Anda di halaman 1dari 2

FORMULIR No.

Dokumen F-PM-PS2-AKA-12/03
PROGRAM MAGISTER FAKULTAS PETERNAKAN Berlaku Mulai 1 November 2018
Edisi 01
LEMBAR JAWAB UJIAN Revisi -
Halaman 1 dari 2

Ujian : UTS / UAS* Semester Gasal TA. 2021/2022 (*Pilih salah satu)
Mata Kuliah : Mikrobiologi Ternak
Kode Mata Kuliah : PTN 6107
Hari, tanggal : Jumat, 8 Oktober 2021
Dosen Penguji : Prof. Dr. Ir. Lies Mira Yusiati, SU., IPU.
Nama Mahasiswa : Ikhwanul Roychan
NIM Mahasiswa : 20/470100/PPT/01142

1. Hubungan yang terjalin antara mikroorganisme yang ada dalam rumen dengan ternak inangnya
adalah hubungan simbiosis mulutalisme. Rumen memiliki utamanya tiga jenis mikroorganisme
yaitu bakteri, protozoa, dan fungi. Ketiga mikroorganisme tersebut saling melengkapi dan
membutuhkan satu sama lain. Protozoa yang berfungsi sebagai predator bagi bakteri memiliki tugas
untuk menjaga keseimbangan populasi bakteri yang ada didalam rumen. Begitupun jamur, berfungsi
untuk memecah ikatan ligno-celulos yang ada pada dinding sel tanaman sehingga mudah untuk
disusupi oleh bakteri. Bakteri memiliki tugas untuk mencerna dan memanfaatkan nutrient dalam
pakan untuk nantinya dirubah menjadi energi dan asam amino agar dapat dimanfaatkan oleh
mikroorganisme dirumen ataupun bagi ternak inang. Ternak inang sangat bergantung pada kinerja
mikroorganisme dalam rumen karena sumber energi yang dibutuhkan sebagian besar berasal dari
hasil pencernaan fermentatif oleh bakteri. Selain energi, asam amino yang dibutuhkan sebanyak 70-
80% berasal dari mikroba yang terbawa oleh arus laju pakan dan masuk kedalam usus ternak atau
dinamanakan dengan protein mikrobia. 15-20% sumber protein didapatkan dari pakan yang tidak
terdegradasi didalam rumen atau by pass, dan 5% protein didapatkan dari protein endogenus seperti
sel rumen yang telah mati. Bentuk asosiasi dapat berjalan dengan maksimal apabila pemberian
substrat pakan dan nutrisi pakan seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan produksi ternak
ruminansia.
2. Sisa protein yang terdegradasi dalam rumen akan mengalami proses sintesis protein mikroba lebih
lanjut. Protein yang masuk dalam rumen akan mengalami degradasi yang melibatkan bakteri dan
protozoa. Proses degradasi protein terjadi dalam dua langkah yang dimulai pada hidrolisis protein
dengan merusak kerangka protein menjadi peptida. Proses hidrolisis tersebut terjadi diluar sel
bakteria, yang selanjutnya peptida tersebut akan ditransportasi kedalam sel bakteri, sehingga peptida
akan mengalami hidrolisis lebih lanjut menjadi asam amino. Asam Amino akan mengalami
hidrolisis dalam sel bakteri dengan hasil akhir adalah ammonia (NH3), VFA, dan CO2. Asam amino
yang tidak dapat ditransportasikan keluar sitoplasma akan disintesis menjadi protein mikrobial
apabila tersedia cukup energi yang berasal dari hasil fermentasi karbohidrat.
Kesesuaian dengan
Kesesuaian dengan Catatan perbaikan Verifikasi dan Validasi
Capaian Pembelajaran
Silabus Mata Kuliah (jika ada) Ketua Departemen
Mata Kuliah (CPMK)
 Sesuai  Sesuai
 Tidak sesuai  Tidak sesuai
Nama Ketua Departemen
3. Sumber protein yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia berasal dari tiga sumber yaitu protein
mikroba, protein pakan, dan endogenus. Setiap pakan yang diberikan kepada ternak akan mengalami
degradasi terlebih dahulu didalam rumen, akan sangat disayangkan apabila pakan yang memiliki
kandungan protein yang baik mengalami degradasi terlebih dahulu dan untuk dapat menyerap
protein mikroba diperlukan proses yang panjang. Tujuan utama dari proteksi pakan adalah untuk
menyediakan protein bagi ternak inang dalam waktu yang relatif singkat dan protein yang utuh
berasal dari pakan. Pakan dapat dilakukan proteksi dengan beberapa teknik seperti pemanasan atau
penggunaan formaldehyde. Proteksi pakan akan mencegah bakteri ataupun jamur untuk melakukan
infeksi pada pakan karena lapisan yang memiliki ikatan yang sukar untuk dipecah. Penggunaan
teknik proteksi pakan perlu mempertimbangkan beberapa aspek. Bakteri yang terdapat didalam
rumen membutuhkan protein juga untuk melangsungkan kegiatan fermentasi secara optimal.
Kekurangan protein akan mengakibatkan keseimbangan populasi bakteri yang tidak optimal hingga
berkurang. Populasi bakteri yang tidak dalam titik optimal akan mengakibatkan proses pencernaan
fermentatif tidak berjalan dengan optimal. Perubahan pakan menjadi energi dan protein mikroba
akan tidak optimal, padahal ternak inang sangat bergantung pada suplai energi dan protein mikroba.
Akibatnya ternak akan mengalami defisit energi dan protein yang dibutuhkan oleh ternak guna
menunjang kegiatan produksi.
4. Aktivitas rumen memiliki kaitan erat dengan produksi yang dihasilkan oleh ternak ruminansia. Hasil
perombakan yang dilakukan oleh mikrobia rumen akan menghasilkan senyawa yang selanjutnya
menjadi prekusor bagi kualitas dan produksi ternak. Aktivitas rumen pula dipengaruhi oleh pakan
yang diberikan. Sebagai contoh, ternak yang diberikan pakan berupa komposisi rumput yang lebih
banyak memiliki produksi susu yang tinggi, kadar lemak susu, dan marbling daging yang tinggi.
Hal tersebut berkaitan dengan bakteri selulolitik akan menghasilkan kadar asetat yang lebih tinggi
dibandingkan propionate dan butirat. Asetat memiliki hubungan dengan proses sintesis asam lemak
pada sel jaringan. Satu mol Asam lemak yang tinggi dalam jaringan ambing ternak, membutuhkan
4-5 mol air, sehingga apabila asam lemak tinggi maka produksi susu akan berbanding lurus. Pakan
yang diberikan berupa karbohidrat non-struktural akan menghasilkan VFA dengan kadar propionate
yang tinggi. Propionat merupakan prekusor yang dibutuhkan dalam proses pembentukan jaringan
otot dalam ternak, sehingga apabila ketersediaan propionate yang tinggi akan menghasilkan ternak
yang memiliki pertambahan bobot badan yang lebih tinggi.

Kesesuaian dengan
Kesesuaian dengan Catatan perbaikan Verifikasi dan Validasi
Capaian Pembelajaran
Silabus Mata Kuliah (jika ada) Ketua Departemen
Mata Kuliah (CPMK)
 Sesuai  Sesuai
 Tidak sesuai  Tidak sesuai
Nama Ketua Departemen

Anda mungkin juga menyukai