Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP MAQOMAT DAN AHWAL


(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak dan Tasawuf)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Moh. Bahrudin, M.Ag

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:


ERIZA VERLY AMELIA 2251040070
FAIZAL MAULIDDIKA 2251040376
FITRI ANDINA 2251040377
ILHAM ZULIAN PUTRA 2251040378

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG


TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “MAQOMAT DAN AHWAL”.

Makalah ini berisikan materi tentang KONSEP MAQOMAT DAN AHWAL, PERSAMAAN
DAN PERBEDAAN MAQOMAT DAN AHWAL, PENGERTIAN ZUHUD, WIRA’I,
TAWAKAL, SABAR DAN RIDHA
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah yang sederhana ini, dapat berguna dan bermanfaat
bagi diri sendiri maupun bagi pembacanya

Bandar Lampung, 20 Mei 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 1
1.3. TUJUAN MASALAH...................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 2
A. PENGERTIAN MAQOMAT .............................................................................................. 2
B. PENGERTIAN AHWAL..................................................................................................... 2
C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MAQOMAT DAN AHWAL................................... 3
D. MACAM MACAM MAQOMAT (taubah, zuhud, wira’i, tawakal, sabar dan ridha) ......... 4
E. MACAM – MACAM AHWAL (Muhasabah & Muroqobah, Syauq & Uns, Thuma’ninah,
Musyahadah, Hubb, Raja’ dan Khauf) ........................................................................................ 5
BAB III ........................................................................................................................................... 7
3.1. KESIMPULAN .................................................................................................................... 7
3.2. SARAN ................................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Maqomat dan ahwal merupakan dua hal yang senantiasa dialami oleh orang yang menjalani
tasawuf sebelum sampai pada tujuan yang dikehendaki. Yang pertama berupa keadaan,
sedangkan yang kedua berupa tahapan perjalanan. Keduanya dapat dibedakan namun sering
pula disamakan, bahkan dipertukarkan
Pernyataan para sufi tentang kedua tema tersebut sangat beragam. Keragaman itu
terdapat dalam pengertian yang dirumuskan, jumlahnya, pembagian urutannya, dan isyarat-
isyarat yang diberikan tentang keduanya. Dibalik keragaman ini, tentu terdapat jumlah segi-
segi yang mempertemukannya.
Keragaman pernyataan para sufi tentang maqomat dan ahwal dapat dimengerti. Mereka
memperkatakan dengan keduanya menurut kata hati mereka, dengan berdasarkan
pengalaman yang bersifat individual. Pembicaraan tentang maqomat dan ahwal dalam
tasawuf menjadi berkembang dengan bertambahnya jumlah para sufi dari waktu ke waktu.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian maqomat dan ahwal?


2. Apa persamaan dan perbedaan maqomat dan ahwal?
3. Apa macam-macam maqomat (taubah, zuhud, wira’i, tawakal, sabar dan ridha)?
4. Apa macam-macam ahwal (Muhasabah & Muroqobah, Syauq & Uns, Thuma’ninah,
Musyahadah, Hubb, Raja’ dan Khauf)?

1.3. TUJUAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian maqomat dan ahwal


2. Menjelaskan persamaan dan perbedaan maqomat dan ahwal
3. Menjelaskan macam-macam maqomat (taubah, zuhud, wira’i, tawakal, sabar dan ridha)
4. Menjelaskan macam-macam ahwal (Muhasabah & Muroqobah, Syauq & Uns,
Thuma’ninah, Musyahadah, Hubb, Raja’ dan Khauf)

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAQOMAT

Menurut istilah tasawuf, maqomat merupakan kedudukan seorang hamba di hadapan Allah SWT.
yang diperoleh melalui peribadatan, mujahadah (bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu),
latihan spiritual serta (berhubungan) yang tidak putus-putusnya dengan Allah SWT

Pembicaraan tasawuf tidak terlepas juga dengan pembicaraan tentang derajat-derajat kedekatan
seseorang sufi kepada Tuhannya. Tingkatan atau derajat dimaksud dalam kalangan sufi
diistilahkan dengan maqam. Semakin tinggi jenjang kesufian maka semakin dekat pula sufi
tersebut kepada Allah Swt. Namun demikian, para sufi juga memiliki perbedaan pendapat tentang
maqam tersebut, terutama mengenai yang mana maqam yang lebih tinggi dan yang mana maqam
yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena tidak didapati dalil yang jelas tentang hal ini, baik dari
nash Alquran maupun Sunnah..

Istilah maqam di kalangan para sufi kadang kala disebut dengan ungkapan jamaknya yaitu
maqamat. Menurut al-Qusyairi yang dimaksud dengan maqam adalah hasil usaha manusia dengan
kerja keras dan keluhuran budi pekerti yang dimiliki hamba Tuhan yang dapat membawanya
kepada usaha dan tuntunan dari segala kewajiban.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa maqam adalah sebuah posisi tertentu yang memiliki
karakteristik yang saling berbeda antara satu tingkatan dan tingkatan lainnya. Karakter maqam
taubat merupakan sikap penyesalan terhadap segala dosa. Maqam ini menunjukkan betapa
pentingnya taubat, karena dengan taubat tersebut, seseorang akan dapat melangkah kepada
maqam-maqam lainnya dala level yang lebih tinggi. Sedangkan ridha adalah level tertinggi, yang
dapat dimaknai tercapainya kondisi ideal bagi seorang Muslim. Hal ini baru dapat tercapai apabila
telah melewati maqam-maqam lainnya seperti zuhud, shabar, dan tawakkal.

B. PENGERTIAN AHWAL

Dari segi bahasa, Ahwal adalah bentuk jamak dari hal yang berarti sifat dan keadaan sesuatu.
Secara terminologis yang dimaksud dengan ahwal adalah keadaan atau kondisi psikologis yang
dirasakan ketika seorang sufi mencapai maqam tertentu.

2
Ada banyak definisi berkaitan dengan ahwal yang bermunculan di berbagai rujukan sufi, hal
demikian memang dirumuskan oleh para sufi, diantaranya seperti pandangan Al-Thusi yaitu:
“Ahwal adalah keadaan hati yang selalu berzikir, dan bukanlah hal itu dilihat dari metodologi
mujahadah dan latihan-latihan seperti yang telah disebutkan sebagaimana terdahulu. Ahwal
tersebu seperti: merasa diawasi Allah SWT, perasaan dekat dengan Allah SWT, rasa cinta, takut,
harap, rindu. tenang, yakin dan lainnya".

Kutipan di atas menerangkan bahwa ahwal adalah suatu kondisi jiwa yang diperoleh lewat
kesucian hati. Hal adalah sebuah pemberian Allah SWT dan bukan sesuatu yang diusahakan
seperti maqamat. Sedangkan al-Qusyairi merumuskan bahwa ahwal adalah suatu anugerah Allah
SWT atau keadaan yang datang tanpa wujud kerja atau usaha. Seperti halnya Maqamat, dalam
wujud ahwal juga terjadi perbedaan pendapat di kalangan para sufi tentang jumlah dan urutannya.

C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MAQOMAT DAN AHWAL

PERSAMAAN PERBEDAAN

Merupakan inti kajian dan ajaran tasawuf, 1. Maqomat


dapat dialami oleh setiap sufi Pelaksanaan senantiasa berurutan,
dirumuskan oleh seorang sufi itu sendiri,
jumlah maqomat antara sufi satu dengan
yang lainnya berbeda, dapat dipelajari oleh
setiap salik (pelaku tasawuf), harus
dilaksanakan secara sungguh-sungguh, dan
membutuhkan usaha.
2. Ahwal
Hidayah dan anugerah dari Allah sesua
dengan kehendak-Nya, sifatnya temporer,
mudah datang dan pergi atau tidak
selamanya ada, tidak membutuhkan usaha.

3
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa antara maqamat dan ahwal memiliki perbedaan. Jika
maqamat merupakan tingkatan seorang hamba di hadapan Tuhannya dalam hal ibadah dan latihan-
latihan jiwa yang dilakukannya, artinya maqamat merupakan hasil usaha manusia. Sedangkan
ahwal adalah suatu kondisi atau keadaan jiwa yang diberikan oleh Allah kepada seseorang hamba,
tanpa harus dilakukan suatu latihan oleh orang tersebut.

D. MACAM MACAM MAQOMAT (taubah, zuhud, wira’i, tawakal, sabar dan ridha)

1. Taubah
Taubat yaitu memohon ampunan kepada Allah SWT. atas segala kesalahan yang diperbuat
pada saat yang lampau dan berjanji dengan sungguh-sungguh untuk tidak mengulangi
perbuatan dosa tersebut dan dibarengi dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang
dianjurkan Allah SWT.
Taubat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
Pertama, taubat yang paling rendah yaitu memohon ampun kepada Allah atas segala
kesalahan yang telah diperbuat pada saat lampau. Taubat ini menyangkut dosa yang
dilakukan jasad atau anggota-anggota badan.
Kedua, taubat yang lebih tinggi tingkatannya yaitu taubat terhadap pangkal dosa
seperti taubat dari sifat dendam, sombong, iri, riya’, pamer, dan lainnya.
Ketiga, taubat tertinggi merupakan taubat untuk berusaha menjauhkan diri dari bujuk
rayu syetan dan kelalaian dari mengingat Allah.
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika melakukan taubat, yaitu:
a. Meninggalkan maksiat yang dilakukan
b. Menyesali perbuatan maksiat yang dlakukan
c. Bertekat untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat yang pernah dilakukan
2. Zuhud
Secara etimologis, zuhud berarti ragaba ‘ansyai’in wa tarakahu, artinya tidak tertarik
terhadap sesuatu dan meninggalkannya. Zuhada fi al-dunya, berarti mengosongkan diri
dari kesenangan dunia untuk ibadah.. Dilihat dari maksudnya zuhud dibagi menjadi tiga
tingkatan yaitu:
Pertama (terendah), menjauhkan dunia agar terhindar dari hukuman akhirat.
Kedua (menengah), menjauhi dunia dengan menimbang imbalan akhirat.

4
Ketiga (tertinggi), mengucilkan dunia bukan karena takut atau berharap, tetapi karena
cinta kepada Allah semata.
3. Wira’i
Al-Wara’ merupakan sikap berhati-hati terhadap ketentuan-ketentuan Allah. Secara
harfiah, wara’ berarti shaleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa atau maksiat.
Menurut pandangan sufi, wara’ yaitu meninggalkan segala sesuatu yang belum jelas
hukumnya, bak yang menyangkut pakaian, makanan, maupun persoalan lainnya.
4. Tawakal
Secara harfiah, tawakal yaitu menyerahkan diri. Secara umum, tawakal merupakan
keteguhan hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah, pasrah terhadap Allah
dalam menjalani setiap urusan.
5. Sabar
Sabar artinya menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah,
demikian juga tenang ketika mendapatkan cobaan dari-Nya, menampakkan sifat yang
berkecukupan sekalipun hidup dalam kekurangan.
6. Ridha
Ridha merupakan menerima dengan sepenuh hati terhadap apa yang telah
dianugerahkan Allah. Orang yang memiliki sikap ridha mampu melihat hikmah dan
kebakan dibalik cobaan yang diberikan Allah dan tidak berburuk sangka tehadap
ketentuan-Nya.

E. MACAM – MACAM AHWAL (Muhasabah & Muroqobah, Syauq & Uns,


Thuma’ninah, Musyahadah, Hubb, Raja’ dan Khauf)

1. Muhsabah (mawas diri) dan Muroqobah (waspada)


Muhasabah adalah upaya untuk meneliti dii sendiri dengan cermat apakah segala perbuatan
sehari-hari telah sesuai atau bertentangan dengan ketentuan Allah. Sedangkan
Muraqabah adalah meyakini bahwa Allah mengetahui segala pikiran, perbuatan, dan
rahasia dalam hati yang membuat seseorang menjadi hormat, takut, dan tunduk kepada
Allah.

5
2. Syauq (rindu) dan Uns (intim)
Syauq yang dimaksudkan yaitu kerinduan dengan Allah. Syauq ialah rasa rindu yang
memancar dari kalbu karena gelora cinta yang murni.
Uns adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi terpusat penuh pada suatu titik sentrum,
yaitu Allah; tidak ada yang dirasa, tidak ada yang diingat, dan tidak ada yang diharap
kecuali Allah
3. Thuma’ninah
Thuma’ninah adalah rasa tenang, tidak ada rasa was-was atau khawatir, tidak ada yang
dapat mengganggu perasaan dan pikiran, karena telah mencapatingkat kebersihan jiwa
yang paling tinggi.
4. Musyahadah
Secara harfiah, muyahadah adalah menyaksikan dengan mata kepala. Secara terminologi
tasawuf, musyahadah adalah menyaksikan secara jelas dan sadar apa yang di cari (Allah)
atau penyaksian terhadap kekuasaan dan keagungan Allah.
5. Hubb (cinta)
Hubb adalah cinta. Maksudnya, cinta seorang hamba kepada Tuhan. Dalam pandangan
tasawuf, hub pada dasarnya anugerah yang menjadi dasar pijakan ahwal, sama seperti
taubat yang menjadi dasar pijakan maqam.
6. Raja’ (berharap) dan Khauf (takut)
Raja’ berarti berharap atau optimis, yaitu perasaan hati yang senang karena menanti sesuatu
yang diinginkan atau disenangi. Sedangkan menurut ahli sufi,
khauf adalah suatu sikap mental merasa takut kepada Allah karena khawatir kurangnya
pengabdian. Kekurangan khauf menyebabkan seseorang lalai dan berani melakukan
maksiat, sedangkan khauf yang berlebihan akan menjadkan putus asa dan pesimistis.

6
BAB III

PENDAHULUAN

3.1. KESIMPULAN

Tasawuf adalah sebuah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana upaya seorang manusia
sebagai hamba Allah, berusaha mendekatkan diri kepada-Nya. Pendekatan diri manusia dalam
konteks ini memberi makna bahwa seseorang dikatakan dekat dengan Tuhannya apabila telah
melaksanakan kewajiban pokok ditambah ibadah-ibadah lainnya yang tidak wajib dilaksanakan.
Dalam tasawuf juga terdapat teori-teori yang digagas oleh para tokoh sufi sebagai sebuah metode
yang dapat dipraktekkan oleh siapa saja yang ingin dirinya dekat kepada Tuhan mereka. Dalam
konteks ini dikatakan dengan maqam-maqam (maqamat), yang dihasilkan dari latihan spiritual
seseorang hamba. Sedangkan ahwal adalah kondisi seseorang yang menunjukkan kedekatannya
kepada Tuhan mereka tanpa dilalui latihan-latihan spiritual. Dengan kata lain ahwal adalah kondisi
atau status seorang hamba terhadap Tuhannya yang merupakan anugerah dari Tuhan, tanpa melalui
usaha berupa latihan maupun pembelajaran.

3.2. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Asnawiyah. “Maqam Dan Ahwal: Makna Dan Hakikatnya Dalam Pendakian Menuju Tuhan”
Volume.16, No.1,(2014),:(81-83)
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia/article/download/4920/3243 -
:~:text=Di%20sisi%20lain%2C%20dalam%20dunia,yang%20didapat%20berdasarkan%20usaha%
20manusia.

Syakhrani, Abdul Wahab,dkk. “Konsep Maqomat Dan Akhwal”. Jurnal Ilmu Al Quran dan Hadis,
Volume.3, No.1,(2023),(12-21)
https://mushafjournal.com/index.php/mj/article/download/84/63

https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-raden-intan-lampung/akhlak-
dan-tasawuf/maqomat-dan-ahwal-tugas-kelompok/45805571

Anda mungkin juga menyukai