Materi Hukum Acara MK
Materi Hukum Acara MK
TATA C A R A P E N G U J I A N U N D A N G - U N D A N G
T E R H A DA P U N DA N G - U N DA N G DA S A R
Judicial Rewiew
Judicial Review
Pengujian peraturan perundang-undangan tertentu oleh hakim (yudikatif).
Hal ini berarti hak atau kewenangan menguji (toetsingsrecht) dimiliki oleh
hakim. Pengujian tersebut dilakukan atas suatu ketentuan peraturan
perundang-undangan terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi atau terhadap konstitusi sebagai hukum tertinggi
Toetsingrecht
Hak uji. Istilah ini digunakan pada saat membicarakan hak atau kewenangan
untuk menguji peraturan perundang-undangan.
Constitutional Review
Pengujian suatu ketentuan perundang-undangan terhadap konstitusi.
Parameter pengujian dalam hal ini adalah konstitusi sebagai hukum tertinggi.
Hal ini berbeda dengan judicial review yang dari lingkup materinya lebih luas
karena menguji suatu peraturan perundang-undangan terhadap peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, jadi tidak terbatas pada konstitusi
sebagai parameter pengujian
Dasar Hukum
Pasal 24, Pasal 24C ayat (1) UUD 1945
Materil
Menilai isi apakah suatu peraturan perundang-undangan itu sesuai
atau bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi derajatnya,
Menilai apakah suatu kekuasaan tertentu berhak mengeluarkan suatu
peraturan tertentu.
Pengujian material berkaitan dengan kemungkinan pertentangan
materi suatu peraturan dengan peraturan lain yang lebih tinggi
ataupun menyangkut kekhususan-kekhususan yang dimiliki suatu
aturan dibandingkan dengan norma-norma yang berlaku umum
Pengujian UU terhadap UUD
Pasal 50*
Undang-undang yang dapat dimohonkan untuk
diuji adalah undang-undang yang diundangkan
setelah perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Khusus untuk perkara perselisihan hasil pemilu, paling lambat 3 hari kerja sejak
registrasi Salinan Permohonan disampaikan kepada KPU.
Penjadwalan Sidang
Dalam 14 hari kerja setelah registrasi ditetapkan Hari
Sidang Pertama
(kecuali perkara Perselisihan Hasil Pemilu).
Pihak Terkait yang berkepentingan langsung adalah pihak yang hak dan/atau
kewenangannya terpengaruh oleh pokok permohonan.
Dapat diberikan hak-hak yang sama dengan Pemohon dalam persidangan dalam hal
keterangan dan alat bukti yang diajukannya belum cukup terwakili dalam keterangan dan
alat bukti yang diajukan oleh Presiden/Pemerintah, DPR, dan/atau DPD.
Harus mengajukan permohonan kepada Mahkamah melalui Panitera.
Apabila disetujui ditetapkan dengan Ketetapan Ketua Mahkamah. Apabila tidak disetujui,
pemberitahuan tertulis disampaikan kepada yang bersangkutan oleh Panitera atas
perintah Ketua Mahkamah Konstitusi. Salinan Ketetapan disampaikan kepada Pihak
Terkait.
Pemeriksaan dilakukan dengan mendengar keterangan yang berkaitan dengan pokok
permohonan. [Pasal 23 ayat (1) PMK Nomor 06/PMK/2005]
Diberikan kesempatan untuk:
a. memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis;
b. mengajukan pertanyaan kepada ahli dan/atau saksi;
c. mengajukan ahli dan/atau saksi sepanjang berkaitan dengan hal-hal yang dinilai
belum terwajili dalam keterangan ahli dan/atau saksi yang telah didengar
keterangannya dalam persidangan;
d. menyampaikan kesimpulan akhir secara lisan dan/atau tertulis.
Pihak Terkait
Pihak Terkait yang berkepentingan tidak langsung:
Pihak yang karena kedudukan, tugas pokok, dan
fungsinya perlu didengar keterangan; atau
Pihak yang perlu didengar keterangannya sebagai
ad informandum, yaitu pihak yang hak dan/atau
kewenangannya tidak secara langsung terpengaruh
oleh pokok permohonan tetapi karena
kepeduliannya yang tinggi terhadap permohonan
dimaksud.
[Pasal 14 ayat (4) PMK Nomor 06/PMK/2005]
Pembuktian
Pembuktian dibebankan kepada Pemohon. (Pasal 18 ayat
(1) PMK Nomor 06/PMK/2005)
22
Putusan MK
Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai pengujian
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 disampaikan kepada
DPR, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden, dan
Mahkamah Agung.
23
GAMBARAN UMUM PROSES BERACARA DI
MAHKAMAH KONSTITUSI
Ps. 29 ayat (2), Ps. 31 ayat (2)
Ps. 32 ayat (1) Ps. 32 ayat (2)
Ps. 34 PENJADWALAN
ayat (1) 14 HARI KERJA PEMBERITAHUAN KEPADA PEMOHON
SETELAH REGISTRASI
Ps. 34 ayat (2), Ps. 34 ayat (3)
PENGUMUMAN KEPADA
MASYARAKAT
TIDAK LENGKAP/JELAS
•DIBERITAHUKAN PEMOHON MELENGKAPI
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
•DILENGKAPI 14 HARI ATAU MEMPERBAIKI
•KELENGKAPAN
•KEJELASAN PERMOHONAN DALAM 14 HARI
TELAH LENGKAP DAN JELAS
PEMERIKSAAN PERBAIKAN
DAN KELENGKAPAN PERMOHONAN
RAPAT PLENO
TERTUTUP
LAPORAN DAN PEMBAHASAN
TINDAK LANJUT
PEMERIKSAAN PERSIDANGAN
PLENO TERBUKA UMUM Ps. 13 ayat (1)
•KEWENANGAN MK PMK No. 06/PMK/2005
•KEDUDUKAN HUKUM
•POKOK PERMOHONAN
•PEMBUKTIAN
Ps. 45 ayat (5)
RAPAT PLENO
TERTUTUP
Ps. 49
PENGAMBILAN PUTUSAN
28