Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN EKOSISTEM SUB-OPTIMAL


PENGOLAHAN LAHAN MENGGUNAKAN TRAKTOR
RODA EMPAT

OLEH:
FARIZ SATYA FARDANI
NIM. 2106110306
AGROTEKNOLOGI-D

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
“Pengolahan Lahan Menggunakan Traktor Roda Empat”

Pekanbaru, 10 Maret 2023

Praktikan

Fariz Satya Fardani


2106110306

Mengetahui,

Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II

Fajar Pangestu Jimmy Pakpahan


1806124586 1706113540

Asisten Praktikum III Asisten Praktikum IV

Lisa Kurnia Sari Muthiya Wilanda


1906111833 1806110326

Asisten Praktikum V

Hilda Hifa Rini


1806111501

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i


DAFTAR ISI ii
....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 3
1.3 Manfaat.................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 4
2.1 Traktor Roda Dua.................................................................................. 8
2.2 Traktor Empat Roda…………………………....................................... 13
BAB III METODOLOGI................................................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................ 15
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 15
3.3 Metode Pelaksanaan .............................................................................. 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 18
4.1 Hasil....................................................................................................... 18
4.2 Pembahasan 20
...........................................................................................
BAB V PENUTUP........................................................................................... 24
5.1 Kesimpulan............................................................................................ 24
5.2 Saran...................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25
LAMPIRAN…………………………………………………………………. 27

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian modern merupakan usaha pertanian yang memanfaatkan
teknologi terbaru yang sesuai dengan agroekologi dan sosial ekonomi petani,
produktif, efisien, dan menguntungkan. Prinsipnya, mengganti sistem usaha tani
yang bersifat “tradisional” dengan pemanfaatan teknologi yang lebih “modern”.
Secara keseluruhan, penerapan pertanian modern meliputi komponen perubahan:
(1) dari pengolahan tanah dengan ternak menjadi penggunaan traktor, (2) dari alat
menumbuk padi menjadi penggilingan padi, (3) dari penggunaan pupuk kandang
menjadi pupuk kimia buatan, (4) dari penggunaan bibit lokal menjadi bibit
unggul, dan (5) penerapan irigasi modern. Pertanian modern dikenal dengan
istilah pertanian spesialisasi yang menggambarkan tingkat pertanian yang maju.
Dalam pertanian modern/spesialisasi, tujuan utama adalah hasil maksimum dari
sumber daya dan maksimisasi keuntungan komersial dari usaha tani. Dua ciri
utama pertanian modern adalah komersialisasi dan penggunaan teknologi
mutakhir. Oleh karena itu, konsep pertanian modern yang dikembangkan
Kementerian Pertanian adalah usaha pertanian yang menggunakan mekanisasi
dari hulu sampai hilir dengan tujuan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan petani, menarik minat generasi muda terlibat di sektor pertanian
(Tarigan, 2018).
Mesin pertanian merupakan salah satu sumber tenaga (power) penting
untuk melaksanakan operasi pertanian sekarang ini. Keberadaan masin pertanian
dalam jumlah yang memadai penting untuk menyediakan tenaga yang cukup
untuk mengerjakan operasi usahatani. Sektor pertanian sudah mengalami
transformasi dan modernisasi di negara di berbagai belahan dunia. Mekanisasi
pertanian merupakan elemen penting dalam tranformasi dan moderenisasi sistem
pertanian tersebut pertanian tersebut dan memegang peranan kunci dalam
memperbaiki dan meningkatkan produksi pertanian terutama di negara-negara
sedang berkembang (Paman et al., 2017).

1
Penggunaan alat dan mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai
tambah produk, serta pemberdayaan petani. Pada hakikatnya, penggunaan alat dan
mesin di bidang pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam
proses produksi pertanian, dimana setiap tahapan dari proses produksi tersebut
dapat menggunakan alat dan mesin pertanian. Dengan demikian, mekanisasi
pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tenaga manusia, derajat, dan
taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas produksi pertanian, memungkinkan
pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe subsistem (subsistence farming) menjadi
tipe pertanian perusahaan (commercial farming), serta mempercepat transisi
bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri. Kemajuan
teknologi telah menggerakkan penggunaan alatalat pertanian dengan mesin-mesin
modern untuk mempercepat proses pengolahan produksi pertanian. Salah satu alat
yang paling sering digunakan adalah traktor. Traktor merupakan sebuah
kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk membantu pekerjaan dalam
bidang pertanian dan konstruksi. Dalam bidang pertanian, traktor biasanya
digandengkan dengan alat-alat pertanian lainnya seperti alat pengolahan tanah.
Keberadaan traktor saat ini telah mengantikan fungsi hewan sebagai tenaga
penggerak dalam pengolahan tanah. Desain traktor ditujukan untuk keperluan
traksi tinggi pada kecepatan rendah. Pada aplikasinya desain traktor ini sangat
cocok untuk menarik trailer atau implemen yang digunakan dalam pertanian atau
konstruksi. Istilah kata traktor ini umumnya digunakan untuk mendefinisikan
suatu jenis kendaraan untuk pertanian. Instrumen pertanian umumnya digerakkan
dengan menggunakan kendaraan ini, ditarik ataupun didorong, dan menjadi
sumber utama mekanisasi pertanian. Istilah umum lainnya adalah unit traktor,
yang mendefinisikan kendaraan truk semi-trailer. Kata traktor diambil dari bahasa
Latin, trahere yang berarti menarik. Ada juga yang mengatakan traktor merupakan
gabungan dari kata traction motor, yaitu motor yang menarik. Di Inggris, Irlandia,
Australia, India, Spanyol, Argentina, dan Jerman, kata traktor umumnya berarti
traktor pertanian, dan penggunaan kata traktor yang merujuk pada jenis kendaraan
lain sangat jarang. Di Kanada dan Amerika Serikat, kata traktor juga berarti truk
semitrailer (Jamaludin et al,2019).

2
1.2 Tujuan
Kegiatan praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana cara mengoperasikan traktor roda dua dan traktor roda empat dengan
baik dan benar, serta bagaimana cara melakukan pengolahan tanah pertama dan
kedua dengan menggunakan traktor roda dua dan traktor roda empat.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum kali ini agar praktikan mengetahui bagaimana cara
menggunakan dan mengoperasikan alat dan mesin pertanian dengan baik dan
benar.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Teknik dalam pertanian merupakan penerapan dari dasar-dasar teknik


dalam bidang petanian yang mencakup bidang teknik mesin budidaya pertanian,
teknik sumber daya alam pertanian, tekik proses hasil pertanian ataupun pangan,
energi dan listrik pertanian, perbengkelan dan istrumen di bidang pertanian,
ergonomika alat dan mesin pertanian, sistem dan manajemen keteknkan pertanian,
lingkungan dan bangunan pertanian serta teknik tanah dan teknik sumber dara air
(Arwati, 2018).
Mekanisasi sebagai suatu bentuk teknologi (alat dan mesin pertanian)
dalam penerapan maupun pengembangannya di suatu tempat memerlukan
persyaratan khusus (Handaka dan Prabowo, 2014) seperti: (a) penguasaan teknis
dan keterampilan pengguna; (b) dukungan finansial untuk mengadakan,
mengoperasikan dan memelihara; (c) standar prosedur operasi dan pemeliharaan;
(d) pengorganisasian kerja (teknis dan ekonomis); (e) kondisi manusia dan
lingkungan pengguna (sosial-ekonomi-budayaekosistem), (f) kelembagaan dan
kebijakan. Dalam perkembangannya, mekanisasi di Indonesia mengalami
dinamikaperubahan sesuai kondisi kebijakan pemerintah, khususnya Analisis
kebijakan pembangunan pertanian dan bentuk usaha taninya. Oleh karena itu
pengembanganmekanisasi pertanian, memiliki urgensi penting dalam
pembangunan pertanian (PSEKP, 2015).
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada
proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti
sempit dinamakan pertanian rakyat. Sedangkan, pertanian dalam arti luas meliputi
pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan, perkebunan, dan perikanan.
Secara garis besar, pengertian pertanian dapat diringkas menjadi empat komponen
yang tidak terpisahkan. Keempat komponen tersebut meliputi:
(1) proses produksi, (2) petani atau pengusaha pertanian, (3) tanah tempat usaha,
dan (4) usaha pertanian (Soetriono et al., 2006).
Mekanisasi pertanian menurut Nurmala et al. (2012) merupakan salah
satu cara untuk mengolah lahan dan mengganti tenaga kerja manusia dalam
rangka meningkatkan produktivitas usahatani. Penggunaan alat atau mesin

4
modern dapat mengefesienkan waktu ataupun mengurangi jumlah tenaga kerja
dibandingkan dengan sistem pertanian tradisional yang menggunakan banyak
tenaga kerja dan menghabiskan waktu yang lama untuk menyelesaikan pekerjaan
pertanian. Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan
menurunkanongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas
hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara
tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali
dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air,
masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi
pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan
akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi
sendiri untuk digunakan oleh petani mereka (Hardjosentono et al.,1996).
Alat dan mesin yang di gunakan dalam pertanian tentunya dimanfaatkan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat guna mendapatkan
hasil produksi yang lebih besar dengan efisiensi sumber daya manusia, efisinesi
waktu dan biaya yang lebih hemat tentunya. Berbagai perubahan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dilakukan dengan
bantuan pemerintah berjalan dengan diarahkan ke pada semua sektor yang ada
(Gunawan, 2001).
Dengan adanya penggunaan mekanisasi pertanian ini, dapat diasumsikan
bahwa produksi pertanian telah meningkat, biaya-biaya produksi dapat
ditekankan, yang akan mengarah kepada pendapatan petani juga menigkat.
Peningkatan pendapatan petani ini, disinyalir berdampak pada perubahan-
perubahan ekonomi, sosial dan budaya gotong royong dalam pertanian (Samaria
et al., 2016).
Traktor merupakan kendaraan yang di buat secara spesifik dengan

5
keperluan untuk traksi tinggi pada kecepatan yang rendah, atau untuk menarik
trailer maupun implement yang digunakan dalam pertanian atau kontruksi. Istilah
ini umum digunakan untuk mendefinisikan suatu jenis kendaraan pada sektor
pertanian. Intrumen pertanian ini umumnya digerakkan dengan menggunakan
kendarran, seperti diratik ataupun didirong dan menjadi sumber utama mekanisasi
dalam pertanian. Secara istilah umum yang lain unit traktir merupakan kendaraan
yang mendefenisikan truk semi-trailer (Hadiutomo, 2012).
Dikutip dari Jamaluddin et al. (2019) Traktor memiliki beberapa
klasifikasi. Klasifikasi traktor berdasarkan fungsinya dikelompokan sebagai
berikut: a) Crawler tractor, yaitu traktor dengan roda rantai. b) Standard row crop,
umum digunakan di berbagai perkebunan. c) High clearance, traktor dengan jarak
antara badan traktor dan tanah (ground clearance) yang tinggi, cocok untuk
perkebunan sayuran atau perawatan tunas. d) Orchard, traktor yang digunakan di
wilayah perkebunan pepohonan yang besar, ukurannya cukup ramping dan mudah
membelok. e) Multipurpose, dapat digunakan untuk berbagai keperluan. f) Lawn
and garden, untuk kebun. g) Tree skidder, digunakan untuk menarik kayu yang
baru ditebang. h) Skid steer loader, memiliki loader di depannya. i) Four wheel
drive with front steering wheel, traktor 4WD yang roda depannya lebih kecil dari
roda belakang. Traktor tipe ini memiliki traksi yang besar sehingga memiliki
tarikan yang kuat. j) Four wheel drive with equal sized wheel and articulated steel
framing. Roda depan dan belakang traktor ini sama besarnya, bisa digunakan
untuk lahan yang berat.
Untuk klasifikasi traktor berdasarkan alat traksi dikelompokan sebagai
berikut:
a. Crawler traktor
Crawler traktor adalah traktor yang penggeraknya berupa roda rantai.
Roda rantai yaitu tipe penggerak yang berupa sabuk atau rantai panjang dan lebar
yang kedua ujungnya saling terhubung dan digerakkan dengan banyak roda gigi di
dalamnya. Contoh umum kendaraan dengan penggerak rantai adalah tank dan
buldozer. Traktor tipe ini bisa digunakan pada tanah yang kering dan berpasir atau
tanah bersalju di mana roda biasa memiliki risiko untuk selip. Bahan yang
digunakan untuk membuat sabuk atau rantai biasanya berupa baja atau karet.

6
Yang saat ini umum digunakan adalah yang terbuat dari karet, karena memiliki
elastisitas yang cukup sehingga menngurangi terjadinya pemadatan tanah.
b. Wheel tractor
Wheel tractor adalah traktor yang digerakkan dengan roda yang berbentuk
bulat yang umumnya terbuat dari karet. Ini adalah tipe traktor yang paling umum
digunakan. Ukuran roda dapat bervariasi tergantung keperluan dan posisi roda,
namun umumnya besar dan lebar untuk mencegah terjadinya pemadatan tanah
karena besarnya tekanan roda terhadap tanah. Untuk penggunaan di lahan basah
seperti persawahan, roda yang digunakan umumnya roda sangkar (cage wheel)
untuk memungkinkan terjadinya traksi.
c. Half track tractor
Half track tractor adalah traktor yang bisa digerakkan dengan roda maupun
roda rantai sesuai keperluan.
Konstruksi utama traktor terdiri atas beberapa bagian-bagian sebagai
berikut: a) Mesin sebagai sumber penggerak. b) Transmisi daya, biasanya berupa
roda gigi, sabuk dan sproket, atau kombinasi keduanya. c) Alat penggerak, yaitu
roda, roda rantai, dan lain-lain. d) Alat pengendali, yaitu berupa kemudi, kopling,
kopling kemudi, rem, dan lain-lain. e) Alat yang bekerja, yaitu implemen atau
trailer yang ditarik.
Dalam aplikasi dan variasi penggunaan traktor, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Salah satunya adalah manfaat yang ingin dituju. Secara garis
besar manfaat penggunaan traktor adalah untuk menarik atau menggerakkan
implemen. Secara rinci manfaat penggunaan traktor tersebut adalah sebagai
berikut: a) Menarik dan menggerakkan alat pengolah tanah. b) Menarik mesin
penanam (transplanter). c) Menarik mesin pemupuk. d) Menarik mesin
penyemprot, boom sprayer, dan lain-lain. e) Menarik trailer. f) Penggerak mesin
lainnya.
Pertimbangan-pertimbangan lain yang juga harus diperhatikan dalam
memilih traktor, yaitu: a) Pekerjaan apa yang ingin dilakukan. b) Tipe implemen
apa yang ingin digunakan. c) Jenis lahan yang akan dilalui (lahan kering, sawah,
hutan, padang rumput, semak-semak, dan sebagainya). d) Jam kerja per tahun. e)
Luas lahan yang digarap.

7
Semua faktor di atas memengaruhi kinerja traktor, hasil, dan biaya.
Traktor dengan roda rantai tidak bisa digunakan di lahan sawah. Lahan yang
sempit sebaiknya digunakan traktor roda dua, karena traktor roda empat memiliki
biaya operasional yang tinggi dan hanya cocok digunakan untuk lahan yang luas
dengan jam kerja yang banyak.
Yang paling umum adalah penggunaan traktor sebagai alat mekanisasi
pertanian. Traktor pertanian digunakan untuk menarik atau mendorong instrumen
pertanian atau trailer. Berbagai variasi dan spesialisasi traktor telah
dikembangkan, diantaranya yang paling umum adalah instrumen untuk memanen
yang umum digunakan di lahan gandum yang luas. Selain untuk memanen, ada
juga yang didesain untuk menanam, mengolah dan memperbaiki lahan, atau
pengangkut hasil pertanian.

2.1 Traktor Dua Roda (Hand Tractor)


Menurut Hadiutomo (2012), traktor tangan atau traktor dua roda adalah
traktor berdaya gerak mesin diesel atau motor bensin, beroda dua (ban karet atau
ditambah roda sangkar dari baja), berporos tunggal, mempunyai kopling utama,
tanpa atau dengan menggunakan kopling kemudi, yang berfungsi untuk menarik
dan atau menggerakkan alat pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak.
Traktor tangan hanya mempunyai sebuah poros roda sehingga traktor ini hanya
beroda dua. Traktor ini mempunyai panjang berkisar 1740 – 2290 mm, lebar
berkisar 710 – 880 mm, dan dayanya berkisar 6 – 10 hp.
Traktor tangan memiliki fungsi utama untuk mengolah tanah. Namun,
sebenarnya traktor tangan ini memiliki banyak fungsi, seperti pompa air, alat
processing, trailer, dan sebagainya. Traktor tangan dapat diklasifikasikan
berdasarkan bahan bakar dan besarnya daya motor. Berdasarkan bahan bakarnya,
traktor tangan dibedakan atas: 1) Traktor tangan berbahan bakar solar. 2) Traktor
tangan berbahan bakar bensin. 3) Traktor tangan berbahan bakar minyak tanah
atau kerosin.
Untuk traktor tangan berdasarkan daya motor dibedakan atas: 1) Traktor
tangan berukuran kecil, tenaga penggerak < 5 hp. 2) Traktor tangan berukuran
sedang, tenaga penggerak 5 – 7 hp. 3) Traktor tangan berukuran besar, tenaga
penggerak 7 – 12 hp.

8
Kerangka pada traktor tangan berperan sebagai tempat kedudukan motor
penggerak, unit transmisi dan bagian traktor lainnya. Daya pada motor penggerak
disalurkan melalui putaran poros engkol ke kopling utama melalui sabuk v.
Kopling utama meneruskan daya tersebut ke susunan roda gigi transmisi untuk
menggerakan poros roda dan poros rotari. Disamping untuk menyalurkan daya,
unit transmisi juga berfungsi untuk mengatur kecepatan traktor.
A. Komponen Utama Traktor Dua Roda
Bagian-bagian utama traktor dua roda dapat dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yang diuraikan sebagai berikut.
a) Tenaga penggerak motor
Jenis tenaga penggerak yang sering dipakai adalah motor diesel, tetapi ada
juga yang menggunakan motor bensin atau minyak tanah (kerosin). Daya yang
dihasilkan kurang dari 12 hp, dengan menggunakan satu silinder. Motor
penggerak dipasang pada kerangka dengan empat buah baut pengencang. Lubang
baut pada kerangka dibuat memanjang agar posisi motor dapat digerakkan maju
mundur. Tujuannya untuk memperoleh keseimbangan traktor dan untuk
menyesuaikan ukuran v-belt yang digunakan. Traktor akan lebih berat ke depan
apabila posisi motor digeser maju, begitu juga sebaliknya.
Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol, sedangkan untuk
motor bensin dan minyak tanah menggunakan tali starter. Sebagian besar traktor
menggunakan motor diesel. Penggunaan motor diesel umumnya lebih murah baik
pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya. Motor diesel lebih awet
dibanding motor jenis lain, asal perawatannya dilakukan dengan baik dan benar
sejak awal.
b) Kerangka dan transmisi (penerus tenaga)
Kerangka berfungsi sebagai tempat kedudukan motor penggerak, transmisi
dan bagian traktor lainnya. Bagian traktor dikaitkan dengan kerangka dengan
menggunakan beberapa buah baut pengencang. Transmisi berfungsi
memindahkan tenaga atau putaran dari motor penggerak ke alat lain yang
bergerak. Jenis transmisi yang digunakan ada beberapa macam, seperti pulley,
belt, kopling, gigi persneling, rantai, dan sebagainya. Tenaga dari motor berupa
putaran poros disalurkan melalui pulley dan v-belt ke kopling utama. Kopling

9
utama meneruskan tenaga tersebut ke gigi persneling untuk menggerakkan poros
roda dan poros PTO. Selain untuk menyalurkan tenaga, gigi persneling juga
berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran poros roda dan poros PTO. Dari
PTO tenaga dasalurkan lewat gigi dan rantai ke mesin rotari.
Sebuah traktor tangan dapat bergerak maju-mundur dengan kecepatan
tertentu karena putaran poros motor penggerak disalurkan sampai ke roda. Ada
tiga jenis roda yang digunakan pada traktor tangan, yaitu roda ban, roda besi, roda
apung (roda sangkar/cage wheel). Roda ban berfungsi untuk transportasi dan
mengolah tanah kering. Bentuk permukaan roda ban beralur agak dalam untuk
mencegah slip. Roda ban dapat meredam getaran, sehingga tidak merusak jalan.
Roda besi digunakan untuk pembajakan di lahan kering. Sirip pada roda besi akan
menancap ke tanah, sehingga akan mengurangi terjadinya slip pada saat menarik
beban berat. Roda apung digunakan pada saat pengolahan tanah basah. Roda
apung ini ada yang lebar, ada juga yang diameternya besar, sehingga dapat
menahan beban traktor agar tidak tenggelam dalam lumpur. Ukuran roda
disesuaikan dengan spesifikasi traktor. Besar-kecilnya roda akan berpengaruh
terhadap lajunya traktor.
Setiap traktor tangan biasanya dilengkapi dengan standar depan dan
standar samping. Standar samping khusus digunakan untuk pemasangan roda.
Pemasangan roda dilakukan satu per satu. Pelepasan roda dari poros dilakukan
dengan cara melepas murbaut dan atau pena penyambung. Setelah roda dilepas,
baru dipasang roda pengganti yang sesuai. Pemasangan roda ini tidak boleh
terbalik. Untuk roda ban, pada sisi atas ban, arah panah harus ke depan. Untuk
roda besi, sisi roda bawah harus menancap ke tanah. Untuk roda apung, sisi roda
bawah tidak boleh menancap ke tanah. Sehingga pemasangan roda tidak boleh
terbalik antara roda kiri dan kanan.
Poros roda traktor biasanya cukup panjang dan dilengkapi dengan
beberapa lubang. Poros yang panjang ini dimaksudkan untuk menyesuaikan lebar
olah implemen. Pemasangan roda yang cukup lebar juga akan menjaga
keseimbangan traktor, terutama apabila digunakan pada lahan yang miring.
Sedang lubang yang ada di poros digunakan untuk tempat pena, sehingga
menjamin roda tidak akan slip atau lepas pada saat pengoperasian.

10
c) Tuas kendali
Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan
jalannya traktor. Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada
banyak tuas kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan
mengakibatkan traktor menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu
sekarang banyak diproduksi traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas
kendali. Tujuannya agar traktor menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih
murah. Meskipun kemampuan traktor menjadi terbatas.
Tuas-tuas kendali yang umumnya terdapat pada traktor tangan adalah
sebagai berikut:
1) Tuas persneling utama
Tuas persneling utama berfungsi untuk memindah susunan gigi pada
persneling, sehingga perbandingan kecepatan putar poros motor penggerak dan
poros roda dapat diatur. Traktor tangan yang lengkap biasanya mempunyai 6
kecepatan maju dan 2 kecepatan mundur. Kecepatan ini dapat dipilih sesuai
dengan jenis pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Sebagai patokan awal dapat
digunakan sebagai berikut: Kecepatan satu untuk membajak tanah dengan mesin
rotary, kecepatan dua untuk membajak tanah dengan bajak singkal atau bajak
piringan, kecepatan tiga untuk membajak tanah sawah yang tergenang, kecepatan
empat untuk berjalan di jalan biasa, kecepatan lima dan enam untuk menarik
trailer, mundur satu digunakan pada saat operator berjalan, mundur dua digunakan
pada saat operator naik di trailer.
2) Tuas persneling cepat-lambat
Tuas ini tidak selalu ada. Apabila tuas persneling utama hanya terdiri dari
3 kecepatan maju dan 1 kecepatan mundur, biasanya traktor tangan dilengkapi
dengan tuas persneling cepat-lambat. Fungsi perneling ini adalah untuk
memisahkan antara pekerjaan mengolah tanah dengan pekerjaan transportasi
(berjalan dan menarik trailer).
3) Tuas kopling utama
Tuas kopling utama berfungsi untuk mengoperasikan kopling utama. Bila
tuas dilepas pada posisi pasang/ON, maka tenaga motor akan tersambung ke gigi
persneling. Sebaliknya apabila ditarik ke posisi netral/bebas/OFF, maka tenaga

11
motor tidak disalurkan ke gigi persneling. Apabila ditarik lagi maka tuas kopling
utama akan tersambung dengan rem yang berada pada rumah kopling utama.
4) Tuas persneling mesin rotary
Tuas persneling mesin rotari berfungsi sebagai pengatur kecepatan putar
poros PTO. Biasanya ada dua macam kecepatan dan satu netral. Apabila hasil
pengolahan yang diharapkan halus dan gembur, maka tempatkan posisi tuas
persneling mesin rotari pada posisi cepat. Begitu juga sebaliknya. Kecepatan putar
pisau rotari dapat juga diatur dari posisi pemasangan rantai penghubung.
5) Tuas persneling kemudi
Ada dua buah tuas kopling kemudi pada setiap traktor tangan, masing-
masing ada di sebelah kanan dan kiri. Tuas ini digunakan untuk mengoperasikan
kopling kemudi (kanan dan kiri). Apabila tuas kopling kemudi kanan ditekan,
maka putaran gigi persneling tidak tersambung dengan poros roda kanan.
Sehingga roda kanan akan berhenti, dan traktor akan berbelok ke kiri. Begitu juga
sebaliknya apabila kopling kiri ditekan.
6) Stang kemudi dan kemudi pembantu
Stang kemudi merupakan bagian traktor yang digunakan untuk
berpegangnya operator. Stang kemudi digunakan untuk membantu membelokan
traktor. Meskipun sudah ada tuas kopling kemudi, namun agar berbeloknya
traktor dapat lebih tajam, perlu dibantu dengan stang kemudi. Stang kemudi juga
digunakan untuk mengangkat implemen pada saat pengoperasian. Kemudi
pembantu digunakan untuk tempat bertumpu bahu operator. Maksudnya agar
menambah beban bagian belakang traktor, sehingga hasil pengolahan tanah bisa
lebih dalam.
7) Tuas gas
Tuas gas traktor dihubungkan dengan tuas gas pada motor penggerak.
Tuas ini digunakan untuk mengubah kecepatan putaran poros motor penggerak
yang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan. Tuas ini juga berfungsi untuk
mematikan motor traktor, apabila posisinya ditempatkan pada posisi “STOP”.
8) Tombol lampu dan bel
Kadang-kadang traktor digunakan pada waktu malam hari, sehingga
diperlukan penerangan. Tombol bel diperlukan apabila traktor dijalankan di jalan

12
raya. Dengan adanya tombol lampu dan bel ini, motor traktor harus dilengkapi
dengan kumparan sebagai sumber arus listrik.
9) Tuas Penyangga Depan
Tuas ini dihubungkan dengan penyangga depan. Tuas ini akan
menggerakkan penyangga depan. Apabila tuas didorong akan mendorong
penyangga depan turun untuk menyangga traktor. Traktor tangan hanya
mempunyai dua roda. Apabila traktor dalam keadaan berhenti (ditinggal
operator), maka untuk menegakkan traktor diperlukan penyangga.

2.3.2 Traktor Empat Roda


Traktor empat roda mempunyai kisaran daya motor penggerak yang besar.
Traktor yang biasa digunakan di taman/kebun mempunyai daya sekitar 11 kW (15
HP). Traktor ini di pasaran biasa disebut traktor mini atau traktor kebun. Traktor
raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai
150 kW (200 HP). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa
digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80 HP).
Berdasarkan jenis rodanya, traktor empat roda dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Traktor satu gardan (two wheel drive tractor/rowcrop tractor)
Traktor satu gardan (Gambar 2.38) banyak digunakan di perkebunan kecil
yang membudidayakan tanaman larikan seperti; kentang dan kubis. Traktor ini
mempunyai sudut putar yang kecil, lebar roda tipis dan jarak antar roda kiri dan
kanan dapat diatur. Umumnya daya yang digunakan tidak terlalu besar, sekitar 22
– 33 kw (30 – 45 HP).
2. Traktor beroda track/crawler
Traktor beroda track/crawler banyak digunakan di perkebunan yang luas
atau di perkebunan yang masih baru, yang lahannya belum tertata. Daya
penggerak yang biasa digunakan antara 52 – 110 kW (70 – 150 HP). Traktor ini
tidak bisa digunakan di jalan raya, hanya digunakan pada kebun yang satu ke
kebun yang lain. Kecepatan jalannya rendah, namun mempunyai daya tarik yang
tinggi dan dapat digunakan pada kondisi lahan yang berat. Karena lebar rodanya
besar maka daya tumpu ke tanah menjadi kecil, sehingga traktor ini dapat

13
digunakan pada lahan yang lembek tanpa takut tenggelam. Roda track/crawler
awalnya biasa terbuat dari logam, namun sekarang ada yang terbuat dari karet,
sehingga tidak merusak jalan.
3. Traktor dobel gardan (four wheel-drive tractor)
Dibanding dengan traktor satu gardan, traktor dobel gardan mempunyai
daya tarik yang lebih besar. Karena masih menggunakan roda ban, traktor ini
masih dapat berjalan di jalan raya. Maka banyak pemilik perkebunan memilih
traktor jenis ini. Ada dua tipe dari traktor dobel gardan, yaitu: a) Traktor dengan
roda depan lebih kecil dari roda belakang, daya yang digunakan antara 33 – 67
kW (45 – 90 HP). b) Traktor dengan roda depan sama besar dengan roda
belakang, daya yang digunakan antara 75 – 150 kw (100 – 200 HP) .

14
BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum Mekanisasi Pertanian Ekosistem Sub-Optimal
dilaksanakan pada hari Senin, 06 Maret 2023 Pukul 10.00 - selesai, bertempat di
Lahan UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah traktor roda empat
Yanmar EF494T, meteran, dan stopwatch.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah areal lahan yang akan
dilakukan pengolahan tanahnya.

3.3. Metode Pelaksanaan


3.3.1 Cara Penggunaan Tractor Roda Empat di Lahan
1) Memulai menjalankan traktor roda empat
a) Lakukan langkah menghidupkan traktor b) Posisi gas digeser sedikit
lebih besar dari posisi idle c) Tuas rem parkir dilepas d) Pedal kopling diinjak
penuh e) Tuas persneling cepat lambat dibindah ke posisi “cepat” atau
“lambat” f) Tuas persneling utama pindah ke posisi jalan (1,2,3 atau R) g)
Pedal kopling utama dilepas pelan-pelan agar traktor tidak meloncat pada saat
mulai jalan.
2) Menjalankan lurus ke depan
a) Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat” b) Pada
saat traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi. Posisi ibu jari keluar c)
Mata memandang ke depan d) Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya
traktor sesuai keinginan e) Kedua kaki dipindah ke landasan, jangan di pedal
gas, kopling, atau rem f) Jangan membelokkan stang kemudi g) Jangan
memindah posisi gigi persneling.
3) Menghentikan traktor
a) Gas dikecilkan pada posisi idle untuk mengurangi kecepatan b) Injak
pedal kopling sehingga posisi transmisi terlepas c) Injak pedal rem, traktror

15
akan berhenti. d) Persneling utama dan persneleng cepat lambat dinetralkan.
4) Menjalankan lurus ke belakang.
a) Lakukan langkah “mulai menjalankan traktor roda empat” b) Badan
diputar ke kiri atau ke kanan sedikit untuk melihat ke belakang. c) Pada saat
traktor berjalan, kedua tangan berada pada kemudi d) Mata memandang ke
belakang. e) Gas diperbesar untuk mempercepat jalannya traktor sesuai
keinginan f) Jangan membelokkan stang kemudi g) Jangan memindah posisi
gigi persneling.
5) Mengganti gigi persneling
a) Lakukan langkah menghentikan traktor b) Pindahkan posisi gigi
persneling sesuai kecepatan yang diinginkan c) Mulai menjalankan traktor lagi.
6) Membelokkan traktor di jalan
a) Gas dikecilkan sebelum traktor dibelokkan b) Biarkan setengah
badan traktor melewati belokan c) Putar stir kemudi ke kanan atau ke kiri d)
Pada saat mulai membelok jangan terlalu ke tepi, karena untuk haluan.
7) Melewati tanjakkan
a) Gigi persneling dipindah ke posisi rendah sebelum melewati
tanjakkan b) Jalankan traktor, lalu gas diperbesar secara pelan-pelan, untuk
mencegah roda depan terangkat c) Tidak boleh memindah gigi persneling pada
saat menanjak

3.3.2 Cara Pengambilan Data


Kecepatan rata-rata, dengan menghitung rata-rata waktu yang
dibutuhkan traktor untuk membajak dalam jarak tempuh sejauh 15m. Lebar
Kerja, untuk mengetahui lebar kerja dilakukan pengukuran pada implement
panjang rotari dan singkal serta lebar olahan tanah setelah diolah dengan
traktor tangan bajak rotary dan singkal.
Kapasitas Kerja (jam/ha) Untuk mengetahui kapasitas kerja, maka yang
harus didapatkan adalah lama waktu pengolahan (jam) dan total luas lahan
(ha), lalu lama waktu pengolahan dibagi dengan total luas lahan.
Efisiensi Lapang (%) Sebelum perhitungan efisiensi lapang pada
pengolahan tanah, dilakukan terlebih dahulu perhitungan kapasitas lapang
efektif dan kapasitas lapang teoritis.

16
Menghitung Konsumsi Bahan Bakar. Pengukuran konsumsi bahan
bakar dilakukan setelah pengolahan tanah.
Pengukuran Slip Roda Traksi, Perhitungan slip dilakukan pada saat
dilakukan pengolahan tanah. Untuk mengetahui selisih jarak tempuh traktor
saat pengolahan tanah dengan jarak tempuh traktor tanpa beban dalam putaran
roda traksi.

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Data pengamatan hand tractor

Tabel 1. Data Pengamatan Kapasitas Lapang Teoritis

Data Pengamatan Bima BM-1 YZC-L

Kecepatan rata-rata (m/detik) (V) 0,0042 0,0046

Lebar bajakan (m) (LP) 5 5

KLT (ha/jam) 0,000000756 0,000000828

Tabel 2. Data Pengamatan Kapasitas Lapang Efektif

Data Pengamatan Bima BM-1 YZC-L

Luas lahan pengolahan tanah (m) (L) 50 50

Waktu kerja (jam) (WK) 7 menit 6 menit 30 detik

KLE (ha/jam) 0,0428 0,0461

Tabel 3. Data Pengamatan Efisiensi Lapang

Data Pengamatan Bima BM-1 YZC-L

KLE (ha/jam) 0,0428 0,0461

KLT (ha/jam) 0,000000756 0,000000828

Eff (%) 5.661.375,6 556.763,25

Tabel 4. Data Pengamatan Bahan Bakar Terpakai

Data Pengamatan Bima BM-1 YZC-L

Bahan bakar yang digunakan (lt) (BB) 1,7 0,3

Luas lahan (m) (L) 50 50

18
BBT (lt/ha) 340 60

Tabel 5. Data Pengamatan Slip Roda

Data Pengamatan Bima BM-1 YZC-L

Jarak tempuh traktor saat mengolah dalam


20 35
lima putaran roda traksi (m) (Sb)
Jarak tempuh traktor tanpa beban dalam lima
35 50
putaran roda traksi (m) (So)
SI 43% 30%

B. Data pengamatan traktor roda empat


Tabel 6. Data Pengamatan Kapasitas Lapang Teoritis

Data Pengamatan

Kecepatan rata-rata (m/detik) (V) 0,625

Lebar bajakan (m) (LP) 1,9

KLT (ha/jam) 0,118

Tabel 7. Data Pengamatan Kapasitas Lapang Efektif

Data Pengamatan

Luas lahan pengolahan tanah (m) (L) 0,0904 Ha

Waktu kerja (jam) (WK) 60 menit

KLE (ha/jam) 0,0904

Tabel 8. Data Pengamatan Efisiensi Lapang

Data Pengamatan

KLE (ha/jam) 0,0904

KLT (ha/jam) 0,118

Eff (%) 76,61

19
Tabel 9. Data Pengamatan Bahan Bakar Terpakai

Data Pengamatan

Bahan bakar yang digunakan (lt) (BB) 3,9 L

Luas lahan (m) (L) 0,0904 Ha

BBT (lt/ha) 43,14

Tabel 10. Data Pengamatan Slip Roda

Data Pengamatan

Jarak tempuh traktor saat mengolah dalam


17,5
lima putaran roda traksi (m) (Sb)
Jarak tempuh traktor tanpa beban dalam lima
-
putaran roda traksi (m) (So)
SI -

4.2 Pembahasan
Pengolahan lahan dapat dibagi menjadi dua yakni pengolahan lahan
pertama dan kedua. Pada pengolahan lahan pertama umumnya tanah akan
dibongkar menjadi bongkahan – bongkahan lalu akan dihancurkan pada
pengolahan lahan kedua. Alat yang digunakan dalam pengolahan lahan adalah
bajak yang ditarik dengan traktor tangan. Pada praktikum ini, alat yang digunakan
adalah traktor tangan dan traktor roda empat. Sedangkan bajak yang digunakan
adalah bajak singkal dan bajak rotary.
Traktor tangan yang digunakan adalah traktor tipe Yanmar YZC-L.
Traktor ini mempunyai daya sebesar 10,5 HP dengan dua roda aktif yang terbuat
dari besi. Mesin ini memiliki tiga percepatan maju dan tiga percepatan mundur.
Traktor ini digunakan untuk melakukan pengolahan lahan pertama, yang
dilengkapi dengan bajak singkal.
Traktor besar yang digunakan adalah dengan tipe Yanmar EF494T.
Traktor ini mempunyai daya sebesar 49 HP dengan keempat roda yang aktif.
Mesin dari traktor ini terdiri atas empat silinder dengan bahan bakar yang
digunakan dalah solar. Beberapa bagian traktor yang dijelaskan adalah saringan

20
udara, filter bahan bakar, filter oli dan air radiator. Penggerak pertama dari traktor
tipe ini adalah motor starter dengan kopling yang berfungsi dalam mengubah
maju atau mundur gerak traktor. Terdapat juga PTO yang berfungsi dalam
memutar alat equipment yakni bajak serta power drip. Traktor ini mempunyai
transmisi utama 1,2 dan 3. Transmisi 1 digunakan saat pemakaian bajak rotary,
trasmisi 2 untuk bajak singkal dan transmisi 3 untuk gandengan dalam keadaan
kosong. Seperti kendaraan pada umumnya, terdapat juga klakson dan lampu sen.
Alat equipment yang digunakan dalam traktor roda empat ini adalah bajak
rotary. Terdapat 45 mata pisau pada bajak rotary yang ada dibagian belakang
traktor. Di bagian sisi kanan dan kiri terdapat pedal rem. Gas kaki traktor dan gas
tangan traktor juga dapat dilihat di bagian kiri dan kanan traktor besar. Gas kaki
tidak dalam kondisi diam dan dapat diatur kecepatan traktor sedangkan gas tangan
digunakan untuk bajak rotary. Terdapat 9 percepatan maju dan 9 percepatan
mundur dalam traktor ini. Artinya satu gear utama terdapat tiga gear pengikutnya.
Pada praktikum ini juga dilakukan pengambilan data atau pengumpulan
data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang
peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan,
dugaan tersebut disebut dengan hipotesis). Untuk membuktikan hipotesis secara
empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara
lebih mendalam. Beberapa data yang diambil adalah untuk mencari kapasitas
lapangan teoritis, kapasitas lapangan efektif, kapasitas lapangan efisien dan bahan
bakar.
Kapasitas suatu mesin pertanian adalah laju mesin tersebut untuk
mengerjakan lahan sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat
pekerjaannya. Kapasitas kerja alat mempunyai arti bahwa kemampuan kerja dari
alat atau mesin yang akan emmberikan hasil per satuan waktu kerjanya. Dapat
dikatakan bawah kaspsitas kerja pengolahan tanah adalah hektar kemampuan dari
alat tersebut mengolah tanah per satuan waktu sehingga satuannya adalah hektar
per jam atau jam per hektar atau hektar per jam per Hp traktor. Kecepatan dalam
melakukan pengolahan tanah adalah faktor dalam mempengaruhi kapasitas kerja
efektif.

21
Kapasitas kerja dibedakan menjadi kapasitas efektif dan kapasitas teoritis.
Kapasitas lapang Teoritis (KLT) adalah kemampuan atau waktu yang diperlukan
alat untuk menyelesaikan pekerjaan. Asumsinya adalah tidak terdapat hambatan
selama pengoperasian alat. Rumus dari KLT adalah sebagai berikut ;
KLT =V x W
Keterangan ;
 KLT adalah kapasitas lapang teoritis (ha/jam)
 V adalah kecepatan rata – rata traktor (m/jam)
 W adalah lebar alat bajak (m)

Kapasitas Lapang Efektif (KLE) adalah rata – rata dari nilai kemampuan
kerja dari alat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dapat juga dikatakan sebagai
rata – rata luasan pekerjaan per jumlah waktu yang diperlukan. Nilai kapasitas
lapang efektif yang mendekati nilai kapasitas lapang teoritis mempunyai definisi
bahwa semakin efektif alat tersebut bekerja. Kapasitas kerja efektif sebuah traktor
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kecakapan operator dalam pengopresian
traktor juga kondisi lahan yang diolah. Adapun rumus KLE adalah sebagai
berikut;
L
KLE=
T
Keterangan :
 KLE adalah kapasitas lapang efektif (ha/jam)
 L adalah luas lahan (m2)
 T adalah total waktu tempuh (jam)

Efisiensi suatu traktor tergantung dari kapasitas lapang teoritis dan


kapasitas lapang efektif, karena efisiensi merupakan perbandingan antara
kapasitas lapang teoritis dengan kapasitas lapang efektif yang dinyatakan dalam
bentuk persen (%). Rumus untuk efisiensi adalah sebagai berikut ;
KLE
Efisiensi= x 100 %
KLT
Besar dari slip roda adalah selisih antara jarak tempuh traktor saat
melakukan pengolahan tanah dengan jarak tempuh traktor secara teoritir dimana
dilihat dari putaran roda traksi yang sama. Menurut dalam hasil penelitiannya

22
mengatakan bahwa semakin dalam keadalaman olah tanah kecepatan kerjanya
semakin rendah. Fenomena ini terjadi karena slip roda sangat tinggi pada waktu
alat bekeja dan juga banyaknya gulma yang terpotong serta bongkahan tanah yang
terolah besar, sehingga waktu untuk menempuh jarak yang ditentukan menjadi
lama. Cara menghitung slip roda traktor adala dengan menggunakan rumus
berikut ;

(
S= 1−
Sb
S0 )
x 100 %

Keterangan :
 S adalah slip roda traktor (%)
 Sb = jarak tempuh traktor saat pengolahan tanah dala putaran roda
(m)
 S0 = jarak tempun traktor tanpa olah tanah dalam putaran roda (m)

Hasil dari praktikum ini dapat dilihat dari tabel pengamatan traktor empat,
pada traktor Bima BM-1 KLT adalah 0,000000756 Ha/jam, KLE 0,0428 Ha/jam,
efisiensinya 5.661.375,6%, BBT 60 L/Ha dan slip roda 43%. Sedangkan pada
traktor YZC-L KLT 0,000000828 Ha/jam, KLE 0,0461 Ha/jam, efisiensi
556.763,28%, BBT 340 L/Ha dan slip roda 30%.
Pengamatan traktor roda empat mendapatkan hasil KLT 0,118 Ha/jam,
KLE, 0,0904 Ha/jam, efisiensi 76,71%, dan BBT 43,14 L/Ha. Untuk slip roda
tidak didapati hasil karna pada praktikum tidak dilaksanakannya penghitungan
tanpa beban.

23
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kemajuan teknologi telah menggerakkan penggunaan alat-alat pertanian
dengan mesin-mesin modern untuk mempercepat proses pengolahan produksi
pertanian. Salah satu alat yang paling sering digunakan adalah traktor. Traktor
merupakan sebuah kendaraan alat berat yang biasa digunakan untuk membantu
pekerjaan dalam bidang pertanian dan konstruksi. Dalam bidang pertanian, traktor
biasanya digandengkan dengan alat-alat pertanian lainnya seperti alat pengolahan
tanah. Keberadaan traktor saat ini telah mengantikan fungsi hewan sebagai tenaga
penggerak dalam pengolahan tanah.

5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan adalah, agar para praktikan dapat berhati- hati
dalam penggunaan traktor ini. Karna traktor merupakan sebuah alat, sehingga kita
tidak dapat menebak permasalahan apa yang akan didapat jika tidak berhati-hati
dalan melakukan pekerjaan nantinya. Maka dari itu, diharapkan praktikan benar-
benar mengerti tentang bagaimana cara mengoperasikan traktor ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

Arwati, S. 2018. Pengantar Ilmu Pertanian Berkelanjutan. Inti Mediatama.


Makassar.

Daywin FJ, Sitompul RG, Hidayat I. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian


Lahan Kering. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Fransisca, S.Y. 2018. Dampak Penggunaan Hand Traktor pada Usahatani Padi
Sawah Terhadap Pendapatan, Nilai Tukar Petani dan Penggunaan
Tenaga Kerja (Kasus : Desa Tanjung Rejo, Kec. Percut Sei Tuan, Kab.
DeliSerda). Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.

Gunawan, Nawawi. 2001. Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. Departemen


Pendidikan Nasional Jakarta. Jakarta.

Hadiutomo K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor.

Hadiutomo, K. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press. Bogor.

Handaka dan Prabowo A. 2014. Kebijakan antisipatif pengembangan mekanisasi


pertanian. Analisis Kebijakan Pertanian. 11 (1): 27 – 44

Jamaluddin, Husain Syam, Nunik Lestari, dan Muhammad Rizal. 2019. Alat dan
Mesin Pertanian. Badan Penerbit Universitas Negri Makassar. Makassar

Latiefuddin, H. dan Musthofa, L. 2013 .Uji kinerja berbagai tipe bajak singkal dan
kecepatan gerak maju traktor tangan terhadap hasil olah pada tanah
mediteran. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1 (3) :
275– 276.

Mardinata, Z., dan Zulkifli. 2014. Analisis Kapasitas Kerja dan Kebutuhan Bahan
Bakar Traktor Tangan Berdasarkan Variasi Pola Pengolahan Tanah,
Kedalaman Pembajakan dan Kecepatan Kerja. Universitas Islam Riau.
Pekanbaru.

Nurmala, T., Suyono, A. D., Rodjak, A., Suganda, T., Natasasmita, S.,
Simarmata, T. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu.
YogyakartaHardjosentono, M., Wijarto, Elon, R., Badra, I. W., &
Dadang, T. R. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Dunia Aksara. Jakarta

Paman, Ujang, Khairizal, dan Hajry Arief Wahyudy. 2017. Kebutuhan mesin
pertanian dan tenaga untuk mekanisasi usahatani padi skala kecil di
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jurnal Dinamika Pertanian. 33 (2) :
11–18

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 2015. Mekanisasi pertanian dan

25
perspektif ekonomi dan kesejahteraan petani.

Samaria, Tandi, I. dan Vandalisna. 2016. Dampak mekanisasi pertanian terhadap


perubahan ekonomi, sosial dan budaya komunitas petani padi sawah
(kasus Desa To’ Pongo’ Kabupaten Luwu). Jurnal Agrisistem, 12 (1) : 38
- 58.

Siswanto, P. Edy. 2015. Modul Diklat PKB Guru Alat Mesin Pertanian
Pengolahan Tanah Grade 5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Pusat Pengembangan Penataran Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pertanian.

Soetriono, Anik Suwadari, dan Rijanto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian.


Bayumedia. Malang

Tarigan, Herlina. 2018. Mekanisasi pertanian dan pengembangan usaha pelayanan


jasa alsintan (UPJA). Forum Penelitian Agro Ekonomi. 36 (2) : 117-128

Trisnawahyudi. 2012. Rancang Bangun Sistem Kendali Otomatis Traktor Roda


Empat. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.

26
LAMPIRAN

1. Dokumentasi

`
Gambar 1. Pengarahan Gambar 2. Pengarahan
penggunaan alat penggunaan alat

Gambar 3. Pengambilan data Gambar 4. Pengarahan


traktor roda 4 penggunaan alat

Gambar 5. Pengambilan data Gambar 6. Lahan siap di bahan bakar


yang olah
terpakai

27
2. Perhitungan Mencari Efisiensi
 Efisiensi Hand Taktor Bima BM-1
A. Data pengamatan traktor roda dua
 KLT Hand Taktor Bima BM-1
KLE
Lebar = 5 m = 0,000 ha Efisiensi = X 100%
KLT
Waktu = 7 menit = 0,11667 jam 0,0428
= X 100
0,000000756
0,0005 %
V= = 0,0042 ha/jam
0,1167 = 5.661.375,6 %
 Efisiensi Hand Taktor YZC-L
KLT = 0,36 (V X W)
= 0,36 ( 0,0042 X
KLE
0,0005) Efisiensi = X 100%
= 0,36 ( 0,0000021) KLT
= 0,000000756 ha/jam ==
0,0461
X 100%
 KLT Hand Taktor YZC-L 0,000000828
= 556.763,28 %
Mencari Bahan Bakar Terpakai
Lebar = 5 m = 0,000 ha (lt/ha)
Waktu = 6,5 menit = 0,10833 jam  Bahan Bakar Terpakai Hand
0,0005 Taktor Bima BM-1
V= = 0,0046 ha/jam
0,10833
Bahan bakar terpakai = 300 ml = 0,3
KLT = 0,36 (V X W) L
= 0,36 ( 0,0046 X Luas = 10 X 5 m = 50 m2 = 0,005 ha
0,0005) BB
BBT =
= 0,36 ( 0,0000023) L
= 0,000000828 ha/jam 0,3
Mencari KLE =
0,005
 KLE Hand Taktor Bima BM-1 = 60 lt/ha
Luas = 10 X 5 m = 50 m 0,005 ha
2=  Bahan Bakar Terpakai Hand
Waktu = 7 menit = 0,11667 jam Taktor YZC-L
L
KLE =
T Bahan bakar terpakai = 1,7 L
0,005 Luas = 10 X 5 m = 50 m2 = 0,005 ha
=
0,11667 BB
BBT =
= 0,0428 ha/jam L
1,7
 KLE Hand Taktor YZC-L =
0,005
= 340 lt/ha
Luas = 10 X 5 m = 50 m2 = 0,005 ha Mencari Slip Roda Traksi
Waktu = 6,5 menit = 0,10833 jam  Slip Roda Traksi Hand Taktor
L Bima BM-1
KLE =
T
0,005 Sb
= SI = (1- ¿ X 100%
0,10833 S0
= 0,0461 ha/jam 20
= (1- ¿ X 100%
35

28
= (1- 0,57) X 100%
= 43%
 Slip Roda Traksi Hand Taktor
YZC-L

Sb
SI = (1- ¿ X 100%
S0
35
= (1- ¿ X 100%
50
= (1- 0,7) X 100%
= 30%

29
B. Data pengamatan traktor roda empat
 KLT Hand Taktor Bima BM-1
Lebar = 1,9 m
Waktu = 24 detik

1,9
V= = 0,625 m/detik
24

KLT = 0,36 (V X W)
= 0,36 ( 0,625 X 1,9)
= 0,118 ha/jam

Mencari KLE
 KLE Hand Taktor Bima BM-1
Luas = 0,0904 ha
Waktu = 60 menit = 1 jam
L
KLE =
T
0,0904
=
1
= 0,0904 ha/jam

Mencari Efisiensi
 Efisiensi Hand Taktor Bima BM-1

KLE
Efisiensi = X 100%
KLT
0,0904
== X 100 %
0,118
= 76,61 %
Mencari Bahan Bakar Terpakai
(lt/ha)
 Bahan Bakar Terpakai Hand
Taktor Bima BM-1

Bahan bakar terpakai = 3,9 L


Luas = 0,0904 ha
BB
BBT =
L
3,9
=
0,0904
= 43,14 L/Ha

30

Anda mungkin juga menyukai