Anda di halaman 1dari 20

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

PROGRAM TBC PARU


TAHUN 2021

DISUSUN OLEH
Deby Al Imron, S.Kep.Ns.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BANTARAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah- Nya kami dapat menyelesaikan Rencana

Usulan Kegiatan (RUK) Tahun 2021 untuk Program Tuberkulosis Paru di

Puskesmas Bantaran dengan baik. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK )

ini didasarkan dari hasil pencapaian penemuan suspek TB paru baru, pemantauan

kasus yang sedang pengobatan dan tingkat kesembuhan pasien TBC di Puskesmas

Bantaran. RUK ini kami susun dengan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami

sampaikan banyak terima kasih kepada semua puhak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan RUK ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya

bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata

bahasanya.

Probolinggo, 31 Januari 2021


Kepala Puskesmas Bantaran

dr. H. Achmad Hanafi, M.Si


NIP. 19670315 200012 1 003
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Visi dan Misi
1.3 Tujuan
BAB II ANALISA SITUASI
2.1 Gambaran Umum
1. Pembagian Wilayah Kerja Menurut Desa, Dusun, RT / RW
2. Batas - batas Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
3. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Bantaran
2.2 Demografi
2.3 Data Sumber Daya
2.4 Kondisi SDM Kesehatan
2.5 Data Sarana dan Prasarana
2.6 Data Peran Serta Masyarakat
2.7 Data Sekolah
BAB III HASIL ANALISIS
3.1 Identifikasi Masalah
3.2 Penetapan Prioritas Masalah
BAB IV RUMUSAN MASALAH
4.1 Penentuan Akar Penyebab Masalah
4.2 Mencari Akar Masalah
BAB V ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
5.1 Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah
5.2 Penetapan Cara Pemecahan Masalah
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
BAB VII PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Puskesmas Bantaran sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Probolinggo selama tahun 2020 telah berusaha secara maksimal
berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas meliputi Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama.
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. UKP adalah suatu
kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama meliputi :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan Essensial, meliputi:
 Pelayana Promosi Kesehatan
 Pelayanan Kesehatan Lingkungan
 Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
Adalah upaya yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan
intensifikasi pelayanan , di sesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekususan wilayah kerja dan potensi sumberdaya yang ada, meliputi :
 Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
 Pelayanan kesehatan Tradisional Komplementer
 Pelayanan Kesehatan Olahraga
 Pelayanan Kesehatan Indera
 Pelayanan Kesehatan Lansia
 Pelayanan Kesehatan Kerja
 Pelayanan Kesehatan lainnya
Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama meliputi :
 Pelayanan Pemeriksaan Umum
 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
 Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
 Pelayanan Gawat Darurat
 Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
 Pelayanan Persalinan
 Pelayanan Kefarmasian
 Pelayanan Laboratorium
Puskesmas Bantaran melaksanakan sebagian besar program pokok
Puskesmas, namun dalam RUK ini hanya membahas program upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, termasuk pencegahan dan
penularan penyakit Tuberkulosis (TBC) Paru yang mempunyai nilai penting dan
berpengaruh terhadap derajat kesehatan, dan ditambah program- program
tertentu yang dianggap perlu dikembangkan di wilayah kerja.

1.2 VISI DAN MISI


VISI
“Terwujudnya Kabupaten Probolinggo Yang Berdaya Saing”
MISI
1)
1. Mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Mewujudkan masyarakat yang demokratis berlandaskan hokum
3. Mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan
4. Mewujudkan Probolinggo ASRI ( Aman, Sejahtera, Ramah, dan Indah)
5. Mewujudkan daerah yang berdaya saing
1.3. TUJUAN
 Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TBC, dengan
cara memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TBC tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
 Tujuan Khusus
Tercapainya angka kesembuhan minimal 90% dari semua penderita baru
BTA positif yang ditemukan. Tercapainya cakupan penemuan penderita
secara bertahap sehingga pada tahun 2018 dapat mencapai 90% dari
perkiraan semua penderita baru BTA positif.
BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 GAMBARAN UMUM


Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu bagian dari Propinsi Jawa
Timur yang terletak di kaki Gunung Semeru, Gunung Argopuro dan Pegunungan
Tengger dengan luas wilayah sekitar 5.321.0 Km 2 atau 1,07% dari luas daratan
dan lautan propinsi Jawa Timur. Posisi Kabupaten Probolingo terletak antara
1120 51’ - 1130 30’ Bujur Timur dan 70 40’ - 1130 30’ Lintang Selatan. Kecamatan
Bantaran terletak di wilayah Kabupaten Probolinggo yang berada di bagian
selatan Kabupaten Probolinggo dengan batas wialyah :
Utara : Kecamatan Wonoasih
Timur : Kecamatan Leces
Selatan : Kecamatan Kuripan
Barat : Kecamatan Wonomerto

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANTARAN


Wilayah kerja Puskesmas Bantaran terdiri dari 10 desa yaitu :
1. Desa Bantaran
2. Desa Patokan
3. Desa Besuk
4. Desa Tempuran
5. Desa Kramat Agung
6. Desa Legundi
7. Desa Karanganyar
8. Desa Kedung Rejo
9. Desa Gunung Tugel
10. Desa Kropak

2.1.1. PEMBAGIAN WILAYAH KERJA MENURUT DESA, DUSUN, RT / RW


 Jumlah desa : 10 buah
 Jumlah dusun : 50 buah
 Jumlah RW : 48 buah
 Jumlah RT : 175 buah

2.1.2. BATAS – BATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANTARAN :


 Utara : Kecamatan Wonoasih
 Timur : Kecamatan Leces
 Selatan : Kecamatan Kuripan
 Barat : Kecamatan Wonomerto

2.1.3. LUAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANTARAN :


 Tanah sawah : 802,916 Ha
 Tanah kering : 3408,912 Ha
2.2 DEMOGRAFI
Komposisi penduduk wilayah kerja Puskesmas Bantaran dirinci menurut
kelompok umur dan jenis kelamin. Hal ini bisa dilihat pada tabel 2.2.1
sebagaimana berikut.

Tabel 2.2.1 Data penduduk tahun 2015


JUMLAH
PENDUDUK
RASIO
KELOMPOK LAKI-LAKI
NO JENIS
UMUR (TAHUN) PEREMPUA +
LAKI-LAKI KELAMIN
N PEREMPU
AN
1 2 3 4 5 6
         
1 0-4 1.643 1.684 3.327 97,57
2 5-9 1.649 1.920 3.569 85,89
3 10 - 14 1.696 1.509 3.205 112,39
4 15 - 19 1.424 1.521 2.945 93,62
5 20 - 24 1.486 1.564 3.050 95,01
6 25 - 29 1.580 1.883 3.463 83,91
7 30 - 34 1.593 1.849 3.442 86,15
8 35 - 39 1.653 1.659 3.312 99,64
9 40 - 44 1.442 1.582 3.024 91,15
10 45 - 49 1.472 1.567 3.039 93,94
11 50 - 54 1.288 1.389 2.677 92,73
12 55 - 59 996 1.031 2.027 96,61
13 60 - 64 725 879 1.604 82,48
14 65 - 69 535 737 1.272 72,59
15 70 - 74 384 605 989 63,47
16 75+ 381 808 1.189 47,15
           
JUMLAH 19.947 22.187 42.134 89,90
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN
  47  
(DEPENDENCY RATIO)
Sumber : BPS Kabupaten Probolinggo
2.3 DATA SUMBER DAYA
 Jumlah tenaga puskesmas : 46 Orang
 Puskesmas Induk : 1 ( kondisi bangunan baik)
 Pustu : Pustu Kramat Agung (kondisi baik), Pustu
Kedung Rejo (kondisi baik) dan Pustu Gunung Tugel (kondisi baik).
 Ponkesdes : Kropak, Tempuran, Besuk, Legundi,
dan Karanganyar
 Pembiayaan kesehatan : APBD, BOK, JKN

2.4 KONDISI SDM KESEHATAN


Tabel 2.4.1 SDM Kesehatan

No Jenis Tenaga Jumlah


1 Kepala Puskesmas 1 orang (PNS)
2 Dokter Puskesmas -
3 Dokter Gigi 1 orang (PNS)
2.5 DATA
4 Perawat Induk 7 orang
SARA NA
PNS : 2 orang
DAN
Kontrak : 3 orang
PRAS ARAN
Sukwan : 2 orang
A
5 Perawat Pustu 1 orang
PNS : 1 orang

6 Bidan Induk 7 orang
PNS : 3 orang
Kontrak : 3 orang
Sukwan : 1orang
7 Bidan Desa 9 orang
PNS : 9 orang
8 Perawat Ponkesdes 4 orang (Kontrak)
9 Gizi 1 orang (PNS)
10 Sanitarian 1 orang (PNS)
11 Laboratorium 1 orang (PNS)
12 Asisten Apoteker 1 orang (PNS)
13 Administrasi 3 orang (PNS) 1 kontrak 1
sukwan 1 THL
14 Petugas Kebersihan 2 orang (PNS) 1 THL
15 Supir 1 orang (Sukwan)
16 Petugas Loket 1 orang (Sukwan)
JUMLAH 46 Orang
Puskesmas Induk : 1 buah
 Puskesmas Pembantu : 3 buah
 Ponkesdes : 5 buah
 Mobil Pusling : 1 unit
 Mobil Ambulance : 1 unit
 Sepeda motor : 8 unit

2.6 DATA PERAN SERTA MASYARAKAT

Tabel 2.6.1 Jumlah Posyandu

No Desa Jumlah Posyandu Jumlah Kader Kader Aktif %


1 Bantaran 4 17 17 100%
2 Patokan 5 25 25 100%
3 Besuk 5 23 23 100%
4 Tempuran 4 18 18 100%
5 Kramatagung 7 27 27 100%
6 Legundi 6 27 27 100%
7 Karanganyar 4 19 19 100%
8 Kedung Rejo 7 32 32 100%
9 Gunung Tugel 6 28 28 100%
10 Kropak 5 30 30 100%
53 246 246 100%

Sumber : Puskesmas Bantaran

2.7 DATA SEKOLAH


 Jumlah Taman Kanak – kanak : 17 Unit
 Jumlah Sekolah Dasar/MI : 44 Unit
 Jumlah Sekolah Menengah Pertama : 22 Unit
 Jumlah SMU/MA : 3 Unit

2.8 DATA KHUSUS PROGRAM TBC


BAB III
HASIL ANALISIS

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun identifikasi masalah dapat dilihat dari hasil pencapaian program P2P
TBC Paru pada tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1.1 Pencapaian PKP Tahun 2019
TARGET PENCAPAIAN
NO JENIS KEGIATAN SASARAN
SASARAN HASIL %
1. Kasus TB yang
ditemukan dan orang 80% 102 100%
diobati
2. Terduga TB yang
mendapatkan
orang 100% 518 106%
pelayanan
diagnostik baku
3. Angka Keberhasilan
pengobatan semua
orang 90% 84 88,4%
kasus TB ( Success
Rate/SR)

3.2 PENETAPAN PRIORITAS MASALAH


Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu
ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut
prinsip efektif, efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis
manajemen yaitu: USG (Urgensi Seriousness Growth) sebagai berikut:
Tabel 3.2.1 Penetapan Prioritas Masalah
Angka Keberhasilan Cakupan semua kasus TB
N
O
KRITERIA pengobatan semua kasus yang diobati (Case
TBC ( Success Rate/SR) Detection Rate /CDR)
1 URGENCY 5 5
2 SERIOUSNESS 5 4
3 GROWTH 3 3
75 60
TOTAL
I II
Prioritas masalah : masih rendahnya angka keberhasilan pengobatan semua kasus
TBC di wilayah kerja Puskesmas Bantaran
BAB IV

RUMUSAN MASALAH

Dari hasil analisis situasi dan hasil capaian 2019, maka dapat dirumuskan
permasalahan dari program P2P TBC Paru di Puskesmas Bantaran adalah “Masih
rendahnya angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC di wilayah kerja
Puskesmas Bantaran”.

4.1 PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH


a. Petugas pengelola program TBC merangkap jadi petugas di desa,
b. Petugas sudah memotivasi keluarga penderita TBC BTA positif untuk di
skrinning ke Puskesmas Bantaran,
c. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC Paru,
d. Masih banyak lingkungan rumah tertutup/ kurang sinar matahari yang
masuk ke dalam rumah, dan jendela selalu di tutup setiap hari.

4.2 MENCARI AKAR MASALAH


Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan menelusuri faktor
penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan alat analisis Ishikawa atau
diagram tulang ikan (Fish Bone Diagram). Beberapa akar penyebab masalah
tersebut dikelompokkan dalam faktor Man (manusia), Money (dana), Material
(bahan), Methode (metode), Equipment (alat) dan Environment (lingkungan)
yang dapat dilihat dalam diagram berikut:
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM ISHIKAWA ATAU TULANG IKAN (FISH BONE )

Manusia
Lingkungan Sarana

Kurangnya
Masih banyak lingkungan
Penderita enggan pengetahuan
rumah tertutup/ kurang sinar
untuk berobat ke masyarakat tentang
matahari yang masuk ke
sarana kesehatan, penyakit menular
dalam rumah, dan jendela
terkendala jauh (TBC)
Sanitasi buruk selalu di tutup setiap hari
Akses terbatas
Baru
terbentuknya
kader TBC Masih rendahnya angka
keberhasilan pengobatan semua
kasus TBC di wilayah kerja
Puskesmas Bantaran sebesar 81 %

Penyuluhan waktu Penderita selalu


kunjungan rumah berfikir dengan
biaya waktu periksa
ke puskesmas
setempat

Metode
Money
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

5.1 MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH


Setelah penyebab masalah prioritas terpilih maka tahap selanjutnya
perlu dicari alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan analisis
USG sebagai berikut

Tabel 5.1.1 Analisa USG untuk Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah


No Pemecahan Masalah U S G Hasil UxSxG Rangking
1 Angka Keberhasilan pengobatan 5 5 3 75 I
semua kasus TB ( Success
Rate/SR)
2 Cakupan semua kasus TB yang 5 4 3 60 II
diobati (Case Detection Rate /CDR)

Dari hasil analisis USG maka diperoleh prioritas pemecahan masalah, yaitu :
1. Berkoordinasi dengan keluarga atau masyarakat setempat untuk meningkatkan
pengobatan kasus TBC secara berhasil dan tuntas 6 bulan
2. Sosialisasi dengan keluarga penderita TBC untuk mau diobati sampai tuntas

5. 2 PENETAPAN CARA PEMECAHAN MASALAH


Dari prioritas masalah yang telah ditentukan maka langkah selanjutnya
yaitu menetapkan cara menyelesaikan prioritas masalah tersebut dengan
menggunakan analisis USG.

N PRIORITAS PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN KET


O MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASALAH TERPILIH
Berkoordinasi dengan Berkoordinasi

Masih banyak keluarga atau dengan keluarga


lingkungan rumah masyarakat setempat atau masyarakat
tertutup/ kurang sinar
Masih matahari yang masuk ke untuk meningkatkan setempat untuk
rendahnya dalam rumah, dan pengobatan kasus TBC meningkatkan
angka jendela selalu di tutup
keberhasilan setiap hari secara berhasil dan pengobatan
pengobatan tuntas 6 bulan kasus TBC
semua
kasus TBC secara berhasil
1
di wilayah Sosialisasi dengan dan tuntas 6
kerja
Puskesmas keluarga penderita bulan
Bantaran TBC untuk mau diobati
sebesar 81 Kurangnya pengetahuan
% masyarakat tentang sampai tuntas dan
penyakit menular (TBC) penyuluhan tentang
penyakit menular
(TBC)

Tabel 5 Cara Pemecahan Masalah

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan didepan di dapat bahwa angka keberhasilan
pengobatan semua kasus TBC masih rendah sebesar 84% dari target 95%,
semoga pada tahun berikutnya penderita suspeck TBC sudah mengetahui
penyakit menular itu apa, serta cara penularannya bagaimana.

5.2 Saran
Pengelola program TBC baru membentuk kader- kader TBC supaya
capaian target TBC meningkat dan diharapkan bekerjasama dengan petugas
kesehatan yang ada di wilayah untuk aktif melakukan kunjungan dan
pemeriksaan kepada keluarga resiko tertular penyakit TB.
BAB VII
PENUTUP

Di dalam upaya melaksanakan kerja sebagai program esensial, maka


kegiatan dari Program P2P TBC Paru di Puskesmas Bantaran tidak bisa
dilakukan oleh perorangan atau penanggung jawab program dan kepala
Puskesmas saja, akan tetapi diperlukan advokasi dengan pemegang
pimpinan tertinggi di wilayah Kecamatan, kemitraan dengan seluruh program
yang ada di Puskesmas, pengembangan bina suasana dengan seluruh lintas
sektor yang ada dan pentingnya KIE di dalam sebuah kegiatan Program P2P
TBC Paru. Demikian POA TBC Paru ini di buat untuk kegiatan tahun 2021.
RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB
PUSKESMAS BANTARAN TAHUN 2021
Frek Kebutuhan sumber Sumber
Rincian Peserta
No Upaya kesehatan Kegiatan daya pembiayaan
Kegiatan
Dana
1 P2P TBC Paru Pelacakan pasien DO Uang saku 2 penderita 4x Rp. 8.000.000,- BOK
minum OAT TBC DO
2 Refreshing mantan  Konsumsi 20 0rg 2x Rp. 5.400.000 BOK
penderita TBC
nasi
 Uang saku

3 Pembinaan Kader TBC  Konsumsi 20 org 2x Rp. 5.000.000,- BOK

nasi
 Uang
saku

Anda mungkin juga menyukai