Skripsi Baru Woniana
Skripsi Baru Woniana
PENDAHULUAN
Dansa alias Daniel sawaki narapidana kasus pencurian berhasil kabur dari
lapas kelas IIB Kabupaten Manokwari. Narapidana ini berhasil kabur pada saat di
ijinkan keluar dari kamar karantina guna mengikuti pertandingan sepak bola
Pola penegakan hukum merupakan bagian dari cara kerja sistem hukum,
namun proses sosial yang berlangsung, dinamika politik yang berlangsung, serta
pergeseran nilai dan norma masyarakat tidak dapat dipisahkan darinya. Selain
terhadap narapidana yang melarikan diri sesuai dengan asas yang terkandung
1
dalam hukum pidana, sudah sepantasnya bagi pelaku yang lalai atau dengan
hukum yang berlaku. , terutama setelah ditutupnya kantor Lapas. Namun, artikel
MELARIKAN DIRI”
B. RUMUSAN MASALAH
petugas lapas
C. TUJUAN PENELITIAN
berlaku
petugas
3.
2
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoritik
sarana dan prasarana hukum yang mengatur tentang napi dan tahanan
2. Manfaat Praktis
a) Bagi penulis
lebih kritis terhadap hukum yang ada serta lebih pro-aktif dalam
hukum yang sudah ada pada umumnya, dan hukum pidana pada
khususnya.
3
E. KEASLIAN PENELITI
permasalah baru dengan maksud agar keaslian tetap termuat dalam penulisan
skripsi yang diibagi dengan teori – teori dan pendapat – pendapat yang
diri yang mana peniliti mengambil dua judul sebagai keaslian peniliti
yaiu :
KUALA
LEMBAGA PEMASYARAKATAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Belanda starf, yang berarti hukuman, adalah asal mula istilah
atas pelanggaran, yang terwujud dalam penderitaan yang disebabkan oleh negara
dilakukan oleh seseorang yang memiliki wewenang atas orang lain dan
Salah satunya adalah Rupert Cross yang dikutip oleh Adami Chazawi
penderitaan.
Simons. Menurut P.A.F. Lamintang, kejahatan atau delik adalah penderitaan yang
5
Secara umum kejahatan dapat dipahami sebagai suatu bentuk
penderitaan yang sengaja ditimpakan oleh negara kepada seseorang atau orang-
dalam hukum Belanda (strafbaar feit). Berikut isi dari tindak pidana tersebut,
kata dasar “hukum”, terpidana juga merupakan tindakan yang dilakukan oleh
abstrak.3
Produk hukum adalah jalan yang jelas bagi seseorang atau badan untuk
tujuan yang berbeda, tetapi mereka semua menginginkan hal yang sama: hak
yang sama dan perlindungan dari hukum. Ini termasuk berurusan dengan
6
tahanan yang melarikan diri. Ada banyak alasan mengapa orang mengikuti
hukum:
a. Karena orang percaya bahwa peraturan itu legal. Mereka sangat peduli
logis ini sebagai akibat dari hukuman yang dikenakan oleh hukum. Orang
c. Karena itu yang diinginkan orang. Nyatanya, banyak orang yang tidak
undang.
asosial.4
efektif. Efisiensi hukum dan efisiensi penegakan hukum terkait erat. Sanksi
harus ditegakkan oleh aparat penegak hukum agar hukum menjadi efektif.
tujuan pemidanaan ketika membahas tujuan hukum pidana karena tidak ada
perbedaan mendasar antara keduanya. Secara teori, ada tiga macam tujuan
tuntutan pidana. Itu tidak memperhitungkan konteks atau alasan kejahatan. Dengan
kata lain, tindakan, bukan orang yang melakukan kejahatan, yang penting. Teori
2. Aliran modern, disebut juga aliran positif, dimaksudkan untuk menjangkau dan
dengan menggunakan metode ilmiah alam. positif, asalkan dapat diperbaiki. yaitu,
karakter pribadi seseorang, faktor biologis, dan faktor sosial dan lingkungan
dihukum karena dianggap tidak memiliki kehendak bebas tetapi dipengaruhi oleh
aliran ini. Saat terjadi kejahatan, pelakunya tidak otomatis dihukum; jika ini
pencipta harus dihukum, maka ia dihukum secara pidana. tergantung pada keadaan
kejahatan. Dalam hal ini, ada tiga karakteristik: tanggung jawab pidana individu,
dan tidak ada pilihan lain. dikenakan kepada pelaku, dan kejahatan itu perlu
8
diperbaiki. Jika aliran ini dikaitkan dengan tujuan hukum pidana, maka dapat
dikatakan bahwa aliran ini merupakan konstruksi dari tujuan hukum pidana, yaitu
mazhab ini menegaskan bahwa hak-hak penjahat harus selalu dijaga dari
oleh mazhab modern. Sifatnya sesuai dengan asas individualisasi kejahatan yang
dipengaruhi oleh sekolah modern. kebebasan berpikir dan ajaran tanggung jawab,
sehingga titik fokus dari penalaran mazhab ini adalah pada bagian perbuatan salah.
Penetapan suatu tindak pidana didasarkan atas pertimbangan yang cermat dan
seimbang. kejahatan, apalagi jika dilakukan, harus dapat meyakinkan juri bahwa
orang yang melakukan kejahatan itu adalah benar-benar yang melakukannya, dan
untuk itu harus dihukum. hukuman berdasarkan pelanggarannya. Aliran ini sejalan
dengan tujuan hukum pidana, yaitu untuk melindungi kepentingan masyarakat dan
B. LEMBAGA PEMASYARAKATAN
9
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Departemen
pembangunan, dan mereka dapat hidup normal sebagai warga negara yang
pemasyarakatan: 18
c. Melindungi hak asasi terpidana dan para pihak serta keselamatan dan
dengan pihak luar, termasuk keluarga dan pihak lain, serta memperoleh
untuk diri mereka sendiri. negara dan masyarakat. Alhasil, bisa dikatakan
1995: 20
11
a) Pengayoman, yaitu perilaku terhadap warga binaan pemasyarakatan
membeda-bedakan orang.
12
pemasyarakatan berada di Lembaga Pemasyarakatan, tetapi harus tetap
1. Pengertian Tahanan
2. Narapidana
13
adalah orang hukuman atau orang buian12. Dalam Kitab Undang-
Straff)
berada :
14
3. Orang di sel;
orang hilang
penjara
2. dengan sah
3. Hak-hak Narapidana.13
15
adalah “Terpidana yang melakukan tindak pidana kehilangan
D. METODE PENILITIAN
1. Jenis Penelitian
16
yang pada akhirnya mengarah pada pemecahan masalah.
2. Sumber data
Data primer adalah informasi tentang suatu masalah yang datang langsung dari
semi-terstruktur.
4. Analisis Data
yang penting dan apa yang dapat dipelajari, dan menentukan apa yang
kualitatif. lainnya.
5. Sumber Data
17
dikelola, mensintesisnya, mengidentifikasi pola, menentukan apa yang
penting dan apa yang dapat dipelajari, dan menentukan apa yang dapat
kualitatif. lainnya.8
E. SISTEM PENULISAN
1. Bab I
penulisan.
2. Bab II
3. Bab III
melarikan diri”.
4. Bab IV
merupakan bab penutup dalam penulisan ini yang terbai menjadi dua sup yaitu
F. DAFTAR PUSTAKA
Buku
2009,
18
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2005
Timur
Pembinaan Narapidana,
Junal/Artikel/Makalah/Majalah/Sumber-Sumber Lain
hlm 1
19
4. Bambang Poernomo, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem
hlm.73.
7. Sudarto, loc.cit
9. https://m.mediaindonesia.com/nusantara/157118/satu-napi-
lapas- manokwari-yang-kabur-menyerahkan-diri.
Lembaga Permasyarakatan,
https//id.m.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Pemasyarakatan
20
16. Rady Aryan Putra Implementasi Hukuman Disiplin Bagi Narapidana
18. Dahlan, M.Y. Al-Barry, 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri
21
BAB III
2) Mengenali lebih dahulu setiap orang baik tamu, pegawai maupun penghuni
3) Menjaga jangan ada penghuni LAPAS keluar dari LAPAS dengan tidak
syah.
komandan jaga
5) Menjaga agar jumlah penghuni LAPAS yang diterima diruang portir / pintu
Senjata setiap petugas diletakkan di Portir yang dijaga oleh komandan jaga.
22
Meningkatkan profesionalisme aparat penegak hukum perlu
berkunjung.
yaitu:
1) Bapak Soleman Kaviar yang bertugas pengamanan blok kamar yaitu blok A
2) Bapak Ridwan Hairudin yang bertugas pengamanan blok kamar hunian yaitu
blokC.
3) Bapak Wiliam Merabano yang bertugas pengamanan blok kamar hunian yaitu
blok B.
a. Menjaga warga binaan/narapidana agar tidak keluar tanpa izin dari petugas
c. Memeriksa setiap warga binaan/narapidana yang akan keluar dari blok kamar
hunian.
23
d. Memeriksa setiap warga binaan/narapidana yang memasuki blok kamar
hunian.
blok kamar penghuni sangat menantang karena jumlah petugas tidak sesuai
dengan jumlah penghuni di LAPAS dan mereka tidak dipersenjatai saat bertugas.
pidana. sanksi.
Namun jika mencermati kejadian pada 22 Juli 2019, satu napi kabur karena
kecerobohan satpam, dan dua napi lainnya berhasil kabur dengan memanfaatkan
kecerobohan satpam.
lapas, baik lalai maupun kesengajaan, maka terdapat pasal-pasal yang menjelaskan
dikenai sanksi pidana. Koreksi terhadap buronan, khususnya Pasal 426 KUHP
yang berbunyi:
perintah kekuasaan umum atau keputusan atau perintah hakim dengan sengaja
orang itu, atau dengan sengaja menolong orang itu dilepaskan atau
2. Jika orang itu lari, terlepas atau melepaskan dirinya karena kelalaian pegawai
24
negeri itu, maka pegawai negeri itu dihukum kurungan selama lamnya dua
Dari uraian pasal diatas jelas mengenai penerapan sanksi pidana terhadap petugas
sudah diatur sebelumnya. KUHP telah mengatur dengan rinci tentang perbuatan
tersebut, sesuai dengan asas legalitas Pasal 1 ayat 1 KUHP yang dihukum,
Delictum Nulla Poena Sine Praveia Lege Poenale). Adapun penyebab tidak
digunakannya pasal yang terdapat dalam KUHP terhadap petugas jaga yang
c) Kasus-kasus yang terjadi sangat wajar karena fasilitas penjagaan yang sangat
pihak terpidana
Selain alasan - alasan tersebut diatas yang menyebabkan tidak dikenakannya pasal
dalam KUHP kepada petugas yang bersangkutan ialah Peraturan Pemerintah Nomor 52
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 7 yang berbunyi:
25
(1) Jenis hukuman disiplin ringan sebagaimana dimaksud pada ayat
a. Teguran lisan
Dari uraian pasal diatas sangat jelas tidak ada memberi efek jera kepada
petugas jaga yang telah lalai bertugas. Pasal tersebut hanya memberi sanksi
terletak pada ada tidaknya unsur pencelaan, bukan pada ada tidaknya unsur
penderitaan.
26
A. Hambatan dalam penerapan sanksi pidana terhadap petugas jaga
penjaga adalah:
27
dibutuhkan dalam tugas pembinaan sehingga mencegah kemungkinan
Tabel IV.1
2019
Utama 4 4
I 5 5
II 5 5
III 5 5
IV 5 5
Total 26
28
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah Pegawai Kepala
sebanyak 26 orang. Untuk petugas jaga sebanyak 24 orang yang terdiri dari 4
2. Over capacity
Tabel IV.2
KETERANGAN JUMLAH
Jumlah tahanan 80
capacity sebanyak 252 orang. Kondisi tersebut membuat petugas jaga kesulitan
dalam hal penjagaan dan membuat narapidana tidak merasa nyaman karena
29
.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Hambatan yang sering di alami oleh petugas jaga lapas kelas II B manokwari
dalam pelaksanaan tugas, Dengan adanya kekurangan jumlah personil atau petugas
sehingga ini merupakan salah satu faktor terjadinya hambatan- hambatan dalam
pelaksanaan tugas
bertambah dan tidak sebanding dengan sarana hunian lapas sehingga petugas sulit
kurang sehingga ini merupakan salah satu faktor hambatan bagi petugas untuk
30
melaksanakan tugas dan tanggung jawab
2. Saran
1. Seharusnya kepala lembaga lapas memberikan sanksi kepada setiap petugas yang
lalai dalam melaksanakan tugas , Sehingga tidak terjadi pelarian berulang kali karena
hukum selalu menjajah setiap narapidana yang akan melarikan diri dari lembaga
penjagaan dan peningkatan sumberdaya manusia dan petugas lapas yang lebih
profesional sehingga tidak terjadinya pengeluaran narapidana dari lapas yang tidak
sesuai dengan prosedur sebagaimana yang telah di atur dalam undang- udang yang
telah ada
31
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adji, Seno, Indriyanto dan Eva Achjani Zulfa, 2011, Pergeseran Paradigma
Jakarta.
Pekanbaru.
Jakarta
Grafika, Jakarta.
32
Negara, Liberty, Yogyakarta.
Bakti, Bandung.
Perdasa, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
33
Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Berita Negara
Peraturan Menteri hukum dan hak asasi manusia Republik Indonesia Nomor
21 tahun 2013 Tentang syarat dan tata cara pemberian remisi, asimilasi
34