Anda di halaman 1dari 4

APRIL MOP

Aku menghela nafas panjang sembari menatap orang yang sedang duduk di tepian kolam ikan di
sekolah kami. Namaku Mew Suppasit, dan orang yang sedang kutatap itu bernama Gulf Kanawut. Jika
kalian bertanya kenapa aku menatapnya, jawabannya adalah karna aku menyukainya.

Tidak, kalian tidak salah dengar. Aku Mew, aku cowok. Dan Gulf juga cowok. Kalian benar, aku
Gay. Aku tidak tahu apakah Gulf Gay juga atau tidak. Itulah alasan kenapa aku tidak pernah berani
menyatakan perasaanku padanya.

Gulf itu sangat tampan dan err... sangat seksi. Dia tinggi, postur tubuhnya sangat bagus. Ototnya
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Dan kulitnya berwarna sawo matang. Benar-benar tipeku. Dan
sayangnya, dia begitu populer di kalangan perempuan. Tentu saja! Hanya orang buta saja yang tidak
akan jatuh cinta pada Gulf.

Aku menyukai Gulf sejak pertama kali aku melihatnya di kantin sekolah. Itu adalah hari pertama
aku bersekolah disini. Dan sekarang, aku sudah kelas 3. Sebentar lagi kami akan lulus. Aku tidak punya
waktu banyak, aku harus mengungkapkan perasaanku padanya sebelum terlambat.

Aku sudah memikirkan sebuah rencana untuk menyatakan perasaanku padanya.

Kalian tahu sekarang ini hari apa? Sekarang adalah tanggal 1 April. Yang artinya ada perayaan
April Mop. Satu hari dimana setiap orang saling menipu satu sama lain. Hanya untuk bersenang-senang.
Tapi akan kugunakan untuk meminta Gulf menjadi pacarku.

Bagaimana caranya?

Aku akan berterus terang mengatakan bahwa aku menyukainya dan memintanya menjadi
pacarku. Jika dia menolakku atau berkata yang macam-macam tentang homoseksual, aku tinggal
mengatakan ‘April Mop’. Jadi aku bisa menyembunyikan perasaan malu yang kuterima. Tapi jika dia
menerimaku, itu bagus. Aku tidak perlu menggunakan lelucon April Mop sebagai alasan.

Sekali lagi, aku menghela nafas untuk mendapatkan keberanian lalu berjalan menghampiri Gulf
di tepian kolam. Ia menyadari kedatanganku dan segera mengalihkan perhatiannya padaku.
“Hai, kau Mew dari kelas 12A bukan?”

Dia menyapaku! Dan wow, dia tahu aku di kelas mana! Ini luar biasa! Oke, ini sedikit berlebihan
tapi tetap saja, aku bahagia mendengarnya. Jujur saja, setelah sekian lama mengamatinya, ini adalah
pertama kalinya aku berbicara padanya. Jangan salahkan aku, aku khawatir dia homophobic atau
semacamnya.

“Be-benar... err... bagaimana kau tahu?”

Rasanya aku ingin memasukkan batu bara panas ke mulutku karna gugup begitu! Itu
membuatnya tampak terlalu jelas.

“Memangnya kenapa kalau aku tahu?” Gulf balik bertanya.

Aku menarik nafasku untuk menenangkan pikiranku. Aku harus berhati-hati memutuskan apa
yang akan kukatakan. Aku tidak mau terdengar memalukan.

“Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu Gulf.”

“Apa itu?”

Aku terdiam sejenak. Jantungku berpacu seperti kuda balap liar. Oh, rasanya aku akan mati!
Kenapa lidahku tiba-tiba terasa kelu? Tolong aku Tuhan!

“A-aku.. ak.. aku.. aku...”

Kenapa aku malah berkeringat begini?!

“Kau kenapa?” Gulf menatapku bingung. Alis matanya yang indah bertautan dan dahinya
berkerut.
Aku benci diriku sendiri!

Kutarik nafas lagi untuk menenangkan diriku, lalu kukatakan dengan keras.

“AKU MENYUKAIMU!”

Inilah kenapa aku membenci diriku. Karna teriakanku, beberapa siswa yang berada disekitar
segera berbalik dan menatap ke arah kami. Dan yang kumaksud dengan beberapa bukanlah sepuluh
atau dua puluh. Melainkan ratusan! Ini adalah jam istirahat dan tentu saja para siswa berkeliaran.

Tepat ketika aku merasa akan mati, Gulf mengatakan sesuatu yang membuatku terbang tinggi
ke langit.

“Aku juga.”

“Benarkah?” Aku bertanya dengan mata berbinar. Seketika aku tidak perduli pada tatapan dan
suara terkesiap para siswa lain. Aku hanya peduli pada Gulf! Dia menyukaiku juga! Aku sangaaatt...
bahagiaa!

Tapi kemudian, aku –yang tadinya sudah terbang menuju angkasa- seketika harus terjatuh
dengan kejam ke dasar bumi. Benar-benar ke dasar bumi, dimana aku terkubur dengan hatiku yang
hancur. Karna Gulf mengatakan,

“April Mop.” Lalu ia tertawa. Dan semua orang yang melihat juga ikut tertawa.

Ini sangat memalukan! Itu adalah rencanaku! Seharusnya aku yang mengatakan itu! Seharusnya
aku mengatakan April Mop lebih awal, tak peduli apa respon Gulf, seharusnya aku mengatakan itu! aku
benar-benar bodoh! Satu lagi alasan untuk membenci diriku sendiri.

“Oke.” Hanya itu saja yang bisa keluar dari mulut bedebahku sebelum akhirnya aku berbalik dan
berlari menerobos kerumunan para siswa menuju kelasku.
Aku akan membalasmu Gulf! Aku bersumpah, aku akan membalasmu!

End.
April 22nd, 2020.

*****

Jangan berharap akan ada sekuel atau apa, ini ff oneshot. Satu chapter langsung end.

Nchim minta maaf karna endingnya gantung, ini nchim ngambil referensi dari cerita temen sekolah
nchim waktu SMP kelas 3. Sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu lah.

Oke, sampai ketemu di chapter berikutnya ya gays...^^

Anda mungkin juga menyukai