Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reza Pahlepi

NIM : 044020905
Tugas 2 Sistem Sosial Budaya Indonesia
1. Pertentangan antara kelompok suporter tim sepakbola lokal merupakan sebuah
permasalahan yang tidak kunjung usai hingga saat ini. Perselisihan dan konflik antara
kelompok suporter baik di dunia nyata dan maya merupakan kondisi yang terus-menerus
terjadi. Munculnya kelompok suporter sepakbola ternentu ini apakah berdasar ikatan
promordial atau non-primordial? Jelaskan pendapat Anda dan mengapa risiko benturan
antarkelompok ini begitu tinggi?
Jawaban:
Perlu saya jelaskan kembali bahwa terjadinya suatu pertentangan antar kelompok seperti
pada kasus soal yaitu pertentangan antara suporter tim sepak bola, itu bisa terjadi karena
adanya kekuasaan tertentu dalam kelompok supporter tim sepak bola. Selain itu didalam
kelompok supporter tim sepak bola mempunyai kriteria, kebudayaan dan perilaku yang
berbeda antara kedua belah kelompok suporter sehingga perbedaan kriteria tersebut bias
memicu terjadinya konflik.

Munculnya pertentangan kelompok suporter sepak bola pada kasus soal tersebut menurut
saya merupakan berdasar ikatan primordial. Konsep primordial pada kasus ini merupakan
adanya paham atau ide dari antar kelompok yang mempunyai kecenderungan untuk
berkelompok berdasarkan Etnik. Secara tidak sadar kelompok supporter tim sepak bola
mengembangkan ikatan-ikatan yang bersifat primordial yaitu loyalitas yang berlebihan
yang mengutamakan atau menonjolkan kepentingan suatu kelompok atau suatu tim.
Padahal loyalitas yang berlebihan dapat mengancam integrasi suatu kelompok.
Pertentangan antar tim sepak bola tersebut timbul karena adanya satu kelompok yang
merasa berkuasa pada saat pertandingan, contoh karena satu kelompok menjadi tuan rumah
pertandingan, sehingga kelompok tersebut merasa berkuasa dan secar tidak langsung
mendominasi pertandingan sepakbola dari segi supporter.

Risiko benturan antar kelompok supporter tim sepok bola ini menjadi tinggi karena adanya satu
kelompok yang memiliki sikap dalam memandang budaya atau tingkah laku kelompok lain
yang cenderung berdasarkan sudut pandang budaya lain. Kecendenrungan ini timbul apabila
setiap kelompok yang terorganisasi akan mengembangkan aliran yang dapat mengancam
kelompok lain yang dapat persatuan antar kelompok.

1. Penerapan otonomi daerah di Indonesia tidak hanya melahirkan sejumlah permasalahan


saja namun juga memberikan sejumlah manfaat pada sejumlah daerah di Indonesia.
Sebutkan manfaat dan permasalahan yang diperoleh pada daerah tempat tinggalmu baik
kotamadya/kabupaten karena penerapan otonomi daerah. Sertakan bukti berupa tautan
berita jika memang diperlukan
Jawaban:
Menurut UU Nomor 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, titik berat
otonomi daerah diletakkan pada kabupaten atau kota yang pelaksanaannya diatur dengan
peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah adalah PP Nomor 45 Tahun 1992, khususnya Pasal 2 dan 20. Pasal 2
menyatakan bahwa titik berat otonomi daerah ada pada kabupaten atau kota dan
pelaksanaannya dengan menyerahkan sebagian urusan pemerintahan atau provinsi kepada
kabupaten atau kota. Pasal 20 menyatakan bahwa pembinaan umum dilakukan oleh menteri
dalam negeri, pembinaan teknis dilakukan oleh menteri atau lembaga pemerintah
nondepartemen yang bersangkutan, dan pembinaan operasional dilakukan oleh Gubernur
(Wijaya,
H.A.W 1998:122). Kondisi otonomi daerah selama ini, terutama pada kabupaten atau kota
masih semu karena kemandirian yang dicita-citakan berbalik menjadi ketergantungan pada
pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah tingkat I.

Pelaksanaan UU Nomor 5/1974 ini pada Tahun 1990an mengundang banyak diskusi yang
secara umum menimbulkan 2 pendapat. Pendapat pertama menganggap undang-undang ini
masih relevan, hanya belum dilaksanakan secara konsisten. Pendapat kedua menyatakan
bahwa UU Nomor 5/1974 sudah harus diganti sama sekali.

Pendapat pertama yang mengatakan bahwa UU Nomor 5/1974 belum dilaksanakan


secara konsisten telah mendorong lahirnya kebijakan pemerintah untuk membuat proyek
percontohan otonomi di satu daerah tingkat II untuk setiap provinsi, kecuali DKI Jakarta.
(M. Ryaas Rasyid, 2002). Proyek percontohan otonomi daerah ini dituangkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1995 tentang Penyerahan sebagian urusan
Pemerintahan kepada 26 Kabupaten Kota
sebagai daerah percontohan. Kriteria yang dipertimbangkan dalam percontohan ini antara
lain adalah Sumber daya Manusia (SDM), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Potensi Daerah,
dll. (Widjaja, H.A.W, 1988: 20-72). Penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah
otonom disertai penyerahan tanggung jawab personil, aparatur, peralatan dan penganggaran
yang mendukungnya (Widjaja, H.A.W, 1988: 88-92), Pemberian otonomi daerah ini tidak
akan menimbulkan risiko disintegrasi nasional.

Ada beberapa manfaat Otonomi Daerah yaitu antara lain:

1. Mempermudah pengaturan administrasi pemerintahan


2. Tidak terjadi sentralisasi kekuasaan di pusat
3. Kebijakan yang dibuat, dapat disesuaikan dengan kepentingan masyarakat di suatu
daerah
4. Pemerintah pusat lebih efisien dalam menjalankan tugasnya
5. Produk daerah lokal seperti barang dan jasa meningkat, baik kualitas maupun
kuantitasnya dengan harga terbaik serta biaya produksi yang terjangkau.
6. Meningkatkan pengawasan terhadap penduduk lokal yang melakukan aktivitas atau
kegiatan.

Selain bermanfaat ada juga permasalahan yang timbul akibat dilakukannya otonomi daerah
yaitu antara lain:

Pertama, korupsi di daerah. Hal yang paling diwanti-wanti terkait pelaksanaan otonomi
daerah. Bergesernya praktik-praktik tikus berdasi atau korupsi yang semula berawal dari
pihak-pihak terkait pada pemerintahan pusat akan bergeser ke pemerintahan daerah. Berita
mengenai adanya korupsi dari para pejabat pemerintahan menjadi makanan disetiap hari.
Kasus adanya pihak perjabat pemerintahan yang tidak bertanggung jawab atas apa yang
diamanatkan. Uang rakyat yang diperoleh dengan mati-matian dihamburkan untuk happy-
happyan.

Kedua, muncul potensi konlik antar daerah. Pelaksaan kebijakan otonomi daerah ditakutkan
akan memicu konflik antara masyarakat pada daerah. Adanya gejala etnosentrisme atau sikap
kedaerahaan yang semakin kuat. Dalam sudut pandang lain mungkin ini akan bagus dalam
kehidupan bermasyarakat, namun etnosentrisme yang kuat dan mengakar ditakuktkan akan
menimbulkan konflik dan perpecahan.

Ketiga, permasalahan eksploitasi pendapatan daerah. Kebijakan otonomi daerah menjadikan


daerah memiliki kewenangan yang kuat dalam pengelolaan keuanganya. Dari pengumpulan
anggaran serta alokasi pemanfaatan pendapatan daerah tersebut. Terdapat permasalahan jika
ada banyak daerah menggunakan pola tradisional dalam pemerolehan pendapatan daerah,
seperti pengintensifikasikan pemungutan pajak dan retribusi.

Sebutkan manfaat dan permasalahan yang diperoleh pada daerah tempat tinggalmu baik
kotamadya/kabupaten karena penerapan otonomi daerah

Sebagai informasi saat ini saya sedang berada di Provinsi Sulawesi Selatan,

Adapun manfaat yang di rasakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan
adanya otonomi daerah sejak 26 tahun berlalu Otonomi Daerah telah memberikan dampak
positif dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan pada Provinsi Sulawesi Selatan
yang ditandai dengan meningkatnya angka index- index pembangunan manusia, bertambahnya
PAD dan bertambahnya fiskal daerah. Pemprov Sulsel senantiasa menjunjung semangat dan
prinsip-prinsip otonomi daerah demi terwujudnya Good Governance dan Clean Goverment di
Sulsel. Hal itu juga sejalan dengan visi “Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif, Kompetitif,
Inklusif dan Berkarakter”.
Permasalahan yang diperoleh dengan adanya otonomi daerah pada Provinsi Sulawesi Selatan
dapat dirasakan khususnya pada kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar yaitu terjadinya
ketimpangan jumlah sumber daya manusia dan infrastruktur menjadi permasalahan yang khusus
dan kurang diperhatikan oleh pemerintah.

Sumber/Referensi:

1. Salvina Vina dkk. 2022. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Tangerang Selatan. Universitas
Terbuka
2. Tujuan Otonomi Daerah: Prinsip dan Asas-asanya.
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-otonomi-daerah/
3. Putri Salsabila Adilah. Permasalahan Otonomi Daerah dan Penyelesaiannya.
https://www.kompasiana.com/salsabilaadilah/619f880a9dc02931dc67fe03/perm
asalahan-otonomi-daerah-dan-penyelesaiannya

Demikian jawaban yang dapat saya berikan, mohon maaf jika banyak kekurangan atau plagiat
dari google maupun buku, karena saya sadar kemampuan saya dalam menjawab dengan
menggunakan pendapat sendiri masih sangat kurang.

Terima kasih atas pengertian tutor

Anda mungkin juga menyukai