Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KINETIKA PERTUMBUHAN MIKROBA


DAN PEMBENTUKAN PRODUK

DISUSUN OLEH:
MIFTAHULYANA : A25121080
RAHUL : A251210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehongga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berajudul “KINETIKA
PERTUMBUHAN MIKROBA DAN PEMBENTUKAN PRODUK” tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan banyak terimakasi kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah kami deangan memenuhi tugas dari mata kuliah Teknologi
fermentasi. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Dalam pembuatan Makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, kami mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini. Akhir kata kami berharap kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan
untuk penyusunan makalah selanjutnya.

Palu, 22 sepetember 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGATAR .............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................................3
BAB 1 ...............................................................................................................................................................4
PEMDAHULUAN ..............................................................................................................................................4
1.1. Latar belakang .............................................................................................................................4
1.2. Rumusan masalah .......................................................................................................................5
1.3. Tujuan ..............................................................................................................................................5
BAB II ...............................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Kinetika Pertumbuhan Mikroba ....................................................................................6
2.2. Jenis mikroba dalam industry fermentasi pangan dan non pangan ...............................................7
2.3.kinetika pertumbuhan dalam industry permentasi pangan dan non pangan ......................................9
2.4. Membandingkan Produk Mikroba Dalam Industry ...........................................................................10
BAB III ............................................................................................................................................................12
PENUTUP ...................................................................................................................................................12
3.1.Kesimpulan......................................................................................................................................12
3.2. Saran ..............................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................13
BAB 1

PEMDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kinetika pertumbuhan mikroorganisme ini adalah serangkaian reaksi kimia yang
mengontrol sintesis komposisi biomasa yang diperoleh pada akhir kultur secara
keseluruhan sesuai dengan prinsip kekekalan massa. Mempelajari kinetika pertumbuhan
kultur mikroba dapat digunakan untuk memperkirakan efektivitas biaya produksi dalam
skala besar. Pentingnya mengetahui kinetika permentasi terbukti dalam beberapa hasil
penelitian. Misalnya dalam kinetika pertumbuhan dari ragi saccharomyces cerevisiae
dalam produksi anggur apel.
Kultur mikroba bisa dipakai untuk menanggap efisiensi proto produksi dalam skala
besar. Pentingnya mengetahui kinetika fermentasi tampak dalam beberapa output
penelitian contohnya dalam kinetika pertumbuhan saccharomecis cerevisiae khamir
dalam produksi anggur apel. Kurva pertumbuhan sel mikroba umumnya mengikuti model
pertumbuhan tertentu dalam bentuk kurva pertumbuhan sigmoid (model monod) sel
pada b c d (t).
Kinetika fermentasi menggambarkan pertumbuhan dan pembentuka produk oleh
mikroorganisme. Tidak hanya sel aktif tetapi juga sel istirahat bahkan sel yang mati,
sebanyak produk komersial dibuat setelah penghentian pertumbuhan model
pertumbuhan mikroba dapat terbagi dalam 2 jenis, model terstruktur dan model tidak
terstruktur. Model tidak terstruktur adalah model sangat sederhana; yaitu:
menggunakan massa sel serangam tanpa memperhitungkan perilaku dinamis internal, di
mana laju reaksi ghanya tergantung pada fase cair dalam system. Jika kondisi penampang
pesawat dipertimbangkan, diklasifikasikan sebagai model terstruktur.
Kinetika pertumbuhan mikroba dipakai untuk mendeskripsikan sifat sifat
pertumbuhan mikroorganisme. Sifat pertumbuhan mikroorganisme bisa digambarkan
pada bentuk kurva pertumbuhan popolasi mikroba yang ditumbuhkan pada batch cultur
atau continuous cultur. Mikroba dalam system tertutup mengalami mengalami 4 fase
pertumbuhan, yang secara berurutan meliputi fase pertumbuhan latensi, fase eksponsial,
fase diam dan fase kematian. Pertumbuhan mikroba dalam system tertutup
menyebabkan fase eksponesial mikroba sangat terbatas.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan makalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu kinetika pertumbuhan mikroorganisme
2. Bagaimana jenis mikroba dalam industri fermentasi pangan dan non pangan
3. Bagaimana menganalisis Kinetika pertumbuhan mikroba dalam industry
fermentasi pangan dan non pangan
4. Bagaiman membandingkan produk mikroba dalam industry pada kurun waktu
tertentu

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu kinetika pertumbuhan mikroba
2. Mengetahui jenis mikroba dalam industri fermentasi pangan dan non
pangan
3. Mampu menganalisis kinetika pertumbuhan mikroba dalam industry
fermentasi pangan dan non pangan
4. Mampu membandingkan produk mikroba dalam industry pada kurun
waktu
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kinetika Pertumbuhan Mikroba
Kinetika pertumbuhan mikroorganisme ini adalah bserangkaian reaksi kimia yang
mengontrol sintesis komposisi biomasa yang diperoleh padah akhir kultur secara
keseluruhan sesuai dengan prinsip kekekalan massa. Mempelajari kinetika pertumbuhan
kultur mikroba dapat digunakan untuk memperkirakan efektivitas biaya produksi dalam
skala besar. Sifat pertumbuhan mikroba bisa digambarkan pada batch cultur atau
continuous cultur. Mikroba pada system tertutup mengalami 4 fase pertumbuhan, secara
berurutan mencakup fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan fase kematian.
1. Fase Lag
Adalah Ketika yang diharapkan mikroba buat tumbuh menyesuaikan diri pada
medium baru. Adaptasi mikroba dilakukan buat mensintetis enzim-enzim yang
diharapkan buat pertumbuhan lebih lanjut. Pada fase lag terjadi pertambahan massa
& volume sel mikroba. Panjang atau pendeknya interval fase lag tergantung dalam
jenis inoculum mikroba, medium yang sedikit nutrisi dan syarat pertumbuhan
mikroba waktu dinokulasikan. Terdapat 3 alasan kenapa mikroba Kembali kemasa
fase lag yaitu sebagai berikut:
• Inokulum yang hidup yang digunakan berasal dari budaya rata-rata lama (Ketika
mikroba fase stasioner) ditransfer kekomposisi media yang sama.
• Populasi mikroba yang diinokulasikan dari berdasarkan medium kaya nutrisi
dipindahkan kepada medium yang sedikit mediumnya.
• Populasi mikroban tidak akan mengalami fase lag juka inoculum yang digunakan
berasal dari populasi mikroba yang tumbuh secara eksponesial yang dikultur pada
kondisi rata-rata yang sama.

2. Fase eksponensial
Pada fase eksponensial, populasi mikroba mengalami pembelahan paling tinggi &
kontinum pada saat generasi yang pendek. Waktu generasi mikroba adalah saat yang
diperlukan sel mikroba buat membela sebagai dua sel. Setiap sel mikroba akan
membelah 2x lipat sebagai akibatnya peningkatan jumlah populasi selalu 2n, n
merupakan jumlah generasi. Pertambahan jumlah sel pada populasi diklaim menjadi
pertumbuhan mikroba. Pada fase eksponensial, awalnya sel mikroba membela secara
pelam lalu penambahannya semakin tinggi cepat.
Lalu pertumbuhan rata-rata pada fase eksponensial sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan (seperti nutrisi, kondisi inkubasi), serta karakteristik genetic suatu
mikroba. Secara umum, prokariota tumbuh secara cepat dari pada eukariota, dan
eukariota kecil tumbuh lebih cepat dari pada yang lebih tua, ini karena sel kecil
memiliki kemampuan lebih besar untuk menyerap nutrisi dan menghilangkan sisa
metabolism dari pada sel besar. Kondisi ini mempercepat proses metabolisme yang
akan mepengaruhi laju pertumbuhan mikroba. Pertumbuhan prikariota ( bakteri )
yang lebih cepat menghasilkan waktu generasi yang lebih singkat dari pada eukariota.
3. Fase Stasioner
Mikroba mengalami pertumbuhan terbatas dan konstan selama fase diam.
Pada fase diam, pebelahan sel terjadi sangat lambat. Jumlah pembelahan sel dengan
sel mati seimbang. Sehingga jumlah sel relative konstan (0 pertumbuhan).
Pertambahan jumlah sel yang sebanding dengan kematian sel disebut fenomena
pertumbuhan samar. Pada fase ini, sel mikroba tetap aktif pada proses metabolisme
energi dan proses biosintesis lainnya. Pada ntahap ini, banyak metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh mikroba. Fase diam terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

• Nutrisi esensial yang terbatas dalam kultur mulai berkurang


• Untuk organisme aerob, ketersedian O2 dalam medium mulai berkurang
• Jumlah sisa metablisme yang terakumulasi dalam medium kultur menjadi
penghambat pertumbuhan mikroba

4. Fase Kematian
Fase kematian terjadi jika terjadi perubhan lingkungan menjadi tidak
menguntungkan, seperti berkurangnya nutrisi esensial dalam medium dan
meningkatnya akumulasi zat toksis dalam medium. Grafik fase kematian seperti grafik
fase eksponensial yaitu logaritmik ( kematian sel tiap zat adalah konstan ). Sel
mikroba yang mati akan mengalami lisis.

2.2. Jenis mikroba dalam industry fermentasi pangan dan non pangan
➢ Jenis mikroba dalam industry fermentasi pangan

1. Bakteri asam laktat


Dari kelompok ini termasuk bakteri yang menghasilkan sejumlah besar
asam laktat sebagai hasil akhir dari metabolisme gula (karbohidrat). Asam laktat
yang dihasilkan dengan cara tersebut akan menurunkan nilai pH dari lingkungan
pertumbuhannya dan menimbulkan rasa asam. Ini juga menghambat
pertumbuhan dari beberapa jenis mikroorganisme lainnya. Dua kelompok kecil
mikroorganisme dikenal dari kelompok ini yaitu organisme-organisme yang
bersifat homofermentative dan heterofermentative.
Jenis-jenis homofermentatif yang terpenting hanya menghasilkan asam
laktat dari metabolisme gula, sedangkan jenis-jenis heterofermentatif
menghasilkan karbondioksida dan sedikit asam-asam volatil lainnya, alkohol, dan
ester disamping asam laktat. Beberapa jenis yang penting dalam kelompok ini:

1. Streptococcus thermophilus, Streptococcus lactis dan Streptococcus cremoris.


Semuanya ini adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat (coccus) yang
terdapat sebagai rantai dan semuanya mempunyai nilai ekonomis penting
dalam industri susu.
2. Pediococcus cerevisae. Bakteri ini adalah gram positif berbentuk bulat,
khususnya terdapat berpasangan atau berempat (tetrads). Walaupun jenis ini
tercatat sebagai perusak bir dan anggur, bakteri ini berperan penting dalam
fermentasi daging dan sayuran.
3 Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc dextranicum. Bakteri ini adalah
gram positif berbentuk bulat yang terdapat secara berpasangan atau rantai
pendek. Bakteri-bakteri ini berperanan dalam perusakan larutan gula dengan
produksi pertumbuhan dekstran berlendir. Walaupun demikian, bakteri-
bakteri ini merupakan jenis yang penting dalam permulaan fermentasi
sayuran dan juga ditemukan dalam sari buah, anggur, dan bahan pangan
lainnya.
4 Lactobacillus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus bulgaricus,
Lactobacillus plantarum, Lactobacillus delbrueckii. Organisme-organisme ini
adalah bakteri berbentuk batang, gram positif dan sering berbentuk pasangan
dan rantai dari sel-selnya. Jenis ini umumnya lebih tahan terhadap keadaan
asam dari pada jenis-jenis Pediococcus atau Streptococcus dan oleh
karenanya menjadi lebih banyak terdapat pada tahapan terakhir dari
fermentasi tipe asam laktat. Bakteri-bakteri ini penting sekali dalam
fermentasi susu dan sayuran
2. Bakteri Asam Propionat
Jenis-jenis yang termasuk kelompok ini ditemukan dalam golongan
Propionibacterium, berbentuk batang dan merupakan gram positif. Bakteri ini
penting dalam fermentasi bahan pangan karena kamampuannya memfermentasi
karbohidrat dan juga asam laktat dan menghasilkan asam-asam propionat, asetat,
dan karbondioksida. Jenis-jenis ini penting dalam fermentasi keju Swiss.
3. Bakteri Asam asetat
Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif dan ditemukan dalam golongan
Acetobacter sebagai contoh Acetobacter aceti. Metabolismenya lebih bersifat
aerobik (tidak seperti spesies tersebut di atas), tetapi peranannya yang utama
dalam fermentasi bahan pangan adalah kemampuannya dalam mengoksidasi
alkohol dan karbohidrat lainnya menjadi asam asetat dan dipergunakan dalam
pabrik cuka.
4. Khamir
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol
dimana produk utama dari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces
cerevisiae adalah jenis yang utama yang berperan dalam produksi minuman
beralkohol seperti bir dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan
dalam perusahaan roti.
5. Kapang
Kapang jenis-jenis tertentu digunakan dalam persiapan pembuatan
beberapa macam keju dan beberapa fermentasi bahan pangan Asia seperti kecap
dan tempe. Jenis-jenis yang termasuk golongan Aspergillus, Rhizopus, dan
Penicillium sangat penting dalam kegiatan tersebut.

➢ Jenis mikroba dalam industry fermentasi non pangan


1. Bakteri Asam Polilat: Digunakan dalam industry tekstil untuk menghasilkan serat
asetat.
2. Bakteri Asam Laktat: Digunakan dalam produksi asam laktat untk aplikasi dalam
industry farmasi dan kosmetik.
3. Mikroba Penghasil Enzim: Bakteri dan jamur yang menghasilkan enzim digunakan
dalam berbagai aplikasi industry, seperti pembuatan deterjen dan bioethanol.

2.3.kinetika pertumbuhan dalam industry permentasi pangan dan non pangan


➢ Industri Fermentasi Pangan:
a. Produksi Produk Fermentasi (Misalnya, Yogurt):*
1) Pertumbuhan mikroba yang diinginkan, seperti bakteri asam laktat
dalam pembuatan yogurt, harus dikendalikan dengan cermat.
2) Laju pertumbuhan mikroba ini dipengaruhi oleh suhu, pH, dan
komposisi nutrisi dari bahan pangan yang difermentasi.
3) Pemahaman kinetika pertumbuhan membantu produsen untuk
mengoptimalkan kondisi fermentasi, memastikan kualitas produk
yang konsisten, dan menghindari pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan.
b. Produksi Roti
1) Dalam pembuatan roti, ragi adalah mikroba utama yang
bertanggung jawab atas fermentasi.
2) Laju pertumbuhan ragi harus diatur dengan baik untuk mencapai
hasil yang diinginkan dalam produk roti, seperti volume, tekstur,
dan rasa.Faktor-faktor seperti suhu, waktu, dan ketersediaan
nutrisi mempengaruhi kinetika pertumbuhan ragi dalam proses
fermentasi roti.
➢ Industri Fermentasi Non-Pangan:
a. Produksi Antibiotik:
1) Industri farmasi menggunakan mikroba untuk memproduksi
antibiotik.
2) Studi kinetika pertumbuhan mikroba sangat penting dalam
mengoptimalkan produksi antibiotik.
3) Pengendalian laju pertumbuhan mikroba yang menghasilkan
antibiotik tertentu dan pemahaman tentang kondisi yang
mendukung produksi antibiotik adalah tujuan utama dalam
industri ini.
b. Produksi Enzim:
1) Mikroba sering digunakan dalam produksi enzim, yang
digunakan dalam berbagai industri, termasuk deterjen dan
tekstil.
2) Kinetika pertumbuhan mikroba dalam proses produksi enzim
mempengaruhi jumlah dan aktivitas enzim yang dihasilkan.
3) Faktor-faktor seperti suhu, nutrisi, dan kontrol mikroba yang
tepat sangat penting dalam memaksimalkan produksi enzim.
c. Produksi Bahan Kimia:
1) Industri kimia sering menggunakan mikroba dalam produksi
bahan kimia tertentu.
2) Kinetika pertumbuhan mikroba digunakan untuk
mengendalikan produksi bahan kimia yang diinginkan, serta
menghindari pembentukan produk samping yang tidak
diinginkan.
Dalam kedua industri, pemahaman yang mendalam tentang kinetika
pertumbuhan mikroba memainkan peran kunci dalam mengoptimalkan proses
fermentasi, mengontrol kualitas produk, dan meningkatkan efisiensi produksi. Ini
membantu industri untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan biaya yang
efisien dan mengurangi risiko kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan.

2.4. Membandingkan Produk Mikroba Dalam Industry


1. Yoghurt
Ada yoghurt ysng terbuat dari fermentasi susu memanfaatkan bantuan
bakteri Lactobacillus Bulgalicus dan streptococcus thermophillus. Yoghurt
biasanya dikonsumsi sebagai cemilan sehat sehari-hari.
2. Keju
Adalah produk yang dibuat dari susu yang diasamkan dengan menggunakan
bakteri asam laktat seperti Lactobacillus Casei dan Stertococcus Thermopillus.
Dalam pengolahan keju juga dapat menggunakan alternatif bakteri Propioni
Bactericum, Penicillium Requeforti dan Panrcillium camemberti.
3. Mantega
Memanfaatkan Bakteri Streptococcu Lactis yang dibuat dari krim susu.
Biasanya mentega digunakan sebagai olesan roti dan terkadang bahan untuk
menggoreng.
4. Nata decoco
Produk satu ini memiliki tekstur kenyal menyerupai gel dan berwarna putih
transparan. Nata decoco termasuk produk yang terbuat dari air kelapa dengan
memanfaatkan Bakteri Acetobacter xylinum.
5. Asinan
Produk yang memanfaatkan bantuan bakteri berikutnya adalah asinan.
Asinan adalah sayuran atau buah yang diawetkan dengan fermentasi asam.
Bakteri yang digunakan untuk memproduksi asinan adalah Lactobacilus spesies,
Streptococcus spesies, dan Pedicoccus.
6. Terasi
Terasi terbuat dari udang dan ikan yang difermentasi sekaligus bantuan
bakteri. Bakteri yang terlibat dalam pembuatan terasi di antaranya adalah
Bacillus, Micrococcus, Corynebacterium, dan Flavobacterium.
7. Antibiotik
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri dan
jamur). Kedua zat kimia ini dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme lain dalam tubuh. Beberapa bakteri yang digunakan untuk
menghasilkan produk antibiotik di antaranya adalah sebagai berikut.
• Bakteri Streptomyces griseus, dapat menghasilkan antibiotik streptomisin
untuk membunuh bakteri yang kebal dengan antibiotik penisilin dan
sefalosporin.
• Bakteri Bacillus brevis, dapat menghasilkan antibiotik tirosidin
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas yaitu tentang Prinsip dan Faktor yang Mempengaruhi Kinetika
Pertumbuhan Mikroorganisme, dapat disimpukan sebagai berikut:
a. Kinetika pertumbuhan mikroorganisme ini adalah serangkaian reaksi kimia yang
mengontrol sintesis komposisi biomassa yang diperoleh pada akhir kultur secara
keseluruhan sesuai dengan prinsip kekekalan massa.
b. Pertumbuhan Mikroorganisme pada system tertutup yaitu: Fase Lag, Fase
Eksponensial, Fase Stasioner dan Fase Kematian
c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba yaitu suhu, kadar Air
(Pengeringan). Tekanan Osmotik, Buffer, Ion-ion lain, Listrik, Radiasi, Tegangan
Permukaan, Tekanan Hidrostatik dan Getaran.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah tentang Kinetika Pertumbuhan Mikroorganisme ini
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan teliti dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya
dan dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Waluyo, (2010). Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum. UMM.

Widjoseputro, D., (1989). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang

Wijanarka, Soetarto, ES., Dewi, K.& IndriantoA. (2013). Kinetika Pertumbuhan

dan Produksi Inulinase Fusan F7. Jurnal Bioma, 1

Pelczar, M. J. (1986). Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Ul Press.

Budiyanto, M. (2005). Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang Press.

Anda mungkin juga menyukai