Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH TAFSIR AYAT EKONOMI

PERDAGANGAN (TATA NIAGA)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Syamsul Hilal, S.Ag, M.Ag

DISUSUN OLEH:
1. Mawar Ambar Wati (2251010097)
2. Sindy Amelia
3. Rani Wulandari

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa sholawat dan salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Tujuan disusunnya
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah tafsir ayat ekonomi. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan bagi
pembaca.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan
dapat dijadikan pelajaran untuk penulis dalam penulisan makalah selanjutnya.

Bandar Lampung, 01 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di dalam Bahasa Indonesia, tafsir berarti pejelasan terhadap satu kalimat (eksplanasi
dan klarifikasi) yang juga mengandung pengertian penting kapan, penunjukan dan
keterangan dari maksud satu ucapan atau kalimat. Secara istilah, tafsir adalah
menjelaskan kalam Allah dengan kata lain tafsir berfungsi sebagai penjelas bagi lafal-
lafal Alquran dan maksud-maksudnya.

Tafsir ayat ekonomi ini bagi penulis tetaplah sebuah upaya memahami ayat Allah,
tentu saja sebatas kemampuan penulis. Mustahil jika kita mampu menyelami maksud
Allah lewat teks, lebih-lebih memastikan bahwa penafsiran kita yang paling benar.
Sungguh tidak mungkin. Yang mungkin kita lakukan adalah mencoba memahami
ayat-ayat Allah, melakukan kontekstualisasi dengan kehidupan kita saat ini dan
mengambil pelajaran, hikmah atau nilai yang bisa kita gunakan dalam segala aspek
kehidupan khusunya dalam menjalankan aktivitas perekonomian.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan Teori klasik dan Teori modern dalam perdagangan internasional?


2. Apa saja prinsip dalam Jual Beli?
3. Apa saja tujuan dari Kredit?
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

 Q.S Quraisy: 1-2


َّ ‫ اٰل ِف ِه ْم ِر ْحلَةَ الشِّتَاِۤء َو‬١ ‫ش‬
ِ 6ۚ ‫الصْي‬
٢‫ف‬ ِ ‫اِلِ ْي ٰل‬
ٍ ۙ ْ‫ف ُقَري‬

Artinya: Disebabkan oleh kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka


bepergian pada musim dingin dan musim panas (sehingga mendapatkan banyak
keuntungan).1

 Asbabun nuzul Q.S Quraisy ayat 1-2

Sebab Turun Ayat (Quraisy: 1)

Al-Hakim dan lainnya meriwayatkan dari Ummu Hani binti Abu Thalib r.a., dia
berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Allah memberikan keistimewaan pada suku
Quraisy dengan tujuh hal. Aku dijadikan berasal dari mereka, kenabian ada pada
mereka, tugas menjaga (Ka'bah) ada pada mereka, tugas memberi minuman (bagi
jamaah haji) juga pada mereka, Allah telah menyelamatkan mereka dari serangan
tentara bergajah, mereka menyembah Allah tujuh tahun lamanya, sedangkan tidak
1
Al-Quran Kemenag
satu kaum pun yang menyembah Allah selama itu, dan sesungguhnya Allah telah
menurunkan satu surah penuh dalam Al-Qur'an yang hanya mereka yang disebut di
dalamnya.' Setelah berkata demikian, Rasulullah saw. membacakan ayat ini."2

Sebab turun ayat (Quraisy:2) :

Kata rihlah (‫ )رحلة‬berasal dari kata rahala (‫ )رحل‬yang artinya pergi ke tempat yang
relatif jauh. Rihlah pada ayat ini adalah perjalanan dagang orang-orang Quraisy yang
dilakukan dua kali setahun yakni pada musim dingin dan musim panas. Perjalanan ini
dipelopori oleh kakek Rasulullah, Hasyim bin Abdi Manaf.

Sebelumnya, di Makkah ada istilah al I’tifar (‫ار‬66‫)األعتف‬. Yakni apabila penduduk


Makkah mengalami kesulitan pangan, pemimpin keluarga membawa mereka ke satu
tempat. Lalu membangun tenda di sana untuk tinggal hingga mati kelaparan.

Suatu hari keluarga Bani Makhzum ada yang mau melakukan al i’tifar lalu didengar
oleh Hasyim, kakek Rasulullah. Maka beliau menyampaikan kepada suku Quraisy
dan meminta mereka saling membantu. Dari situ mereka bersepakat untuk melakukan
perjalanan dagang yang keuntungannya dibagi rata. Apa yang diperoleh si kaya,
diperoleh pula dalam kadar yang sama oleh si miskin. Agaknya kebiasaan inilah yang
dipuji Allah dalam surat ini.3

 Tafsir Q.S Quraisy ayat 1-2

Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan profesi suku Quraisy sebagai kaum


pedagang di negara yang tandus dan mempunyai dua jurusan perdagangan. Pada
musim dingin ke arah Yaman untuk membeli rempah-rempah yang datang dari Timur
Jauh melalui Teluk Persia dan yang kedua ke arah Syam pada musim panas untuk

2
Jalaludin as-suyuti, Ashabun nuzul sebab turunnya ayat al-quran (Depok: Gema insani, 2022
Hlm.783)
3
https://umma.id/post/surat-quraisy-beserta-artinya-tafsir-dan-asbabun-nuzul-404879?lang=id
(Diakses pada 1 Maret 2023 20.32)
membeli hasil pertanian yang akan dibawa pulang ke negeri mereka yang tandus lagi
kering itu.

Orang-orang penghuni padang pasir (Badui) menghormati suku Quraisy karena


mereka dipandang sebagai jiran (tetangga) Baitullah, penduduk tanah suci dan
berkhidmat untuk memelihara Ka’bah, dan penjaga-penjaga Ka’bah. Oleh karena itu,
suku Quraisy berada dalam aman dan sentosa, baik ketika mereka pergi maupun
ketika mereka pulang walaupun banyak terjadi perampokan dalam perjalanan.4

 Teori Klasik dan Modern perdagangan internasional

Teori-teori perdagangan internasonal adalah teori-teori yang mencoba memahami


mengapa sebuah negara (perekonomian) mau melakukan kerja sama perdagangan
dengan negara-negara lain. Hubungan internasional bukanlah sesuatu yang baru,
namun sebuah paparan teoritis yang sistematis baru dikembangkan sekitar abad ke-
17. Teori tersebut makin disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo, Hecksher-
Ohlin dan lain-lain. Berikut merupakan beberapa teori perdagangan internasional.
a. Teori Klasik:
1. Merkantilisme
Merkantilisme (Merchantilism) adalah ajaran atau paradigma yang berkeyakinan
bahwa perekonomian suatu negara makin makmur bila mampu memaksimalkan
surplus perdagangan. Konsekuensinya adalah memaksimalkan ekspor sekaligus
meminimumkan impor. Dengan di surplus perdagangan akan maksimal. Surplus
perdagangan mempunyai efek multiplier yang akan meningkatkan output
keseimbangan. Peningkatan output keseimbangan akan meningkatkan konsumsi dan
kesempatan kerja.5

4
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-quraisy-ayat-1-4/ (Diakses pada 1 Maret 2023 21.14)
5
Prathama Rahardja, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2008), hlm.287
Yang menjadi masalah tentang ide merkantilisme adalah:
a. pandangan bahwa kemakmuran suatu negara diukur dari banyaknya uang (logam
mulia)

b. Merkantilisme mengajarkan kebijakan perdagangan jasa yang kontroversial, yaitu


proteksi yang ketat dan pemberian hak monopoli kepada produsen domestic. Proteksi
yang ketat bertujuan membatasi bahkan menyetop aliran aliran impor barang dan
jasa.

Merkantilisme diadaptasi kembali oleh negara-negara kapitalis, yang dikenal sebagai


Merkantilisme Baru (Neo Merchantilism). Ciri uatama merkantilisme baru adalah
pemeliharaan surplus perdagangan, bila perlu dengan melakukan proteksi.

2. Keunggulan Absolut
Teori keunggulan absolut (absolut advantages) dibangun oleh Adam Smith sebagai
perbaikan atas merkantilisme. Menurut smith, surplus perdagangan yang dipaksakan
lewat mekanisme proteksi dan pemberian monopoli akan mengorbankan efisiensi dan
produktivitas. Sebab lewat perlindungan dan hak monopoli, pengusaha tidak
terdorong untuk melakukan efisiensi dan inovasi. Akibatnya, produksi yang
dihasilkan bukan saja jumlahnya menjadi lebih sedikit, tetapi juga harga jualnya
makin mahal, kualitasnya pun belum tentu baik.

Dengan kata lain, harga yang harus dibayar dari kebijakan perlindungan seperti yang
diusulkan merkantilisme adalah kesejahteraan (kemakmuran rakyat). Sebaliknya,
Smith amat sangat yakin bahwa perdagangan akan meningkatkan kemakmuranbila
dilaksanakan melalui mekanisme perdagangan bebas. Melalui mekanisme
perdagangan bebas, para pelaku ekonomi diarahkan untuk melakukan spesialisasi
dalam upaya peningkatan efisiensi.

Menurut Smith, sebaiknya spesialisasi dilakukan berdasarkan pertimbangan


keunggulan absolut, yaitu keunggulan yang dilihat dari kemampuan produksi dengan
biaya lebih rendah. Sebab bila biaya produksinya lebih rendah, dengan input yang
sama dapat dihasilkan output yang lebih banyak.6

3. Keunggulan Komparatif
Keunggulan komparatif dari David Ricardo (1772-1823) dan John Stuart Mill (1806-
1873) dapat dianggap sebagai kritik sekaligus penyempurnaan atas teori keunggulan
mutlak dari Adam Smith. Menurut Teori Keunggulan Komparatif “suatu negara akan
mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu, apabila negara tersebut memiliki
keunggulan komparatif (comparative advantage) terbesar, dan akan mengkhususkan
diri pada impor barang, apabila negara tersebut memiliki kerugian komparatif
comparative disadvantage) Dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor
barang jika barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah dan akan
melakukan impor, jika barang tersebut diproduksi dengan biaya lebih tinggi”.

b. Teori Modern
Teori tentang faktor-faktor yang menentukan pola perdagangan suatu negara lahir di
Swedia, yaitu Eli Heckscher. la seorang pakar sejarah ekonomi Swedia yang
mengembangkan suatu gagasan penting dalam artikelnya yang singkat pada 1919.
Teori Modern menyatakan bahwa:

“Komoditas-komoditas yang dalam produksinya memerlukan faktor produksi (yang


melimpah) dan faktor produksi (yang langka) diekspor untuk ditukar dengan
komoditas yang membutuhkan faktor produksi dalam proporsi yang sebaliknya. Jadi
secara tidak langsung faktor produksi yang melimpah diekspor dan faktor produksi
yang langka diimpor. Dengan kata lain, suatu negara cenderung untuk mengekspor
barang yang menggunakan faktor produksi relatif melimpah di negara tersebut dan
akan mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi relatif langka”.

6
Ibid h.289
Suatu negara dikatakan melimpah dalam faktor produksi B misalnya tenaga kerja
apabila negara tersebut memiliki rasio tenaga kerja terhadap faktor lainnya yang lebih
besar daripada yang dimiliki oleh negara-negara lainnya di dunia. Suatu barang
disebut padat karya jika biaya tenaga kerja merupakan bagian terbesar dari nilai
barang tersebut dibandingkan yang digunakan dalam barang lainnya.7

B. PRINSIP JUAL BELI

 Q.S An-nisa : 29

‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُتلُ ْٓوا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
ٍ ‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن جِت َ َارةً َع ْن َتَر‬
ِ ‫ٰيٓاَيُّها الَّ ِذين اٰمُنوا اَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu
dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama
suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu.8

 Asbabun Nuzul QS. An-nisa ayat 29

Turunnya ayat ini berkenaan dengan larangan Allah Swt bagi hambanya yang
beriman untuk tidak menikmati hak dari sebagian mereka terhadap sebagian yang
lainnya dengan tidak baik, dimana melalui hal-hal yang di luar aturan atau ajaran
agama yaitu seperti judi dan riba ataupun hal serupa yang mungkin sudah biasa
digunakan melalui aturan-aturan yang syar'i, namun Allah mengetahui bahwa orang
tersebut ingin melakukan hal-hal yang berkaitan dengan riba.

Maka Ibnu Jarir berkata: "riwayat yang berasal dari Ibnu Abbas ihwal ada seseorang
yang membeli baju dari orang lain dan berkata "bila anda suka anda dapat
7
Imamul Arifin, Giana Hadi W, Membuka Cakrawala Ekonomi, (Bandung: PT.Grafindo Media
Pratama,2007), hlm.65-67
8
Al-Quran Kemenag
mengambilnya dan bila tidak suka anda bisa mengembalikanya" kemudian
tambahkan satu dirham. Berikut ialah yang difirmankan oleh Allah Swt loa to kuluu
amwaalakum bainakum bil baothili janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil9

 Tafsir Q.S An-nisa ayat 29

(Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu makan harta sesamamu dengan
jalan yang batil) artinya jalan yang haram menurut agama seperti riba dan
gasab/merampas (kecuali dengan jalan) atau terjadi (secara perniagaan) menurut
suatu qiraat dengan baris di atas sedangkan maksudnya ialah hendaklah harta tersebut
harta perniagaan yang berlaku (dengan suka sama suka di antara kamu) berdasar
kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya.

(Dan janganlah kamu membunuh dirimu) artinya dengan melakukan hal-hal yang
menyebabkan kecelakaannya bagaimana pun juga cara dan gejalanya baik di dunia
dan di akhirat. (Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu) sehingga dilarang-
Nya kamu berbuat demikian.10

 Pengertian Jual Beli

Menurut As-Sayyid Sabiq definisi jual beli adalah melepaskan harta dengan
mendapatkan harta lain berdasarkan kerelaan atau memindahkan milik dengan
mendapatkan benda lain sebagai ganti secara suka rela dan tidak bertentangan dengan
syara’.

 Prinsip-prinsip dalam Jual Beli

1. Prinsip ketuhanan

9
Mauliddin Imam A, dkk. Tafsir dan hadist ekonomi syariah.(serang: Sada kurnia pustaka, 2022
Hlm.14)
10
https://quranhadits.com/quran/4-an-nisa/an-nisa-ayat-29/#tafsir-jalalain (Diakses pada 2 Maret 2023
12.34)
Prinsip ini menuntut kesadaran bahwa semua adalah milik Allah dan semua aktivitas
diawasi oleh Allah. Selain itu, transaksi jual beli tidak semata dilakukan dalam
rangka mencari keuntungan dunia. Tetapi lebih dari itu bahwa keuntungan dalam
kegiatan jual beli adalah bekal dalam menyongsong kehidupan di akhirat nanti.
Implementasi prinsip ketuhanan adalah terwujudnya seorang pengusaha Muslim yang
menghindari segala bentuk eksploitasi, serta menghindari transaksi yang mengandung
unsur riba.

2. Prinsip Kerelaan (saling rela/ Ridhaiyyah)


Dalam praktik jual beli, prinsip saling rela ditandai dengan adanya akad ijab dan
qabul yang dilakukan tanpa paksaan serta bebas dari berbagai intimidasi, penipuan,
dan penyamaran. Secara lebih teknis, implementasi prinsip ini adalah. Masing-masing
pihak berkewajiban memberikan informasi yang lengkap dan benar agar tidak terjadi
asymmetric information, yaitu suatu kondisi di mana salah satu pihak tidak memiliki
informasi yang lengkap dan baik dari pada pihak yang lain.

3. Prinsip Kemanfaatan atau Kemaslahatan


Kegiatan jual beli harus bisa memberikan kemanfaatan bagi pihak-pihak yang
bertransaksi. Kemanfaatan tersebut dapat berupa manfaat yang diperoleh dari objek
atau barang yang diperjualbelikan, maupun manfaat dari hasil kegiatan jual beli yang
dilakukan. Yakni, objek atau barang yang ditransaksikan harus memberikan manfaat
bagi kemanusiaan, bukan justru membawa dampak kerusakan.

4.Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam transaksi jual beli dapat dilakukan dengan sikap tidak saling
mezalimi. Penjual harus mampu bersikap adil kepada seluruh pembeli, demikian
halnya sebaliknya. Selain itu, termasuk juga bagian dari prinsip keadilan adalah
menetapkan harga secara wajar, serta tidak melakukan praktik monopoli.

5. Prinsip Kejujuran
Penerapan prinsip kejujuran dalam transaksi jual beli dapat dilakukan dengan
memberikan informasi secara objektif, benar, apa adanya, dan menyeluruh.
Konsekuensi dari prinsip kejujuran ini adalah larangan terhadap segala bentuk
tindakan penipuan, baik penipuan dalam bentuk perkataan maupun perbuatan.
6. Prinsip Kebebasan
Yaitu prinsip untuk menentukan suatu tindakan atau suatu keputusan sepanjang tidak
bertentangan dengan kerangka syariat Islam. Pelaksanaan prinsip kebebasan dalam
kegiatan jual beli adalah adanya hak dan kesempatan untuk memilih atau yang lazim
disebut dengan istilah khiyar. Dalam konteks jual beli, khiyar adalah suatu keadaan
yang menyebabkan ‘aqid (orang yang berakad) memiliki hak untuk memutuskan
akadnya, yakni menjadikan atau membatalkannya.

7. Prinsip Akhlak/Etika
Prinsip ini merupakan bentuk dari pengamalan sifat-sifat utama nabi dan rasul dalam
seluruh kegiatan ekonomi, yaitu sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), tabligh
(menyampaikan kebenaran), dan fathanah (cerdas/ berilmu). Akhlak adalah urat nadi
kehidupan Islami, termasuk dalam kehidupan ekonomi. Seorang Muslim tidak
dibenarkan untuk bebas melakukan apa saja yang diinginkannya atau apa saja yang
menguntungkannya dalam kegiatan usaha dan mengembangkan hartanya.

8. Prinsip Sahih
Suatu kegiatan jual beli dinilai sebagai jual beli yang sahih apabila syarat dan rukun
jual beli terpenuhi dengan baik dan benar. Sehingga, implementasi prinsip sahih
dalam kegiatan jual beli dapat dilihat dari terpenuhinya syarat-syarat dan rukun jual
beli yang meliputi:
a. Pihak yang berakad harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mumayyiz
2. Baligh
3. Tidak dalam paksaan
4. Bukan orang yang mubadhir
b. Objek akada harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Ada dan nyata
2. Suci dan bermanfaat
3. Milik sendiri
4. Dapat diterimakan
c. Akad ijab dan qabul, harus sesuai dan dilaksanakan dalam satu transaksi.
Pelaksanaan ijab dan qabul dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama dengan
lisan, tulisan dan isyarat yang dimengerti oleh kedua belah pihak
d. Harga, atau nilai tukar harus disepakati oleh masing-masing pihak dan dibayarkan
pada saat transaksi, apabila pembayaran dilakukan ditangguhkan (utang) maka waktu
pelunasan harus ditentukan dengan jelas11

C. PEMBIAYAAN (KREDIT)

 Q.S Al-Baqarah ayat 282

ٰ ِ ۢ ِ ۗ ِٓ ٰ ِ ِ ِ ٓ
ُ‫ب َك َما َعلَّ َمهُ اللّه‬
َ ُ‫ب اَ ْن يَّكْت‬ َ ‫ب بَّْينَ ُك ْم َكاتبٌ بِالْ َع ْد ۖ ِل َواَل يَْأ‬
ٌ ‫ب َكات‬ ْ ُ‫ٰياَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمُن ْٓو ا اذَا تَ َد َايْنتُ ْم ب َديْ ٍن الى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمى فَا ْكتُُب ْوهُ َولْيَكْت‬
‫ضعِْي ًفا اَْو اَل يَ ْستَ ِطْي ُع اَ ْن مُّيِ َّل ُه َو‬ ِ ِ ِ ِ ۗ ِ ‫َفْليكْتُ ۚبْ ولْيملِ ِل الَّ ِذي علَي ِه احْل ُّق ولْيت َِّق ال ٰلّه ربَّهٗ واَل يبخ‬
َ ‫س مْنهُ َشْيـًٔا فَا ْن َكا َن الَّذ ْي َعلَْيه احْلَ ُّق َسفْي ًها اَْو‬
ْ َ َْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َ
‫ض َّل اِ ْح ٰد ُىه َما‬ ِ ‫َفْليملِل ولِيُّهٗ بِالْع ْد ۗ ِل واست ْش ِهدوا ش ِهيدي ِن ِمن ِّرجالِ ُك ۚ ْم فَاِ ْن مَّل ي ُكونَا رجلَ ِ َفرجل َّوامراَٰت ِن مِم َّن َترضو َن ِمن الشُّهد‬
ِ َ‫ۤاء اَ ْن ت‬
َ َ َ َْ ْ ْ َ ْ ٌ ُ َ ‫ْ َ ْ َ ُ نْي‬ َ ْ ْ َ ْ َ ْ ُ َْ َ َ َ ْ ُْ
ٓ
ُ ‫صغِْيًرا اَْو َكبِْيًرا ٰالِى اَ َجلِهٖۗ ٰذلِ ُك ْم اَقْ َس‬
‫ط ِعْن َد ال ٰلّ ِه َواَْق َو ُم‬ ِ ‫َفت َذ ِّكر اِح ٰدىهما ااْل ُخ ٰر ۗى واَل يْأب الش‬
َ ُ‫ُّه َدۤاءُ اذَا َما ُد ُع ْوا ۗ َواَل تَ ْسـَٔ ُم ْٓو ا اَ ْن تَكْتُُب ْوه‬
َ َ َ َ ْ َُ ْ َ ُ

‫اح اَاَّل تَكْتُُب ْو َه ۗا َواَ ْش ِه ُد ْٓوا اِذَا َتبَ َاي ْعتُ ْم ۖ َواَل‬
ٌ َ‫س َعلَْي ُك ْم ُجن‬
ِ ِ ‫جِت‬ ‫ٓ ِٓاَّل‬ ‫اَّل‬ ِ ‫لِلش‬
َ ‫َّه َادة َواَ ْدىٰن ٓى اَ َت ْرتَابُ ْوا ا اَ ْن تَ ُك ْو َن َ َارةً َحاضَرةً تُد ْي ُر ْونَ َها َبْينَ ُك ْم َفلَْي‬
َ
ٌ ۢ ‫ب َّواَل َش ِهْي ٌد ەۗ َواِ ْن َت ْف َعلُ ْوا فَاِنَّهٗ فُ ُس ْو‬
‫ق بِ ُك ْم ۗ َو َّات ُقوا ال ٰلّهَ ۗ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ال ٰلّهُ ۗ َوال ٰلّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِْيم‬ ِ
ٌ ‫ضا َّۤر َكات‬
َ ُ‫ي‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berutang piutang untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu mencatatnya. Hendaklah seorang pencatat di
11
Misbahul ulum, Prinsip-prinsip jual beli online dalam islam dan penerapannya pada E-commerce
islam di Indonesia, Vol. 17 No.1 Maret, jurnal dinamika ekonomi dan bisnis, 2020, 52-55
antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah pencatat menolak untuk
menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajar-kan kepadanya. Hendaklah dia
mencatat(-nya) dan orang yang berutang itu mendiktekan(-nya). Hendaklah dia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia menguranginya sedikit pun.
Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya, lemah (keadaannya), atau tidak
mampu mendiktekan sendiri, hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar.
Mintalah kesaksian dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi)
dua orang laki-laki, (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara
orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada) sehingga jika salah seorang
(saksi perempuan) lupa, yang lain mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu
menolak apabila dipanggil. Janganlah kamu bosan mencatatnya sampai batas
waktunya, baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu lebih adil di sisi
Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu pada
ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perniagaan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu. Maka, tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak mencatatnya.
Ambillah saksi apabila kamu berjual beli dan janganlah pencatat mempersulit (atau
dipersulit), begitu juga saksi. Jika kamu melakukan (yang demikian), sesungguhnya
hal itu suatu kefasikan padamu. Bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan
pengajaran kepadamu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.12

 Asbabun Nuzul Q.S Al-Baqarah ayat 282

Pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke Madinah untuk yang
petama kali, orang-orang penduduk asli biasa menyewakan kebunnya dalam waktu
satu, dua atau tiga tahun. Maka dari itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:”Barangsiapa menyewakan (mengutangkan) sesuatu hendaklah dengan
timbangan atau ukuran yang tertentu dan dalam jangka waktu yang tertentu pula”.
(HR. Bukhari dari Sofyan bin Uyainah dari Ibnu Abi Najih dari Abdillah bin Katsir
dari Abi Minhal dari Ibnu Abbas)
12
Al-Quran Kemenag
Sehubungan dengan itu Allah Subhanahu wata’ala menurunkan ayat ke-282 sebagai
bentuk perintah apabila mereka utang-piutang ataupun muamalah dalam jangka
waktu tertentu hendaklah ditulis perjanjian dan mendatangkan saksi. Hal ini untuk
menjaga supaya tidak terjadi sengketa di masa yang akan datang.13

 Tafsir Q.S Al-Baqarah ayat 282

(Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengadakan utang piutang), maksudnya
muamalah seperti jua beli, sewa-menyewa, utang-piutang dan lain-lain (secara tidak
tunai), misalnya pinjaman atau pesanan (untuk waktu yang ditentukan) atau
diketahui, (maka hendaklah kamu catat) untuk pengukuhan dan menghilangkan
pertikaian nantinya.

(Dan hendaklah ditulis) surat utang itu (di antara kamu oleh seorang penulis dengan
adil) maksudnya benar tanpa menambah atau mengurangi jumlah utang atau jumlah
temponya. (Dan janganlah merasa enggan) atau berkeberatan (penulis itu) untuk
(menuliskannya) jika ia diminta, (sebagaimana telah diajarkan Allah kepadanya),
artinya telah diberi-Nya karunia pandai menulis, maka janganlah dia kikir
menyumbangkannya. 'Kaf' di sini berkaitan dengan 'ya'ba' (Maka hendaklah
dituliskannya) sebagai penguat (dan hendaklah diimlakkan) surat itu (oleh orang yang
berutang) karena dialah yang dipersaksikan, maka hendaklah diakuinya agar
diketahuinya kewajibannya, (dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya)
dalam mengimlakkan itu (dan janganlah dikurangi darinya), maksudnya dari
utangnya itu (sedikit pun juga.

Dan sekiranya orang yang berutang itu bodoh) atau boros (atau lemah keadaannya)
untuk mengimlakkan disebabkan terlalu muda atau terlalu tua (atau ia sendiri tidak
mampu untuk mengimlakkannya) disebabkan bisu atau tidak menguasai bahasa dan
sebagainya, (maka hendaklah diimlakkan oleh walinya), misalnya bapak, orang yang

13
https://zibinuma.blogspot.com/2017/03/asbabun-nuzul-surah-al-baqarah-ayat-282.html (Diakses
pada 2 Maret 2023 16.13)
diberi amanat, yang mengasuh atau penerjemahnya (dengan jujur. Dan hendaklah
persaksikan) utang itu kepada (dua orang saksi di antara laki-lakimu) artinya dua
orang Islam yang telah balig lagi merdeka (Jika keduanya mereka itu bukan), yakni
kedua saksi itu (dua orang laki-laki, maka seorang laki-laki dan dua orang
perempuan) boleh menjadi saksi (di antara saksi-saksi yang kamu sukai) disebabkan
agama dan kejujurannya.

Saksi-saksi wanita jadi berganda ialah (supaya jika yang seorang lupa) akan
kesaksian disebabkan kurangnya akal dan lemahnya ingatan mereka, (maka yang lain
(yang ingat) akan mengingatkan kawannya), yakni yang lupa. Ada yang membaca
'tudzkir' dan ada yang dengan tasydid 'tudzakkir'. Jumlah dari idzkar menempati
kedudukan sebagai illat, artinya untuk mengingatkannya jika ia lupa atau berada di
ambang kelupaan, karena itulah yang menjadi sebabnya.

Menurut satu qiraat 'in' syarthiyah dengan baris di bawah, sementara 'tudzakkiru'
dengan baris di depan sebagai jawabannya. (Dan janganlah saksi-saksi itu enggan
jika) 'ma' sebagai tambahan (mereka dipanggil) untuk memikul dan memberikan
kesaksian (dan janganlah kamu jemu) atau bosan (untuk menuliskannya), artinya
utang-utang yang kamu saksikan, karena memang banyak orang yang merasa jemu
atau bosan (biar kecil atau besar) sedikit atau banyak (sampai waktunya), artinya
sampai batas waktu membayarnya, menjadi 'hal' dari dhamir yang terdapat pada
'taktubuh' (Demikian itu) maksudnya surat-surat tersebut.

(Lebih adil di sisi Allah dan lebih mengokohkan persaksian), artinya lebih menolong
meluruskannya, karena adanya bukti yang mengingatkannya (dan lebih dekat),
artinya lebih kecil kemungkinan (untuk tidak menimbulkan keraguanmu), yakni
mengenai besarnya utang atau jatuh temponya. (Kecuali jika) terjadi muamalah itu
(berupa perdagangan tunai) menurut satu qiraat dengan baris di atas hingga menjadi
khabar dari 'takuuna' sedangkan isimnya adalah kata ganti at-tijaarah.
(yang kamu jalankan di antara kamu), artinya yang kamu pegang dan tidak
mempunyai waktu berjangka, (maka tidak ada dosa lagi kamu jika kamu tidak
menulisnya), artinya barang yang diperdagangkan itu (hanya persaksikanlah jika
kamu berjual beli) karena demikian itu lebih dapat menghindarkan percekcokan.
Maka soal ini dan yang sebelumnya merupakan soal sunah (dan janganlah penulis
dan saksi -maksudnya yang punya utang dan yang berutang- menyulitkan atau
mempersulit), misalnya dengan mengubah surat tadi atau tak hendak menjadi saksi
atau menuliskannya, begitu pula orang yang punya utang, tidak boleh membebani si
penulis dengan hal-hal yang tidak patut untuk ditulis atau dipersaksikan.

(Dan jika kamu berbuat) apa yang dilarang itu, (maka sesungguhnya itu suatu
kefasikan), artinya keluar dari taat yang sekali-kali tidak layak (bagi kamu dan
bertakwalah kamu kepada Allah) dalam perintah dan larangan-Nya (Allah
mengajarimu) tentang kepentingan urusanmu. Lafal ini menjadi hal dari fi`il yang
diperkirakan keberadaannya atau sebagai kalimat baru. (Dan Allah mengetahui segala
sesuatu).14

 Pengertian pembiayaan dan kredit

Pengertian kredit menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah


sebagai berikut: “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.”

Dapat disimpulkna bahwa kredit dan/atau pembiayaan merupakan salah satu jenis
pelayanan jasa suatu bank baik bank konvensional ataupun bank syariah yang mana
bank memberikan jasa peminjaman uang kepada masyarakat pada bank konvensional

14
https://quranhadits.com/quran/2-al-baqarah/al-baqarah-ayat-282/#tafsir-jalalain (Diakses pada 2
Maret 2023 16.30)
atau bank membiayai pembelian sesuatu dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat
pada bank yang berbasis syariah.

 Unsur-unsur kredit

1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik
berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di
masa datang. Dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang
nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui kemauan dan
kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.

2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masingmasing pihak
menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. Kesepakatan penyaluran
kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditangani oleh kedua belah pihak yaitu
pihak bank dan nasabah.

3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan
bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4. Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang
diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan
resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya
musibah seperti bencana alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan
adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka
waktu suatu kredit semakin besar resikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya.
Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja maupun resiko yang
tidak disengaja.

5. Balas Jasa
Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan
nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalam bentuk bunga biaya
provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merugikan keuntungan utama
bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan
dengan bagi hasil.

 Tujuan pemberian kredit


1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit
2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana kredit
3. Melaksanakan kegiatan operasional bank
4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat
5. Memperlancar lalu lintas pembayaran
6. Menambah modal kerja perusahaan
7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

 Fungsi Kredit
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit daat meningkatkan daya guna uang, maksudnya jika uang
hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

2. Untuk Meningkatkan Peredaran Dan Lalu Lintas Uang


Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya, segingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
kredit, maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk Meningkatkan Daya Guna Barang


Kredit yang diberikanoleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk
mengeolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

4. Meningkatkan Peredaran Barang


Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke
wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi


Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi, karena
dengan adanya kredit yang diberikan akan menabah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat.

6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha


Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apa lagi
bagi si nasabah yang memeang modalnya pas-pasan. Dengan memperoleh kredit
nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya.

7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan


Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik, terutama dalam
hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik,
maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran15.

BAB III
PENUTUP
15
Agustina Santriani, Skripsi, “Analisis prosedur pembiayaan kredit pemilikan rumah pada bank BRI
Syariah pada kantor cabang Palembang”(Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya, 2018), Hlm.9-14
A. KESIMPULAN
1. Menurut teori klasik merkantilisme, perekonomian suatu negara akan makmur
dan sejahtera apabila negara tersebut melakukan ekspor sebanyak-banyaknya
dan sebisa mungkin tidak memasukkan barang impor ke negaranya. Teori
keunggulan absolut mendukung adanya system perekonomian yang bebas
agar para pengusaha dapat melakukan efisiensi dan berinovasi supaya
menghasilakan output yang lebih banyak. Teori keunggulan komparatif yaitu
suatu negara akan melakukan ekspor jika memiliki keunggulan komparatif
terbesar. Dan negara tersebut akan melakukan impor jika memiliki kerugian
komparatif.
2.
DAFTAR PUSTAKA
:

Dengan demikian banyaknya nikmat itu, semestinya orang-orang Quraisy


menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Ketika menjelaskan asbabun nuzul Surat Quraisy, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir mengetengahkan hadits yang juga dikutip Ibnu Katsir dalam
tafsirnyaSebagian mufassirin menjelaskan, Surat Quraisy ini diturunkan Allah untuk
mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya adalah
nikmat keamanan, yang pada surat Al Fil diterangkan kebinasaan pasukan bergajah
yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.

Dengan rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka
berupa bepergian pada musim dingin dan musim panas. Surat ini juga mengingatkan
nikmat Allah lainnya berupa makanan.

Dengan demikian banyaknya nikmat itu, semestinya orang-orang Quraisy


menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Ketika menjelaskan asbabun nuzul Surat Quraisy, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir mengetengahkan hadits yang juga dikutip Ibnu Katsir dalam
tafsirnya
Sebagian mufassirin menjelaskan, Surat Quraisy ini diturunkan Allah untuk
mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya adalah
nikmat keamanan, yang pada surat Al Fil diterangkan kebinasaan pasukan bergajah
yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.

Dengan rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka
berupa bepergian pada musim dingin dan musim panas. Surat ini juga mengingatkan
nikmat Allah lainnya berupa makanan.

Dengan demikian banyaknya nikmat itu, semestinya orang-orang Quraisy


menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

Ketika menjelaskan asbabun nuzul Surat Quraisy, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir mengetengahkan hadits yang juga dikutip Ibnu Katsir dalam
tafsirnya
Sebagian mufassirin menjelaskan, Surat Quraisy ini diturunkan Allah untuk
mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya adalah
nikmat keamanan, yang pada surat Al Fil diterangkan kebinasaan pasukan bergajah
yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah.

Dengan rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka
berupa bepergian pada musim dingin dan musim panas. Surat ini juga mengingatkan
nikmat Allah lainnya berupa makanan.

Dengan demikian banyaknya nikmat itu, semestinya orang-orang Quraisy


menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.
Ketika menjelaskan asbabun nuzul Surat Quraisy, Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam
Tafsir Al Munir mengetengahkan hadits yang juga dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirny

Anda mungkin juga menyukai