Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gen disusun oleh suatu substansi yang disebut dengan deoxyribonucleic

acid (DNA). DNA merupakan material genetik yang diturunkan dari

generasi ke generasi berikutnya (Siswanto et al., 2016). DNA memiliki

struktur pilinan utas ganda yang tersusun atas gula pentosa (deoksiribosa),

gugus fosfat, dan pasangan basa. Pasangan basa pada DNA terdiri atas basa

purin dan pirimidin (Faatih, 2009).

DNA manusia dapat diisolasi dari semua bahan biologis yang

mengandung sel berinti seperti darah, semen, rambut dan lain-lain. Isolasi

DNA paling sering menggunakan sampel darah manusia. Dalam darah

manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia

(karbohidrat, protein, dan hormon). Sampel darah yang diambil melalui

intravena untuk diisolasi dapat disimpan menggunakan tabung darah EDTA

(Siswanto et al., 2016). Penyimpanan sampel darah menggunakan tabung

biasa disebut juga dengan metode konvensional yang memiliki salah satu

keuntungan yaitu tabung mudah didapat sehingga dapat dilakukan oleh

siapa saja yang akan menggunkan (Novita, 2017).

Kekurangan yang dimiliki Metode konvensional salah satunya yaitu

proses penyimpanan yang harus disimpan pada freezer suhu -200C. Metode

ini susah dilakukan jika pengambilan sampel dari daerah-daerah terpencil

yang tidak memiliki akses listrik dan tempat penyimpanan suhu yang

1
2

minimal seperti lemari pendingin. Salah satu metode penyimpanan

spesimen saat ini yang sedang dikembangkan adalah penyimpanan kering,

contoh penyimpanan kering dapat menggunakan FTA Card. Cara

menggunkan FTA Card sebagai penyimpanan sampel cukup meneteskan

beberapa tetes spesimen ke atas permukaan FTA Card sehingga tidak perlu

lagi membutuhkan alat penyimpanan yang dingin (Novita, 2017). FTA

Card (Flinders Technology Associates) saat ini telah digunakan dalam

berbagai aplikasi biologi molekuler dan juga telah terbukti untuk

menyimpan DNA (Green et al., 2019).

DNA yang murni diperoleh dengan cara melakukan isolasi DNA yang

merupakan langkah awal harus dikerjakan. Prinsip dasar isolasi DNA

adalah dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga

akan terbentuk ekstrak yang terdiri dari DNA dan RNA. Prinsip tersebut

dapat dikatakan dengan prinsip sentrifugasi yang memisahkan substansi

berdasarkan berat molekul. Molekul yang memiliki berat lebih besar akan

berada pada bagian bawah tabung atau microtube dan molekul ringan akan

berada pada bagian atas tabung atau microtube, molekul yang ringan juga

dapat disebut dengan supernatan, (Siswanto et al., 2016).

Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan didalam sebuah mesin yang

memiliki kecepatan bervariasi, contohnya 2500 rpm atau 3000 rpm. Prinsip

kedua yaitu presipitasi yang dilakukan untuk mengendapkan sesuatu

komponen dari campuran (Siswanto et al., 2016). Isolasi DNA dari sampel

darah kering dan whole blood dapat dilakukan dengan metode non
3

konvensional (menggunakan kit) dan metode konvensional (tidak

menggunakan kit, seperti chelex-100).

Salah satu kit yang sering digunakan untuk mengisolasi DNA adalah

Wizard® Genomic DNA Purification Kit (Promega). Menurut Elsie et al.,

(2014) dalam penelitiannya yang melakukan isolasi DNA dengan sampel

darah bangau yang diletakkan diatas permukaan FTA Card dan diisolasi

menggunakan Wizard® Genomic DNA Purification Kit (Promega),

menunjukkan hasil elektroforegram adanya pita-pita DNA disetiap

sumuran agarose 1%. Adanya gambaran pita-pita DNA yang terbentuk

diatas sumuran agarose 1%. Pita-pita tersebut menunjukkan bahwa sampel

darah bangau berhasil diekstraksi menggunakan Wizard® Genomic DNA

Purification Kit (Promega).

Chelex-100 merupakan salah satu metode isolasi konvensional yang

dapat mengisolasi sampel DNA dengan pengumpulan sampel

menggunakan FTA Card, sampel pada penelitian ini diisolasi menggunakan

Chelex-100 memiliki hasil lebih sensitiv dan proses ekstraksi yang lebih

cepat (Butler, 2005). Menurut Sutrisno et al., (2013) penelitian lain yang

menggunakan metode chelex dan sampel yang digunakan berupa bite

marks serta sampel darah sebanyak 5 orang relawan, kadar DNA yang

diperoleh cukup tinggi sehingga dapat dilakukan ketahap selanjutnya

diproses dalam amplifikasi dan elektroforesis. Hasil elektroforegram PCR

menunjukkan adanya keberadaan pita DNA dari 5 sampel darah yang telah
4

diisolasi sebelumnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sampel darah dapat

diisolasi dengan menggunkan metode chelex.

Penelitian isolasi DNA menggunakan sampel FTA Card telah banyak

dilakukan dengan beberapa metode kerja, untuk memperoleh metode yang

lebih optimal dan efektif, perlu dilakukan optimasi isolasi DNA sampel

FTA Cards dengan menggunkan metode lain, salah satunya yaitu Wizard®

Genomic DNA Purification Kit (Promega) dan Chelex-100. Pentingnya

penelitian ini dilakukan agar memperoleh metode untuk isolasi DNA

dengan sampel FTA Card. Keberhasilan metode tersebut dilihat dari hasil

elektroforegram yang menunjukkan adanya gambaran pita-pita DNA diatas

agarose 1%, dan memperoleh hasil Konsentrasi dan kemurnian DNA yang

diperoleh dari pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 260 dan

280 nm. Molekul DNA dikatakan murni jika memili rasio absorbansi

berkisar antara 1,8-2,0 (Mustafa et al., 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil isolasi DNA sampel FTA Card menggunakan

Wizard Genomic DNA Purification Kit ® (Promega)?

2. Bagaimana hasil isolasi DNA sampel FTA Card menggunakan

Chelex-100?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui hasil isolasi DNA sampel FTA card menggunakan

Wizard Genomic DNA Purification Kit ® (Promega).


5

2. Mengetahui hasil isolasi DNA sampel FTA Card menggunakan

Chelex-100.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai

metode isolasi DNA dengan sampel FTA Card, sehingga ilmu

pengetahuan dibidang farmasi dan Molekuler dapat dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai