Anda di halaman 1dari 23

RMK MANAJEMEN OPERASIONAL

PENGELOLAAN KUALITAS
( MENDEFINISIKAN KUALITAS DAN STRATEGI)
DOSEN PENGAMPUH : LA SAUDIN SE., MM

DI SUSUN OLEH :
NAMA NPM KELAS
FIKRAM DAYANUN 22031072 MANAJEMEN A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH LUWUK
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan Hormat,
Dalam era yang berkembang dan sulit ini, manajemen operasional menjadi sangat
penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Pengelolaan Kualitas adalah komponen
penting dari manajemen operasional yang harus diprioritaskan. Sangat penting untuk
memahami apa itu kualitas dan bagaimana membuat strategi yang efektif untuk
mengelolanya.
Rangkuman Mata Kuliah (RMK) ini dibuat untuk membantu mahasiswa memahami
pentingnya pengelolaan kualitas. Definisi kualitas dan strategi peningkatan kualitas
akan menjadi fokus utama penulis. Materi ini dimaksudkan untuk memberi teman
teman mahasiswa pemahaman mendalam tentang konsep kualitas yang dapat
diterapkan dalam berbagai konteks operasional.
Pendekatan holistik akan mengajarkan untuk melihat pengelolaan kualitas sebagai
bagian dari seluruh rantai nilai perusahaan dan bukan hanya tugas suatu departemen.
Saya berterima kasih kepada semua pihak atas keterlibatan dan komitmen mereka.
Saya berharap RMK ini dapat menjadi landasan kuat bagi mahasiswa untuk
memahami dan mengelola kualitas di tingkat operasional. Setiap tahap pembelajaran
diharapkan memberikan manfaat yang signifikan dalam mempersiapkan mahasiswa
untuk menjadi pemimpin yang siap menghadapi perubahan dunia bisnis yang terus-
menerus.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Luwuk, 13 November 2023

Fikram Dayanun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................................................
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN .............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................................
2.1 DEFINISI KUALITAS DAN STRATEGI ..................................................................................................
2.2 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS ................................................................................................
2.3 PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS .........................................................................
2.4 BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS ..............................................................................................
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................................
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................................................................
3.2 SARAN ................................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, pengelolaan kualitas
menjadi kunci utama bagi keberhasilan dan keberlanjutan suatu organisasi. Kualitas
produk atau layanan yang tinggi bukan lagi sekadar keinginan, melainkan suatu
keharusan untuk memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin meningkat. Oleh
karena itu, keberhasilan suatu organisasi tidak hanya terletak pada keberhasilan
operasionalnya, tetapi juga pada kemampuannya untuk secara efektif mengelola dan
meningkatkan kualitas.
Mengambil peran sentral dalam Manajemen Operasional, Rangkuman Mata Kuliah
(RMK) Pengelolaan Kualitas ini didesain untuk memberikan landasan konseptual,
teoritis, dan praktis bagi mahasiswa dalam memahami esensi kualitas dan strategi
untuk meningkatkannya. Dengan mendefinisikan kualitas sebagai pangkal tolak, dan
mengeksplorasi strategi-strategi unggulan dalam pengelolaan kualitas, diharapkan
mahasiswa akan dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang
bagaimana kualitas menjadi pendorong utama keunggulan kompetitif.
Latar belakang mata kuliah ini juga didorong oleh kebutuhan akan lulusan yang tidak
hanya memiliki pemahaman konseptual tentang kualitas, tetapi juga mampu
menerapkan strategi-strategi inovatif dalam praktik bisnis sehari-hari. Melalui
pemahaman mendalam mengenai konsep kualitas dan penggunaan strategi-strategi
yang relevan, diharapkan mahasiswa akan siap menghadapi dinamika bisnis yang
terus berkembang dan memberikan kontribusi positif pada organisasi tempat mereka
bekerja.
Selain itu, perkembangan teknologi, perubahan kebijakan, dan ekspektasi konsumen
yang berubah secara dinamis menuntut organisasi untuk terus beradaptasi dan
meningkatkan kualitasnya. RMK ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi agen perubahan yang
efektif dalam memajukan standar kualitas organisasi.
Dengan demikian, RMK Pengelolaan Kualitas ini diharapkan dapat menjadi wahana
pembelajaran yang inspiratif dan memberikan kontribusi signifikan pada persiapan
mahasiswa untuk menghadapi tantangan pengelolaan kualitas di dunia bisnis yang
dinamis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana pemahaman yang mendalam terhadap konsep kualitas dapat
membentuk dasar strategi pengelolaan kualitas yang efektif?
B. Bagaimana organisasi dapat memilih dan menerapkan strategi peningkatan
kualitas yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka?
C. Bagaimana penerapan pengukuran kualitas dan Statistical Process Control (SPC)
dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan?
D. Apa peran indikator kinerja kualitas (KPI) dalam memantau dan mengendalikan
kualitas di tingkat operasional?
E. Bagaimana budaya organisasi yang mendukung kualitas dapat dibentuk dan
dipertahankan?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


A. Untuk Menjelaskan hubungan antara definisi kualitas dan pengembangan strategi
pengelolaan kualitas yang efektif.
B. Untuk Menganalisis kriteria pemilihan strategi yang sesuai dengan karakteristik
dan kebutuhan spesifik organisasi.
C. Untuk Menjelaskan konsep pengukuran kualitas dan peran Statistical Process
Control (SPC) dalam meningkatkan kualitas.
D. Untuk Mengidentifikasi jenis-jenis KPI yang relevan untuk memantau dan
mengendalikan kualitas di tingkat operasional.
E. Untuk Membahas elemen-elemen kunci dalam membentuk budaya organisasi
yang mendukung kualitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI KUALITAS DAN STRATEGI
DEFINISI STRATEGI
Kualitas merujuk pada sejauh mana suatu produk, layanan, atau proses memenuhi
atau melebihi harapan dan kebutuhan pelanggan. Konsep kualitas mencakup berbagai
aspek, termasuk dimensi fisik dan layanan, keandalan, ketepatan waktu, keamanan,
dan kepuasan pengguna. Kualitas tidak hanya terbatas pada produk tetapi juga
mencakup pengalaman pelanggan, responsif terhadap masalah, dan nilai yang
diberikan. Dengan kata lain, kualitas bukan hanya atribut suatu entitas, tetapi juga
refleksi dari kepuasan dan keinginan konsumen.

Kualitas juga dapat di definisikan sebagai kemampuan suatu produk atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang
pertama kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya.
Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan. Yang
kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer produksi.
Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar dan membuat
produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu berbasis produk yang
memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan dapat dihitung.

Berikut adalah beberapa definisi kualitas menurut para ahli:


Juran's Definition: Kesesuaian dengan spesifikasi dan kepuasan pelanggan adalah
dua komponen utama kualitas, menurut Joseph M. Juran, seorang ahli manajemen
kualitas.

Deming's Definition: Kualitas mencakup pemenuhan kebutuhan dan harapan


pengguna, menurut W. Edwards Deming, pakar manajemen kualitas.
Garvin's Dimensions of Quality: Kinerja, fitur, keandalan, konformitas, daya tahan,
layanan, estetika, dan persepsi adalah delapan dimensi kualitas yang diidentifikasi
oleh David A. Garvin. Menurutnya, kualitas tidak hanya mencakup kepuasan
pelanggan tetapi juga fitur ini.

1. Dimensi Kualitas
Menurut Prof. David Garvin, penulis buku Managing Quality: The Strategic and
Competitive Edge, menyatakan bahwa ada delapan dimensi yang dimiliki kualitas.
Delapan dimensi tersebut adalah sebagai berikut.
➢ Performance(kinerja) Karakterisrik dasar dari sebuah produk.
➢ Durability(daya tahan) Lamanya sebuah produk bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen
terhadap produk, maka semakin besar pula daya tahan produk.
➢ Conformance(kesesuaian) Kesesuaian kinerja dan mutu produk dengan
standar, minimalisasi kecacatan produk.
➢ Perceived quality(mutu/kualitas yang diterima) Mutu/kualitas yang diterima
dan dirasakan oleh konsumen.
➢ Features(fitur) Karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
➢ Aesthetics(estetika) Penampilan produk yang bisa dilihat dari tampak, rasa,
bau, dan bentuk dari produk.
➢ Reliability(reliabilitas) Probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil
kemungkinnan terjadinya kerusakan, maka produk tersebut dapat diandalkan.
➢ Serviceability(kemudahan perbaikan) Kemudahan servis atau perbaikan
produk ketika dibutuhkan.
2. Pengaruh kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dari proses produksi dan operasi. Alasan-
alasan yang membuat kualitas menjadi elemen penting antara lain sebagai berikut.
a. Reputasi Perusahaan : Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk
baru perusahaan, kebiasaan pekerjanya, dan hubungan dengan pemasoknya. Semakin
bagus kualitas suatu produk yang diketahui oleh publik sebagai konsumen, semakin
baik reputasi perusahaan di mata konsumen.
b. Kehandalan Produk : Perusahaan dalam merancang dan menghasilkan produk
tidak boleh sembarangan. Kualitas harus diperhatikan di mana produk tersebut tidak
boleh merugikan konsumen ataupun mengakibatkan kerusakan dan kecelakaan.
c. Keterlibatan Global : Kualitas adalah hal penting yang menarik perhatian
konsumen di mana pun konsumen tersebut berada. Produk-produk perusahaan yang
akan bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspektasi akan kualitas,
desain, dan harganya secara global.

3. Biaya kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang ditanggung oleh perusahaan untuk memenuhi dan
mencapai kualitas yang ditargetkan dimiliki oleh produk yang mereka hasilkan.
a. Biaya Pencegahan : Biaya yang dibutuhkan untuk mengantisipasi kemungkinan
komponen dari produk mengalami kerusakan.
b. Biaya Penaksiran : Biaya yang berhubungan dengan evaluasi produk, proses,
komponen, dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan produk.
c. Kegagalan Internal : Biaya yang dikeluarkan akibat kegagalan atau kecacatan
dalam proses pembuatan produk sebelum produk sampai ke tangan konsumen.
d. Biaya Eksternal : Biaya yang terjadi atau dikeluarkan setelah pengiriman barang
atau jasa yang cacat.
Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk yang
berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi
berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya
agresif di bidang kualitas.

DEFINISI STRATEGI
Strategi dapat didefinisikan sebagai rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam pengelolaan kualitas, strategi dapat dilakukan dengan
membangun strategi diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat yang sukses.
Strategi peningkatan kualitas produk dalam suatu perusahaan merupakan suatu
pengelolaan yang bertujuan untuk mempertahankan bisnis perusahaan. Tahapan
dalam pengelolaan kualitas meliputi perencanaan dan strategi mutu, implementasi
perencanaan mutu, dan evaluasi mutu.Perusahaan perlu memperhatikan pengelolaan
kualitas agar dapat memuaskan pelanggan dan meningkatkan keuntungan

Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima


pengertian atau arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu:
1.Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara
rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.
2.Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku
serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.
3.Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.
4.Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan
lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.
5.Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para
pesaing.

Hamel & Prahalad (1995) Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus - menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggakn di masa depan.
2.2 STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS
Dalam proses memilih dan menerapkan strategi peningkatan kualitas yang sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan organisasi, ada beberapa langkah penting yang
harus dilakukan. Berikut ini adalah panduan untuk membantu organisasi dalam
proses ini:

Evaluasi Kondisi Organisasi dan Persyaratan:


Pertimbangkan situasi internal dan eksternal perusahaan untuk menemukan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dapat mempengaruhi kualitas.

Memahami Kebutuhan Konsumen:


Pahami kebutuhan, harapan, dan preferensi pelanggan Anda. Strategi peningkatan
kualitas harus memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Identifikasi Sasaran dan Tujuan Kualitas:


Tujuan kualitas spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas waktu (SMART)
harus sesuai dengan visi dan misi organisasi.

Pilih Strategi yang Konsisten:


Pilih strategi peningkatan kualitas yang konsisten dengan tujuan dan nilai-nilai
organisasi. Pertimbangkan apakah organisasi lebih membutuhkan pendekatan Total
Quality Management (TQM), Six Sigma, Kaizen, atau kombinasi strategi lainnya.

Libatkan Karyawan:
Libatkan karyawan dari berbagai tingkatan dalam proses pemilihan strategi.
Pemahaman dan dukungan karyawan akan meningkatkan efektivitas implementasi.
Analisis Risiko dan Keuntungan:
Lakukan analisis risiko dan keuntungan terkait dengan setiap strategi yang
dipertimbangkan. Pertimbangkan dampak potensial, biaya implementasi, dan potensi
perbaikan kualitas.

Penggunaan Data dan Informasi:


Berdasarkan data dan informasi yang valid, identifikasi area-area di mana perbaikan
kualitas dapat memberikan dampak terbesar. Gunakan data untuk mendukung
keputusan pemilihan strategi.

Penerapan secara Bertahap:


Implementasikan strategi secara bertahap. Hindari perubahan drastis yang dapat
mengganggu operasional. Perubahan bertahap memungkinkan organisasi untuk
menyesuaikan diri dan mengelola resistensi

Evaluasi dan Revisi:


Evaluasi strategi secara berkala untuk memastikan bahwa tujuan kualitas tercapai.
Jika diperlukan, rencanakan revisi atau penyesuaian strategi berdasarkan hasil
evaluasi.

Pelatihan dan Pengembangan:


Pastikan bahwa karyawan terlibat telah diberikan pelatihan dan pengembangan yang
diperlukan untuk mendukung implementasi strategi. Karyawan yang terlatih dapat
lebih efektif dalam menerapkan perubahan.
Sertifikasi dan Standar Kualitas:
Jika relevan, pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi atau mengikuti standar
kualitas tertentu (misalnya, ISO 9001). Ini dapat memberikan panduan dan legitimasi
tambahan untuk strategi kualitas.

Dengan mengikuti panduan ini, organisasi dapat memilih dan menerapkan strategi
peningkatan kualitas yang sesuai dengan konteks, karakteristik, dan kebutuhan
mereka. Langkah-langkah ini membantu memastikan bahwa strategi yang diadopsi
dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan pada kualitas produk atau
layanan

2.3 PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS


Pengukuran dan pengendalian kualitas merupakan bagian penting dari pengelolaan
kualitas. Pengukuran kualitas dilakukan untuk mengetahui seberapa baik produk atau
jasa yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Sedangkan
pengendalian kualitas dilakukan untuk memastikan bahwa produk atau jasa yang
dihasilkan tetap memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

➢ PENGUKURAN KUALITAS
Definisi Pengukuran Kualitas:
Pengukuran kualitas melibatkan proses mengumpulkan data dan informasi untuk
menilai sejauh mana produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang
ditetapkan.

Metode Pengukuran:
Pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai metode, termasuk penggunaan alat
statistik, inspeksi visual, uji laboratorium, survei pelanggan, dan evaluasi berbasis
kriteria.
Indikator Kualitas:
Indikator kualitas adalah parameter atau variabel yang digunakan untuk mengukur
karakteristik kualitas suatu produk atau layanan. Contoh indikator kualitas meliputi
dimensi produk, kehandalan, ketepatan waktu, dan kepuasan pelanggan.

Statistical Process Control (SPC):


SPC adalah pendekatan statistik untuk memonitor dan mengendalikan proses
produksi secara real-time. Ini melibatkan penggunaan grafik kontrol dan analisis
statistik untuk mendeteksi penyimpangan dari standar.

Penerapan pengukuran kualitas dan Statistical Process Control (SPC) dapat


memberikan kontribusi signifikan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan
dengan beberapa cara:

1. Identifikasi dan Pemahaman Variabilitas:


Pengukuran kualitas membantu mengidentifikasi variabilitas dalam proses produksi
atau penyediaan layanan. Memahami sumber-sumber variabilitas memungkinkan
organisasi untuk fokus pada perbaikan yang tepat.

2. Deteksi Cacat dan Ketidaksesuaian:


Pengukuran kualitas memungkinkan organisasi untuk mendeteksi cacat atau
ketidaksesuaian dengan standar kualitas sejak dini. Ini memungkinkan intervensi
cepat untuk mencegah produk atau layanan cacat mencapai pelanggan.

3. Pengambilan Keputusan Berbasis Data:


Data yang dihasilkan dari pengukuran kualitas memberikan dasar untuk pengambilan
keputusan yang informasional. Keputusan yang didukung oleh data cenderung lebih
akurat dan efektif dalam meningkatkan kualitas.
4. Perbaikan Berkelanjutan:
SPC digunakan untuk memonitor dan mengendalikan proses produksi secara real-
time. Ketika ada penyimpangan dari standar, SPC memberikan sinyal peringatan,
memungkinkan organisasi untuk mengambil tindakan perbaikan berkelanjutan.

5. Pencegahan Cacat:
SPC dapat membantu mencegah terjadinya cacat melalui identifikasi dan perbaikan
penyimpangan sebelum mencapai tahap produksi yang lebih lanjut. Pendekatan ini
sesuai dengan filosofi pencegahan cacat daripada pemulihan setelahnya.

6. Pengendalian Proses:
SPC menyediakan alat untuk mengendalikan variabilitas dalam proses produksi.
Dengan menetapkan batas kontrol dan batas spesifikasi, organisasi dapat menjaga
kualitas produk atau layanan dalam rentang yang diinginkan.

7. Efisiensi dan Reduksi Biaya:


Dengan mengidentifikasi dan mengatasi variabilitas, serta mencegah cacat, SPC dapat
meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi atau penyediaan
layanan.

8. Kepuasan Pelanggan:
Peningkatan kualitas produk atau layanan melalui penerapan pengukuran dan SPC
dapat secara langsung meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan cenderung lebih
puas dengan produk atau layanan yang konsisten dan memenuhi atau melebihi
harapan mereka.
9. Standarisasi Proses:
SPC membantu dalam menetapkan dan mempertahankan standar proses yang
konsisten. Standarisasi ini dapat mengurangi variabilitas dan meningkatkan
prediktabilitas hasil.

10. Kontinu Feedback dan Perbaikan:


- Kombinasi pengukuran kualitas dan SPC menciptakan siklus umpan balik yang
kontinu. Data pengukuran memberikan umpan balik tentang kinerja proses, dan SPC
memungkinkan organisasi untuk merespons secara cepat untuk perbaikan
berkelanjutan.

Penerapan pengukuran kualitas dan SPC, ketika dilakukan secara terintegrasi dan
berkelanjutan, menciptakan lingkungan di mana organisasi dapat mengoptimalkan
kualitas produk atau layanannya secara efektif dan efisien. Ini menjadi landasan untuk
mencapai keunggulan kompetitif dan membangun reputasi yang baik di mata
pelanggan.

➢ PENGENDALIAN KUALITAS
Definisi Pengendalian Kualitas:
Pengendalian kualitas adalah serangkaian tindakan dan prosedur yang
diimplementasikan untuk memastikan bahwa produk atau layanan tetap memenuhi
standar kualitas selama seluruh siklus hidupnya.

Tujuan Pengendalian Kualitas:


Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mencegah cacat, mengidentifikasi
ketidaksesuaian secepat mungkin, dan memastikan bahwa tindakan perbaikan
diambil untuk meningkatkan proses produksi.
Poka-Yoke (Mistake-Proofing):
Poka-yoke adalah konsep pengendalian kualitas yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kesalahan atau cacat dalam proses produksi. Ini mencakup penggunaan
desain dan teknologi untuk mencegah kesalahan manusia.

Proses Perbaikan Berkelanjutan:


Pengendalian kualitas melibatkan siklus perbaikan berkelanjutan, seperti siklus PDCA
(Plan, Do, Check, Act), di mana proses dievaluasi, perubahan diterapkan, dan efeknya
dimonitor untuk peningkatan terus-menerus.

Sistem Manajemen Kualitas (QMS):


QMS adalah suatu sistem yang melibatkan prosedur, proses, dan tanggung jawab
untuk mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau layanan. Standar ISO
9001 adalah contoh QMS yang terkenal.

Untuk memantau dan mengendalikan kualitas di tingkat operasional, indikator kinerja


kualitas (KPI) digunakan untuk mengukur kinerja dan keberhasilan produk atau
inisiatif tertentu, memantau pencapaian tujuan bisnis, dan mengevaluasi sejauh mana
produk atau inisiatif tersebut berhasil mencapai hasil yang diharapkan.
KPI operasional dapat membantu perusahaan meningkatkan produktivitas, efisiensi,
kualitas, atau pengiriman barang atau layanan.KPI juga dapat digunakan dalam
pengukuran kinerja karyawan untuk menilai kinerja organisasi dalam mencapai
target organisasi, menetapkan objektif yang terukur, melihat tren, dan membantu
pengambilan keputusan.

Perusahaan dapat menggunakan KPI untuk menentukan, merencanakan, dan


memutuskan seperti apa strategi dan tindakan yang akan diambil oleh perusahaan,
serta untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, melakukan analisis
yang lebih mendalam, mengidentifikasi masalah, dan mengambil tindakan yang tepat
untuk meningkatkan performa produk (1). Dengan demikian, penerapan KPI dapat
membantu perusahaan menentukan, merencanakan, dan memutuskan seperti apa
strategi serta tindakan yang akan diambil oleh perusahaan

➢ Hubungan Antara Pengukuran dan Pengendalian Kualitas:


Pengukuran kualitas memberikan informasi tentang sejauh mana produk atau
layanan memenuhi standar.Pengendalian kualitas melibatkan tindakan dan intervensi
untuk memastikan bahwa standar tersebut terus dipatuhi dan perbaikan
berkelanjutan dilakukan.

➢ Penerapan Teknologi:
Pengukuran dan pengendalian kualitas semakin mengandalkan teknologi, seperti
sensor otomatis, analisis data besar (big data analytics), dan kecerdasan buatan untuk
meningkatkan akurasi dan efisiensi.Pengukuran dan pengendalian kualitas saling
terkait dan diperlukan untuk mencapai tujuan keseluruhan manajemen kualitas.
Menerapkan praktik-praktik ini membantu organisasi dalam menjaga kualitas produk
atau layanan mereka, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mencapai keunggulan
kompetitif.
2.4 BUDAYA ORGANISASI DAN KUALITAS
Kualitas produk atau layanan yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dapat
dipengaruhi oleh budayanya. Budaya yang baik dapat membantu perusahaan
meningkatkan kualitas produk atau layanan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan
meningkatkan reputasi perusahaan di mata pelanggan dan masyarakat.

Budaya organisasi yang mendukung kualitas dapat dibentuk dan dipertahankan


dengan beberapa cara, antara lain:

1) Memberikan kesadaran akan pentingnya kualitas: Perusahaan perlu


memberikan kesadaran kepada seluruh sumber daya manusia organisasi akan
pentingnya kualitas produk atau layanan yang dihasilkan

2) Membangun budaya peningkatan kualitas: Perusahaan perlu membangun


budaya peningkatan kualitas di lingkungan kerja, sehingga setiap pegawai
memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang
baik kepada masyarakat

3) Menerapkan Total Quality Management (TQM): TQM dilakukan dengan


memperbaiki seluruh proses produksi atau jasa dan melibatkan seluruh
karyawan dalam pengelolaan kualitas

4) Mengembangkan kewirausahaan: Perusahaan perlu


menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, serta membuka ruang dan
kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk menggali sumber pendapatan

5) Membangun budaya organisasi yang positif: Perusahaan perlu membangun


budaya organisasi yang positif, yang menciptakan kepuasan, kedisiplinan, dan
komitmen tinggi dari seluruh anggota organisasi
6) Membangun kepercayaan dan saling pengertian: Perusahaan perlu
membangun kepercayaan dan saling pengertian antara seluruh anggota
organisasi, dengan cara memfasilitasi pertanyaan dan kritik yang konstruktif,
serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan anggota organisasi

7) Menjadi role model yang positif: Perusahaan perlu menjadi role model yang
positif bagi seluruh anggota organisasi, dengan cara menyediakan pelatihan
dan pengembangan, serta memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan
anggota organisasi

Dengan membangun budaya organisasi yang mendukung kualitas, perusahaan dapat


meningkatkan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan, meningkatkan kepuasan
pelanggan, dan meningkatkan reputasi perusahaan di mata pelanggan dan
masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan budaya organisasi
dalam pengelolaan kualitas mereka dan melakukan upaya untuk membentuk dan
mempertahankan budaya organisasi yang mendukung kualitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Memahami Pengertian Kualitas:
Strategi pengelolaan kualitas yang efektif bergantung pada pemahaman yang
mendalam tentang apa itu kualitas. Pemahaman ini mencakup aspek seperti fisik,
layanan, keandalan, ketepatan waktu, dan kepuasan pelanggan serta kesesuaian
dengan spesifikasi dan kepuasan pelanggan.

Metode untuk Meningkatkan Kualitas:


Pilihan dan pelaksanaan strategi peningkatan kualitas harus mempertimbangkan
karakteristik dan kebutuhan perusahaan. Langkah-langkah penting dalam proses ini
termasuk menilai kondisi internal dan eksternal, memahami kebutuhan pelanggan,
dan menentukan sasaran kualitas khusus.

Kontrol dan Penilaian Kualitas:


Pengukuran kualitas membantu menemukan variabilitas, menemukan kesalahan, dan
memberikan dasar untuk pengambilan keputusan berbasis data. Ini terjadi terutama
ketika digunakan metode statistik dan alat seperti Kontrol Prosedur Statistik (SPC).
Pengendalian kualitas adalah proses menjaga kualitas selama siklus hidup produk
atau layanan dengan menghindari kesalahan, menemukan kesalahan, dan
mempertahankan kualitas.

Peran KPI untuk Pengawasan Kualitas:


Untuk memantau dan mengendalikan kualitas di tingkat operasional, indikator kinerja
kualitas (KPI) sangat penting. KPI menunjukkan kinerja dan keberhasilan inisiatif atau
produk tertentu, membantu menetapkan tujuan yang terukur, dan memberikan
informasi yang lebih baik untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Budaya Organisasi yang Menjunjung tinggi Kualitas:
Kesadaran akan pentingnya kualitas, peningkatan budaya kualitas, penerapan
Manajemen Kualitas Total (TQM), dan pembangunan budaya positif adalah semua
cara yang dapat digunakan untuk membentuk dan mempertahankan budaya
organisasi yang mendukung kualitas. Kepercayaan, saling pengertian, dan menjadi
role model yang baik adalah bagian penting dari budaya ini.

Dengan mempertimbangkan elemen-elemen ini, perusahaan dapat menciptakan


fondasi yang kokoh untuk mencapai dan mempertahankan kualitas yang tinggi,
memenuhi harapan pelanggan, dan meningkatkan keunggulan mereka dibandingkan
dengan pesaing. Di pasar yang kompetitif, bisnis dapat tetap relevan dan berhasil
melalui pengelolaan kualitas yang menyeluruh dan terpadu.

3.2 SARAN
Berdasarkan materi pengelolaan kualitas yang telah dipelajari, terdapat beberapa
saran RMK yang dapat diberikan, antara lain:
Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas: RMK dapat memberikan pelatihan
dan sosialisasi kepada mahasiswa mengenai pentingnya kualitas dalam pengelolaan
bisnis dan organisasi.

Mengembangkan budaya peningkatan kualitas: RMK dapat membantu mahasiswa


untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep pengelolaan kualitas, seperti Total
Quality Management (TQM), Six Sigma, dan Statistical Process Control (SPC).

Mengembangkan keterampilan analisis: RMK dapat membantu mahasiswa untuk


mengembangkan keterampilan analisis dalam pengukuran dan pengendalian kualitas,
seperti menggunakan diagram Pareto, diagram sebab-akibat, dan statistik kontrol.
Mengembangkan keterampilan manajemen: RMK dapat membantu mahasiswa untuk
mengembangkan keterampilan manajemen dalam pengelolaan kualitas, seperti
perencanaan dan strategi mutu, implementasi perencanaan mutu, dan evaluasi mutu.

Mengembangkan keterampilan kepemimpinan: RMK dapat membantu mahasiswa


untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dalam membangun budaya
organisasi yang mendukung kualitas, seperti memberikan kesadaran akan pentingnya
kualitas, membangun budaya peningkatan kualitas, dan menjadi role model yang
positif.

Dengan mengembangkan RMK yang mencakup saran-saran di atas, mahasiswa dapat


memahami dan menerapkan konsep-konsep pengelolaan kualitas dalam pengelolaan
bisnis dan organisasi, serta mengembangkan keterampilan analisis, manajemen, dan
kepemimpinan yang dibutuhkan dalam pengelolaan kualitas. Hal ini dapat membantu
mahasiswa untuk menjadi tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing di
pasar kerja yang semakin kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
(Dr. Jumadi, 2015)

References
Dr. Jumadi, S. M. (2015). Manajemen Operasi. Grobogan: CV Sarnu Untung.

(M.Pd, 2020)

References

M.Pd, D. S. (2020). Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta Timur: UNJ Press.

(Hamdan Firmansyah, 2021)

References

Hamdan Firmansyah, M. D. (2021). Total Quality Management dalam dunia pendidikan. Bandung:
WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG.

Anda mungkin juga menyukai