Nya
hanyalah ulama. Ini menunjukkan bahwa ilmu dalam pandangan Al-Qur’an bukan
hanya ilmu agama disisi lain, itu juga menunjukkan bahwa ilmu harus menghasilkan
2
khasyyah, yakni rasa takut dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannya mendorong
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu
tidak lagi sesuai. Selain itu menurut teori konstruktivisme, satu prinsip yang paling
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan
ini, dengan memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan atau menerapkan
ide-ide mereka sendiri, dan mengajar peserta didik menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi peserta
didik anak tangga yang membawa peserta didik ke pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan peserta didik sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.
cenderung berpusat pada guru. Hal itu dikarenakan peserta didik tidak belajar untuk
Jarang sekali guru mengelompokkan peserta didik dalam kelompok belajar, sehingga
3
kurang terjadi interaksi antara peserta didik dengan peserta didik atau pun peserta
Maka dari itu perlu adanya pembenahan model atau teknik pembelajaran
untuk mengefektifkan pembelajaran. Salah satu yang dapat digunakan adalah model
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). Hal ini diharapkan peserta didik dapat terlibat
berpikir dan refleksi, mengorganisasi ide-ide, serta mengetes ide tersebut sebelum
peserta didik diminta untuk menulis. Model TTW lebih efektif jika dilakukan dalam
kelompok kecil yang heterogen dengan 3-5 peserta didik, dalam kelompok ini peserta
membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkan melalui tulisan. (Huda. 2014:
218)
mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan
yakni: think (berpikir), talk (berbicara) dan write (menulis). Dengan menerapkan
4
berpikir kritis yang memiliki lima indikator diantaranya adalah keterampilan
menilai yang nantinya peserta didik dapat terlibat penuh dalam proses pembelajaran.
proses terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
berbagi ide dengan temannya, serta menulis hasil pemikirannya tersebut dalam proses
yang dikemukakan. Dimana guru telah menerapkan metode Think Talk Write (TTW)
dalam pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan cara menjelaskan materi yang
Write serta tugas-tugas dan aktivitas siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5
yang akan dicapai, memberikan motivasi agar siswa yang berperan aktif dalam
Pembelajaran Think Talk Write (TTW) tersebut belum baik dalam berkemampuan
berpikir kritis yang ditandai dengan Peserta didik belum bisa menemukan masalah
yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia
ketahui dan tidak diketahui dalam masalah tersebut. Peserta didik tidak aktif dalam
berdiskusi dengan teman dalam kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya dan
kuantitatif untuk mencari tahu permasalahan yang selama ini terjadi. Karena apabila
penelitian ini mengangkat judul tentang “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang dirumuskan adalah
sebagai berikut:
Legonkulon?
C. Tujuan Penelitian
6
Ditinjau dari rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai penelitian ini adalah:
Legonkulon
Legonkulon
D. Kerangka Pemikiran
proses pembelajaran yang tidak lepas dari aktivitas guru dan siswa. Dalam hal ini
membentuk pribadi siswa yang kreatif dan cerdas baik secara intelektual maupun
emosional, oleh karena itu proses pembelajaran tersebut seharusnya dilakukan hanya
satu arah dari guru kepada murid saja tetapi akan lebih baik lagi apabila dilakukan
karena dengan metode tersebut akan mengasah keterampilan siswa dalam aspek
Selain itu metode pembelajaran juga berperan untuk menjadikan siswa aktif
adalah guru (teacher centred) kini berubah menjadi student centred (siswa adalah
pusat pembelajaran) artinya tidak hanya guru yang aktif dalam proses pembelajaran
tetapi siswa juga dituntut aktif dalam proses pembelajaran. Adapun metode
7
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana demikian salah satunya adalah metode
Tahap 1: Think
Siswa membaca teks berupa soal (kalau memungkinkan dimulai dengan soal yang
berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau kontekstual). Pada tahap ini siswa
catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak
Tahap 2: Talk
Siswa diberi kesempaan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap ini
kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya
dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi mereka
Tahap 3: Write
Pada tahap ini, siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan kegiatan tahap
pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan,
diperoleh.
pembelajaran think talk write guru harus menyiapkan terlebih dahulu tahap-tahap
yang harus dilakukan selama metode think talk write berlangsung sebagai titik tolak
8
dalam melaksanakan metode think talk write tersebut sehingga pelaksanaannya dapat
Dengan penerapan metode think talk write yang baik sesuai tujuan maka akan
disampaikan. Sehingga indikator kemampuan berpikir kritis dapat dicapai oleh siswa
1. Mengenal masalah
6. Menganalisis data
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-kualitas tertentu
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan oleh Fisher (2009:7) maka dapat
di rumuskan berpikir kritis siswa adalah proses seseorang dalam memecahkan suatu
masalah, memenuhi hasrat keingin tahuan melalui cara membuktikan yang valid atau
9
sifat penalaran yang sistematis untuk sampai pada kesimpulan atau pengambilan
keputusan.
Untuk lebih jelas penulis menyajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
10
Pengaruh
Huda (2013:218)
11
E. Hipotesis
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
berpikir kritis (Variabel Y) dapat dibuatkan hipotesis sebagai alat untuk menganalisa
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran think talk
1. Jika t hitung lebih besar dari t table, maka tolak Ho artinya signifikan.
2. Jika t hitung lebih kecil dari t table, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
F. Metode Penelitian
12
Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena perlu pembuktian antara
teoritis dengan fakta yang ada dilapangan untuk mencapai hasil penelitian yang
maksimal, dan dapat didesain sejak awal sehingga dapat dijadikan pegangan untuk
Sumber data yang ditentukan yaitu menggunakan data primer dan data
sekunder. Menurut Sudijono (2017: 19) “Data primer adalah data statistik yang
diperoleh atau bersumber dari tangan pertama, data sekunder adalah data statistik
1) Observasi
kompleks, suatu proses yang tersusun berbagai proses biologis dan psikologis,
2) Wawancara
13
Penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, dengan guru, dan
3) Dokumentasi
Penulis menyimpulkan data atau catatan penting dari sumber informasi pada
MTS Darussalam Legonkulon berupa: catatan guru, data siswa, absensi guru,
4) Angket
secara tertulis terhadap responden yakni baik itu bersumber dari guru ataupun
pilihan ganda 5 (lima) option dan tiap option penulis memberi scr sebagai
berikut:
Untuk jawaban:
c=3 = kadang-kadang
14
Teknik analisis data penelitian kuantitatif berbeda dengan kualitatif. Analisis data
korelasi, regresi, uji perbedaan, analisa jalur dan sebagainya, maka analisis data
1) Analisis Parsial
Dalam analisis ini peneliti menghitung variabel X dan variabel Y dari hasil
f
P= × 100 %
N
P = Angka persentase
2) Anaisis Korelasional.
apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. adapun langkah-
(1) Menentukan Range (R) dengan rumus dari Sudijono (2015:52) sebagai
berikut:
R=H─L+1
R = Total Range
1= Bilangan konstan
Akdon (2013:36)
K = 1+ 3,3 Log n
Rentangan (R)
P=
Jumlah kelas (K)
sebagai berikut:
16
Mx=
∑F
N
Keterangan:
SD=i
√∑ fx −(∑ f x )
2 2
SD = Devasi standar
i = Kelas interval
dengan x2
dengan x
N = Number fo Cases
variable Y
17
(8) Menguji normalitas distribusi dengan Chi kuadrat dari ridwan dan
( Oi−Ei2 )
X2 = ∑
Ei
DK = Banyak kelas – 3
(10) Mencari Nilai X2 tabel bertarap signifikan (a) = 0,5 sebagai berikut:
Jika X2 hitung > dari harga kritik X2 tabel, maka tidak berdistribusi
normal Jika harga X2 hitung < dari harga kritik X2 tabel, maka
berdistribusi normal
dta dari Ridwan dan Akdon (2013:136) dengan langkah- langkah sebagai
berikut:
n. ∑ XY- ∑ X.Y
b=
n. ∑ x −¿ ¿
2
18
(b) Menghitung rumus a
a¿
∑ Y −b . ∑ x
n
JKreg(a) = ¿ ¿
Jkreg (bǀa) =b {∑
n
XY-( ∑ X).( ∑ Y)
}
(c) Mencari jumlah kuadrat residu (Jkres) dengan rumus sebagai
berikut:
rumus:
RJKreg[a] = Jkreg[a]
rumus:
19
RJKreg[bIa] = Jkreg[a]
JKres
RJKres =
N −2
RJK
Reg ( bla )
Fhitung =
RJKres
Jke = ∑ ¿ ∑ Y -( ∑ Y ¿2 }
n
rumus:
JKtc
RJKtc ¿
k −2
20
(d) Mencari rata-rata jumlah kuadrat eror (RJKE) dengan rumus;
JKE
RJKE=
N−K
RJKtc
RJKtc
Fhitung ¿
RJK E
dengan rumus:
rxy =N ∑ XY -( ∑ X ¿ ¿ ¿ ¿
21
Keterangan:
N = Naamber Of Cases
Apabila data tidak normal dan tidak linier, maka analisa yang digunakan adalah
1−6 ∑ D
2
P= 2
N (N −1)
Keterangan:
N = Namber Of Cases
22
(1) Interpretasi kasar atau sederhana yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan
(rxy)
dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan dari Ridwan dan Akdon
sebagai berikut:
KP = r2 X 100 %
(a) Menentukan nilai kritis dan daerah kritis dengan derajat kebebaan: n-2
(b) Membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel pada taraf signifikan 5% dan 1%
r √ n-2
t=
√ 1−r 2
Kaidah pengujian
2013:127)
1. Lokasi penelitian
atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur pelaku, tempat, dan
Lokasi yang penulis teliti adalah MTS Darussalam Legonkulon alasannya karena
pembelajaran dengan baik menggunakan metode Think Talk Write (TTW) akan tetapi
masih ada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Think
Talk Write (TTW) tersebut kurang memahami materi yang disampaikan. Selain itu
belum ada yang melakukan penelitian tentang pengaruh metode Think Talk Write
2. Populasi penelitian
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Berdasarkan sumber yang penulis peroleh bahwa yang akan dijadikan populasi
dalam penelitian adalah Guru dan Siswa di MTS Darussalam Legonkulon yang
24
Tabel 1.1
3. Ny. Hidayah, BA P
5. Nono Karsono, S. Pd L
6. Jumali, A. Md L
9. Kholil, S. Pd. I L
25
Table 1.2
Kelas L P Jumlah
VII 15 13 28
VIII 16 12 28
IX 25 19 44
Jumla 56 44 100
a. Sampel Penelitian
Sebagian dari populasi adalah sampel, seperti yang telah dikemukakan oleh
Sugiono (2017: 118) bahwa ”sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
pendapat Ridwan dan Akdon (2013: 253) bahwa: Berkaitan dengan penentuan
sampel sebagai ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10 %-15 % atau 20 %-25 % atau lebih,
(Guru) diambil seluruhnya yaitu 14 orang karena jumlahnya kurang dari 100,
teknik random sampling. Menurut Ridwan akdon (2013 :241) ’’Random Sampling
26
adalah cara pengambilan semple dari anggota populasi dengan menggunakan acak
hal ini peneliti menggunakan teknik proportional cluster random sampling dengan
teknik ini banyaknya anggota dari tiap kelas diambil secara acak sebanding dengan
Untuk lebih jelasnya peneliti akan menyajikan tabel teknik pengambilan sampel
sebagai berikut :
VII 28 3
VIII 28 3
IX 44 5
Jumlah 100 11
27
DAFTAR PUSTAKA
Alwasim.2013. Al-Qur’an tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per Kata, Bekasi:
Gunawan, Adi W,Genius Learning Strate, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006, cet 3
Pelajar, Cet.4
--------. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
28
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SEKOLAH MTS
DARUSSALAM LEGONKULON
ANALISIS MASALAH
Disusun Oleh :
NPM:1617.01.1782
TAHUN AKADEMIK
2020
29
ANALISIS MASALAH
1. ANALISIS MASALAH
mengorganisasi ide-ide, serta mengetes ide tersebut sebelum peserta didik diminta
proses terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti
d. Fakta XY
30
Berdasarkan hasil observasi sementara di MTS DARUSSALAM
yang dikemukakan. Dimana guru telah menerapkan metode Think Talk Write
(TTW) dalam pembelajaran dengan sangat baik yaitu dengan cara menjelaskan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memberikan motivasi agar siswa yang
belum baik dalam berkemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan Peserta
didik belum bisa menemukan masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan
kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak diketahui dalam
masalah tersebut. Peserta didik tidak aktif dalam berdiskusi dengan teman dalam
kelompok membahas isi catatan yang dibuatnya dan tidak bisa menyelesaikan
2. FOCUS PENELITIAN
a. Teori Indikator X:
Teori Indikator Y:
31
Indikator berpikir kritis menurut Alec Fisher (2009:7) diantaranya yaitu:
1. Mengenal masalah
6. Menganalisis data
ambil
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-kualitas tertentu
32
Pengaruh
Huda (2013:218)
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43