Anda di halaman 1dari 3

Bangsa

Pembahasan pada outline project kali ini berfokus pada pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya lokal, utamanya pada bangsa sapi. Indonesia memiliki
berbagai macam bangsa ternak lokal yang memiliki potensi yang belum
dimanfaatkan. Menurut Panjaitan et al (2021) sapi lokal yang ada di Indonesia
utamanya terdapat empat jenis dengan bangsa Bos Sondaicus. Adapun bangsa sapi
tersebut adalah sapi Bali, Sapi Pesisir, Sapi Madura, dan Sapi Aceh.
Salah satu jenis bangsa sapi yang popular dikalangan masyarakat Indonesia
saat ini adalah bangsa sapi Bali. Sari et al (2016) menjelaskan jika sapi Bali adalah
salah satu jenis sapi asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng
liar. Penampilan luar tubuh sapi bali jantan memiliki kulit berwarna hitam pada saat
dewasa dan corak putih pada bagian pangkal ekor dan kaki serta tanduk. Menurut
Saputra et al (2019) sapi bali jantan memiliki panjang tanduk mencapai 20-25 cm
lebih panjang dibandingkan betina. Menurut Pane (1991) bobot badan sapi Bali
jantan dewasa dapat mencapai 373 kg-494 kg lebih berat dibandingkan dengan
betina yang hanya berkisar 224 kg-300 kg. Menurut Damayanti et al (2021)
persentase karkas sapi Bali jantan dapat mencapai diatas 50% dari bobot badannya,
untuk sapi Bali betina memiliki rata-rata persentase karkas sebesar 40% dari bobot
badannya.
Selain sapi Bali salah satu bangsa sapi yang termasuk dalam sumber daya
lokal adalah sapi Aceh. Menurut Novita et al (2018) sapi Aceh memiliki siklus
reproduksi yang paling efektif dan cepat. Sapi Aceh menginjak umur pubertas pada
umur 1-2 tahun dan memilik Service per Conception sebesar 1,5 serta calving
interval selama 12,97 bulan. Menurut Mahmudi et al (2019) sapi Aceh ditetapkan
sebagai sumber daya genetik ternak lokal Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor: 2907/KPTS/OT.140/6/2011. Berdasarkan sejarah bahwa sapi
Aceh merupakan hasil persilangan banteng (Bos javanicus) dan hasil persilangan
Bos indicus melalui program ongolisasi. Menurut Abdullah et al (2006) dilihat dari
karakteristik sapi Aceh yang berpunuk. Sapi Aceh memiliki kelebihan yaitu fertilitas
yang tinggi dan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang baik
(Umartha, 2005).

Berdasarkan dua jenis bangsa sapi lokal pada penjelasan sebelumnya,


menandakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya genetik sapi lokal yang
pontesial. Pemanfaatan sumber daya tersebut akan menuntun Indonesia pada
swasembada daging yang menjadi cita-cita masyarakat Indonesia. Baik dari sisi
produksi dan reproduksi bangsa sapi di Indonesia memiliki kelebihan yang apabila
dipadukan akan menghasilkan bibit-bibit sapi Unggul yang tidak kalah bersaing
dengan bangsa sapi Impor.

Pakan
Pakan merupakan komponen yang paling utama dalam pemeliharaan ternak
sapi potong. Nutrisi yang terkandung dalam pakan dimetabolisme dan dimanfaatkan
oleh ternak agar menghasilkan produksi yang optimal. Indonesia sebagai negara
beriklim tropis memiliki sumber pakan yang melimpah dan beragam dengan nutrisi
yang tidak kalah baiknya dengan sumper pakan dari luar negeri. Outline project kali
ini akan membatasi siklus produksi ternak dari tema dengan pakan yang berasal dari
dalam negeri.
Indonesia sebagai negara beriklim tropis memiliki ciri khas dengan vegetatif
yang beragam. Hal tersebut disebabkan oleh sumber air, cahaya, dan nutrisi dalam
tanah Indonesia yang berlimpah membuat tanaman dapat tumbuh. Hijauan yang
dimanfaatkan sebagai pakan ternak berasal dari jenis graminae, leguminosa,
ataupun limbah pertanian. Menurut Budiari dan Suyasa (2019) pengembangan
hijauan pakan ternak (HPT) spesifik lokasi dan pemanfaatan limbah pertanian
merupakan salah satu pendukung dalam pengembangan sapi potong yang secara
langsung akan membantu memecahkan permasalahan dalam penyediaan pakan.
Umumnya peternak masih sangat ketergantungan pada alam dalam penyediaan
pakan ternaknya ketika musim kemarau peternak hanya memberikan pakan
seadanya tanpa memperhatikan kualitas, kuantitas dan efisiensi pemberiannya.
Hal tersebut yang mendorong pembibitan hijauan pakan atau pengolahan
pakan yang baik pada ternak. Selain perkembangan pembibitan, pengolahan limbah
pertanian semakin pesar perkembangan riset serta beredar dimasyarakat. Limbah
yang memiliki kadar nutrisi yang rendah diolah agar memiliki kandungan nutrien
yang tinggi, sehingga imbasnya pada ternak meningkatkan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, B., Hasan, M., Aliza, D., & Alfarisyi, R. (2021, April). Case Study of Bovine
Papilloma Virus in Aceh Cattle in Lhoknga Aceh Besar. In 2nd International
Conference on Veterinary, Animal, and Environmental Sciences (ICVAES 2020) (pp.
119-125). Atlantis Press.

Sari, D. D. K., Astuti, M. H., & Asi, L. S. (2016). Pengaruh pakan tambahan berupa
ampas tahu dan limbah bioetanol berbahan singkong (Manihot utilissima) terhadap
penampilan sapi Bali (Bos sondaicus). Buletin Peternakan, 40(2), 107-112.

Pane, I. 1991. Produktivitas dan breeding sapi Bali. Pros. Seminar Nasional Sapi
Bali. 2-3 September 1991. Fakultas Peternakan Universitas Hasanudin. Ujung
Pandang.

Saputra, D., Maskur, M., & Rozi, T. (2019). Karakteristik Morfometrik (Ukuran Linier
dan Lingkar Tubuh) Sapi Bali Yang Dipelihara Secara Semi Intensif Di Kabupaten
Sumbawa. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian
Journal Of Animal Science And Technology, 5(2), 67-75

Novita, C., Sari, E., & Rahma, E. (2018). Karakterisasi Penampilan Reproduksi Sapi
Aceh Betina Sebagai Sumber Daya Genetik Ternak Lokal di Kota Subulussalam.
Jurnal Agripet, 18(1), 36-40.

Nindhia, T. S., Damayanti, E. K., & Sampurna, P. (2021). Menduga Berat Karkas
pada Sapi Bali Jantan dan Betina Menggunakan Bobot Hidup. Jurnal Veteriner, 49-
55.

Abdullah, Man RR, Noor H, Martojo DD, Solihin, Hendirawan E. 2006.


Keragaman fenotipik sapi Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam. J. Indon. Trop.
Anim. Agric., 32: 11-21. Anim. Sci., Bogor Agric., Indonesia.

Budiari, N. L. G., & Suyasa, I. N. OPTIMALISASI PEMANFAATAN HIJAUAN PAKAN


TERNAK (HPT) LOKAL MENDUKUNG PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI.
Pastura, 8(2), 118-122.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.


2019. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2018. Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Jakarta

Kusriatmi, R. O., Syaukat, Y., & Said, A. (2014). Analysis of the effects of beef import
restrictions policy on beef self-sufficiency in Indonesia. J. ISSAAS, 20(1), 115-130.

Anda mungkin juga menyukai