Dosen Pengampu:
Abdul Muhsyi, S.Kom., MMSI. NIP 199102282019031022
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji Penulis haturkan kepada Allah Swt. karena melalui rahmat dan
karuniaNya, makalah Materi Mata Kuliah Manajemen Kualitas mengenai Tahapan Penerapan
Sistem Manajemen kualitas dapat terselesaikan. Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah
ini yaitu sebagai upaya memenuhi tugas mata kuliah dengan sebaik-baiknya agar dapat
memberikan wawasan kepada civitas akademika secara khusus maupun pembaca secara
umum. Melalui kesempatan ini pula, tidak lupa Penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Abdul Muhsyi, S.Kom., MMSI. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen
Kualitas Kelas A yang telah membimbing dan mengarahkan kegiatan perkuliahan;
2. Orang Tua Penulis yang senantiasa mendoakan, memberikan motivasi luar biasa,
semangat, dan dukungan pada saat proses penyusunan dan pengerjaan makalah;
3. Anggota Kelompok 5 Mata Kuliah Manajemen Kualitas Kelas A atas kerja sama,
kolaborasi, sinergi, dan kontribusinya pada proses penyusunan makalah; serta
4. Seluruh Rekan-Rekan Kelas A di Mata Kuliah Manajemen Kualitas atas perhatian dan
atensinya kepada Kelompok 5 selaku penyusun materi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
Penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang dapat membangun ke arah yang lebih
baik demi menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, Penulis berharap bahwa makalah
ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan mengenai tahapan penerapan sistem manajemen kualitas adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Sistem Manajemen Kualitas (Quality Management System/QMS)
2. Mengetahui tahapan di perusahaan yang menerapkan praktik Sistem Manajemen
Kualitas (Quality Management System/QMS)
3. Mengetahui penerapan program sistem manajemen kualitas tiap tahun
4. Mengetahui sifat alat manajemen mutu yang diterapkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Pendidikan: QMS dapat diterapkan dalam sektor pendidikan untuk meningkatkan kualitas
layanan pendidikan, termasuk di antaranya layanan administrasi, pelayanan akademik, dan
fasilitas.
5. Teknologi informasi: QMS dapat diterapkan dalam sektor teknologi informasi untuk
memastikan kualitas perangkat lunak dan sistem yang dihasilkan serta keamanan data yang
disimpan.
6. Pariwisata: QMS dapat diterapkan dalam sektor pariwisata untuk memastikan kualitas
pelayanan, termasuk di antaranya penginapan, restoran, dan objek wisata.
Berikut adalah tahapan-tahapan implementasi Sistem Manajemen Kualitas (Quality
Management System/QMS) dalam sebuah organisasi:
1. Memutuskan untuk mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan
diterapkan. Penetapan Kebijakan Mutu Tahap awal dalam implementasi QMS adalah
penetapan kebijakan mutu yang jelas dan terukur. Kebijakan mutu ini harus mencakup visi,
misi, dan tujuan organisasi terkait kualitas produk atau layanan yang dihasilkan.
2. Perencanaan QMS
Setelah penetapan kebijakan mutu, langkah berikutnya adalah melakukan perencanaan QMS.
Perencanaan ini mencakup penentuan tujuan, sasaran, dan target yang spesifik dan terukur.
Pada tahap ini, perlu juga dilakukan identifikasi risiko dan peluang, dan penentuan tindakan
mitigasi.
3. Penetapan Tanggung Jawab dan Struktur Organisasi
Tanggung jawab dan struktur organisasi harus ditetapkan dengan jelas. Sehingga, setiap
orang di dalam organisasi memahami perannya dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan
QMS.
4. Pelaksanaan QMS
Setelah penetapan kebijakan, perencanaan, dan struktur organisasi, langkah berikutnya adalah
melakukan pelaksanaan QMS. Pelaksanaan ini meliputi proses-proses seperti pengendalian
dokumen, pengendalian rekaman, pengendalian proses, dan pelaksanaan audit internal.
5. Evaluasi Kinerja QMS
Setelah pelaksanaan QMS, langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi kinerja QMS.
Evaluasi ini mencakup pengukuran kinerja terhadap target yang telah ditetapkan, analisis
data, dan penentuan tindakan perbaikan dan pencegahan.
6. Perbaikan Berkelanjutan
Setelah evaluasi kinerja, tindakan perbaikan dan pencegahan harus dilakukan. Hal ini
dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab masalah, membuat tindakan perbaikan yang
4
tepat, dan memastikan bahwa tindakan perbaikan tersebut diimplementasikan dengan efektif.
Selain itu, dilakukan juga tindakan pencegahan untuk mencegah terulangnya masalah yang
sama di masa depan.
7. Audit Eksternal dan Sertifikasi
Tahap terakhir dalam implementasi QMS adalah melakukan audit eksternal oleh pihak ketiga
dan mendapatkan sertifikasi dari lembaga sertifikasi yang terakreditasi. Audit eksternal
dilakukan untuk mengevaluasi apakah QMS telah sesuai dengan standar yang berlaku dan
sertifikasi diperoleh apabila QMS telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
5
4. Pengemasan
Pengemasan dalam tahap ini produk jadi yang telah lulus kriteria atau memenuhi
persyaratan untuk dikemas dan diedarkan kemudian dikemas dengan pengemasan
yang telah ditentukan sebelumnya. Pengemasan ini sangat penting dalam perusahaan
dimana kemasan ini dapat membranding perusahaan ini sendiri sehingga dibutuhkan
pengemasan yang menarik agar konsumen dapat tertarik terhadap produk yang telah
dibuat.
5. Layanan purna jual
Pada tahap akhir ini atau layanan purna jual perusahaan menampung kritik dan saran
dari pelanggan sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk produk kedepannya.
Selama 4 tahapan diatas juga diindentifikasi kesalahan yang dapat terjadi dan yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kriteria yang telah ditentukan. Tahap ini
menerapkan komponen manajmene kualitas yaitu quality improvement dimana terjadi
proses perbaikan agar kualitas produk selalu konsisten dan dilakukan pengembangan
produk.
Tahapan-tahapan diatas dapat diterapkan dalam bisnis atau perusahaan hingga umkm.
Contooh penerapannya dapat dilihat sebagai berikut. Contoh penerapan dalam bisnis restoran
yaitu
- Verifikasi kualitas dari setiap bahan yang digunakan untuk membuat item menu,
mulai dari jumlah pembelian bahan, komposisi bahan, nilai gizi, tanggal kadaluarsa,
dll.
- Rajin memantau suhu penyimpanan untuk mempertahankan kesegaran bahan
makanan serta mencegah pemborosan.
- Selalu ikuti resep dan pedoman memasak yang telah ditentukan untuk menciptakan
rasa dan tekstur yang pas serta konsisten.
- Cari pemasok ideal untuk masing-masing bahan lalu tunjuk staf khusus untuk
mengevaluasi kualitas bahan yang masuk ke penyimpanan.
- Gunakan bahan dan teknik packaging yang tepat agar kualitas makanan tetap terjaga
saat didistribusikan.
- Selalu jaga kebersihan dan sanitasi restoran Anda.
- Pengecekan rutin atas bahan-bahan yang digunakan akan menjamin kesegaran dan
kualitas dari bahan tersebut sehingga hidangan yang disajikan pun dapat memenuhi
standar terbaik.
6
2.3 Penerapan Program Sistem Manajemen Kualitas Tiap Tahun
Berdasarkan penerapan praktik kualitas tahun demi tahun, statistik menunjukkan
bahwa 38% perusahaan telah mengadopsi praktik kualitas selama tahun 2006–2010, diikuti
oleh 25% pada tahun 2011 dan seterusnya. Perusahaan yang mengadopsi program kualitas
selama 1996– 2000 dan 2001–2005 sangat sedikit seperti yang ditunjukkan gambar di bawah
ini:
7
Gambar 4. Pengaruh Waktu Sejak Penerapan ISO dan Ukuran Perusahaan pada Praktik
Quality Management
Sejak adopsi sertifikat ISO secara statistik tidak signifikan dengan penerapan praktik
quality management (χ2= 4,91, 4df, P =0,32). Hal tersebut dapat dikatakan bahwa durasi
waktu setelah adopsi sertifikat ISO-9000 tidak berpengaruh pada penerapan praktik quality
management.
8
2.4 Sifat Alat Manajemen Mutu yang Diterapkan
Selanjutnya, sehubungan dengan sifat alat manajemen mutu yang diterapkan, hasilnya
disajikan pada Gambar.5.7. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar.5.7, didapatkan bahwa
maksimal (81%) UMKM menggunakan check sheet, 71% UMKM telah menerapkan 5S,
47% UMKM menggunakan diagram kontrol, 43% UMKM menggunakan diagram sebab
akibat, 32% UMKM menggunakan customer relationship management, 15 % UMKM
menggunakan perencanaan sumber daya perusahaan, 8%UMKM mempraktikkan setiap enam
sigma dan diagram alur proses, 4%UMKM menggunakan.
Setiap histogram dan failure mode and effect analysis, 5% UMKM menggunakan
Kanban dan hanya 3% UMKM yang familiar dengan konsep Kaizen. Temuan menunjukkan
kelemahan UMKM dalam kurangnya implementasi alat dan teknik untuk peningkatan
kualitas, terutama mengenai alat canggih seperti Six Sigma, histogram, mode kegagalan dan
analisis efek, dll. Tabel5.1menyajikan rincian bijaksana perusahaan sehubungan dengan
penerapan alat QM. Perusahaan di sektor, yaitu farmasi, Listrik dan Elektronika dan Mekanik
menggunakan sebagian besar alat kualitas dibandingkan dengan sektor lain.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam materi kali ini yaitu Sistem Manajemen Kualitas
(Quality Management System/QMS) adalah suatu sistem yang terstruktur untuk mengelola
dan meningkatkan kualitas suatu produk atau layanan melalui pendekatan yang sistematis
yang dimana mencakup proses-proses seperti perencanaan, pengendalian, penjaminan mutu,
dan perbaikan berkelanjutan. Sistem manajemen kualitas sangat penting bagi suatu
perusahaan yang ingin menghasilkan produk atau layanan berkualitas tinggi dan dapat
diandalkan. Tahapan-tahapan implementasi Sistem Manajemen Kualitas (Quality
Management System/QMS) dalam sebuah organisasi diantaranya memutuskan untuk
mengadopsi suatu standar sistem manajemen mutu yang akan diterapkan, perencanaan QMS,
penetapan tanggung jawab dan struktur organisasi, pelaksanaan QMS, evaluasi kinerja QMS,
perbaikan berkelanjutan, serta audit eksternal dan sertifikasi. Penerapan manajemen kualitas
yang diterapkan oleh perusahaan di sektor UMKM ada lima tahapan, yaitu pemeriksaan
bahan baku yang masuk, pemeriksaan selama proses, pemeriksaan produk jadi, pengemasan
dan layanan purna jual. Sebanyak 4% UMKM telah menerapkan praktik manajemen mutu
dengan tiga tahap setelah penjualan yaitu pemeriksaan bahan baku yang masuk, pemeriksaan
selama proses, dan pemeriksaan produk jadi.
3.2 Saran
Saran yang dapat diperoleh dari materi kali ini yaitu implementasi mengenai alat dan
teknik untuk peningkatan kualitas dalam UMKM sebaiknya diterapkan pada seluruh proses,
terutama mengenai alat canggih seperti Six Sigma, histogram, mode kegagalan dan analisis
efek, dll. Hal tersebut dikarenakan setiap proses sangat berkesinambungan, sehingga produk
yang dihasilkan merupakan yang terbaik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11