Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KOPERASI DAN UMKM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Hukum Etika Propesi

Dosen Pengampu :

RITA WATI S,H.M,H

Oleh :

ARIF JULIANTA DAMANIK : 1120013

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA TAHUN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak (Hamdan Siregar


S.H,M.H.) sebagai dosen pengampu mata kuliah (Hukum Koperasi) yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta Timur, 06/03/2023

ARIF JULIANTA DAMANIK


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI...... ii

BAB I: PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 10

B. Perumusan Masalah 10

C. Tujuan Penelitian 10

BAB II :PEMBAHASAN 11

A. Pembinaan koperasi 11

B. Hambatan Dalam Program Pembinaan Koperasi 13

C. Peranan Koperasi dan umkm terhadap Perekonomian Indonesia 22

D. Tugas dan Funsi Koperasi dan UMKM 23

BAB III : PENUTUP 29

A. Kesimpulan... 29

B. Saran.............. 29

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi dan UKM merupakan bagian integral dunia usaha nasional,


mempunyai kedudukan, potensi, dan peranan yang sangat penting dan strategis
dalam mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi serta memecahkan masalah
ekonomi pada khususnya. Berbagai cara telah digunakan manusia untuk
memecahkan permasahan ekonomi yang telah dihadapi salah satunya adalah
koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan, dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan
dalam mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi
pada khususnya.

Berdasarkan UUD Republik indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang


Perkoperasiaan yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang Nomor 17
Tahun 2012 tentang Perkoperasian, maka tersirat suatu harapan bahwa Koperasi
bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya. Sekaligus sebagai bagian yang tidak dipisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis dan keadilan.

Koperasi memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan


produk nasional, peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha, serta
peningkatan dan pemerataan pendapatan. Keberadaan usaha kecil tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan perekonomian secara nasional, karena usaha kecil
merupakan wujud kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia.

Dalam upaya membangun ekonomi nasional sub-sektor industri mikro kecil


dan menengah (IMKM) yang dalam istilah sering disebutkan UKM ataupun
usaha kecil. Usaha kecil mendapat prioritas untuk dibina dan dikembangkan
dalam rangka memperkuat struktur ekonomi nasional.

Industri kecil maupun besar, dan menengah merupakan sektor yang turut
memberikan kontribusi terhadap kontribusi perekonomian nasional seperti
Koperasi dan UKM. oleh karna itu program pembinaaan dan pengembangannya
senantiasa harus dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi. Koperasi yang merupakan gerakan ekonomi yang
tumbuh dari masyarakat merupakan organisasi swadaya masyarakat yang lahir
atas kehendak, kekuatan dan partisipasi dari masyarakat itu sendiri dalam
menentukan tujuan, sasaran kegiatan, serta kegiatan pelaksanaannya.

Keberadaan koperasi tujuannya adalah sebagai wadah untuk mewujudkan


kesejahteraan bersama bagi seluruh masyarakat Indonesia, sejalan dengan nilai
yang terkandung dalam pasal 33 ayat 1 Undang- Undang Dasar tahun 1945
bahwa” Perekonomian Indonesia disusun secara usaha bersama dan berdasarkan
asas 3 kekeluargaan”. Kemudian dipertegas dalam penjelasan Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 bahwa “ Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu
ialah koperasi”.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, di Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah Kabupaten Kampar melaksanakan pembinaan terhadap Koperasi
dalam meningkatkan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebagai pelaku utama
ekonomi yang berbasis kerakyatan dan dalam mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berdaya saing.

Melalui program - program pembinaan yang dilaksanakan oleh dinas


Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Kampar nantinya dapat mebantu
mebantu Koperasi - koperasi yang ada di kabupaten Kampar dalam mencapai
tujuan koperasi yang telah ditetapkan, berjalan sesuai dengan fungsi, peranan dan
prinsip koperasi dimana fungsi dan peranan koperasi itu adalah :

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya meningkatkat
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan


perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.

Dan melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :

a. Pendidikan perkoperasian

b. Kerjasama antar koperasi

Dari tinjauan tujuan koperasi segi pemerintah yaitu melaksanakan undang –


undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dimana koperasi sebagai alat tukar
pemerintah, sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat,mengembalikan kepentingan masyarakat akan manfaat
koperasi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkoperasi.

Dan melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :

a. Pendidikan perkoperasian

b. Kerjasama antar koperasi

Dari tinjauan tujuan koperasi segi pemerintah yaitu melaksanakan undang –


undang dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dimana koperasi sebagai alat tukar
pemerintah, sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat,mengembalikan kepentingan masyarakat akan manfaat
koperasi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berkoperasi.

Kabupaten Kampar adalah merupakan salah satu Kabupaten yang ada


diprovinsi Riau dan memiliki 21 kecamatan. Dinas Koperasi dan Usaha kecil
Menengah Kabupaten Kampar merupakan salah satu satuan kerja perangkat
Daerah (SKPD), yang juga sebagai unsur pelaksanaan otonomi daerah dibidang
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dipimpin oleh seorang kepala Dinas yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris
Daerah. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintah kabupaten berdasarkan asas otonomi dan
pembantu khususnya di bidang Koperasi.

Perkembangan koperasi di kabupaten ini cukup baik dengan jumlah koperasi


setiap tahunnya. Namun demikian dari jumlah koperasi yang ada di Kabupaten
Kampar Khusunya Kecamatan Tambang tidak semua koperasi aktif. Adapun data

koperasi aktif dan tidak aktif di Kabupaten Khusunya Kecamatan Tambang


periode April 2012- Januari 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Data Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif di Kecamatan Tambang

STATUS
No. NAMA KOPERASI
AKTIF TIDAK AKTIF
1. KUD SARANA KARYA AKTIF
KPRI LESTARI SMPN 1
2. AKTIF
TAMBANG
PESANTEREN TAHFIZUL
3. AKTIF
QUR’AN
4. KOPTAN KENAWAI BERSATU TIDAK AKTIF
5. KOPTAN TARAI MANDIRI TIDAK AKTIF
6. KOPTAN IYO BASAMO AKTIF
7. KOPTAN USAHA TERPADU AKTIF
8. KOPTAN BINA SAKTI AKTIF
9. KOPTEN SUKSES MAKMUR AKTIF
10. KOPTAN BINA SARI MADU AKTIF
11. KOPAS KUALU TIDAK AKTIF
12. KOPTAN KHAIRU UMMAH AKTIF
13. KOPTAN AMANAH TIDAK AKTIF
14. KOPTAN TIGA SEKAWAN TIDAK AKTIF
15. KOPTAN AMANAH AKTIF
16. KOPTAN SYARIAH TAMBANG AKTIF
17. KOP WANITA ANUGERAH AKTIF
18. KOPTAN BINA USAHA TIDAK AKTIF
19. KPRI RAHMAT AKTIF
20. KOPERASI PELITA AKTIF
21. KKMM TAMBANG AKTIF
JUMLAH 15 6
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kab.Kampar

Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat jumlah koperasi yang aktif
dikecamatan tambang sebanyak 15 Koperasi dan jumlah koperasi yang tidak aktif
berjumlah 6 koperasi. Koperasi dikatakan aktif adalah apabila mempunyai badan
hukum yang jelas, alamat yang jelas,jenis koperasi yang jelas,unit usaha yang
jelas dan melakukan RAT(rapat anggota tahunan) setiap tahunan, sedangkan
koperasi yang dikatakan tidak akatif adalah apabila salah satu dari kategori yang
aktif tidak ada dan tidak melakukan RAT (Rapat Anggota Tahunan) berturut
selama 2 tahun.

Dari tahun ketahun perkembangan koperasi di Kabupaten Kampar telah


menigkat. Dengan adanya peningkatan tersebut maka dibutuhkan peran serta
pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat untuk dapat lebih
meningkatkan pertumbuhan jumlah koperasi dalam meningkatkan perekonomian.

Namun dengan seiringnya perkembangan koperasi yang ada di Kabupaten


Kampar masih banyak koperasi yang tidak aktif . Faktor yang dominan penyebab
tidak aktif dan tidak berjalannya koperasi itu adalah faktor internal dari koperasi
iru sendiri yaitu anggota koperasi tidak membayar simpanan wajib,simpanan
pokok, uang sosial, serta banyaknya tunggakan hutang yang tidak dibayar.

Di kabupaten Kampar dapat dipastikan tidak semua koperasi dapat


berkembang karena pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil Menengah Kabupaten Kampar hanya pada saat pelaksanaan Rapat Anggota
serta Pembinaan lainnya seperti penyuluhan dan pelatihan belum merata.

Penyuluhan dan pelatihan perkoperasian hanya dilakukan oleh dinas terhadap


koperasi – koperasi yang dianggap perlu untuk dilakukan penyuluhan dan
peltihan tersebut, tidak semua koperasi – koperasi yang ada di kabupaten Kampar
. Selain itu, kurang nya bimbingan perkoperasian terhadap koperasi – koperasi
yang ada dikabupaten Kampar yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha
Kecil 7 Menengah Kabupaten Kampar membuat koperasi – koperasi yang ada di
Kabupaten Kampar sulit berkembang.

Sulit berkembangnya koperasi – koperasi yang ada di Kabupaten Kampar


juga di sebabkan oleh kurangnya modal yang dimiliki. Modal yang dimiliki oleh
koperasi – koperasi yang ada di Kabupaten Kampar terbatas karena hanya berasal
dari modal sendiri yang bersumber dari simpanan wajib dan simpanan pokok para
anggota koperasi dan sulit bagi koperasi – koperasi yang ada di Kabupaten
Kampar sulit untuk mengembangkan bidang usaha yang dijalankan.

Selain itu, tidak adanya kerjasama yang dilakukan oleh koperasi – koperasi
yang ada di Kabupaten Kampar dengan badan usaha lainnya yang ada di
Kabupaten Kampar oleh sebab itu sulit bagi koperasi – koperasi yang ada di
Kabupaten Kampar untuk bersaing dengan badan usaha lainnya yang ada
dikabupaten Kampar.

Untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkambangan koperasi di


Kabupaten Kampar, maka perlu dilakukan program pembinaan, baik yang telah
dilakukan atau pun yang akan dilakukan. Dengan demikian para pengambil
keputusan dapat menentukan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, serta dapat mengatasi kendala
yang dihadapi.

iiiiii1ivvviviiviii

1
i
https://www.academia.edu/36258741/
MAKALAH_PERAN_KOPERASI_DAN_UMKM_DALAM_PEREKONOMIAN_Manajemen_Umkm_dan_Koperasi_EIF6205_

Jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara
lainnya, terutama sejak tahun 2014. Jumlah UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan
dari tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017 jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami
pertumbuhan (data UMKM 2015, 2016, 2017).
Beberapa tahun belakangan, populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak
daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk
menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis.Sebagian besar tergolong sebagai pelaku
usaha sektor industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2014, terdapat
sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia. Di 2017 serta beberapa tahun ke depan diperkirakan
jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah.
UMKM mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan ekonomi
nasional.Selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga
berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan.
Selama ini UMKM telah memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PBD)
sebesar 57-60% dan tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional
(Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI tahun 2015).Tidak jauh berbeda dengan catatan Kadin
(Kamar Dagang Indonesia), kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto meningkat
57,84% menjadi 60,34% dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja di sektor ini juga
meningkat dari 96,99% menjadi 97,22% pada periode yang sama.
UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis.Ketika krisis menerpa pada
periode tahun 1997-1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh. Data Badan Pusat
Statistik memperlihatkan, pasca krisis ekonomi tahun 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang,
justru meningkat terus, bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai tahun
2012.
Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56.539.560 unit.Dari jumlah
tersebut, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 56.534.592 unit atau 99.99%.
Sisanya, sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah usaha besar.
Selama tahun 2011 sampai 2012 terjadi pertumbuhan pada UMKM serta penurunan pada
usaha besar. Bila pada tahun 2011, usaha besar mencapai 41,95% 3 tahun berikutnya hanya
40,92%, turun sekitar 1,03%. Pada UMKM terjadi sebaliknya. Bila usaha menengah pada tahun
2011 hanya 13,46%, pada tahun 2012 mencapai 13,59%. Ada peningkatan sebesar 0,13%.
Berbeda dengan usaha kecil, ada sedikit penurunan dari tahun 2011. Pada tahun itu
mencapai 9,94% namun pada tahun 2012 hanya mencapai 9,68%, artinya menurun sekitar 0,26%.
Peningkatan cukup besar terjadi pada usaha mikro, bila tahun 2011 hanya mencapai 34,64%, pada
tahun 2012 berhasil meraih 38,81% terjadi peningkatan sebesar 4,17%.
Sehubungan dengan peningkatan pendapatan dan perbaikan modal setelah pasca krisis
dalam peningkatan UMKM ini diperlukan suatu Badan Usaha seperti Koperasi yang dapat
membantu masyarakat dalam menghadapi kesulitan usahanya.Pemerintah Republik Indonesia telah
menggariskan dengan tegas bahwa dalam rangka pembangunan nasional, koperasi harus menjadi
sokoguru dan wadah dalam perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar-benar sesuai dengan isi
dan jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang menyatakan bahwa perekenomian Indonesia disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Mengingat sektor UMKM mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian
Indonesia, maka ketersediaan modal adalah salah satu unsur yang sangat vital untuk mendorong
pertumbuhan UMKM.Akan tetapi akses UMKM yang terbatas terhadap kredit perbankan
menghambat potensi kredit, sehingga tidak semua UMKM mendapatkan fasilitas
kredit.Keterbatasan akses tersebut dikarenakan anggapan pihak perbankan bahwa UMKM tidak
bankable atau tidak layak diberikan kredit. Anggapan ini terjadi karena kurangnya informasi 5
mengenai UMKM yang potensial, tingginya suku bunga, biaya transaksi yang tinggi per nasabah,
dan lemahnya UMKM dalam hal sumberdaya manusia, permodalan, teknologi, manajemen, dan
pemasaran. Menurut Bank Indonesia (2010) sebanyak 60 juta UMKM di Indonesia belum tersentuh
perbankan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian
“PEMBINAAN KOPERASI PADA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN KAMPAR”

ii
https://repository.uin-suska.ac.id/4414/2/BAB%20I-.pdf

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pembinaan koperasi
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pembinaan Koperasi
3.Bagaimana Peranan Koperasi dan umkm terhadap perekonomian Indonesia
4. Tugas dan fungsi koperasi dan umkm

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pembinaan Koperasi
2. Untuk mengetahui hambatan dalam program pembinaan Koperasi.
3.Untuk mengetahui Peranan Koperasi dan UMKM terhadap perekonomian Indonesia
4. Untuk mengetahui tugas dan fungsi koperasi dan umkm

BAB II

PEMBAHASAN

1.4 Pembinaan Koperasi

Pembinaan Koperasi merupakan kegiatan yang harus secara terus-menerus dilakukan oleh
Dinas Koperasi UKM Kabupaten guna memberikan bimbingan dan pendampingan agar gerakan
Koperasi tetap eksis, berkembang, dan baik dalam pengelolaannya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Pembinaan Dinas Koperasi dan UMKM dilakukan untuk mengembangkan dan memajukan
semua jenis Usah Kecil dan Menengah (UKM) yang ada di Kabupaten Kampar. Melihat kondisi
obyektif bahwa produktivitas kerja saat ini menunjukan peningkatan dengan adanya pembinaan dari
Dinas Koperasi dan UMKM untuk transformasi di segala bidang pembangunan daerah, maka
peneliti bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja
yang akhirnya akan meningkatkan Usaha Kecil dan Menengah (UMK) di kabupaten Kampar.
Selain itu juga ingin mendeskripsikan pembinaan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Kampar
dalam meningkatkan produktivitas Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam segi pembinaan dan
pengembangan.

iii
https://scholar.google.co.id/scholar?q=pengertian+pembinaan+koperasi&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

TUGAS DAN FUNGSI


Bagian Kesatu
Kepala Dinas

(1) Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
yang mempunyai tugas pokok merumuskan sasaran, mengkoordinasikan,
menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah dibidang Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil.
(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dinas
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil mempunyai fungsi:
a. Merumuskan kebijakan teknis dibidang Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil;
b. Menyusun program rencana pembangunan Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil;
c. Melakukan pengidentifikasian sumber-sumber potensi daerah untuk pembinaan
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil;
d. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Perdagangan, Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil;
e. Melakukan pembinaan Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil;
f. Melakukan koordinasi penyusunan program pengolahan data dan informasi dibidang
Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil;
g. Memfasilitasi sumber-sumber pembiayaan simpan pinjam dan kemitraan usaha;
h. Melaksanakan pemberdayaan dan penyuluhan sumberdaya manusia Perdagangan,
Koperasi dan Usaha Mikro Kecil;
i. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, tata laksana kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, perencanaan dan organisasi;
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang
tugasnya.
iv
https://ppid.kamparkab.go.id/public/dokumen/2021/02/d210e4fd0725400c2b88a5532cfe9c07.pdf

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah, UMKM bisa
dibedakan berdasarkan jumlah aset dan total omzet penjualannya. Untuk lebih memahaminya lebih
lanjut, yuk lihat penjelasannya di bawah ini:
1. Kategori Usaha Mikro

Klasifikasi ini merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan dan/atau badan usaha
perorangan, dengan karyawan kurang dari 4 orang, aset hingga Rp50 juta, dan omzet penjualan
tahunan mencapai Rp300 juta.

2. Kategori Usaha Kecil

Ciri-ciri UMKM yang termasuk kategori usaha kecil adalah memiliki karyawan berkisar 5-19 orang,
kekayaan bersih kisaran Rp50 juta-Rp500 juta, dan omzet per tahun berkisar Rp300 juta-Rp2,5
miliar.

3. Kategori Usaha Menengah

Cakupan UMKM usaha menengah semakin lebih besar, dengan karyawan berjumlah antara 20-99
orang, aset antara Rp500 juta-Rp10 miliar, dan omzet penjualan antara Rp2,5-50 miliar.

4. Kategori Usaha Besar

Usaha ekonomi produktif ini memiliki jumlah karyawan lebih dari 100 orang dengan aset lebih dari
Rp10 miliar dan omzet tahunan lebih dari Rp50 miliar.

1.5 Hambatan Dalam Program Pembinaan Koperasi

Pembinaan yang dilaksanakan pada thun 2012 telah membuahkan hasil yang baik. Namun
demikian masih dijumpai beberapa dendala dan permasalahan dalam pemberdayaan koperasi
UMKM sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kualitas SDM Koperasi UMKM yang berakibat rendahnya peroduktivitas
koperasi UMKM.
2. Masih rendahnya akses pasar dan pangsa pasar yang dikuasai oleh koperasi UKM
3. Terbatasnya modal yang dimiliki oleh kooperasi UMKM. Dan lemahnya akses permodalan
Koperasi UMKM ke perbankkan karena tidak tersedianya angunan sebagai persyaratan untuk
memeproleh kredit dari pihak perbankan.
A.   Upaya Pemecahan Masalah

Upaya pemecahan maslah yang telah dilaksanakanuntuk mengatasi hambatandan permasalahan


yang dihadapi dalam pembinaan koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah sebagai berikut :
1. Memberikandorongan kepada koperasi untuk melaksanakan rapat anggota Tahunan (RAT). Hal
ini penting karena penilaian Koperasi Berkualitas dilaksanakan tehadap koperasi yang telah
melaksanakan RAT dan melaksanakanpembenahan terhadap koperasi tidak aktif melalui fasilitas
penggabunga maupun pembubaran koperasi, melalui fasilitasi perubahan anggaran dasar
koperasi mencakup pengalihan Badan Hukum (BH) Kepada Ekonomis produktif pra koperasi.
2. Memfasilitasi kegiatan legal aspek kepada usaha mikro kecil dan koperasi untuk memudahkan
dalam mengakses permodalan dan pengembangna usahanya.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Koperasi UMKM melalui berbagai
pendidikan danlatihan, sosialisasi danpenyuluhan sehingga mereka mampu megelola
kelembagaan koperasi UMKM dan mampu meningkatkan kegiatan usahanya.
4. Dukungan peralatan usaha bagi wirausaha Baru paska diklat sebagai langkah memperluas akses
pasar bagi wirausaha baru yang tergabung dalam koperasi dan wirausaha baru yang tersebar di
seluruh provinsi NTB.
5. Melaksanakan pola kemitraan dengan BUMN melalui kerjasama peningkatan kapasitas SDM
Koperasi dan UKM dibidang wirausaha.
6. Meningkatkan profesionalisme aparat Pembina melalui berbagai pendidikan danlatihan teknis,
pelatihan / kursus keterampilandan lain-lain sehingga dapat menambah pengetahuan,
kemampuan dan wawasan dan melaksanakn pembinaan terhadap koperasi UMKM
7. Meningkatkan permodalan koperasi UMKM serta meningkatkan akses permodalan ke
perbangkan atau lembaga keuangan lainnya. Upaya yang dilakukan antara lain meberikan
dukungan perkuatan berupa bantuan Modal kerja (pola bergulir maupun dana hibah) kepada
koperasi UMKM serta memfailitasi akses permodalan ke Perbangkanatau Lembaga Keuangan
lainnya
8. Untuk meningkatkan akses koperasi danUMKM terhadap sumber – sumber permodalan
khususnya dari lembaga perbankan, maka telah dilaksanakan sosialisasi kredit usaha rakyat.
9. Mempasilitasi program sertifikasi ha katas tanah danperjijinan untuk UKM sehingga UKM
memiliki angunan yang diperlukanuntuk mengajukan kredit ke perbangkan.
10. Meningkatkan nakses pasar dan pangsa pasar koperasi UMKM. Upaya yang dilaksanakan adalah
memfasilitasi penyelanggaraan promosi/pameran di baerbagai event baik tingkat lokal. Regional
maupun nasional. Disamping itu juga melaksanakan kegiatan Temu Usha dan Pasar Rakyat.
11. Memfasilitasi KUKM terhadap program-program dari kementerian koeprasi antara lain
penataan PKL, Pembangunan Pasar Tradisional danDukungan peralatanuntuk kegiatan produksi.
12. Melaksanakanoordinasi pembinaan dan kebupaten/kota seProvinsi Nusa Tenggara Barat dan
instansi terkait,
v
http://diskop.ntbprov.go.id/ppid/hambatan-dan-permasalahan/

permasalahan UMKM yang umum terjadi di Indonesia beserta dengan solusinya:

1. Permasalahan UMKM Paling Klasik adalah Soal Modal

Permasalahan UMKM yang paling sering ditemui adalah modal yang terbatas. Para pelaku
UMKM mungkin saja memiliki banyak ide bisnis untuk mengembangkan usahanya, namun harus
terhenti karena tidak adanya modal tambahan. Jika ditelusuri ke belakang, banyak pelaku UMKM
yang kesulitan untuk mendapatkan modal tambahan dari lembaga keuangan dikarenakan banyaknya
persyaratan yang belum terpenuhi. Hal ini senada dengan hasil survei yang dilakukan oleh
Pricewaterhouse Coopers, yang mana 74% UMKM di Indonesia belum mendapatkan akses
pembiayaan.

Perkembangan teknologi memberikan solusi baru bagi pelaku UMKM dalam mendapatkan modal
tambahan. Sebut saja kehadiran teknologi finansial (fintech) melalui sistem urunan dana atau yang
dikenal dengan istilah crowdfunding. Cara pendanaan baru ini menjadi tantangan bagi pelaku
UMKM dalam meyakinkan khalayak umum untuk mendanai usaha mereka.

Crowdfunding sendiri dibagi menjadi dua, yaitu reward dan equity.


Sistem crowdfunding berbasis reward mirip dengan bentuk sponsor, yang mana seseorang berminat
untuk mendanai usaha Anda kemudian Anda menawarkan berbagai jenis imbalan. Sistem reward ini
tidak mengharapkan keuntungan finansial.

Sedangkan yang kedua merupakan crowdfunding berbasis equity yang mirip dengan investasi


konvensional dalam bentuk saham yang sifatnya profit sharing. Investor yang tertarik untuk
meminjamkan modal akan mendapatkan saham perusahaan sekaligus mendapatkan keuntungan
perusahaan sesuai dengan banyaknya saham mereka di perusahaan tersebut.

Meski begitu, Anda sebagai pelaku UMKM juga perlu memperhatikan berbagai persyaratan ketika
ingin mengajukan dana di lembaga crowdfunding, salah satunya untuk besaran bunga pinjaman.
Selain itu, pastikan jika lembaga crowdfunding yang Anda pilih sudah terdaftar dan diawasi oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar lebih aman. Ditambah lagi OJK baru saja menerbitkan peraturan
terkait layanan urun dana pada 31 Desember 2018 lalu dalam Peraturan OJK No. 37/POJK.04/2018.

2. Permasalahan UMKM Lainnya Terkait Urusan Perizinan


Tahukah Anda, bahwa banyak UMKM di Indonesia yang belum memiliki badan hukum yang jelas?
Tidak adanya izin usaha resmi mendatangkan efek domino bagi pelaku UMKM karena akan
menghambat laju usaha mereka sendiri, salah satunya saat ingin mengajukan modal. Sehingga sulit
bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha mereka menjadi lebih besar lagi.

Untuk itu, sebaiknya Anda sudah mengantongi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang
diterbitkan berdasarkan domisili usaha. Keberadaan SIUP penting dimiliki oleh pelaku UMKM agar
usaha yang dijalankan memiliki bukti yang sah dari pemerintah. Perihal SIUP diatur oleh pemerintah
dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/2009 tentang Perubahan Atas Permendag No. 36/2007
mengenai Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

SIUP dibagi menjadi 4 jenis berdasarkan skala usaha yang dijalankan, yaitu:

 SIUP Mikro termasuk kategori usaha sangat kecil atau mikro dengan modal usaha dan
kekayaan bersih tidak lebih dari Rp50 juta dan tidak termasuk tanah serta bangunan tempat
usaha.
 SIUP Kecil memiliki cakupan modal dan kekayaan bersih antara Rp50 juta sampai dengan
Rp500 juta serta tidak termasuk tanah dan tempat usaha.
 SIUP Menengah dimiliki bagi pelaku UMKM dengan modal dan kekayaan bersih antara
Rp500 juta sampai dengan Rp10 miliar  serta tidak termasuk tanah dan tempat usaha.
 SIUP Besar merupakan kategori terakhir yang wajib memiliki SIUP karena modal dan
kekayaan bersihnya lebih dari Rp10 miliar dan tidak termasuk tanah serta bangunan tempat
usaha.

Untuk bisa mendapatkan SIUP, Anda bisa mengajukan secara online maupun offline. Jika ingin
mengurus secara online, akses melalui situs resmi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (Dinas PM & PTSP) masing-masing daerah. Kemudian cari informasi seputar SIUP yang
sesuai dengan skala usaha Anda. Jika ingin mengurus secara offline, Anda bisa mendatangi langsung
kantor pelayanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Tingkat II di masing-masing
kabupaten atau kotamadya Anda.

Lalu, apa saja dokumen yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan SIUP?

 Formulir pendaftaran yang sudah diisi dan ditempelkan materai Ro6.000, dibuat fotokopi 2
rangkap.
 Fotokopi KTP yang masih berlaku sebanyak 3 lembar.
 Fotokopi Kartu Keluarga sebanyak 3 lembar.
 Fotokopi NPWP sebanyak 3 lembar.
 Surat perjanjian sewa-menyewa tanah /bangunan jika tanah atau bangunan disewa.
 Surat pernyataan bermaterai Rp6.000 dari pemilik tanah/bangunan yang digunakan.
 Fotokopi KTP pemilik tanah  atau bangunan.
 Pas foto berwarna ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar.
 Surat pernyataan bersedia mengurus IMB dalam jangka waktu 1 tahun.

Tahukah Anda, bahwa pengurusan SIUP tidak dipungut biaya atau gratis, sehingga semakin
memudahkan Anda untuk mendapatkan izin usaha yang sah!

3. Rendahnya Kesadaran untuk Membayar Pajak Juga Jadi Permasalahan UMKM di


Indonesia

Selain perizinan, regulasi lain yang kerap diabaikan oleh pelaku UMKM adalah soal pembayaran
pajak. Dari sekitar 60 juta pelaku UMKM di Indonesia, hanya 2,5% saja atau sekitar 1,5 juta pelaku
UMKM yang melaporkan pajaknya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua pelaku UMKM paham
akan cara menghitung pajak yang menjadi kewajiban mereka. Efek terburuk yang bisa menimpa
pelaku UMKM adalah usaha mereka bisa mengalami gulung tikar karena modal yang ada habis
dipakai untuk membayar sanksi pajak yang telat dibayarkan.

Pemerintah pun menurunkan tarif PPh Final atau yang sering disebut sebagai pajak UMKM dari 1%
menjadi 0,5% yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 2018 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki
Peredaran Bruto Tertentu. Selain itu, yang menjadi WP adalah mereka dengan usaha yang memiliki
omzet sampai dengan Rp4,8 miliar dalam satu tahun.Kebijakan penurunan tarif ini bisa
dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih baik lagi.

Lalu, bagaimana cara menghitung pajak UMKM ini? Rumus sederhananya adalah omzet per bulan x
tarif PPh Final. Kemudian PPh Final dibayarkan paling lambat pada tanggal 15 setiap bulannya.

Untuk menghindari sanksi keterlambatan pembayaran pajak PPh Final, Anda bisa melakukannya
secara otomatis melalui aplikasi PPh Final yang dimiliki oleh OnlinePajak. Di sini Anda diberikan
kemudahan dalam membuat ID billing dan menyetor PPh Final 0,5% hanya dalam 1 klik saja.
Semuanya dilakukan secara otomatis dan praktis.

Lalu, apa saja keuntungan yang didapat dengan menghitung pajak UMKM di OnlinePajak?
 Aplikasi OnlinePajak sudah disahkan sebagai mitra resmi DJP, sehingga semua transaksi
yang Anda lakukan terjamin keamanannya.
 Perhitungan dilakukan secara otomatis, Anda hanya cukup memasukkan total omzet maka
hasil perhitungan akan muncul seketika.
 Setor pajak dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui OnlinePajak.

4. Kurangnya Inovasi Jadi Permasalahan UMKM yang Tidak Bisa Terelakkan

Jumlah UMKM di Tanah Air yang terus bertambah bagai 2 sisi mata uang. Di satu sisi, geliat
masyarakat Indonesia yang tinggi dalam membuat bisnis sendiri sangat baik dalam membantu
mendorong perekonomian nasional. Di sisi lain, banyak juga yang mendirikan usaha hanya karena
ikut-ikutan tren atau latah.

Alasan terakhir inilah yang membuat banyak pelaku UMKM jalan di tempat dalam mengembangkan
usahanya karena minimnya inovasi. Akhirnya banyak usaha yang hanya bertahan selama 1-2 tahun,
kemudian bangkrut karena produk atau jasa yang ditawarkan tidak kuat atau kalah bersaing. Banyak
pelaku UMKM di Indonesia yang hanya menjalankan bisnis berdasarkan ikut-ikutan tanpa melihat
potensi diri yang dimilikinya.

Tidak mengherankan jika produk UMKM lokal yang berhasil menembus pasar internasional
terbilang masih sedikit. Jika dibandingkan dengan produk sejenis dari negara luar, produk UMKM
Indonesia kalah saing baik dari segi kualitas dan harga. Produk yang lahir dari latah atau ikut-ikutan
tren ini tidak muncul dari konsep yang matang dan memiliki kemiripan satu sama lain dengan
produk sejenis. Di awal, permintaan dan barang ditawarkan sama-sama banyak, namun lama-
kelamaan permintaan menjadi turun karena konsumen yang sudah bosan dengan barang sejenis.

Untuk itu, pelaku UMKM diharapkan mampu untuk berpikir kritis sekaligus inovatif dalam
memproduksi barang dan jasa. Meski barang yang ditawarkan sejenis, tetapi jika masing-masing
memiliki perbedaan yang signifikan membuat konsumen mempunyai banyak pilihan. Pelaku
UMKM dapat melakukan riset terhadap perilaku konsumen sekaligus trial and error untuk
mengetahui formula yang tepat bagi produk yang dihasilkan. Perkembangan teknologi yang ada juga
membuka peluang bagi Anda untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang bermanfaat bagi
kelangsugan usaha Anda. Selain memperhatikan kualitas produk, peningkatan layanan juga penting
untuk diperhatikan terutama bagi pelaku UMKM di bidang jasa.

Karena inovasi justru terlahir tidak dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah proses panjang
yang membuahkan hasil yang manis.
5. Permasalahan UMKM Juga Lahir dari Banyaknya Pelaku UMKM yang Masih Gagap
Teknologi

Familiar dengan istilah gagap teknologi atau yang sering disingkat dengan gaptek? Ya, istilah ini
merupakan sebutan bagi individu yang tidak tahu-menahu tentang kemajuan teknologi serta tidak
bisa mengoperasikannya. Kondisi gagap teknologi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya kondisi ekonomi, kondisi lingkungan, lokasi wilayah, dan lain sebagainya.

Lalu, apa kaitannya antara gagap teknologi dengan permasalahan UMKM? Perkembangan teknologi
yang terjadi sekarang ini melahirkan geliat ekonomi digital yang justru membawa banyak manfaat
bagi pelaku UMKM, tidak hanya dalam memasarkan produknya tetapi juga memudahkan proses
produktivitas para pelaku UMKM. Kehadiran saluran marketplace dan media sosial membuka
peluang bagi pelaku UMKM dalam mengenalkan produk mereka ke ranah yang lebih luas. Selain
itu, produktivitas pegiat UMKM semakin lebih mudah dan efisien berkat adanya perkembangan
teknologi, mulai dari melakukan pembukuan secara digital, membayar pajak melalui sistem aplikasi,
dan lain-lain.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu faktor yang menjadi kendala adalah tidak
meratanya penyebaran informasi di Tanah Air yang menyebabkan munculnya virus gaptek ini.
Selain itu, generation gap antara pelaku UMKM yang diwakilkan oleh generasi X dan pelaku
UMKM dari generasi milenial melahirkan jarak soal permasalahan UMKM ini.

Ada baiknya pelaku UMKM di usia muda turut mengajarkan atau memberikan penyuluhan terkait
teknologi terkini terhadap pelaku UMKM di usia senior. Mereka yang lebih tua juga diharapkan
tidak segan untuk bertanya mengenai update terkini di dunia bisnis.

6. Tidak Melakukan Branding

Meskipun branding identik dengan perusahaan-perusahaan besar, bukan berarti bisnis kecil tidak


membutuhkan branding yang baik. Justru sebaliknya, pada pasar yang padat dengan kompetisi
bisnis, sebuah UMKM justru akan semakin berhasil dengan identitas branding yang unik dan
menarik.

Jadi, sejak awal, tentukanlah image atau citra yang ingin ditampilkan oleh usaha dan produkmu.
Kemudian, kembangkanlah citra tersebut dengan berbagai strategi branding seperti:

1. Membuat logo, nama usaha, dan tagline yang unik


2. Membuat website sendiri sebagai media branding
3. Menggunakan media sosial sebagai platform untuk mengukuhkan citra bisnis
4. Berfokus dalam meningkatkan dan menjaga kualitas produk yang ditawarkan
5. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen

7. Komunikasi Bisnis yang Kurang Efektif


Komunikasi bisnis yang kurang efektif  juga merupakan salah satu permasalahan UMKM di
Indonesia. Karena kurangnya pengalaman, pelaku UMKM seringkali sulit berkomunikasi dengan
pelanggan, karyawan, dan stakeholder lainnya dengan efektif.

Hal ini tentunya berpengaruh besar pada banyak hal, dimulai dari efisiensi manajemen operasional
bisnis hingga kemampuan menjaga loyalitas pelanggan.

Solusi untuk masalah ini sebenarnya cukup mudah, tetapi dalam praktis, pelaku UMKM mungkin
menghadapi kesulitan menerapkannya. Salah satu solusi masalah ini adalah dengan menggunakan
teknologi yang tersedia.

Contohnya, menggunakan media sosial untuk meningkatkan efisiensi komunikasi bisnis dengan
konsumen ataupun menggunakan aplikasi absensi untuk mengkomunikasikan
informasi shift kepada karyawan.

8. Pembukuan Secara Manual

Proses pembukuan manual dapat menjadi kendala dalam bisnis UMKM Anda. Di zaman yang
sudah digital ini sebaiknya proses pembukuan harus beralih dari manual ke digital. Jika pada proses
pembukuan manual mengalami kerusakan, kehilangan, atau kesalahan akan mengakibatkan
kehilangan data dan sistem penjualan akan tertunda.

Proses pembukuan adalah proses yang sangat penting dalam perkembangan strategi bisnis terbaru
dan merupakan salah satu syarat wajib yang diperlukan untuk melakukan peminjaman modal.
Solusinya adalah dengan beralih ke proses pembukuan secara otomatis dengan menggunakan
aplikasi atau sistem pembayaran online yang sudah terintegrasi.

9. Kurangnya Inovasi Produk

Kurangnya inovatif dalam memproduksi produk juga dapat menjadi kendala dalam bisnis UMKM
Anda. Setiap harinya konsumen akan mencari produk-produk yang berbeda dari segi jasa, harga,
dan pelayanan.
Jika konsumen melihat produk yang sama pada setiap harinya, maka konsumen akan melihat
kompetitor Anda sehingga bisnis yang sedang dijalankan oleh Anda akan kalah bersaing.

Solusinya adalah Anda mesti memperbaharui dan mengetahui produk-produk Anda yang diminati
oleh konsumen Anda dan mengikuti tren pasar.

10. Sulitnya Mencatat Daftar Absensi Karyawan Secara Manual

Kamu tentu tidak sendiri dalam menjalankan bisnis saat ini. Ada banyak karyawan yang terlibat
dan kamu perlu memantau kinerja mereka. Salah satu cara untuk memantau kinerja karyawan
adalah dengan menggunakan sistem absensi.

Sayangnya, sistem absensi yang digunakan oleh para pelaku UMKM saat ini masih menggunakan
cara manual yang tentu dapat mengurangi tingkat efektifitas dalam mengolah data. Sebagai
solusinya, kamu bisa beralih dengan menggunakan aplikasi absensi online.

1.6 PERANAN KOPERASI DAN UMKM TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

 Peran Koperasi dalam Perekonomian Indonesia

Keberadaan koperasi di Indonesia memiliki peran penting bagi setiap lembaga dan anggota yang
menjalankannya, salah satunya untuk membangun perekonomian. Berikut adalah beberapa peran
koperasi dalam perekonomian Indonesia yang kamu harus ketahui, yaitu:

1. Mengembangkan Kegiatan Usaha Masyarakat Contohnya, koperasi yang bergerak dalam


bidang usaha pengadaan alat-alat pertanian yang dibutuhkan oleh petani. Dengan adanya
koperasi tersebut, maka petani bisa  membeli kebutuhan alat-alat pertanian di koperasi
dengan harga yang lebih murah. Karena itu, kegiatan usaha pertanian tersebut bisa menjadi
lebih baik dan meningkat.

2. Meningkatkan Pendapatan Anggota Kalau kamu menjadi anggota koperasi, kamu bisa
mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh koperasi sehingga kamu mendapatkan
keuntungan. Hal ini karena semakin besar jasa seorang anggota terhadap koperasi, maka
semakin besar pula penghasilan yang diperoleh anggota itu.

3. Mengurangi Tingkat Pengangguran Kehadiran koperasi di Indonesia diharapkan bisa


menolong nasib mereka yang membutuhkan pekerjaan, karena dengan adanya koperasi akan
dibutuhkan banyak pekerja untuk mengelola usahanya. Setiap orang juga bisa belajar
mengelola keuangan dan mendapatkan penghasilan setiap bulan dari pengelolaan koperasi
ini. Pada dasarnya, koperasi bisa memberi kesempatan kepada tenaga kerja dan menyerap
sumber daya manusia.

4. Meningkatkan Taraf Hidup Masyarakat Kegiatan koperasi bisa meningkatkan penghasilan


para anggota koperasi. Ini berarti peran koperasi bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dengan memperoleh penghasilan yang tinggi, kemungkinan akan lebih mudah memenuhi
kebutuhan hidup yang beraneka ragam, dan sebagai alat perjuangan ekonomi untuk bisa
bersaing dengan badan usaha lainnya.

5. Turut Mencerdaskan Bangsa Usaha koperasi bukan hanya kegiatan di bidang material atau
jasa saja lho, tapi juga mengadakan kegiatan pendidikan terhadap para anggotanya.
Pendidikan tersebut antara lain diberikan dalam bentuk pelatihan keterampilan serta
manajemen bisnis dan keuangan. Dengan begitu, peran koperasi dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa juga sudah sangat terbukti dengan mengamalkan pengetahuan kepada
anggota dan masyarakat sekitar.

6. Membangun Tatanan Perekonomian Nasional Koperasi sebagai salah satu urat nadi
perekonomian bangsa dan dikembangakan oleh pemerintah, perlu dikembangkan bersama
kegiatan usaha lainnya. Dengan memberdayakan koperasi, berarti juga bisa memberdayakan
masyarakat, yang pada akhirnya akan mampu memberdayakan perekonomian nasional.

1.7 TUGAS DAN FUNGSI KOPERASI DAN UMKM

TUGAS POKOK 

Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Lampung mempunyai tugas melaksanakan
sebagian urusan Pemerintahan Provinsi di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
berdasarkan azas otonomi yang menjadi kewenangan, tugas dekonsentrasi dan pembantuan serta
tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

FUNGSI

 Perumusan kebijakan teknis, pengaturan dan pembinaan di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah;
 Pelaksanaan kebijakan, memfasilitasi pengajuan pendirian koperasi, perubahan anggaran dasar dan
pembubaran koperasi tingkat provinsi;
 Pembinaan dan pengawasan usaha simpan pinjam koperasi dan pemberian izin usaha simpan
pinjam, penerbitan izin pembukaan kantor cabang Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi
Simpan Pinjam Pola Syariah (KSPPS) kantor cabang pembantu dan kantor kas yang wilayah
keanggotaannya antar Kabupaten/Kota tingkat provinsi;
 Pemfasilitasian tugas pembantuan dalam rangka pengawasan layanan simpan pinjam Koperasi di
tingkat provinsi;
 Pengkoordinasian perumusan kebijakan dibidang perkoperasian dan UKM;
 Pemberian bimbingan/ penyuluhan dan teknis pelaksanaan pemberdayaan Koperasi dan UKM
tingkat provinsi;
 Pemberian advokasi perlindungan kepada Koperasi dan UKM di tigkat provinsi;
 Penetapan peraturan dan kebijakan dalam rangka penumbuhan keiwrausahaan baru dan penciptaan
iklan usaha kondusif bagi UKM di tingkat provinsi;
 Pemberdayaan UKM yang dilakukan melalui pendataan, kemitraan kemudahan perizinan,
penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan di tingkat provinsi;
 Pengembangan Usaha kecil dengan orientasi peningkatanskala usaha menjadi menengah;
 Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM di tingkat provinsi;
 Pemfasilitasian akses pembiayaan bagi Koperasi dan UKM di tingkat provinsi;
 Pelaksanaan pengawasan, Monitoring dan Evaluasi terhadap upaya pemberdayaan dalam rangka
pembinaan Koperasi dan UKM di tingkat provinsi;
 Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan kepatuhan kelembagaan dan penilaian kesehatan
KSP/KSPPS dan Unit Simpan Pinjam (USP) / Unit Simpan Pinjam Pola Syariah (KSPPS);
 Pelaksanaan penanganan kasus koperasi yang wilayah keanggotaannya antar Kabupaten/ Kota;
 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi pembina dan Gerakan Koperasi, yang
wilayah keanggotaanya lintas Kabupaten / kota;
 Pemberdayaan dan perlindungan Koperasi yang wilayah keanggotaannya antar Kabupaten / Kota
dalam Provinsi;
 Pelaksanaan kesekretariatan Dinas; dan
 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam UU No.25tahun 1992 Pasal4 tentang perkoperasian, fungsi dan peran koperasi adalah :
- Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumny auntuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dansosialnya.
- Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
- Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai guru utamanya.
- Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Manfaat Koperasi
Sesuai dengan fungsi dan perannya, koperasi harus mampu memberikan manfaat bagi kehidupan
masyarakat terutama kepada para anggotanya.

Berikut ini adalah beberapa manfaat koperasi bagi kehidupan masyarakat, anggota, dan pelaku
usaha.

Manfaat Koperasi Bagi Anggotanya:

1. Memberikan kemudahan dan pelayanan yang baik bagi anggota

2. Koperasi minimal harus memberikan kemudahan bagi anggota untuk menikmati fasilitas yang
disediakan.

Contohnya, saat memberi pinjaman, anggota koperasi harus mendapat prioritas utama untuk diberi
pinjaman daripada yang bukan anggota.
Atau fasilitas lain, misalnya tingkat bunga yang diberikan kepada anggota harus lebih rendah
daripada yang bukan anggota. Dengan begitu, dapat meminimalisir kemungkinan anggota untuk
terhindar dari lintah darah.

3. Sarana pengembangan potensi dan kemampuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

Setiap anggota koperasi memiliki kemampuan yang berbeda, seperti dari segi ekonomi atau
kemampuan organisasi. Berbagai potensi ini bisa dikembangkan melalui kegiatan berkoperasi.

Dengan jasa para anggota, mereka bisa mendapat balas jasa dari koperasi misalnya pembagian sisa
hasil usaha (SHU) yang relatif lebih besar.

Jika ada anggota koperasi yang kurang memiliki potensi, mereka juga bisa mendapat manfaat
seperti pinjaman atau pelatihan. Intinya, kesejahteraan anggota baik yang berpotensi lebih atau tidak
berpotensi, tetap dapat ditingkatkan.

4. Mudah merencanakan pengeluaran bagi anggotanya sehingga kualitas hidup meningkat

Salah satu kemudahan berbelanja di koperasi adalah karena dapat dibayar belakangan. Maka
dengan berbelanja di koperasi, anggota bisa merencanakan pengeluaran terlebih dahulu.

Setelah mampu memenuhi semua kebutuhannya, tentu akan memengaruhi kualitas hidup anggota.
Dengan kualitas hidup meningkat, kesejahteraan juga ikut meningkat.

5. Melatih kerjasama berorganisasi dan karakter baik lainnya bagi anggota

Kegiatan koperasi biasanya melibatkan banyak orang. Hal ini tentu bisa melatih anggota untuk
bekerja sama, berani bersuara dalam rapat, berkoordinasi, dan lain-lain.

Selain itu, prinsip kemandirian koperasi juga membuat anggotanya harus mandiri dan tidak
bergantung dengan orang lain.

Manfaat Koperasi Bagi Pelaku Usaha:


1.Memberikan akses untuk mendapat modal usaha
2.Pelaku usaha di Indonesia memiliki beberapa akses dan pilihan untuk memperoleh modal bagi
usahanya, contohnya seperti dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Namun, sebenarnya akses ini lebih mudah didapatkan melalui jalur koperasi. Dengan berbagai
syarat yang diajukan pihak perbankan, tentu berbeda dengan koperasi yang syaratnya tidak banyak
sehingga bisa memudahkan.
3. Mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan perkembangan usaha agar kualitas produk dan
manajemen UKM meningkat
4. Koperasi adalah prioritas lembaga perekonomian di Indonesia. Maka, ada banyak pelatihan tidak
berbayar yang diadakan dari kerjasama koperasi dan lembaga pemerintahan. Seperti pelatihan
perizinan usaha, kehalalan, proses ekspor, dan lain sebagainya.
Kesempatan ini tentu sangat bermanfaat bagi masa depan usaha, terutama yang masih tergolong
sebagai usaha kecil dan usaha menengah.
5. Menumbuhkan kemandirian, disiplin, dan kerjasama untuk peningkatan finansial bagi anggota
usaha
UMKM yang bergabung ke koperasi dapat memperoleh manfaat berupa etos kerja, seperti
kemandirian, disiplin, kerjasama dan lain-lain saat mengembangkan usaha.
Bagi usaha yang belum besar, etos ini sebaiknya ditumbuhkan sejak dini. Bergabung dengan
koperasi dapat menumbuhkan etos kerja sehingga perlahan-lahan dapat menjadi budaya perusahaan.

Manfaat Koperasi Bagi Kehidupan Masyarakat Luas:


1. Mengurangi tingkat pengangguran Koperasi membutuhkan banyak pekerja untuk mengelola
usahanya. Maka, kehadiran koperasi diharapkan dapat membantu mereka yang membutuhkan
pekerjaan.

2. Dapat membantu dan memperkokoh tatanan perekonomian nasional

3. Koperasi merupakan salah satu urat nadi perekonomian bangsa yang harus dikembangkan
bersama kegiatan usaha lainnya.

Maka dengan memberdayakan koperasi, sama artinya dengan memberdayakan masyarakat,


kemudian akhirnya dapat memberdayakan perekonomian nasional.

 
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kabupaten dalam melakukan pembinaan usaha kecil dan menengah ini sudah berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten saat ini.
Progam atau kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah Kabupaten dalam melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan menengah
Kabupaten antara lain:
1) Mengadakan pelatihan dalam meningkatkan skill (kemampuan) pelaku usaha.
2) Mengadakan diklat dalam rangka peningkatan sumber daya manusia.
3) Mengadakan sebuah forum untuk memudahkan Dinas Koperasi dalam
mengkoordinasikan dan mengawasi berbagai jenis usaha kecil dan menengah di
sektor yang berbeda-beda.

Hasil dari pembinaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam
Meningkatkan Produktivitas Kerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam persepektif
seperti menambah jenis yang dipasarkan serta pangsa pasar yang lebih luas hingga keluar
daerah tersebut.

B. SARAN
Mengadakan penelitian di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
mengenai pembinaan supaya terjun langsung kelapangan. Sehingga data yang
diperoleh dapat lebih tepat sasaran.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36258741/
MAKALAH_PERAN_KOPERASI_DAN_UMKM_DALAM_PEREKONOMIAN_Manajemen_U
mkm_dan_Koperasi_EIF6205_
https://repository.uin-suska.ac.id/4414/2/BAB%20I-.pdf

https://scholar.google.co.id/scholar?
q=pengertian+pembinaan+koperasi&hl=en&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart

https://kalsel.bpk.go.id/wp-content/uploads/2009/09/
perda_tapin_2009_08_pengembangan_ukm.pdf

https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/1025/pentingnya-pembinaan-monitoring-dan-evaluasi-
bagi-gerakan-koperasi#:~:text=Pembinaan%20Koperasi%20merupakan%20kegiatan
%20yang,sesuai%20dengan%20peraturan%20yang%20berlaku.

http://diskop.ntbprov.go.id/ppid/hambatan-dan-permasalahan/

vi
https://www.online-pajak.com/seputar-pph-final/permasalahan-umkm

vii
https://www.staffany.id/blog/permasalahan-umkm/

viii
https://wiss.co.id/read-21-peran-koperasi-dalam-perekonomian-indonesia-dan-fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai