Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR PAKET

Nama : Selly Agusia


NPM : 201801500731
Kelas : BK – Y7F
Mata Kuliah : Konseling Populasi Khusus
Prodi : Bimbingan dan Konseling
No.Hp : 0878-8120-6204

JAWABAN

1. Konseling Populasi Khusus


a. Konseling populasi khusus adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh
konselor kepada klien yang mengalami suatu masalah dengan ciri-ciri dan fokus yang
sama dan menempati ruang sama secara khusus sehingga klien memperoleh
pemahaman yang lebih tentang dirinya dan lingkungannya serta masalahnya. Terkait
konseling populasi khusus lebih fokus kepada dua orang atau lebih dan fokus kepada
rumahan yang dihadapi atau dinamika klien adalah yang sama.
b. Tujuan diadakannya konseling format khusus adalah sebagai berikut:
- menghilangkan pandangan negatif tentang sesuatu orang atau suatu kelompok
ataupun sesuatu hal.
- mengembangkan kemampuan berpikir secara rasional.
- menumbuhkan rasa percaya diri kepada klien.
- membangkitkan motivasi dalam hidup untuk menjadi lebih baik.
c. Manfaat dilaksanakannya konseling populasi khusus adalah sbb:
- membantu memberikan klien pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya
yang mampu mengembang secara optimal.
- mengantisipasi terjadinya penyimpangan atau mencegah terjadinya tingkah laku
yang tidak diharapkan.
- menciptakan lingkungan yang kondusif dan memfasilitasi perkembangan klien.
- membantu kain yang telah mengalami masalah dan memperbaikinya.

2. Setelah menjalankan pertemuan mata kuliah KPK, saya lebih mampu dan lebih fokus melihat ke
arah klien dan mengerti pandangan dan apa yang dia rasakan. Saya juga lebih memahami dan
mencari penyebab dari masalah klien dan tidak lagi fokus kepada salah seorang klien.

3. Layanan konseling pada klien pengidap HIV atau AIDS perlu diberikan juga kepada orang-orang
di sekitar klien dikarenakan yang sudah kita tahu penyakit HIV atau AIDS menyebar dengan
mudah dan kita juga perlu mengingatkan kepada kita untuk mencegah terjadinya penyakit
tersebut.
4. Pengidap penyakit tetanus biasanya memiliki perasaan berduka cita dan tidak memiliki harapan,
maka dari itu diperlukannya untuk digabungkan antara setiap penyakit kronis untuk
dilakukannya bimbingan kelompok, dapat lebih dimudahkan juga jika kelompok tersebut
memiliki penyakit yang sama agar dapat menyediakan pendidikan dan informasi yang berkaitan
dengan isu-isu pribadi dan membantu menangani isu-isu psikologis , seperti kehilangan identitas
dan duka cita yang berkepanjangan. Kelompok juga diharapkan dapat menyediakan dukungan
dan bantuan yang diperlukan dalam upaya pemecahan masalah. Inti dari bimbingan kelompok
tersebut adalah pemimpin kelompok atau konselor harus mampu memberikan semangat dan
mengurangi perasaan-perasaan menutup diri, sehingga klien bisa fokus terhadap hidupnya dan
mengetahui tujuan dan apa yang harus dia lakukan.

5. a. Perubahan perilaku yang muncul pada lansia dipercaya terjadi karena adanya penurunan
fungsi kognitif. Secara alami, tubuh manusia memang akan mengalami penurunan fungsi,
termasuk pada organ tubuh dan psikologi.
b. Pubertas kedua juga sering dikaitkan dengan perimenopause, yaitu masa transisi pada wanita
sebelum memasuki masa menopause. Pada masa ini produksi estrogen oleh ovarium secara
bertahap mengalami penurunan hingga benar-benar berhenti dan kemudian memasuki masa
menopause.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi puber kedua atau midlife crisis ini,
yaitu:
- Terima perasaan yang muncul dan bagikan kepada orang yang Anda percaya.
- Renungkan hal-hal yang terjadi dalam hidup.
- Luangkan waktu ekstra dengan pasangan atau anak-anak.
- Tetapkan tujuan baru dalam hidup.

6. a. Pelayanan yang diperlukan untuk konseling kepada pasien lgbt adalah sebagai berikut:
- layanan informasi
Layanan informasi kepada pelayanan seperti untuk memberikan informasi seperti
pemahaman gender dan dampak dari LGBT yang akan klien terima.
- layanan konseling individu
Ada layanan konseling individu tetap selalu mengentaskan KES-T yang dialami klien
memberikan pemahaman mengenai penerimaan diri yang di mana kalian dapat menerima
dirinya sebagai kodratnya. Pada layanan konseling individu untuk dapat menggunakan
model-model konseling seperti konseling self, konseling behavior, konseling realitas dan
konseling kognitif.
- layanan konseling kelompok
Layanan konseling kelompok diperlukan juga untuk mengungkapkan permasalahan
yang dialaminya sebagai LGBT dalam dinamika kelompok dan konselor bisa menanyakan
kepada klien mengenai perasaan klien selama menjadi LGBT, dengan cara ini konsumen
juga dapat memperoleh informasi mengenai faktor penyebab yang menjadi LGBT.
b. Program yang saya rancang untuk membentengi peserta didik dari pengaruh negatif LGBT
adalah sbb :
- diberikannya informasi untuk mengetahui terkait seksual bagi remaja
- diberikan suatu informasi terkait kesadaran akan pentingnya memahami masalah
seksualitas dan juga fungsi-fungsi seksualnya
- perlu juga diberikan pemahaman terkait masalah masalah seksualitas remaja
- dan diberitahukan juga terkait faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-
masalah seksualitas.

7. Keterampilan konselor yang diperlukan jika berhadapan langsung dengan klien penghuni lapas
adalah:
Memberikan konseling di lembaga pemasyarakatan atau konsumen lafaz yang
diperuntukkan bagi para terpidana sebagai bimbingan pribadi dan dinas sosial dan juga
bimbingan karir, agar setelah itu dia keluar dari lapas ia akan menjadi pribadi yang mandiri dan
mampu bersosialisasi dengan baik di masyarakat sudah dapat merencanakan dan
mengembangkan masa depan anda secara optimal tanpa adanya hambatan yang berarti.
Sebagai konselor dapat juga dilakukannya menggunakan layanan seperti :
- layanan orientasi
- layanan informasi layanan penempatan dan penyaluran
- layanan penguasaan konten
- konseling perorangan
- konseling kelompok
- layanan mediasi
- layanan konsultasi
- layanan advokasi

8. a. Mengikuti kata "tidak" dari si kecil


Biasakan untuk mengikuti kata "tidak" dan "stop" dari anak; misalnya saat ia menolak
dicium atau minta berhenti saat digelitiki.
b. 2. Jelaskan bagian tubuh anak
Contohkan anak sejak dini untuk membedakan bagian tubuh yang aman dan tidak aman
untuk disentuh. Tunjukan sentuhan aman saat jabat dan cium tangan, tidak pada
sembarang orang. Jelaskan sentuhan tidak aman saat memegang bagian tubuh yang
tertutup rapat.
c. Belajar mengenali intuisi
Biasakan anak untuk mempercayai intuisinya terhadap bahaya.
Ada situasi dimana anak merasa khawatir saat bertemu orang tertentu atau melewati jalan
baru.
d. Latihan teknik sederhana
Latih spesifik kemampuan anak menghadapi bahaya di tempat umum; berteriak "tolong"
dan bukan "bunda atau mama" akan membuat orang di sekeliling lebih waspada,
memperhatikan letak pintu dan stop kontak setiap masuk ke ruangan baru, dan berbagai
teknik sederhana lainnya.
e. Membangun jaringan sosial
Bangun perlahan jaringan sosial (lebih dari satu orang) yang ikut menjaga keamanan anak-
seperti nenek dan kakak yang bisa menjadi tempat bercerita.
f. Ajarkan tentang rahasia
Ajarkan anak tentang rahasia, apa informasi yang boleh disembunyikan dari orangtua, dan
mana yang harus diceritakan walaupun diminta seseorang untuk tidak membocorkan.
g. Tumbuhkan disiplin
Tumbuhkan disiplin diri anak tanpa ancaman dan sogokan. Pelaku kekerasan seksual
dengan sengaja memilih anak-anak rentan yang mudah ketakutan, kecanduan pujian dan
mencari imbalan untuk melakukan sesuatu.
h. Biasakan untuk terbuka
Pelaku kekerasan biasanya orang yang dikenal, menggunakan teknik "grooming atau
perawatan" untuk mendekatkan diri ke anak dan orangtua. Biasakan untuk terbuka dengan
anak tentang orang-orang di sekitar, ajak mengobservasi dan peduli pada perubahan
perilaku siapa pun di lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai