Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

Pembimbing :
dr. Saldy Meirisandy, M.Kes., Sp.PD

Kesadaran Menurun E.C


Hipoglikemi
Dwi Utami Abd. Latif// 105505406918
Dibawakan dalam Rangka Tugas Laporan Kasus
Kepaniteraan Klinik Departemen Kegawatdaruratan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unismuh Makassar
16 Desember 2021
KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. SA
Tanggal Lahir : 04-03-1959
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kakatua No.3
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Berat Badan : 40 Kg
Ruangan : IGD RS Pelamonia
Tgl pemeriksaan : 02/12/2021
Jam Pemeriksaan : 00.00
KASUS
(Alloanamnesis)
Keluhan Utama : Tidak Sadar

Pasien dibawa oleh keluarganya ke UGD RS Pelamonia dengan keluhan tidak sadar sejak
di perjalanan menuju RS. Sebelumnya pasien sudah merasa lemas 1 minggu, tetapi baru
memberat beberapa jam sebelum masuk Rumah Sakit sehingga keluarga pasien
memutuskan untuk membawa pasien ke Rumah Sakit. Keluhan nyeri kepala dan pusing
disangkal, tidak ada keluhan batuk, sesak napas, mual, muntah dan nyeri perut. Nafsu
makan pasien menurun sejak ± 1 minggu SMRS, dan tetap mengkonsumsi obat gula.
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki sakit gula sejak 8 tahun terakhir dan
minum obat metformin 2x500 mg, dan glimepirid 2 mg 2x1. BAB dan BAK normal. Dari
penuturan keluarganya 1 minggu terakhir pasien hanya makan sedikit karena pasien takut
gula darahnya naik lagi dan 5 jam yang lalu pasien hanya mengkonsumsi bubur 5 sendok..
KASUS

Riwayat penyakit sebelumnya : HT dan DM 8 tahuN

Riwayat pengobatan : metformin 2 x 500mg dan glimepirid 2x 2mg amlodipin 1x10mg

Riwayat penyakit keluarga : Adik pasien hipertensi dan ibu pasien menderita DM

Alergi : Tidak ada


Primary Survey

A B C D E

Airway Breathing Circulation Disability Exposure


gurgling Bernafas spontan, Nadi kuat angkat GCS : 7 (E2V1M4) Tidak ada benda yang men
RR : 24x/mnt Akral hangat, CRT<2’ Pupil bulat isokor gganggu,
+ Pengembangan dada simteris turgor baik, Diamter 2,5 mm ODS Suhu : 36,6 ‘C
Suction SpO2 : 92% HR : 90 x/mnt +
OPA TD : 169/75 mmHg Injeksi D40%
+ (GCS : E4V5M6)
O2 via NRM 10 lpm
(SpO2 : 100%)
KASUS NON TRAUMA ( )
PEMFIS Penunjang Tatalaksana

KU : sakit berat
Lab :
GCS : 7 (E2V1M4)
Jam 00:00 GDS 33mg/dL O2 with NRM 10 lpm
Kesadaran : Delirium
GDS jam 01.00: 110 mg/dL (post terapi) Pemasangan kateter
TTV :
Pemasangan NGT
TD : 169/75 mmHg
Leucosi : 7.100 /µL
HR : 62x/menit
Eritrosit: 4.070.000/ µL IVFD D10%: Guyur
RR: 20 x/menit
Hemoglobin :11,9 g/dL Bolus D40% 50mL (2 flakon)
Suhu : 36,6 oC
Hematokrit : 37,6 % Amlodipin 10mg/24/oral
Kepala : Anemis -/- Ikterus -/-
Trombosit : 356.000
Thorax : Veskuiler RH -/- Wh -/-
Kolesterol : 137 mg/dL GDS jam 01.00: 110 mg/dL
Abd : Peristaltik + Kesan normal
Trigliserida :84 mg/dL IVFD D10% 28 tpm
Ekstremitas : akral hangat, CRT
Ureum : 3,7 mg/dL
<2 dtk, edema (-)
Creatinin : 1,1 mg/dL GDS jam 02.00 dan 05.00 : 150 mg/dL dan
Asam Urat : 4,2 mg/dL 205 mg/dL
Terapi dilanjutkan

Diagnosis : KESADARAN MENURUN E.C HIPOGLIKEMI


DISKUSI
Definisi : Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl,
atau kadar glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis. Hipoglikemia merupak
an komplikasi akut dari DM tipe 2.

Etiologi : Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonylurea dan


insulin. Hipoglikemia yang disebabkan oleh sulfoniurea dapat berlangsung lama, se
hingga harus diawasi sampai seluruh obat dieksresi dan waktu kerja obat telah habi
s.
a) Dosis insulin yang berlebihan
b) Saat pemberian yang tidak tepat
c) Penggunaan glukosa yang berlebihan misalnya olahraga anaerobik
berlebihan
DISKUSI
Manifestasi Klinis
Tabel 1. Keluhan dan Gejala hipoglikemia akut yang sering dijumpai pada pasien diabetes

Otonomik Neuroglikopenik Malaise


Berkeringat Bingung Mual
Jantung berdebar Mengantuk Muntah
Tremor Sulit berbicara
Lapar Inkordinasi
Perilaku yang berbeda
Gangguan visual
Parestesi

Hipoglikemia berat → berkurangnya glukosa ke otak → pusing, lelah, lemas, sakit


kepala, gangguan penglihatan, pingsan, kejang dan koma
DISKUSI
Penatalaksanaan
1. Diberikan larutan Dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (50 ml) bolus IV
2. Diberikan cairan Dekstrosa 10% per infus, 6 jam per kolf
3. Periksa GDS
Bila GDs <50 mg/dl → bolus Dekstrosa 40% 50 mL IV
Bila GDs <100 mg/dl → bolus Dekstrosa 40% 25 mL IV
4. Periksa GDS setiap 1 jam setelah pemberian Dekstrosa 40% :
Bila GDs <50 mg/dL → bolus Dekstrosa 40% 50 mL IV
Bila GDs <100 mg/dL → bolus Dekstrosa 40% 25 mL IV
Bila GDs 100 – 200 mg/dL → tanpa bolus Dekstrosa 40%
Bila GDs > 200 mg/dL → pertimbangkan menurunkan kecepatan drip Dekstrosa 10%
5. Bila GDs >100 mg/dL (3x) → GDS setiap 2 jam, dengan protokol sesuai diatas. Bila GDs >200
mg/dL → pertimbangkan mengganti infus dengan dekstrosa 5 % atau NaCl 0.9%
Terima Kasih
#FastabiqulKhaerat!

Anda mungkin juga menyukai