Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan
Propesional
Disusun Oleh :
Kepada
Di Tempat
Identifikasi Masalah :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran materi ciri-ciri makhluk hidup
dengan menggunakan metode ceramah karena metode yang digunakan masih
menggunakan metode konvensional.
2. Hasil belajar siswa yang rendah (tidak mencapai nilai KKM).
3. Diperlukannya inovasi penggunaan metode dalam mengatasi kemampuan konsep dan
hasil belajar siswa untuk materi ciri-ciri makhluk hidup.
Analisis Masalah :
1. Metode mengajar yang kurang bervariatif
2. Penjelasan guru tidak menarik karena kurang menggunakan alat praga, dan
kurangnya media pembelajaran yang digunakan.
3. Guru hampir tidak memeriksa pemahaman siswa, guru tidak mengajukan pertanyaan
ketika tidak ada siswa yang bertanya, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif.
A. STANDAR KOMPETENSI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat dan membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam Bahasa yang jelas dan
logis dalamkarya yang estetis, dalam Gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan operasi hitung perkalian
menggunakan metode jarimatika dengan baik.
2. Peserta didik mampu mendemonstrasikan operasi hitung perkalian
menggunakan metode jarimatika dengan baik setelah menyimak
penjelasan guru.
3. Peserta didik mampu menghitung operasi perkalian dengan baik setelah
melihat tampilan video pembelajaran.
4. Peserta didik membuktikan operasi hitung perkalian dengan tepat.
5. Peserta didik mampu mengerjakan masalah operasi hitung perkalian
dengan baik setelah berdiskusi dengan teman sebangku.
F. MATERI AJAR
1. Cara berhitung Perkalian 6 sampai 10 dengan menggunakan
jarimatika.
2. Operasi hitung bilangan cacah.
G. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Saintific (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
Komunikasi)
2. Teknik : Jarimatika
3. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan.
H. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Buku Paket SD Kelas III.
b. Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat.
I. SUMBER BELAJAR
a. Media Internet sebagai Referensi guru
b. Buku Paket SD Kelas III
J. ALAT DAN BAHAN
1. Buku panduan/bahan ajar.
2. LKS (Lembar Kerja Siswa).
3. Spidol.
4. Papan tulis.
5. Gambar.
6. Jari-jari tangan.
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN
a. Do’a bersama.
b. Mempersiapkan fisik dan mental pesertadidik untuk
Kegiatan belajar.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 15 menit
Awal
d. Menjelaskan kelebihan-kelebihan metodejarimatika.
e. Apersepsi
a. Kegiatan siswa:
1) Siswa menjelaskan perbedaan metode perkalian
menggunakan jarimatika dan metode perkalian
bersusun.
2) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
materi perkalianmenggunakan metode jarimatika.
3) Siswa bertanya terkait materi yang telah
disampaikan menggunakan metode jarimatika.
4) Latihan menggunakan metode jarimatika untuk
menyelesaikanoperassi hitung perkalian.
5) Siswa secara bergiliran, mencoba metode
jarimatika untukmenyelesaikan soal di depan
Kegiatan kelas. 75 menit
Inti
b. Kegiatan guru :
1) Guru menjelaskan metode perkalian
menggunakan jarimatika dan metode perkalian
bersusun
2) Guru menjelaskan materi perkalian yang akan
menggunakan jarimatika sebagai metode untuk
berhitung.
3) Guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa.
4) Guru memberikan kesempatan mencoba metode
jarimatika tersebut dengan teman sebangkunya.
5) Guru menyuruh siswa secara bergiliran untuk maju
dan mencoba menggunakan metode jarimatika untuk
menyelesaikan soal yang ada dipapan tulis!
6) 6) Guru menilai peserta didik yang maju untuk
menyelesaikan soal menggunakan metode
jarimatika.
L. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap : Teknik Non Tes, Bentuk Pengamatan
sikap dalam pembelajaran.
b. Penilaian pengetahuan : Teknik Tes Tertulis, Bentuk isian.
c. Penilaian Keterampilan : Teknik Tes Tertulis, Bentuk Kinerja
Teknik Waktu
No Aspek Yang Di Nilai
Penilaian Penilaian
Sikap
a. Menujukan ketelitian dalam
mempelajari perkalian dengan
menggunakan jari-jari tangan.
b. Bertanggung jawab dalam Selama
1 Pengamatan
menjawab tugas. Pembelajaran
c. Menunjukkan rasa percaya diri
dalam mempelajari perkalian
dengan menggunakan jari-jari
tangan
Pengetahuan. Penyelesaian
2 Mampu melakukan operasi hitung Tes Tugas
perkalian.
Keterampilan Penyelesaian
Mampu melakukan operasi hitung Tugas
3 Tes
perkalian dengan menggunakan jari-
jari tangan
b. Penilaian Pengetahuan
Instrument penilaian : tes tertulis (isian)
66 – 80 B Baik
51 – 65 C Cukup
0 - 50 D Kurang
c. Penilaian Keterampilan
Mengetahui,
Guru Kelas III, Mahasiswa Peneliti,
1. 6 x 2 = .........
2. 6 x 5 = .........
3. 8 x 4 = .........
4. 8 x 6 = .........
5. 10 x 3 = .........
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA SIKLUS 1 !
1. 6 x 2 = 12
2. 6 x 5 = 30
3. 8 x 4 = 32
4. 8 x 6 = 48
5. 10 x 3 = 30
SOAL PERBAIKAN
KUNCI JAWABAN
PERBAIKAN
1. 7 x 2 = 14
2. 10 x 6 = 60
3. 9 x 6 = 54
4. 9 x 8 = 72
5. 6 x 6 = 36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
SIKLUS II
A. STANDAR KOMPETENSI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
peduli dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman dan guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat dan membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam Bahasa yang jelas dan
logis dalamkarya yang estetis, dalam Gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu menjelaskan operasi hitung perkalian
menggunakan metode jarimatika dengan baik.
2. Peserta didik mampu mendemonstrasikan operasi hitung perkalian
menggunakan metode jarimatika dengan baik setelah menyimak
penjelasan guru.
3. Peserta didik mampu menghitung operasi perkalian dengan baik
setelah melihat tampilan video pembelajaran.
4. Peserta didik membuktikan operasi hitung perkalian dengan tepat.
5. Peserta didik mampu mengerjakan masalah operasi hitung perkalian
dengan baik setelah berdiskusi dengan teman sebangku.
F. MATERI AJAR
a. Cara berhitung Perkalian 6 sampai 10 dengan menggunakan
jarimatika.
b. Operasi hitung bilangan cacah.
G. METODE PEMBELAJARAN
a. Pendekatan : Saintific (mengamati, menanya, menalar, mencoba dan
Komunikasi)
b. Teknik : Jarimatika
c. Metode : Ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, dan
penugasan.
H. MEDIA PEMBELAJARAN
a. Buku Paket SD Kelas III.
b. Trivia Astuti, Metode Berhitung Lebih Cepat.
I. SUMBER BELAJAR
a. Media Internet sebagai Referensi guru
b. Buku Paket SD Kelas III
J. ALAT DAN BAHAN
1. Buku panduan/bahan ajar.
2. LKS (Lembar Kerja Siswa).
3. Spidol.
4. Papan tulis.
5. Gambar.
6. Jari-jari tangan.
K. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Teknik Waktu
No Aspek Yang Di Nilai
Penilaian Penilaian
Sikap
a. Menujukan ketelitian dalam
mempelajari perkalian dengan
menggunakan jari-jari tangan.
b. Bertanggung jawab dalam Selama
1 Pengamatan
menjawab tugas. Pembelajaran
c. Menunjukkan rasa percaya diri
dalam mempelajari perkalian
dengan menggunakan jari-jari
tangan
Pengetahuan. Penyelesaian
2 Mampu melakukan operasi hitung Tes Tugas
perkalian.
Keterampilan Penyelesaian
Mampu melakukan operasi hitung Tugas
3 Tes
perkalian dengan menggunakan jari-
jari tangan
Rubik Penilaian Proses
a. Penilaian Sikap
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
MT : Mulai Terlihat
MB : Mulai Berkembang
SM : Sudah Membudaya
b. Penilaian Pengetahuan
Instrument penilaian : tes tertulis (isian)
Tes tertulis : skor
Skor maksimal : 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Penilaian : 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Konversi Nilai Predikat Klasifikasi
( 0 – 100 )
66 – 80 B Baik
51 – 65 C Cukup
0 - 50 D Kurang
c. Penilaian Keterampilan
Mengetahui,
1. 7 x 2 = ........
2. 10 x 6 = ........
3. 9 x 6 = ........
4. 9 x 8 = ........
5. 6 x 6 = .........
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA SIKLUS II !
1. 7 x 2 = 14
2. 10 x 6 = 60
3. 9 x 6 = 54
4. 9 x 8 = 72
5. 6 x 6 = 36
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
PADA MATERI PERKALIAN DASAR DENGAN METODE
JARIMATIKA DI KELAS III SDN PARUNG SERAB
SONIA INDRIANI
NIM. 857177299
soniaandriani9@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Parung Serab, yang dilatar
belakangi karena kurangnya interaksi siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Metode Jarimatika adalah cara berhitung dengan jari-jari tangan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah aktivitas guru,
aktivitas siswa, respon siswa dan peningkatan keterampilan berhitung melalui
penerapan teknik jarimatika terhadap pembelajaran matematika pada siswa kelas III
SDN Parung Serab Ciledug. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui
aktivitas guru, aktivitas siswa, dan respon siswa dalam pembelajaran matematika,
serta peningkatan keterampilan berhitung siswa melalui penerapan teknik
jarimatika terhadap pembelajaran matematika pada siswa kelas III SDN Parung
Serab Ciledug. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Sekolah ( PTK )
yang dilaksanakan dalam 2 siklus , setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian,
ditemukan bahwa melalui penerapan teknik jarimatika dapat meningkatkan
keterampilan berhitung pada mata pelajaran matematika pada siswa kelas III SDN
Parung Serab.
I. Identifikasi Masalah :
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang ada dalam
penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran materi ciri-
ciri makhluk hidup dengan menggunakan metode ceramah
karena metode yang digunakan masih menggunakan metode
konvensional.
b. Hasil belajar siswa yang rendah (tidak mencapai nilai KKM).
c. Diperlukannya inovasi penggunaan metode dalam mengatasi
kemampuan konsep dan hasil belajar siswa untuk materi ciri-
ciri makhluk hidup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis yang mengungkap berbagai penyebab
munculnya masalah kekurang-berhasilan pembelajaran
MATEMATIKA tersebut diatas, maka masalah yang menjadi fokus
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2) Tujuan Umum
a. Untuk mendeskripsikan dampak penggunaan Metode Jarimatika
dalam pembelajaran matematika tentang perkalian.
b. Meningkatkan Pemahaman materi pada siswa.
c. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam rangka perbaikan pembelajaran tentang penjumlahan dan
pengurangan di kelas III SDN Parung Serab manfaat yang dapat diperoleh
yaitu :
1. Bagi Siswa :
a. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan operasi
hitung perkalian.
b. Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam memahami konsep
tentang perkalian.
c. Menumbuh kembangkan minat belajar siswa pada pembelajaran
Matematika.
2. Bagi Guru :
a. Dapat meningkatkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
b. Dapat menggunakan metode yang sesuai dengan konsep dalam
pembelajaran.
c. Guru memperoleh kesempatan untuk merefleksi diri memperbaiki
kinerja.
3. Bagi sekolah :
a. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perbaikan
pembelajaran bagi mata pelajaran lain.
b. Menumbuhkan kerja sama yang positif antar guru untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran.
c. Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberi
kontribusi yang tepat untuk sekolah itu sendiri, dalam rangka
perbaikan pembelajaran matematika pada khususnya, serta
kemajuan program sekolah pada umunya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Matematika
Matematika berasal dari Bahasa latin mathematika yang mulanya diambil dari
perkataan yunani mathematike yang berarti mempelajari. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mendefinisikan matematika sebagai ilmu tentang bilangan,
hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Hudoyono mengemukakan bahwa
hakikat matematika berkenan dengan ide- ide, struktur- struktur dan
hubunganhubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Penalaran yang
logis dan efisien serta perbendaharaan ide- ide dan pola- pola yang kreatif dan
menakjubkan, maka matematika sering pula disebut dengan seni, khususnya
merupakan seni berfikir yang kreatif. Matematika, sejak peradaban manusia
bermula memainkan peran yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai bentuk symbol, rumus, teorema, dalil, ketetapan dan konsep digunakan
untuk membantu perhitungan, pengukuran, penilaian, peramalan dan sebagainya.
Maka tidak heran jika peradaban manusia berubah dengan pesat karena ditunjang
oleh partisipasi matematika yang selalu mengikuti pengubahan dan perkembangan
zaman. Sehingga matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting
dalam dan untuk hidup kita.
2. Pembelajaran Matematika Di SD
Selama ini pembelajaran matematika masih menggunakan paradigm
yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif.
Guru mengajar dengan metode konvesional yaitu metode ramah dan
mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal (3DCH) hingga
kegiatan belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian
siswa. Kondisi seperti ini tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami mata pelajaran matematika. Akibatnya nilai akhir yang dicapai
siswa tidak seperti yang diharapkan. Siswa kelas III SDN Parung Serab
dalam pembelajaran materi pokok operasi hitung perkalian yang
mendapatkan nilai di bawah 67 ada 3 siswa dari 17 siswa. Menurut
Muhsetyo, dkk (2007 : 1.26) Pembelajaran matematika adalah proses
pemberian pengalaman belajar peserta didik melalui serangkaian kegiatan
yang terencara sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang
bahan matematika yang dipelajari. Suherman (2006 : 55) menjelaskan
bahwa matematika sebagai studi tentang objek abstrak tentu saja sangat sulit
untuk dapat dipahami oleh siswa- siswa SD yang belum mampu berpikir
formal sebab orientasinya masih terkait dengan benda-benda konkret. Ini
tidak berarti bahwa matematika tidak mungkin tidak diajarkan di jenjang
pendidikan dasar, Bahkan pada hakikatnya matematika diajarkan pada usia
dini.
“Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa mulai
dari Sekolah Dasar, untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir
secara logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan
kerjasama, kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
dapat bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan
kompetitif.”(Depdiknas (2006 :416 )). Untuk mendukung apa yang
dijelaskan dalam Depdiknas( 2006 : 416 ) agar tercapai dengan baik, perlu
meningkatkan minat belajar matematika pada siswa. Minat belajar
merupakan faktor penunjang keberhasilan proses pembelajaran matematika.
Berkaitan dengan itu dalam pembelajaran perlu metode yang tidak
mengharuskan siswa untuk menghafal tetapi sebuah startegi yang
mendorong siswa untuk belajar menemukan konsep. Pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri
melakukan aktifitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja atau bermain.
Dengan bekerja atau bermain mereka tidak sadar bahwa mereka
memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek tingkah laku lainnya.
Salah satu model yang tepat dalam pembelajaran matematika ini adalah
Metode Jarimatika.
B. Perkalian
Definisi Perkalian. Perkalian merupakan topik bahasan yang penting karena
perkalian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perkalian adalah
penjumlahan berulang (Heruman, 2013: 22). Perkalian dapat dikatakan
sebagai salah satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Menurut Haryono,
dkk (2014: 4) perkalian adalah penjumlahan berulang dari bilangan yang
sama pada setiap sukunya. Definisi perkalian : jika a dan b bilangan, maka
a x b = b + b + b + ... atau ab adalah penjumlahan berulang yang mempunyai
a suku dan tiap-tiap suku adalah b, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebelum mempelajari pembelajaran perkalian, siswa harus terlebih dahulu
menguasai penjumlahan.
C. Metode Jarimatika
Jarimatika adalah suatu metode atau cara berhitung matematika yang
menggunakan alat bantu hitung jari tangan kanan maupun kiri dan bersifat
praktis, efesien, cepat serta akurat untuk menghitung operasi aritmatika
seperti perkalian. (Operasi Kali-Bagi-Tambah-Kurang) dengan
menggunakan jari-jari tangan. Jarimatika merupakan salah satu teknik
menghitung cepat dan akurat yang paling berkembang pesat dan sangat
diminati.
1. Sejarah Jarimatika Berawal dari kepedulian seorang ibu terhadap materi
pendidikan anak-anaknya. Banyak teknik dipelajari, tetapi semuanya
memakai alat bantu dan kadang membebani memori otaknya. Setelah
itu dia mulai tertarik dengan jari sebagai alat bantu yang tidak perlu
dibeli, dibawa kemana-mana dan ternyata juga mudah dan
menyenangkan. Anak-anak menguasai teknik ini dengan
menyenangkan dan menguasai keterampilan berhitung. Akhirnya
penelitian dari hari ke hari untuk mengotak-atik jari hingga ke perkalian
dan pembagian, serta mencari uniknya berhitung dengan keajaiban jari
lalu dinamakan “Jarimatika”.
Proses ini mungkin dapat membantu anak menghilangkan fobia
terhadap matematika. Sebagaimana diketahui matematika masih menjadi
momok bagi sebagian besar anak (dan juga orang tua). Maka kami belajar
untuk menjadikannya mudah dan menyenangkan (yang kemudian menjadi
motto Jarimatika). Penyusunan buku jarimatika pun diberikan banyak
gambar menarik untuk memudahkan pemahaman dan juga menarik minat
untuk mempelajarinya. Beberapa cerita disisipkan untuk memberikan jeda
dan memberikan ilustrasi pentingnya jeda dalam proses belajar. Bahasanya
diupayakan agar ringan dan mudah dimengerti.
2. Latar Belakang Penggunaan Jarimatika
Metode Jarimatika Menurut Jean Piaget, siswa SD/MI umumnya berada
pada tahap pra operasi dan operasi konkret (usia 6/7 tahun-12 tahun).
Sehingga pembelajaran di SD/MI seharusnya dibuat konkret melalui
peragaan, praktik, maupun permainan. Perkembangan belajar
matematika anak melalui empat tahap, yaitu: konkret, semi konkret,
semi abstrak, dan abstrak.
Menurut Bruner belajar matematika meliputi belajar konsep-konsep
dan struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari
serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur
matematika itu. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap
dibimbing untuk menguasai konsep matematika.
Adapun kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Make a Match
sebagai berikut :
a. Metode jarimatika mempunyai beberapa keunggulan, antara
lain:
1) Berhitung dengan metode jarimatika mudah dipelajari dan
menyenangkan bagi peserta didik. Mudah dipelajari karena
jarimatika mampumenjembatani antara tahap perkembangan
kognitif peserta didik yang konkret dengan materi berhitung
yang bersifat abstrak.
2) Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, peserta
didik belajar dengan memanipulasi hal-hal konkret tersebut
untuk memepelajari materi matematika yang bersifat abstrak
dan deduktif.Ilmu ini mudah dipelajari segala usia, minimal
anak usia 3 tahun. Menyenangkan karena peserta didik
merasakan seolah mereka bermain sambil belajar dan merasa
tertantang dengan metode jarimatika.
3) Tidak membebani memori otak peserta didik. Metode berhitung
jarimatika mampu menyeimbangkan kerja otak kanan dan kiri,
hal itu dapat ditunjukkan pada waktu berhitung, mereka akan
mengotak-atik jari-jari tangan kanan dan kirinya secara
seimbang. Jarimatika mengajak peserta didik untuk dapat
mengaplikasikan operasi hitung dengan dengan cepat dan akurat
menggunakan alat bantu jari-jari tangan.
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus Hari/Tanggal Waktu
Pra Siklus Senin, 22 Mei 2023 13.00 – 14.30
Siklus I Rabu, 24 Mei 2023 13.30 – 15.00
Siklus II Jumat, 25 Mei 2023 13.30 – 15.00
4. Pihak yang Membantu Penelitian
Pihak yang membantu penelitian diantaranya adalah :
a. Supervisor I sebagai Tutor pembimbing, yaitu Bapak Encep
Andriana, M.Pd.
b. Kepala Sekolah SDN Parung Serab, Bapak Taofik S,Pd.
c. Rekan Sejawat, yaitu Ibu Darti, S.Pd.
Tabel 3.1 Kategori Kriteria Penilaian Hasil Pengamatan Guru dan Siswa
PETUNJUK
Baca dengan cermat rencana perbaikan pembelajaran yang akan digunakan oleh
guru/mahasiswa ketika mengajar. Kemudian, ilailah semua aspek yang terdapat
dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini :
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
serta dampaknya pada diri siswa.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian
berikut
4. Khusus untuk butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam
pembelajaran, pilih salah satu butir penilaian yang sesuai dengan mata pelajaran
yang sedang diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷+𝐸+𝐹
Nilai APKG 1 PKP = =
6