DOSEN PEMBIMBING
Yeni Handayani,S.E.,M.Pd.S.E.,M.Pd
Disusun Oleh
Hamdi (202215500041)
JAKARTA
2023
Jl. Raya Tengah No.80.RT.6/RW.1, Gedong. Kec. Ps. Rebo, Kota Jakarta Timur,
DAFTAR ISI.................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................2
1. Definisi Keperibadian..............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................16
Kesimpulan...................................................................................................................................16
Saran..............................................................................................................................................16
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, dan karunia-Nya kepada penulis. Shalawat serta salam semoga tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulis bisa membuat makalah ini tepat
pada waktunya. Harapan penulis adalah dengan adanya makalah ini dapat membantu
masyarakat, khususnya bagi para mahasiswa dan mahasiswa program studi yang berkaitan
dengan sejarah untuk lebih memahami serta memberikan pengetahuan tentang Keperibadian,
yang berkaitan dengan mata kuliah Pengantar Antropologi. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Agar penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki dua hubungan yang saling
berkesinambungan. Pertama hubungan seperti vertikal kepada Tuhannya serta hubungan
horizontal kepada makhluk sesama ciptaannya.
Kehidupan manusia melekat dengan unsur kehidupan lingkungannya. Faktor eksternal
lingkungan sedikit banyak memberi dampak kehidupan manusia di dunia sedangkan
Faktor internal sangat berpengaruh untuk kehidupan seseorang tersebut. Salah satu
komponen yang berada dalam internal manusia adalah kepribadian.
Istilah “keperibadian” mempunyai pengertian sebagai ciri-ciri watak seseorang
individu yang konsisten, yang memberikan dirinya suatu identitas menjadi individu yang
khusus. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita anggap bahwa seorang tertentu mempunyai
beberapa ciri watak yang ditunjukkan secara lahir,konsisten, dan konsekuen dalam
tingkah lakunya kelihatan bahwa individu tersebut mendapati identitas khusus yang
berbeda dari individu-individu lainnya. Sehingga konsep keperibadian telah menjadi
konsep yang meluas sehingga menjadi konstruksi yang dirancang mencakup keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Definisi Keperibadian ?
2. Apa saja Unsur – Unsur Keperibadian ?
3. Bagaimana Materi Dari Unsur – Unsur keperibadian ?
4. Seperti apa Aneka Warna Keperibadian ?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.DEFINISI KEPERIBADIAN
Para ahli dan biologi yang mempelajari dan membuat pelukisan mengenai
sistem organisme dari suatu species atau jenis hewan biasanya sekaligus mempelajari
perilakunya. Deskripsi mengenai pola-pola perilaku hewan-hewan tersebut (yaitu
perilaku mencari makanan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh,
beristirahat, mencari pasangannya disaat-saat birahi, kawin, mencari tempat
melahirkan, memelihara dan melindungi anaknya, dan sebagainya), biasanya berlaku
bagi semua species yang menjadi obyek perhatiannya.
Definisi mengenai kepribadian itu tidak banyak berbeda dengan arti yang
melekat pada konsep itu dalam bahasa sehari-hari. Dalam bahasa populer istilah
“kepribadian” juga berarti “ciri-ciri watak yang konsisten”, sehingga seorang individu
1
memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan
bahwa seorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu
tersebut memiliki beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan
konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari
individu-individu lainnya.
Konsep kepribadian yang lebih tajam tetapi seragam agaknya belum ada
karena konsep tersebut sangat luas dan merupakan suatu konstruksi yang sukar di
rumuskan dalam satu definisi yang tajam tetapi mencakup seluruhnya. Oleh karena itu
bagi kita yang belajar antropologi, kiranya cukup apabila untuk sementara kita
gunakan saja definisi yang masih “kasar” tersebut diatas, dan penggunaan definisi-
definisi yang lebih tajam untuk keperluan analisa yang lebih mendalam sebaiknya kita
serahkan kepada para ahli psikologi saja.
2. UNSUR-UNSUR KEPRIBADIAN
Pengetahuan. Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar,
terkandung didalam otaknya secara sadar dalam alam sekitar manusia terdapat
berbagai hal yang diterimanya melalui pancaindranya serta melalui alat penerima
yang lain, misalnya getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau,
rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan
lain-lain, yang masuk kedalam berbagai sel dibagian-bagian tertentu dari otaknya.
Disana berbagi macam proses fisik, fisiologi, dan psikologi yang terjadi, sehingga
getaran-getaran dan tekanan-tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang
dipancarkan (diproyeksikan) oleh individu yang bersangkutan menjadi suatu
gambaran tentang lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu antropologi, seluruh proses akal
manusia yang sadar itu tersebut “persepsi”.
1
si individu, sehingga merupakan suatu gambaran yang terfokus pada bagian-
bagian khusus tadi. Apabila individu tadi menutup matanya, maka dalam
kesadarannya terbayang penggambaran yang berfokus dan alam lingkungan yang baru
dilihat sebelumnya.
1
pernah ada. Penggambaran yang baru sering kali tidak realistik itu dalam psikologi
disebut “fantasti’.
Dalam alam bawah sadar itu berbagai pengetahuan larut dan terpecah-pecah
menjadi bagian-bagian yang acapkali tercampuraduk tidak teratur. Proses itu terjadi
karna akal sadar individu yang bersangkutan tidak lagi menyusun dan menatanya
dengan rapih, walaupun bagian-bagian tertentu dari pengetahuan tadi ada kalanya
muncul ke alam sadarnya. Setiap orang tentu pernah tiba-tiba teringat akan suatu hal,
baik dalam keadaan utuh atau sepotong-sepotong, atau bahkan tercampur dengan
berbagai pengetahuan atau pengalaman lain yang telah dilupakannya.
Pengetahuan seseorang karena berbagai sebab juga dapat terdesak atau dengan
sengaja dibuat terdesak oleh individu yang bersangkutan, ke dalam bagian dari
jiwanya yang lebih dalam, yaitu bagian yang dalam ilmu psikologi disebut “alam tak-
sadar”. Dalam alam tak-sadar itu pengetahun larut dan terpecah-pecah ke dalam
1
Proses-proses psikologi yang terjadi dalam alam bawah sadar dan alam tak-
sadar tadi, yang banyak dipelajari oleh bagian dari psikologi yang dikembangkan oleh
S. Freud, yaitu ilmu psikoanalisa, tidak akan perhatikan lebih lanjut dalam buku ini.
Untuk mendapat pengertiam mengenai asas-asas kehidupan masyarakat dan
kebudayaan manusia, untuk sementara kita hanya akan memperhatikan bagian
kesadaran dari alam jiwa manusia saja.
Dalam kedua contoh di atas kita jumpai suatu konsep baru, yaitu “perasaan”,
yang disamping segala macam pengetahuan agaknya juga mengisi alam kesadaran
manusia setiap saat dalam hidupnya. Apabila kita perhatikan kedua contoh di atas
dengan seksama, “perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karna pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negatif.
Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian
tadi, biasanya menimbulakan “kehendak” dalam kesadaran seorang individu.
Kehendak itu mungkin positif (individu yang bersangkutan ingin mendapatkan hal
yang dirasakannya memberi kenikmatan) atau mungkin juga negatif (individu yang
1
bersangkutan ingin menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak
nikmat).
Individu dalam contoh di atas, yang pada suatu hari yang terik merasakan
kenikmatan karena dalam khayalannya ia menggambarkan dirinya sendiri tengah
minum Coca-Cola dingin, menjadi tumbuh keinginannya untuk benar benar minum
Coca-Cola dingin. Maka seandainya ia dalam keadaan yang memungkinkannya
memenuhi keinginannya itu (karena ia berada dekat warung penjual minuman,
misalnya), bisa jadi ia akan sungguh-sungguh segera melaksanakan niatnya untuk
membeli segelas Coca-Cola.
Suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras, yaitu apabila hal yang
dikehendaki itu tidak mudah diperoleh. Individu yang menginginkan Coca-Cola
dingin tadi mungkin malah akan bertambah besar keinginannya untuk memperoleh
minuman itu apabila di antara berbagai jenis minuman sejenis, justru, Coca-Cola
tidak tersedia.
Walaupun di antara para ahli psikologi ada perbedaan paham mengenai jenis
dan jumlah dorongan naluri yang terkandung dalam naluri manusia, mereka semua
sependapat bahwa ada sedikitnya tujuh macam dorongan naluri, yaitu:
1
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. Dorongan ini memang merupakan suatu
kekuatan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia untuk dapat bertahan h
2. Dorongan seks. Dorongan ini telah banyak menarik perhatian para ahli antropologi,
dan mengenai hal ini telah dikembangkan berbagai teori. Dorongan biologis yang
mendorong manusia untuk membentuk keturunan bagi kelanjutan keberadaannya di
dunia ini muncul pada setiap individu yang normal yang tidak dipengaruhi oleh
pengetahuan apapun.
3. Dorongan untuk berupaya mencari makan. Dorongan ini tidak perlu dipelajari, dan
sejak baru dilahirkan pun manusia telah menampakannya dengan mencari puting susu
ibunya atau botol susunya, tanpa perlu diajari.
4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia, yang memang
merupakan landasan biologi dari kehidupan masyarakat manusia sebagai makhluk
kolektif.
5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. Dorongan ini merupakan asal-mula
dari adanya beragam kebudayaan manusia, yang menyebabkan bahwa manusia
mengembangkan adat. Adat, sebaiknya, memaksa perbuatan yang seragam (konform)
dengan manusia-manusia di sekelilingnya.
6. Dorongan untuk berbakti. Dorongan ini mungkin ada karena manusia adalah makhluk
kolektif. Agar manusia dapat hidup serasi bersama manusia lain diperlukan suatu
landasan biologi untuk mengembangkan altruisme,simpati, cinta, dan sebagainya.
Dorongan seperti itu kemudian lebih lanjut membentuk kekuatan-kekuatan yang oleh
perasaanya dianggap berada diluar akalnya sehingga timbul religi.
7. Dorongan untuk keindahan (keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak). Dorongan
ini seringkali sudah tampak dimiliki bayi yang sudah mulai tertarik pada bentuk-
bentuk, warna-warna, dan suara-suara, irama, dan gerak-gerak, dan merupakan dari
unsur kesenian.
1
Seperti telah diuraikan di atas, kepribadian seorang individu terbentuk oleh
pengetahuan yang dimilikinya (yaitu khususnya persepsi, penggambaran, apresepsi,
pengamatan, konsep, serta fantasi mengenal berbagai macam hal yang ada dalam
lingkungannya), maupun oleh berbagai perasaan, emosi, kehendak, dan keinginan
yang ditujukan kepada berbagai macam hal dalam lingkungannya tersebut.
1. Beragam kebutuhan organik diri sendiri, beragam kebutuhan dan dorongan psikologi
diri sendiri, dan beragam kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama
manusia selain diri sendiri, sedang kebutuhan-kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau
tidak dipenuhi individu yang bersangkutan. sehingga memuaskan dan bernilai positif
baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
2. Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individe akan identitas diri sendiri
(identitas "aku"), baik aspek fisik maupun aspek psikologinya, dan segala hal yang
menyangkut kesadaran individu mengenai beragam kategori manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, atau gela. alam, baik yang nyata maupun
yang gaib yang terdaput di alam sekelilingnya.
3. Berbagai macam cara untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan,
atau menggunakan beragam kebutuhan dari hal-hal tersebut di atas, sehingga tercapai
keadaan yang memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan. Pelaksanaan
dari berbagai macam cara itu terwujud dalam kegiatan orang sehari-hari.
1
Aneka ragam kepribadian individu. Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan,
perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan
antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya
beragam struktur kepribadian pada setiap manusia yang hidup di muka bumi ini,
sehingga setiap individu memiliki kepribadian yang unik. Mempelajari materi dari
setiap unsur kepribadian (baik pengetahuan maupun perasaan, sasaran dari kehendak,
keinginan, dan emosi) adalah tugas psikologi, yang mempelajari sebab dari tingkah
laku berpola, yakni habit (kebiasaan) atau berbagai macam materi yang menyebabkan
timbulnya kepribadian, seta segala macam tingkah laku berpola dari individu yang
bersangkutan.
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang
individu berbeda dengan individu lain, dan karena sifat serta intensitas kaitan antara
beragam bentuk pengetahuan dan perasaan tadi juga saling berbeda, maka setiap
manusia sebenarnya memiliki kepribadian yang khas. Walaupun demikian, hal itu
tidak berarti bahwa di dunia ini terdapat 3 miliar kepribadian (karena jumlah
penduduk bumi sekitar itu). Jumlah itu dapat diringkas menjadi berbagai tipe dan sub-
tipe, yang walaupun masih banyak juga, jumlahnya tidak sampai berjuta-juta.
Membuat tipo-logi dari beragam kepribadian manusia merupakan tugas psiko-logi.
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang
individu berbeda dengan individu lain, dan karena sifat serta intensitas kaitan antara
beragam bentuk pengetahuan dan perasaan tadi juga saling berbeda, maka setiap
1
penduduk bumi sekitar itu). Jumlah itu dapat diringkas menjadi berbagai tipe dan sub-
tipe, yang walaupun masih banyak juga, jumlahnya tidak sampai berjuta-juta.
Membuat tipo-logi dari beragam kepribadian manusia merupakan tugas psiko-logi.
1
sampel dari warga masyarakat yang menjadi obyek penelitian, yang kemudian
diteliti kepribadiannya dengan berbagai tes psikologi. Dari hasil tes-tes itu kemudian
diperoleh sejumlah ciri watak yang secara statistik dimiliki sebagian besar individu
dalam sampel.
Selain ciri-ciri watak umum tadi, seorang individu tentu juga memiliki ciri-ciri
wataknya sendiri, sementara ada individu-individu dalam sampel yang tidak memiliki
unsur-unsur kepribadian umum, Namun persentase dari individu-individu semacam
ini dalam sampel sangat kecilPendekatan dalam penelitian kepribadian dari suatu
kebudayaan juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan. pada pendirian
bahwa benih-benih dari ciri-ciri dan unsur watak secrang individu dewasa sebenarnya
sudah tertanam di dalam dirt seseorang sejak dini. Pembentukan Watak dalam jiwa
individu banyak dipengaruhi pengalamannya di masa kanak-kanakya, elik. la diasuh
orang-orang di sekilarnya, yakni ibu, ayah, kakal. kakaknya, maupun orang -orang
lain yang umumnya sering berada dekat pada keluarganya. Watak juga sangat
ditentukan oleh berbagai tingkah laku yang dibiasakan orang sejak ia kecil, misalnya
cara makan, cara menjaga kebersihan, didiplin, bermain dan bergaul denagn anak-
anak lain, dan sebagainya. Karna pola pengasuhan anak dalam tiap kebudayaan
mengikuti adat dan norma-norma yang telah ditetapkan, maka pada individu-individu
dewasa akan tampak beberapa unsur watak yang seragam.
1
R. Linton, dan M. Mead itu kemudian ditiru dan berkembang lebih lanjut
sehingga menjadi bagian khusus dalam antropologi yang dinamakan personality and
culture, atau kepribadian dan kebudayaan.
Kebudayaan-kebudayaan Afrika baru mulai dikaji pada akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20 oleh para ilmuwan Eropa, dan kemudian juga oleh para ilmuwan
Amerika Serikat, sementara kajian mengenai bangsa-bangsa penduduk kepulauan di
Lautan Pasifik, yaitu Melanesia, Mikronesia, dan Polynesia, baru mulai dilakukan
para ahli antropologi Amerika setelah Perang Dunia II.
1
menengah dalam sistem administrasi yang dikembangkan oleh bangsa-bangsa
kolonial itu yang mengikuti model administrasi negara asal mereka.
yang telah Amerika. Pengaruh unsur-unsur kebudayaan asing, itu makin lama
merasuk dan terintegrasi ke dalam kebudayaan tradisional tadi. Pengaruh kebudayaan
Eropa Barat dan Amerika (misalinga Untuk bangsa Filipina) yang merasuk ke dalam
ratusan kebudayaan suku bangsa yang terjajah itu merupakan statu proses yang
sebaiknya kita sebut “modernisasi”.
Proses tersebut sebenarnya telah berlangsung sejak masa peralihan abad ke-18
dan abad ke-19, jadi sudah lebih dari dua abad. Waktu itu juga terjadi beberapa
peristiwa perubahan yang sangat mendasar bagi masyarakat Indonesia, yaitu awal dari
proses emansipasi sosial wanita yang dirintis oleh R.A. Kartini (1879-1904), dan
mulai adanya dokter-dokter wanita lulusan School Ter Opleiding Voor Inlandsche
Artsen (Stovia) di Jakarta, dan Nederlandsch-Indische Arsten School (NIAS) di
Surabaya.
1
Sebenranya, dengan logika yang wajar istilah “kebudayaan Barat” dan
“kebudayaan Timur” membingungkan, dan menjadi sumber salah paham yang hingga
kini ada dalam cara berpikir orang indonesia, yaitu bahwa kebudayaan orang Eropa
dan Amerika itu adalah kebudayaan yang secara materi dan teknologi maju dan perlu
kita tiru, sedang "kebudayaan Timur" adalah kebudayaan kita yang harus kita
pertahankan karena sifatnya yang indah, halus, spiritual, luhur, dan beradab. Kita
tentu juga dapat menerima logika bahwa kemajuan dalam materi dan teknologi tidak
hanya datang dari Eropa Barat, tetapi juga dari Amerika, misalnya, yang secara
geografis berada di timur negara kita. Karena itu konsep "kebudayaan Barat" tak
dapat kita terapkan kepada kebudayaan Amerika. Karena itu kebudayaan Amerika
sebetulnya bagi kita adalah "kebudayaan Timur" sementara Rebudayaan orang
Australia dan Selandia Baru adalah "kebudayaan Selatan".
Dengan kemajuan yang dicapai oleh bangsa Jepang, Korea, Cina, dan bahkan
Singapura, orang Indonesia sekarang tidak hanya memandang kebudayaan Eropa
Barat dan Amerika sebagai kebudayaan-kebudayaan yang patut ditiru. Apakah
kebudayaan-kebudayan negara-negara itu harus kita sebut "kebudayaan Utara"?
Apabila kita perlu bicara tentang pengaruh kebudayaan yang berasal dari luar
Indonesia, secara keseluruhan dapat digunakan konsep "kebudayaan mancanegara"
atau "kebudayaan asing".
1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penulis berpendapat bahwa pola-pola tingkah laku manusia diartikan dalam istilah
definisi keperibadian yang dijelaskan bahwa individu memiliki beberapa ciri watak yang
diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, menyebabkan bahwa ia memiliki identitas
yang berbeda dari individu lain sehingga unsur-unsur keperibadian meliputi persepsi,
apersepsi, pengamatan, konsep, fantasti, alam bahwa sadar, perasadiri, perasaan, emosi serta
dorongan naluri, menjadikan para peneliti membuat seluruh materi menjadi obyek dan
sasaran unsur-unsur kepribadian manusia yang dapat melahirkan aneka warna keperibadian
lewat adanya pengaruh beragam bentuk pengetahuan dan perasaan yang berbeda beda yang
jumlahnya itu diringkas menjadi berbagai tipe dan sub-tipe setiap dekadenya.
Saran
Disarankan para pembaca dapat memahami pola-pola tingkah laku manusia lewat
pembelajaran perihal keperibadian dalam materi antropologi yang telah dikualifikasikan
setiap unsur – unsur keperibadian, materi keperibadian & aneka waran keperibadian sehingga
dapat memahami unsur – unsur manusia.
15
DAFTAR PUSTAKA
17