Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS 3

NAMA : IKU TRI SAHPUTRA


NIM : 044039579
KODE/MATA KULIAH : HKUM4202.38/ HUKUM PERDATA

Rahmat adalah seorang dosen di salah satu PT Negeri di Indonesia. Selain sebagai seorang
akademisi Rahmat juga ahli dalam bidang bisnis properti. Ia mempunyai beberapa usaha
dengan salah satunya adalah rumah kos-kosan bertaraf paviliun. Pada suatu ketika datanglah
seorang tamu yang tak lain adalah temannya sewaktu sekolah dulu yang bernama Gunawan.
Singkat cerita ternyata kedatangan Gunawan itu tak lain untuk menyewa 1 unit rumah kos
paviliun untuk ditempati bersama keluarganya. Akhirnya terjadilah suatu kesepakatan
perjanjian sewa rumah tersebut dengan jangka waktu setahun. Dalam perjanjian tersebut
Gunawan wajib membayar 40% dari total harga sewa pertahun Rp. 60.000.000,-. Dengan
sisanya 60% dibayarkan perbulan selama setahun kepada Rahmat. Berjalannya waktu
Gunawan selalu menyetor kepada Rahmat setiap bulannya, namun pada bulan ke-6 Gunawan
mengalami kecelakaan akibat bencana alam sehingga biaya sewa bulanan tak dapat ia
bayarkan dengan alasan uangnya dipakai untuk biaya berobat. Atas kejadian tersebut Rahmat
sama sekali tak memperdulikannya dan meminta untuk membayarnya jika tidak Gunawan
disuruh pergi keluar dari rumah kosannya.

Pertanyaan:

1. Berikan analisis hukum Anda apakah contoh kasus di atas dikategori sebagai perbuatan
wanprestasi?

Jawaban :

Wanprestasi adalah kondisi saat salah satu pihak lalai dalam memenuhi perjanjiannya.
Dalam hukum, wanprestasi berarti kegagalan dalam memenuhi prestasi yang sudah
ditetapkan. Prestasi merupakan suatu hal yang dapat dituntut. Dalam sebuah perjanjian,
umumnya ada satu pihak yang menuntut prestasi kepada pihak lain.

Wanprestasi sebagaimana diterangkan Pasal 1238 KUH Perdata adalah kondisi di mana
debitur dinyatakan lalai dengan surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau
berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan
debitur harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.

Dalam kasus tersebut disebut Wanprestasi, dikarenakan salah satu pihak tpidak dapat
meneruskan perjanjian yang telah disepakati.
2. Menurut Anda jika Rahmat disangkakan melakukan perbuatan wanprestasi. Bagaimana
cara penyelesaiannya secara hukum? Uraikan dengan dasar hukumnya!

Jawaban :

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan adanya Somasi. Terkait somasi,
ketentuan Pasal 1238 KUH Perdata menerangkan bawa debitur dinyatakan lalai dengan
surat perintah, atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan
sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap lalai dengan
lewatnya waktu yang ditentukan. Somasi bertujuan untuk memberikan kesempatan
kepada calon tergugat untuk berbuat atau menghentikan suatu perbuatan yang dituntut.
Apabila setelah pemberian somasi pihak debitur tidak juga melakukan apa yang dituntut,
pihak kreditur dapat menuntut atau menggugat wanprestasi yang telah dilakukan.

3. Berdasarkan soal no 2 di atas, apakah Gunawan dapat membela dirinya dari tuduhan
ingkar janji yang disangkakan Rahmat? Berikan analisis Anda berdasarkan hukum!
Jawaban :
Gunawan dapat membela diri dari tuduhan ingkar janji yang disangkakan Rahmat, dengan
alasan :
a) Mengajukan adanya keadaan memaksa.
Menurut Pasal 1245 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dalam
keadaan memaksa atau overmacht debitur tidak dapat dimintakan
pertanggungjawaban karena keadaan ingkar janji timbul di luar kemauan atau
kemampuan debitur (Pasal 1244 KUHPer).
b) Mengajukan bahwa kreditor sendiri sebelumnya telah lalai (exeptio non adimpleti
cintractus)
Exceptio non adimpleti contractus adalah tangkisan yang menyatakan bahwa ia
(debitur) tidak melaksanakan perjanjian sebagaimana mestinya justru karena kreditur
sendiri tidak melaksanakan perjanjian itu sebagaimana mestinya. Bilamana debitur
selaku tergugat dapat membuktikan kebenaran tangkisannya maka ia tidak dapat
dimintakan pertanggungjawaban apa-apa atas tidak dilaksanakannya perjanjian itu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip exceptio non
adimpleti contractus hanya berlaku pada perjanjian yang sifatnya timbal-balik, dan
debitur tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban atas tindakan wanprestasi bila
faktanya kreditur yang telah lebih dulu wanprestasi.

c) Mengajukan pembelaan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut


ganti rugi (rechsverwerking)
Melepaskan hak juga bisa dikaitkan dengan daluwarsa untuk menuntut yang
mengakibatkan hapusnya hak disatu pihak atau diperolehnya hak dipihak lain. Hal ini
sering terjadi dalam kasus kepemilikan tanah ataupun harta benda. Hal ini diantaranya
diatur dalam Pasal1963 KUH Perdata

Sumber :

Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, (Bandung: PT. Alumni, 2004),
hal. 242

Anda mungkin juga menyukai