Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKESIGENASI


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Matakuliah
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Dosen : Ns. Duma Elida Rosalina, S.Kep., M.Kep

Nama : Muhammad Farhan Rayanda


NIM : 11220006

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) KESOSI
JAKARTA BARAT – DKI JAKARTA
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Asuhan Keperawatan Kebutuhan
Oksigenasi. Makalah ini sudah penulis susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Penulis sadar sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Asuhan


Keperawatan Kebutuhan Okisgenasi ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.

Tangerang, 23 Maret 2023

Muhammad Farhan Rayanda

i
Daftar Isi
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN KASUS.........................................................................................................2
BAB III...........................................................................................................................11
PEMBAHASAN.............................................................................................................11
1. Pengertian Oksigenasi..........................................................................................11
2. Tujuan Oksigenasi................................................................................................11
3. Proses Oksigenasi.................................................................................................11
4. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Kebutuhan Oksigen.................................13
5. Alat Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Osigenasi......................................13
6. Prosedur Pemenuhan Oksigenasi..........................................................................14
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia.
Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel.
Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh, salah
satunya kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu selalu dilakukan untuk
smenjamin agar kebutuhan dasar ini terpenuhi dengan baik. Dalam
pelaksanaannya, pemenuhan kebutuhan dasar tersebut masuk ke dalam bidang
garapan tenaga medis. Karenanya setiap tenaga medis harus paham dengan
manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi
berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk itu,
tenaga medis perlu memahami secara mendalam konsep oksigenasi pada manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Apa tujuan oksigenasi?
3. Bagaimana proses oksigenasi?
4. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen?
5. Apa sajakah alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi?
6. Bagaimana prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen?

C. Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian oksigenasi.
2. Untuk mengetahui tujuan oksigenasi.
3. Untuk mengetahui proses oksigenasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen.
5. Untuk mengetahui alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan oksigenasi.
6. Untuk mengetahui prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen.

1
BAB II

TINJAUAN KASUS

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien :
Nama : Tn. K
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Alamat : Plumbon Rt 03/06 Karangsambung
Jenis kelamin : Laki-laki
No.RM : 064704
Dx Medis : Obs dyspnea
b. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan sesak nafas dan batuk-batuk.
c. Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat kesehatan saat ini
Pasien baru datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak kemarin
siang, batuk, serta lemes.
2) Riwayat kesahatan dahulu
Pasien sebelumnya belum pernah sakit sampai rawat inap di Rumah Sakit.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun ataupun menular.
4) Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson
d. Pola Oksigenasi :
1) Sebelum Sakit : Pasien bernafas dengan normal RR=24x/mnt, tanpa alat
bantu pernafasan
2) Saat di kaji : Pasien bernafas dengan RR=28x/mnt, dengan alat
bantu pernafasan
e. Pola Nutrisi :
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi
nasi, sayur dan lauk pauk. Pasien minum 6-7 gelas perhari jenis air
putih, teh, kopi dan kadang-kadang susu.

2
2) Saat dikaji : Pasien makan 3x sehari hanya menghabiskan ¼ porsi yang
diberikan klinik dan minum ±4-5 gelas perhari jenis air putih dan susu.
f. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Eliminasi volume tidak teridentifikasi, Warna kuning
jernih, Frekwensi 6 -7/24 jam, Kesulitan tidak ada. Pasien mengatakan
BAB 1-2x sehari dengan konsistensi berbentuk lunak berwarna kuning.
BAK ±4-5 perhari berwarna kuning jernih Saat dikaji : Pasien mengatakan
BAB 1x sehari. BAK ±4-5 x perhari.
g. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara mandiri tanpa
bantuan orang lain. Saat dikaji : Pasien dalam beraktivitas, sebagian
dibantu oleh istrinya.
h. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien mengatakan biasa tidur ± 7 – 8 jam / hari tanpa ada
keluhan di malam hari. Saat dikaji :pasien mengatakan bisa tidur 5-6
jam/hari, kadang-kadang malam tidak bisa tidur karena sesak dan batuk.
i. Personal hygine
Sebelum sakit : pasien mandi 2 x sehari pagi dan sore, gosok gigi dan
keramas. Saat dikaji : pasien diseka 2x sehari oleh keluarganya setiap pagi
dan sore. Klien belum keramas dan gosok gigi selama di rumah sakit.
j. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman Sebelum sakit : pasien tidak merasa
gelisah, pasien merasa nyaman di dekat keluarga dan teman-temannya.
Saat dikaji :pasien mengatakan rasa tidak nyaman di rumah sakit karena
sebelumnya belum pernah rawat inap di rumah sakit.
k. Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : pasien dapat berpakaian rapi dan mandiri, tanpa bantuan
orang lain. Pasien mengganti pakaian 2x sehari setelah mandi. Saat dikaji :
pasien berpakaian dibantu keluarga.

l. Kebutuhan berkomunikasi

3
Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan lancar menggunakan
bahasa jawa atau bahasa indonesia. Saat dikaji : pasien dapat berbicara tapi
terlalu jelas dan lancar menggunakan bahasa jawa dan bahasa indonesia.
m. Kebutuhan rekreasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin
untuk rekreasi, pasien hanya berkunjung ke rumah saudara-saudaranya
Saat dikaji : pasien dapat melihat keluar melalui jendela.
n. Kebutuhan belajar
Sebelum sakit : pasien mengatakan mendapat informasi dari TV atau
radio. Saat dikaji : pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakit
yang dideritanya.
o. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien menjalankan shalat lima waktu dan menjalankan
ibadah sesuai ajaran yang dianutnya. Saat dikaji : pasien menjalankan
ibadah di atas tempat tidur sambil tiduran.
2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. KU = cukup
2. Kesadaran = composmentis
3. TD = 120/80mmHg
4. N = 80x/mnt
5. S = 36˚C
6. RR = 28x /mnt
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : bentuk mesochepal, rambut lurus pendek , rambut bersih,
tidak ada lesi.
2. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva anemis, tidak ada nyeri tekan
pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Sclera anikterik.
3. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada secret
4. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak ada
infeksi, selama sakit belum pernah dibersihkan.

4
5. Mulut : Bibir kering, gigi agak kotor, dan terdapat karies tidak ada
nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak ada pendarahan gusi.
6. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
7. Dada : I : Bentuk simetris, tidak ada luka.
Pe : Terdengar bunyi sonor
Pa : Tidak ada nyeri tekan
A : Wheezing
8. Abdomen : I : Tidak ada lesi
Pe : Timpani
Pa : Tidak ada nyeri tekan
A : Terdengar Peristaltic usus
9. Integumen : Warna kulit sawo matang, jumlah rambut banyak,
lembab, tidak ada lesi, turgor kulit cukup
10. Extermitas : Akral dingin, tidak ada edema dan terpasang infuse
pada tangan kanan.
11. Genetalia : tidak terpasang DC.

3. ANALISA DATA

5
No Data Fokus Etiologi Masalah

1 Ds: Klien mengatakan sesak nafas terus Bronkospasme Pola nafas tidak
menerus efektif
Do:

1) sesak nafas, nafas dangkal dan cepat\


2) Auskultasi : wheezing di bronkus dan
area paru
3) Batuk tidak produktif, sekret sulit keluar

4) RR= 28 kali permenit

4. Diagnosa keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d Bronkospasme

No No Kriteria Hasil Intervensi Rasional


DX

6
1. 1. Setelah dilakukan - Kaji tanda vital - Mengetahui
tindakan - Kaji / pantau adanya
keperawatan frekuensi penyimpangan
selama 1x24 jam, pernafasan catat data dan
diharapkan pola rasio inspirasi dan untuk intervensi selanjutnya
nafas kembali ekspirasi. - Takipnea
efektif dengan - Berikan biasanya ada
criteria hasil : oksigen sesuai pada beberapa
sesak berkurang, program dan derajat dan dapat
batuk berkurang, pantau pulse ditemukan pada
klien dapat oximetry penerimaan
mengeluarkan - Berikan selama
sputum, wheezing cairan strest/adanya proses infeksi
berkurang/hilang, hangat akut. Pernafasan dapat
vital dalam batas - Ajarkan melambat dan frekuensi
normal keadaan latihan nafas ekspirasi memanjang
umum baik. dalam dibanding inspirasi.
-Kaji pasien untuk - Mengurangi rasa sesak
posisi yang aman, - penggunaan
misalnya : cairan hangat
peninggian kepala dapat
tidak duduk pada menurunkan
sandaran spasme bronkus
dan relaksasi
- Dengan
latihan nafas
dalam
Dapat membantu
mengurangi sesak dan
melebarkan jalan nafas
Dengan posisi ini akan
mempermudah fungsi
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
- -meminimalkan kesalahan
dalam pemberian asuhan
keperawatan
5. INTERVENSI

7
6. IMPLEMENTASI
Tanggal/Waktu Implementasi Respon Paraf

31-10-10/21.00 -mengkaji Ku pasien -KU pasien sesak,batuk


WIB
- Memonitor TTV - TD : 120/80 mmHg, N :
70x/m, RR : 25 x/m
- Memberikan cairan hangat

- batuk pasien agak


- Menciptakan lingkungan yang
berkurang dengan minum air
tenang dan nyaman
hangat.
- Menganjurkan pasien untuk
- pasien dapat istirahat
istirahat
sebentar
- Memberikan terapi sesuai
Terapi yang diberikan
program
ampicilin 4x1,rantin 2x1,
dexa 2x1 jam 04.00 WIB

- Mengkaji KU pasien -KU pasien cukup namun


1-11-10/ 08.00 dada masih terasa sesak.
- Memonitor TTV
WIB
- TD : 120/80 mmHg, N :
78x/m, RR : 24 x/m

8
-Memberikan posisi semi -Pasien merasa nyaman
fowler dengan posisi semi fowler

- Mengajarkan latihan - Setelah latihan nafas


nafas dalam dalam rasa sesak berkurang

-menciptakan lingkungan yang


nyaman
-KU pasien cukup

-TD : 140/90 mmHg, N : 80


x/m, RR :20 x/m
1-11-10/ 14.00
-pasien akan mencobanya
WIB

-Mengkaji KU pasien -terapi yang diberikan dexa


jam 17.00 WIB
-Memonitor TTV

-Menganjurkan pasien untuk


latihan tidak memakai oksigen -KU pasien cukup

-Memberikan terapi sesuai -TD : 120/80 mmHg N : 86

program RR : 22 x/m

- Bunyi repirasi
1-11-10/21.00
spt mendengkur
WIB
tidak ada
- Mengkaji KU pasien
-Pasien dapat tidur 6 jam
-Memonitor TTV

- Memantau respirasi
yang berbunyi seperti
mendengkur

- Mengkaji pola tidur pasien

-Menciptakan lingkungan yang


tenang

9
7. EVALUASI
No. No. Dx Hari/ Tanggal Evaluasi Paraf

1 1 Selasa, 2-11-10 S : Pasien mengatakan tidak sesak lagi


dan tidak ada keluhan
O : Pasien tampak tenang , tidak
terdengar bunyi nafas tambahan, tidak
terlihat sesak. RR :22 x/m
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi Menganjurkan
pasien untuk latihan
nafas dalam apabila sesak

Menganjurkan untuk minum air


hangat.

8. PEMBAHASAN

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan


manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubu, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada kliennya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
Dalam kasus ini, pasien mengalami gangguan pernafasan yaitu dispnea.
Pasien merasa sesak nafas dan batuk. Terapi yang diberikan berupa obat dan
oksigen. Setelah diberikan terapi pasien berangsur sembuh dan tidak sesak nafas

10
BAB III

PEMBAHASAN

1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen ke dalam sistem baik
secara kimia maupun fisika dimana oksigen sendiri merupakan gas tidak
berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan hidup dan untuk aktivitas berbagai
organ atau sel. Reaksinya menghasilkan energi, karbondioksida dan air
lewat proses berrnapas yaitu peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen (O2) serta menghembuskan udara yang banyak
mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi yang keluar
dari tubuh (Kusnanto, 2016)
2. Tujuan Oksigenasi
Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan
oleh sel-sel tubuh du an mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel. Saat
bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke
seluruh tubuh (sel-selnya) nelalui darah guna dilakukan pembakaran.
Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali diangkut oleh darah ke
paru-par untuk dibuang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
3. Proses Oksigenasi
1) Oksigenasi Eksternal
Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada
keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel
tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni
ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan
karbon dioksida.
2) Ventilasi pulmoner.
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru- paru melalui proses
ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan
alveolus. Prosesn ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan
napas yang bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh,

11
rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik,
serta komplians paru yang adekuat.
3) Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah
difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus
dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta
perbedaan tekanan gas.
4) Transpor oksigen dan karbon dioksida.
Tahap ketiga pada proses pernapasa adalah transpor gas-gas pernapasan.
Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan
karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
5) Transpor O2
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru-paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin dan
diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin (HbO2), dan
sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi
(jumlah O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan
jaringan). Kapasitas darah yang membawa oksigen dipengaruhi oleh
jumlah O2 dalam plasma, jumlah hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengen
Hb.
6) Transpor CO2
Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus- menerus diproduksi
dan diangkut menuju paru dalam tiga cara: (1) sebagian besar karbon
dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah dalam bentuk bikarbonat
(𝐻𝐶𝑂3−); (2) sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan
hemoglobin membentuk karbaminohemoglobin (𝐻𝑏𝐶𝑂2); dan sebanyak
7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan dalam bentuk
asam karbonat.

7) Oksigenasi Internal

12
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses
metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang
menggunakan O2 dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan
energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung
oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel
jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi
pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
4. Faktor – Faktor yang Memepengaruhi Kebutuhan Oksigen
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya
vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke
kulit. Hal tersebut mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit.
Respon demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan
oksigen pun meningkat. Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh
darah mengalami konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga
menurunkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen. Pengaruh lingkungan
terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada tempat tinggi
tekanan barometer akan turun, sehingga tekanan oksigen juga turun.
Implikasinya, apabila seseorang berada pada tempat yang tinggi, misalnya
pada ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut, maka tekanan oksigen
alveoli berkurang. Ini mengindikasikan kandungan oksigen dalam paru-paru
sedikit. Dengan demikian, pada tempat yang tinggi kandungan oksigennya
berkurang. Semakin tinggi suatu tempat maka makin sedikit kandungan
oksigennya, sehingga seseorang yang berada pada tempat yang tinggi akan
mengalami kekurangan oksigen. Selain itu, kadar oksigen di udara juga
dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang dihirup pada lingkungan yang
mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya rendah. Hal tersebut
menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara
optimal.
5. Alat Alat yang dibutuhkan untuk Melakukan Oksigenasi
1. Flow meter : Alat yang digunakan untuk mengetahui adanya sesuatu
aliran material dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu

13
sendiri, yang meliputi kecepatan aliran dan total massa atau volume dari
material yang mengalir dalam jangka waktu tertentu. Dosis pemberiam
oksigen (ukuran oksigen yang diberikan 1-10)
2. Humidifier : Alat untuk menambah jumlah uap air di udara dalam suatu
ruangan atau aliran udara.alat ini berisi air DTT / Aquades.
3. Tabung Oksigen : Sebuah alat bantu yang berisi gas oksigen dan
diberikan untuk mereka yang sedang mengalami gangguan pernafasan
akibat penyakit tertentu.
4. Manometer : alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam
ruang tertutup. Angka 0 menunjukkan oksigen dalam tabung habis atau
belum dinyalakan.
5. Nasal Kanula : Alat yang dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6
liter per menit dan kosentrasi oksigen sebesar 24% - 44%. Alat ini
memberikan oksigen langsung ke hidung melalu 2 cabang kecil, karena
digunakan di dalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai suatu jenis
dukungan pernafasan.
6. Face Mask / Rebreathing Mask : Memiliki kantong reservoir plastic
lembut yang terpasang di ujungnya ini berfungsi untuk menghemat sepertiga
udara yang di hembuskan seseorang, sementara sisa udara keluar melalui
samping yang ditutup dengan katup satu arah. Hal tersebut memungkinkan
orang yang menggunakan menghirup Kembali Sebagian karbon dioksida,
sebagai cara untuk merangsang pernapasan.

7. Non Rebreathing Mask : Non rebreathing mask menggunakan alat serupa


dengan partial rebreathing mask, ada kantong penampung, namun pada alat
ini juga terpasang dua katup satu arah (one way valves). Katup pertama
antara kantong penampung dan masker, katup kedua pada pintu keluar di
kedua sisi masker. Tujuan kedua katup tersebut adalah agar gas yang
dihembuskan tidak masuk ke kantong penampung saat ekspirasi, dan
mencegah udara luar masuk kemasker saat inspirasi.
8. Ambubag : Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada sistem
pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak kuat

14
6. Prosedur Pemenuhan Oksigenasi
DRAINASE POSTURAL
Drainase postural adalah drainase sekret dari berbagai segmen paru dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen paru
yang berbeda dibutuhkan posisi yang berbeda pula. Posisi yang paling
sering digunakan pada prosedur ini adalah posisi untuk mengeluarkan sekret
dari segmen bawah perut. Ini karena segmenatas paru dapat mengalirkan
sekretnya dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
Perlengkapan:
1. Bantal-bantal untuk mengatur posisi klien
2. Tempat sputum, tissue, obat kumur Prosedur:
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
2. Mengatur posisi klien sesuai dengan segmen paru atau bronkus yang
terisi sekret
3. Untuk mengluarkan sekret dari segmen apeks paru, menempatkan klien
pada posisi semi-Fowler dengan kemiringan 300 . Melakukan perkusi dan
vibrasi pada area klavikula dan di atas skapula (bahu)
4. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen posterior, memposisikan klien
duduk dengan kepala agak menunduk kemudian melakukan perkusi dan
vibrasi pada area bahu
5. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen anterior lobus atas,
menempatkan klien pada posisi terlentang. Meletakkan bantal di bawah
bokong klien dan memposisikan kaki klien fleksi
6. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen lateral dan medial paru,
memposisikanklien terlentang dengan kaki tempat tidur dimiringkan 150.
Pada laki-laki, melakukan perkusi dan vibrasi pada area dada kanan (sebatas
puting) antara iga IV dan VI. Sedangkan pada perempuan, menempatkan
pangkal tangan di aksila dan jari-jari di bawah mamae
7. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal lateral, memposisikan
pasien miring dan meninggikan bagian kaki tempat tidur pada sudut 300-
400 . Melakukan perkusi dan vibrasi pada area palingatas dari rusuk
terbawah

15
8. Untuk mengeluarkan cairan atau sekret dari segmen basal posterior,
menempatkan klien pada posisi tengkurap dan meninggikan bagian kaki
tempat tidur 45 cm. Ginjal bagian pinggul dengan menggunakan 2-3 bantal
sehingga posisi klien seperti jackknife. Melakukan perkusidan vibrasi pada
segmen atas rusuk terbawah di kedua sisinya, bukan di atas spinal atau
ginjal
9. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen basal anterior, meninggikan kaki
tempat tidur pada sudut 300-400 . Memiringkan tubuh pasien pada sisi yang
sehat; lengan bagian atas dapat dinaikkan dan diletakkan di atas kepala dan
di antara kaki dapat diletakkan bantal
10. Untuk mengeluarkan sekret dari segmen superior paru, menempatkan
klien pada poisi tengkurap. Menempatkan dua buah bantal di bawah pangul.
Perkusi dan vibrasi area tengah punggung, di bawah skapula di sisi vertebra.

16
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, dapat disimpulkan
beberapa hal mengenai pemenuhan kebutuhan oksigen, yaitu sebagai
berikut : Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya,
dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Sistem pernapasan berperan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran pernapasan
bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan saluran
pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses
pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu,
ventilasi, difusi dan transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai
prosedur-prosedur tersendiri dalam mempraktekkanya.

B. Saran
Menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah diatas dengan sumber-sumber diatas yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Untuk pembaca agar bisa
memberikan saran kepada kami sebagai penulis sehingga mampu
memperbaiki kesalahan yang ada pada tugas makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA
Angeli, B. (2019). KEPERAWATAN DASAR. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN
RESPIRASI, 25.

Lasar, A. M. (2019). AHLI MADYA KEPERAWATAN. PEMENUHAN KEBUTUHAN


OKSIGENASI, 53.

Sugmawati, M. (2017). KEBUTUHAN DASAR MANUSIA. PEMENUHAN KEBUTUHAN


OKSIGEN, 27.

18

Anda mungkin juga menyukai