Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

MANTRI MANIS (Melakukan Edukasi dan Test Skrining,


Menemukan dan Mengobati HIV AIDS) #Wujudkan Three
Zero, Zero Infeksi Baru, Zero Kematian HIV AIDS, Zero
Stigma dan Diskriminasi Menuju Indonesia Bebas AIDS
pada 2030)
Tanggal Implementasi Inovasi
Monday, 18 January 2021
Nama Unit : PUSKESMAS TURI KABUPATENLAMONGAN
Nama Instansi : Pemerintah Kab. Lamongan
Kelompok Umum
Belum pernah top 99
URL Youtube
https://youtu.be/iG0Q3qrhcjk Surat
Pernyataan Implementasi
Terlampir
Surat Pernyataan Identitas Perorangan atau Tim
Terlampir
Surat Pernyataan Kesediaan Replikasi
Terlampir

Ringkasan
Jelaskan secara ringkas mengenai inovasi yang diusulkan meliputi seluruh aspek pertanyaan.

MANTRI MANIS merupakan Inovasi asli Puskesmas Turi, bertujuan memberikan edukasi terhadap
masyarakat khususnya para remaja dan melakukan skrining untuk menemukan kasus HIV sehingga bisa
memberikan pengobatan sepenuh hati , cepat, tanggap dan benar.

Sebelum adanya inovasi ini dari 19 desa belum ada kader kesehatan remaja (0%), setelah inovasi ini jumah kader
kesehatan remaja sebanyak 50 kader pada 10 desa (52,6%) dan dibentuk suatu komunitas remaja, jumlah total
calon pengantin (CATIN) pada tahun 2021 yang bersedia melakukan skrining HIV sejumlah 1 orang dari 177 orang
(0,56%) dan pada tahun 2022 setelah inovasi ini para CATIN yang bersedia mengikuti skrining sejumlah 145 orang
dari 207 orang (70,05%), jumlah skrining populasi kunci (PONCI) yang bersedia melakukan skrining (100%),
jumlah pasien yang patuh obat sebanyak 28 pasien dari 29 pasien (96,6%).

Hasil survey kepuasan masyarakat didapatkan hasil kepuasan terhadap pemahaman terkait HIV AIDS 73% dan
kepuasan pasien terhadap layanan 90%.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi MANTRI MANIS jika dilaksanakan dengan baik akan berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat khususnya para remaja, meminimalisir
deskriminasi HIV AIDS, memberikan kesadaran dalam melakukan skrining dan pengobatan HIV AIDS secara
dini , sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan.
Komentar/Saran evaluasi:

E1

Latar belakang dan Tujuan (10%)

Uraikan latar belakang dan tujuan yang memuat:


Rumusan masalah yang menggambarkan kondisi awal sebelum implementasi inovasi
Kelompok sasaran masyarakat yang terdampak permasalahan
Tujuan Inovasi dilengkapi dengan target yang terukur
Lengkapi uraian tersebut di atas dengan melampirkan data pendukung yang relevan.

Berawal dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus HIV yang ada di wilayah kabupaten lamongan khususnya
kecamatan turi terdapat beberapa pasien yang lost to follow up (LFU) dan masyarakat yang memandang negatif
pada pasien HIV AIDS sehingga bisa menimbulkan deskriminasi yang mengakibatkan susahnya melakukan
skrining HIV pada para populasi kunci (PONCI) maupun calon pengantin (CATIN), semua itu disebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV AIDS , sehingga masyarakat juga tidak memahami pentingnya
melakukan skrining sejak dini dan pengobatan bagi pasien yang positif.

Permasalahan sebelumnya pada tahun 2021 adalah dari 19 desa wilayah turi belum ada kader remaja kesehatan
(0%), jumlah total CATIN yang melakukan skrining HIV 1 dari 177 orang (0.56%), jumlah skrining PONCI tidak
ada (0%), dan jumlah pasien yang tidak rutin menjalani pengobatan adalah 5 pasien dari 29 pasien positif HIV.

Tujuan Inovasi ini adalah three zero 2030 dapat tercapai yaitu zero infeksi baru, zero kematian HIV AIDS,
zero stigma dan deskriminasi, diawali dengan penyuluhan pada masyarakat sehingga terbentuk kader remaja dan
kelas CATIN selain untuk menghilangkan deskriminasi. Penyuluhan ini juga bertujuan untuk mempermudah saat
petugas melakukan mobile Voluntary Counseling Test (VCT) untuk skrining pada populasi kunci yang beresiko
sehingga ketika ada yang terdeteksi reaktif HIV, petugas bisa memberikan edukasi untuk konseling pendekatan dan
memulai pemberian obat untuk meningkatkan kualitas hidup pasien HIV. Petugas juga memantau pengobatan rutin
pasien dan kondisinya bisa melalui tatap muka langsung ataupun WhatsApp Group (WA) yang terdiri dari dokter,
perawat, apoteker, laborat, dan pasien HIV yang bersedia untuk bergabung dalam Grup WA.

Berdasarkan latar belakang tersebut, programmer HIV AIDS puskesmas turi membentuk inovasi MANTRI
MANIS (melakukan edukasi dan tes skrining, menemukan mengobati HIV AIDS) dengan memberdayakan kader
remaja, skrining PONCI dengan MOBILE VCT dan Kelas CATIN serta memberikan pelayan sepenuh hati baik
tatap muka atau secara online bagi pasien yang positif untuk melakukan pengobatan.

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:
E1

Penjelasan latar belakang dan tujuan jelas

Kebaruan/Nilai Tambah (15%)


Jelaskan ide/gagasan dan keunggulan (keunikan/nilai tambah/kebaruan) dari inovasi ini.

Kegiatan inovasi ini ditunjang oleh dukungan lintas Sektor (LINSEK) dan tenaga kesehatan puskesmas turi
maupun yang ada di desa serta membangun hubungan baik terhadap masyarakat dan kader remaja.

Inovasi MANTRI MANIS merupakan trobosan luar biasa karena dalam pelaksanaanya mampu mendorong
masyarakat untuk terlibat langsung dalam pemahaman, menghapus deskriminasi HIV AIDS
, mendukung skrining HIV AIDS untuk penemuan pasien reaktif yang terdeteksi secara dini, mencegah penularan
dan memberikan pengobatan lebih awal sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien HIV.

Kader remaja yang sehat dan produktif dapat menjadi agen perubahan karena mempunyai akses yang lebih banyak
dengan masyarakat dan mereka mudah berinteraksi dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan edukasi pada
masyarakat sehingga inovasi ini leboh efisien dan efektif. Inovasi MANTRI MANIS merupakan solusi alternatif
dari tingginya kasus pasien HIV di wilayah kecamatan turi kabupaten Lamongan.

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Inovasi memiliki sisi kebaruan dan nilai tambah

Implementasi Inovasi (5%)


Uraikan implementasi inovasi dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi

Penyebab masalah:

1. Belum adanya komunitas peduli HIV-AIDS


2. Belum adanya kelas CATIN dan skrining
3. Belum ada screening test Mobile VCT
4. Ada beberapa pasien yang LFU
5. Komunikasi tidak efektif
Langkah Strategis:

1. Melakukan edukasi penyuluhan kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Turi khusunya pada Remaja
2. Melakukan pendataan calon pengantin sekaligus membentuk kelas CATIN dan persiapan skrining HIV pada
CATIN
3. Melakukan skrining tes HIV pada populasi kunci dengan mengadakan kegiatan Mobile VCT yang
melibatkan kerja sama tenaga kesehatan dan lintas sector
4. Memasukkan pasien positif HIV yang bersedia kedalam group wa TIM PDP Puskesmas Turi.
5. Menjalin komunikasi yang efektif melalui group wa untuk konseling online, dan melakukan pendaftaran
online saat mau berkunjung kepuskesmas.

Dalam aspek sosial, inovasi ini mampu menciptakan kepedulian sekaligus kemampuan penatalaksanaan
pengobatan pada pasien HIV dengan cara yang tepat. menciptakan sesuatu yang baru yaitu dengan peran kader
remaja, kelas catin, dan peran LINSEK dalam acara mobile VCT, dan konseling bagi pasien positif HIV dengan
petugas TIM PDP Puskesmas Turi.

Dalam aspek ekonomi, mampu memberdayakan masyarakat khususnya para remaja bisa mendapatkan ilmu tanpa
biaya, PONCI tidak perlu datang kelayanan kesehatan untuk melakukan skring test HIV karena petugas akan
melakukan mobile VCT, pasienODHIV bisa berkonsultasi secara gratis melalui WA group tanpa harus ke
Puskesmas.

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Penjelasan implementasi inovasi jelas

Signifikansi (30%)

Uraikan dampak inovasi (bandingkan kondisi sebelum dan sesudah inovasi


diimplementasikan)
Jelaskan metode yang digunakan untuk mengukur dampak inovasi.

Lengkapi uraian tersebut dengan melampirkan data dukung berupa laporan hasil evaluasi
inovasi baik dari eksternal maupun internal yang memuat data sebelum dan sesudah
implementasi inovasi (kualitatif dan kuantitatif)

Inovasi MANTRI MANIS merupakan trobosan luar biasa karena dalam pelaksanaanya mampu mendorong
masyarakat untuk terlibat langsung dalam pemahaman, menghapus deskriminasi HIV AIDS
, mendukung skrining HIV AIDS untuk penemuan pasien reaktif yang terdeteksi secara dini, mencegah penularan
dan memberikan pengobatan lebih awal sehingga memperbaiki kualitas hidup pasien HIV.

Kader remaja yang sehat dan produktif dapat menjadi agen perubahan karena mempunyai akses yang
lebih banyak dengan masyarakat dan mereka mudah berinteraksi dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan
edukasi pada masyarakat sehingga inovasi ini leboh efisien dan efektif. Inovasi MANTRI MANIS merupakan
solusi alternatif dari tingginya kasus pasien HIV di wilayah kecamatan turi kabupaten Lamongan.

Kegiatan inovasi ini ditunjang oleh dukungan lintas Sektor (LINSEK) dan tenaga kesehatan puskesmas turi
maupun yang ada di desa serta membangun hubungan baik terhadap masyarakat dan kader remaja.

Adapun indikator dalam pencapaian inovasi MANTRI MANIS ini adalah :

1. Dilakukan penyuluhan dan membentuk kader (komunitas remaja)


2. Dilakukan kelas catin pada masing masing desa satu kali dalam setahun
3. Melakukan skrining HIV bagi CATIN yang bersedia
4. Melakukan kegiatan skrining Mobile VCT untuk populasi kunci empat kali dalam setahun
5. Adanya buku kontrol perawatan pasien ODHIV.
6. Pemantauan pengobatan pasien ODHIV menggunakan buku kontrol satu bulan sekali dan wa group
setiap saat oleh TIM PDP.
7. Keaktifan BABINKANTIB (KORAMIL) sebagai keamanan ketika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

Sebelum adanya inovasi ini dari 19 desa belum ada kader kesehatan remaja (0%), setelah inovasi ini jumah kader
kesehatan remaja sebanyak 50 kader dari 10 desa (52,6%) dan dibentuk suatu komunitas remaja, jumlah total
CATIN pada tahun 2021 yang bersedia melakukan skrining HIV sejumlah 1 orang dari 177 orang (0,56%) dan
pada tahun 2022 setelah inovasi ini para CATIN yang bersedia mengikuti skrining sejumlah 145 orang dari 207
orang (70,05%), jumlah skrining PONCI juga yang bersedia melakukan skrining meningkat (100%), jumlah pasien
yang patuh obat (96,6%).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi MANTRI MANIS jika dilaksanakan dengan baik akan berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat khususnya para remaja, meminimalisir
deskriminasi HIV AIDS, memberikan kesadaran dalam melakukan skrining dan pengobatan secara dini , sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan kesehatan.

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Inovasi sangat memberikan dampak yang signifikan terhadap permasalahan utama yang dihadapi

Adaptabilitas (20%)
Apakah inovasi ini sudah direplikasi?
Sudah

Inovasi MANTRI MANIS telah direplikasi oleh Puskesmas Sukodadi pada tanggal 9 Pebruari 2022 dimana
kegiatan tersebut akan diterapkan di wilayah kerjanya dan Puskesmas Turi bertindak selaku
fasilitator/pembimbing.

Sebutkan UPP dan/atau Instansi yang mereplikasi inovasi.


Terlampir

Jelaskan potensi inovasi untuk direplikasi dengan menggambarkan luasan populasi dan
kesamaan karakter masalah yang dialami atau ada pada daerah lain.

Program inovasi ini sangat mudah dipindahkan, ditransfer, dan diadaptasi karena hanya membutuhkan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat maupun para remaja dan anak sekolah setelah itu kita bentuk kader remaja
sebagai perantara informasi tentang HIV AIDS kepada masyarakat atau teman sebaya. Setelah itu kita bisa
melakukan kelas catin dan edukasi pentingnya melakukan skrining kesehatan kepada calon pengantin terutama
HIV AIDS, melakukan skrining mobile VCT, dan melakukan pengobatan sepenuh hati kepada para ODHIV baik
tatap muka maupun online dalam group wa untuk memantau kondisi dan kepatuhan minum obat. Inovasi MANTRI
MANIS (melakukan edukasi dan test skrining, menemukan mengobati HIV AIDS) mengedepankan unsur
pemberdayaan masyarakat, maka inovasi ini sangat layak untuk diadopsi dan diaplikasikan di seluruh wilayah
Kabupaten Lamongan.

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Inovasi sudah direplikasi secara internal instansi

Sumber Daya (5%)


Jelaskan sumber daya yang digunakan, yang terdiri dari:

sumber daya keuangan;


sumber daya manusia;
metode;
peralatan atau material.

Lengkapi uraian tersebut di atas dengan melampirkan data pendukung yang relevan.

Sumber Dana

Anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)


6.000.000/tahun. Swadaya
SDM
50 Kader remaja, 29 Pasien ODHIV, 19 Bidan Desa, , 1 Programer HIV, 19 Polisi desa.

Penunjang
15 Mobil Sehat

KOLABORASI PEMANGKU KEPENTINGAN


1. Bupati Lamongan, selaku inspirator dan motivator, serta peningkatan pelayanan publik.
2. Kepala Dinas KesehatanLamongan , inisiatoruntuk kegiatan three zero 2030 melalui program HIV.
3. Puskesmas Turi, sebagaiinisiator utama kegiatanyang sekaligus berperansebagai pelaksana, pem bina dan
pemantau Program inovasi ini.
4. Camat Turi, yang selalu mensuport dan berperan aktif dalam kegiatan inovasi ini
5. Seluruh kader remaja, bidan desa dan semua TIM kesehatan termasuk TIM PDP Puskesmas Turi dan
seluruh pasien ODHIV yang kooperatif.
6. Polsek dan Koramil, selaku koordinator keamanan
7. TIM LSM Mahameru
8. Kepala desa selaku pendukung dan penyedia sarana

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Dukungan sumber daya yang ada memadai

Strategi Keberlanjutan (15%)


Jelaskan strategi keberlanjutan inovasi, yang terdiri dari:

Agar inovasi MANTRI MANIS (melakukan edukasi dan test skrining, menemukan mengobati HIV AIDS) tetap
berkelanjutan, maka langkah strategis yang ditetapkan adalah:

1. Menjaga komitmen bersama antara kader remaja, PJ desa dan petugas puskesmas.
2. Melakukan Pertemuan rutin tiap tahun,sekaligus memberikan pelatihandan refresh ilmu bagi kader
kesehatan remaja Oleh programmer HIV Puskesmas Turi
3. Menjaga komitmen bersama antar Lintas Sektor tiap 3 bulan sekali.
4. Menjaga komitmen bersama antara TIM PDP dengan Pasien
5. Pemantauan terkait pengobatan pasien ODHIV atau ODHA
6. Melaporkanmelalui Whastapp Group setiap ada keluhan atau konsultasi dari pasien ODHIV
yang membutuhkan konsultasi.

M e n ga l ok a s i ka n pe nga nggar a n dana untuk kegi ata inova si MANTRI MANIS


pada keuanganpuskesmas setiap tahun melalui dana Bantuan Operasional Puskesmas (BOK)

Terlampir

Komentar/Saran evaluasi:

E1

Strategi keberlanjutan yang ada lengkap

Anda mungkin juga menyukai